JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
I. Pengertian Sel Elektrokimia
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
hubungan antara perubahan zat dan arus listrik yang berlangsung dalam sel
elektrokimia. Sedangkan sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk
mengubah energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia
terbagi menjadi dua:
1. Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Arus listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan.
2. Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Reaksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan listrik.
Sel elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektroda,
dan larutan/leburan elektrolit sebagai penghantar elektron. Pada sel volta maupun
sel elektrolisis, reaksi redoks berlangsung dalam suatu elektroda.
(Ratna,2015)
(Samudra, 2017)
I.2 Penerapan Elektrolisis Pada Elektroplating Krom
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber
arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang
tidak.Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja.,
sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai
bahan baku pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan
dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit
berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-
partikel yang bermuatan positf atau negatif. Karena electroplating adalah suatu
proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya
dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating
tersebut.
a. Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan
elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi.
Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di
dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai
katoda.
Gambar 4. Skema Proses Electroplating
Pada ANODA
1) Untuk keperluan dekorasi yang sifatnya tipis, agak lunak dan mengkilat.
Sering digunakan untuk alat-alat rumah tangga, asessoris kendaraan
bermotor, elektronik dan masih banyak yang lainnya.
2) Keperluan menambah pressisi yang bersifat keras dimana sering
digunakan untuk bantanlan agar tidak cepas aus oleh gesesekan seperti
Piston , Bearing, dan yang lainnya.
d. Klasifikasi Pelapisan Krom
Pelapisan krom dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pelapisan dekoratif
Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapisi
dengan tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom dekoratif
umumnya berkisar antara 0.25 – 0.50 mikron.
2. Pelapisan krom keras
Pelapisan ini sering disebut industrial krom, yaitu pelapisan krom yang
memanfaatkan sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti : tahan panas,
aus, erosi, korosi dan koefisien gesk rendah. Pada pelapisan krom keras, krom
diendapkan pada logam dasar secara langsung tanpa melalui pelapisan
perantara. Biasanya pelapisan ini lebih tebal daripada pelapisan dekoratif.
Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam yang berfungsi sebagai
anoda yaitu tembaga dan nikel. Untuk pelapisan krom, logam krom tidak akan
berfungsi dengan baik sebagai anoda, sehingga dalam pelapisan krom digunakan
anoda yang tidak larut yaitu lead (Pb). Sebutan lain untuk lapisan hard chrome
adalah functional chrome plating. Disebut demikian karena lapisan hard chrome
lebih banyak dimanfaatkan untuk keperluan engineering.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh lapisan hard chrome adalah :
a. Tidak membutuhkan undercoat berupa lapisan nikel.
b. Mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi yaitu sekitar 55-60 HRc (skala
Rockwell C).
c. Tingkat ketebalan lapisannya tergolong cukup tinggi yaitu sekitar 1-1000 μm.
d. Lapisannya memiliki microcrack.
e. Tahan terhadap gesekan dan aus.
f. Tahan terhadap korosi.
(Rustandi, 2013)
g. Cara Pelapisan Krom
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam
sulfat sebagai bahan pemicu arus, dengan perbandingan campuran yang
tertentu.Perbandingan yang umum bisa 100:1 sampai 400:1. Jika perbandingannya
menyimpang dari ketentuan biasanya akan menghasilkan lapisan yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan.Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses
pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir
sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 °C
sampai 60 °C dengan besar perbandingan besar arus 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb)
sebagai anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda(kutub
negatif). Jarak antara elektroda tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik
yang digunakan adalah arus searah antara 10 – 25 Volt, atau bisa juga
menggunakan aki mobil.
(Iyok, 2011)
DAFTAR PUSTAKA