Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun bisa menyelesaikan makalah hak dan kewajiban warga negara sebelum
dan sesudah amandemen UUD 1945.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, penyusun terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan
makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah tentang hak dan kewajiban
warga negara sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945, dapat memberi
manafaat ataupun inpirasi bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan ………………………………………………………..….….… 18
B. Saran ……………………………………………………………..….……. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala
sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota
warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan, kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Jika hak dan kewajiban tidak berjalan
secara seimbang dalam praktik kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan
individu baik dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara .
Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang hak dan
kewajiban warga negara sebelum dan sesudah amandemen, apakah hak dan
kewajiban warga negara bertambah atau berkurang.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak
menagih atau melunasi prestasi. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari :
a) Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada
warga hak asasi;
b) Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan
kebebasan;
c) Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak;
Menurut Salmond,
3
c) Hak dapat berisikan untuk kewajiban kepada pihak lain agar
melakukan perbuatan (comission) atau tidak melakukan (omission)
suatu perbuatan;
d) Hak dapat memiliki objek yang timbul dari comission dan
omission;
e) Hak memiliki titel, ialah suatu peristiwa yang menjadi dasar
sehingga hak itu melekat pada pemiliknya.
2) Kemerdekaan, hak memberikan kemerdekaan kepada seseorang untuk
melakukan kegiatan yang diberikan oleh hukum namun tidak untuk
menggangu, melanggar, menyalahgunakan sehingga melanggar hak orang
lain, dan pembebasan dari hak orang lain.
3) Kekuasaan, hak yang diberikan untuk, melalui jalan dan cara hukum,
untuk mengubah hak-hak, kewajiban-kewajiban, pertanggungjawaban atau
lain-lain dalam hubungan hukum.
4) Kekebalan atau imunitas, hak untuk dibebaskan dari kekuasaan hukum
orang lain.
2. Pengertian Kewajiban
Kewajiban berasal dari kata wajib. Wajib adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak
dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.
Menurut Curzon
4
2) Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak
publik ialah wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari
perjanjian berkorelasi dengan hak perdata;
3) Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif,
tidak melakukan sesuatu;
4) Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara
atau secara umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban
khusus, timbul dari bidang hukum tertentu, perjanjian;
5) Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal
kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang
bersifat memberi sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal
membayar kerugian dalam hukum perdata.
1) Dari segi ilmu fiqih kewajiban mempunyai arti, sesuatu yang harus
dikerjakan apabila dijalankan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
mendapat dosa.
2) Dari segi ilmu tauhid kewajiban memiliki arti sesuatu yang benar adanya.
3. Pengertian Warganegara
5
Negara tertentu,atau dengan kata lain warga negara adalah warga suatu
Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(Khurozi,2017)
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
6
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang dimaksud dengan Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah:
2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia.
3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu Warga Negara Asing.
4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Asing dan ibu Warga Negara Indonesia.
5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia.
7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia.
8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin.
9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
7
10)Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11)Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12)Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
13)Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
(Munzier,2011)
8
4) Asas Kewarganegaraan Ganda terbatas merupakan asas yang menetukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini
(Biantri,2012)
1. Hak Negara
2. Kewajiban Negara
9
E. Keterkaitan Antara Hak dan Kewajiban Warga Negara dengan Negara
Tidak akan ada negara tanpa warga negara. Warga negara merupakan
unsur terpenting dalam hal terbentuknya negara. Warga negara dan negara
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berkaitan
dan memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang berupa hubungan timbal
balik. Warga negara mempunyai kewajiban untuk menjaga nama baik negara dan
membelanya. Sedangkan negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan
mensejahterakan kehidupan warga negaranya.
Dapat disimpulkan bahwa hak negara merupakan kewajiban warga negara dan
sebaliknya kewajiban negara merupakan hak warga negara. Selain itu, tentunya
kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, memiliki banyak kewajiban yang
harus kita laksanakan untuk negara. Diantaranya yang terpenting adalah mematuhi
hukum-hukum yang berlaku. Negara membuat suatu peraturan dan hukum, pasti
bertujuan yang baik untuk kelangsungan hidup dan tertatanya suatu negara.
Hukum di Indonesia jika diklasifikasikan menurut wujudnya ada 2, yaitu Hukum
tertulis (UUD, UU, Perpu, PP) dan Hukum tidak tertulis (Inpres, Kepres). Dengan
hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus diperintah dapat
berperan aktif dalam melaksanakan bela negara.
10
Hal ini sangatlah penting karena dalam kaitannya hak dan kewajiban yang
dipegang dan diberikan seutuhnya kepada masyarakat biasanya terjadi hal yang
sangat tumpang tindih, yaitu tidak teratur adanya.
(Teguh,2017)
11
6. Karena perubahan UUD 1945 mendorong para cendekiawan dan berbagai
tokoh masyarakat untuk lebih proaktif dan kreatif mengkritisi pemerintah
(demi kebaikan) sehingga mendorong kehidupan bangsa yang dinamis
(berkembang) dalam segala bidang, baik politik, ekonomi, social budaya
sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang maju dan sejahtera sejajar
dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju.
7. Struktur ketatanegaraan indonesia yang terlalu bertumpu pada MPR
sebagai pelaku kedaulatan rakyat;
8. Terlalu besarnya kekuasaan eksekutif;
9. Adanya pasal-pasal yang terlalu luwes dan multi interpretatif;
10. Banyaknya kewenangan presiden yang mengatur hal-hal penting dengan
undang-undang;
11. Rumusan asli UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara tidak
didukung dengan ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar
kehidupan yang demokratis, bersupremasi hukum,pemberdayaan rakyat,
ham, serta mengenai otonomi daerah;
12. Menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap sesuai dengan
perkembangan zaman;
13. Agar mampu membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik di
berbagai bidang dengan senantiasa selalu memperhatikan kepentingan
rakyat;
14. Memiliki banyak kelemahan baik secara konstektual ataupun secara
konstruksi hukum;
15. Terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
(Nurdin,2013)
12
G. Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD
1945
13
23. Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.
24. Pasal 31 ayat 1 : Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat
pengajaran.
Sesudah Amandemen UUD 1945
1. Pasal 27 ayat 2 : Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerdyaan dan penghidupan yang lajak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
3. Pasal 28 B ayat 1 : Setiap orang berhak membentuk keluarga
dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
4. Pasal 28 B ayat 2 : Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
5. Pasal 28 C ayat 1 : Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
6. Pasal 28 C ayat 2 : Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya
7. secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
8. Pasal 28 D ayat 1 : Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukumyang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
9. Pasal 28 D ayat 2 : Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yangadil dan layak dalam
hubungan kerja.
14
10. Pasal 28 D ayat 3 : Setiap warga negara berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
11. Pasal 28 E ayat 1 : Setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.
12. Pasal 28 E ayat 2 : Setiap orang atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
13. Pasal 28 E ayat 3 : Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
14. Pasal 28 F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
15. Pasal 28 G ayat 1 : Setiap orang berhak atas perlindungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
16. Pasal 28 G ayat 2 : Setiap orang berhak untuk bebas dari
penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
17. Pasal 28 H ayat 1 : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
18. Pasal 28 H ayat 2 : Setiap orang mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang
sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
15
19. Pasal 28 H ayat 3 : Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat.
20. Pasal 28 H ayat 4 : Setiap orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun.
21. Pasal 28 I ayat 1 : Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
22. Pasal 28 I ayat 2 : Setiap orang berhak bebas atas perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
23. Pasal 28 I ayat 3 : Identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban
24. Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
25. Pasal 31 ayat 1 : Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.
16
3. Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.
4. Pasal 30 ayat 2 : Syarat-syarat tentng pembelaan diatur
dengan undang-undang.
5. Pasal 31 ayat 2 : Tidak Ada
Sesudah Amandemen UUD 1945
1. Pasal 27 ayat 1 : Segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
mendjundjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
2. Pasal 28 J ayat 1 : Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Pasal 30 ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
4. Pasal 30 ayat 2 : Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Repbulik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat, segabai
kekuatan pendukung.
5. Pasal 31 ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(Lakha,2014)
17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Agar hak dan kewajiban warga negara dapat terlaksanakan dengan baik
harus ada hubungan timbal balik antara warga negara dengan negara, yang
dimaksud disini adalah negara harus memenuhi kewajibannya terhadap warga
negara berupa hak warga negara agar warga negara mau untuk melaksanakan
kewajibannya sebagai warga negara dan warga negara tidak boleh mengingkari
kewajibannya. Apabila itu sudah terjadi maka akan dirasakan manfaat nya berupa
berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan kodusif.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20