Dwi Hariyono 24030110120040 Norma Aprilia Hantanti 24030112120005 Desita Triana 24030112130038 Daru Seto Bagus A 24030112130040 Riyadini Utari 24030112130041 M. Samsul Arifin 24030112130048 Shelly Wiarsih 24030112130049 Michelle G. Sondakh 24030112130051 Vatara A. Silalahi 24030112130056 Ratna Indria Sari 24030112130061 Intan Dewi Salmah 24030112140071 Zakkiyyah Hidayatul M 24030112140089 Amilia Fauziyah 24030112130108 Tiara Agni Irawati 24030112130111 Digna Reny Panduwati 24030112140120
Baterai SEJARAH BATERAI Pada tahun 1938, seorang arkeologis bernama Wilhelm Konig menemukan periuk di Khujut Tabu yang berukuran kira-kira 12.7 cm yang mengandung batang besi dan terbungkus dengan tembaga dan diperkirakan berusia 200 tahun SM. Hasil pengujian menunjukan periuk tersebut pernah diisi dengan zat asam seperti cuka atau anggur yang menghasilkan arus listrik, sehingga diduga sebagai baterai jaman kuno.
PEMBUATAN BATERAI PERTAMA KALI Pada tahun 1799, seorang fisikawan Italia bernama Alessandro Volta membuat beterai untuk pertama kali. Pembuatan baterai dengan cara menumpuk secara bergantian lapisan seng, karton yang direndam air garam, dan perak dan disebut tumpukan voltaik. Alat ini tidak menghasilkan listrik, namun menghasilkan arus yang stabil dan bertahan lama. Namun kekurangannya yaitu tinggi tumpukan lapisan- lapisannya terbatas karena berat dari tumpukan tersebut dapat menekan air garam keluar dari karton,piringan logamnya cenderung berkarat dengan cepat, dan memperpendek usia baterai. SELANJUTNYA John Frederick Daniell seorang ahli kimia menemukan sel Daniell yang digunakan sebagai baterai pada masa ini. Lempengan tembaga ditempatkan pada dasar bejana kaca, dan cairan tembaga sulfat dituangkan hingga memenuhi setengah bejana kaca. Lalu lempengan seng digantungkan pada bejana kaca tersebut, kemudian ditambahkan cairan seng sulfat. Karena tembaga sulfat lebih padat daripada seng sulfat, cairan seng mengambang diatas cairan tembaga dan mengelilingi lempengan seng. Kabel disambungkan pada lempengan seng melambangkan terminal negatif, lalu kabel satu lagi disambungkan pada lempengan tembaga dan menjadi terminal positif. Pengaturan ini tidak akan berfungsi dengan benar pada sebuah senter, namun untuk perangkat tidak bergerak, baterai jenis ini dapat bekerja dengan baik. Bahkan sel Daniell adalah perangkat yang umum untuk menghidupkan bel pintu dan telepon pada masa itu sebelum perangkat penghasil listrik generasi selanjutnya disempurnakan. PENGERTIAN BATERAI Baterai merupakan obyek kimia penyimpan arus listrik, dimana baterai memberikan energi yang konstan. Baterai terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai), pasta sebagai elektrolit (penghantar). Baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik (wikepedia). Reaksi yang terjadi didalam baterai adalah reaksi elektrokimia dimana reaksi kimia dapat menghasilkan electron, ada yang bertanda positif (+) dan bertanda negatif (-). Elektron-elektron dikumpulkan pada kutub negatif. Jika kita menghubungkan kabel antara kutub negatif dan kutub positif maka elektron akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif .
REAKSI KIMIA PEMBENTUKAN LISTRIK Pada saat baterai dipakai, permukaan plat timbul PbSO 4 dan plat akan berkarang yang dikenal dengan sulfonasi. Pori-pori pada plat akan tertutup, sehingga electrolyte tidak bisa mengalir dengan lancar dan electrolyte menjadi tidak asam karena SO 4 terikat pada timah. Pada recharging (baterai kembali di charge) terjadi sebaliknya, PbSO 4 akan terurai menjadi Pb dan SO 4 dan SO 4 akan terikat kembali dengan H + sehingga terjadi lagi H 2 SO 4 , larutan electrolyte akan kembali menjadi asam. Tetapi PbSO 4 yang larut kembali kedalam electrolyte menjadi Pb dan H 2 SO 4 tidak terjadi seluruhnya, masih ada tersisa kristal PbSO 4 yang melekat pada plat elemen, dan semakin lama akan semakin menebal. Hal inilah akan menyebabkan baterai lemah atau mati karena tidak semua PbSO 4 larut. Pada tahun 1898, merek Colombia Dry Cell menjadi baterai pertama yang secara umum dijual di Amerika Serikat. Dan pembuatnya, National Carbon Company, yang dikemudian hari berganti menjadi Eveready Battery Company yang memproduksi baterai merek Energizer. Komponen Baterai 1. Penemu: Alessandro Volta 2. Elektroda Positif : batang karbon ( C ), letak ditengah, bagian atas ditutup kuningan. 3. Elektroda negatif : seng ( Zn ), dibagian luar 4. Larutan Elektrolit: Amonium Klorida ( NH 4 Cl ) 5. Arus Listrik: dari karbon menuju seng 6. Depolarisator: Mangan Dioksida ( MnO 2 ) 7. Beda Potensial yang dihasilkan: 1,5 volt
b) Baterai Nickel-Metal hydride Katoda Ni II (OH) 2 + OH - Ni III OOH + H 2 O + e -
Anoda M + H 2 O + e - MH + OH -
Reaksi keseluruhan Ni II (OH) 2 + M Ni III OOH + MH Larutan elektrolit : KOH, voltase : 1.32V c) Baterai Litium-ion Katoda LiCO III O 2 Co IV O 2 + Li + + e -
Anoda Li + +e - Li Reaksi keseluruhan LiCO III O 2 Li + CoO 2
Baterai Litium Keadaan-Padat Baterai keadaan-padat menggunakan padatan sebagai elektrolit yang menghubungkan elektroda. Elektrolitnya adalah adalah suatau bahan polimer yang akan melewatkan ion, tetapi menahan elektron. Voltase sel suatu baterai Litium keadaan-padat dapat mencapai 3 V dan dapat diisi ulang seperti pada aki. Komponen Baterai Litium Padat e - e - Li +
Elektrolit Padat Li
TiS 2
Anoda Katoda
Reaksi Redoks selama baterai bekerja : Anoda : Li
Li + + e -
Katoda : TiS 2 + e -
TiS 2-
Keseluruhan : TiS 2 + Li TiS 2- + Li +
Baterai Litium Ion Keuntungan - Tidak perlu dihubungkan ke sistem listrik yang lebih baik dalam beberapa kasus. - Kebanyakan hal yang berjalan pada baterai portables. - Dapat digunakan di daerah-daerah di mana listrik tidak tersedia. - Dapat dengan mudah diganti.
Kekurangan - Baterai dapat digunakan hanya untuk waktu yang terbatas, bahkan baterai isi ulang dapat diisi ulang sejumlah kali. - Beberapa peralatan (peralatan listrik tinggi mengkonsumsi) menjadi lebih berat bila menggunakan baterai. - Beberapa baterai yang berbahaya dan dapat menyebabkan kebakaran, ledakan, polusi kimia, dll - Beberapa jenis baterai perlu dipelihara dan diperiksa secara berkala. Jenis-Jenis Baterai Baterai dikelompokkan dalam dua jenis: 1. Baterai Primer Baterai primer, yaitu baterai yang dapat digunakan sekali saja setelah energi yang ada didalamnya habis digunakan. 2. Baterai Skunder Baterai sekunder yaitu baterai yang biasa digunakan berkali kali dengan mengisi kembali muatannya apabila telah habis energinya setelah pakai
Baterai Primer 1. Baterai Leclenche (Zn MnO 2 ) Katoda:MnO2 ; Anoda Zn Kapasitas Listrik: 1,5 V 2. Baterai sel kering Magnesium (MgMnO 2 ) Katoda:MnO2 ; Anoda: Mg Kapasitas Listrik: 1,5 V 3. Baterai Sel Merkuri Katoda: HgO ; Anoda: Zn Kapasitas Listrik: 1,35 V 4. Baterai Sel Oksida Perak (AgO 2 ) Katoda: serbuk elektrolit Alkaline ; Anoda: AgO2 Kapasitas Listrik: 1,6 V 5. Baterai Lithium Katoda:MnO2 ; Anoda: Logam Lithium Kapasitas Listrik: 2,9 V-3,7 V Baterai Skunder 1. Baterai Asam Timbal Katoda:PbO2 ; Anoda: logam Pb Kapasitas Listrik: 2 V 2. Baterai Nikel Kadmium Katoda: Ni(OH)2 ; Anoda: Logam kadmium Kapasitas Listrik: 1,2 V 3. Baterai Nikel Metal Hidrida Katoda: Ni(OH)2 ; Anoda: Metal Hidrida Kapasitas Listrik: 1,2 V Penyulfatan pada baterai Baterai bila digunakan atau tidak, akan terjadi pengeluaran isi sendiri (self discharge), maksudnya tenaga baterai keluar/berkurang Cepat atau lambatnya pengeluaran dipengaruhi oleh suhu elektrolit Baterai yang sedang mengeluarkan isinya sendiri secara perlahan akan menyulfat. Pengertian penyulfatan adalah sulfat timah (PbSO 4 ) yang terbentuk selama pengeluaran membuat bahan aktif menjadi keras dan mati Penyulfatan akan merusak pelat- pelatnya Penyulfatan yang sudah terlalu banyak pada satu baterai tidak mungkin dihilangkan Penggantian cairan elektrolit (biasa dikenal dengan pengurasan) tidak akan membantu karena pelatnya sudah rusak kalaupun berhasil memiliki kapasitas setelah dikuras, dalam waktu yang sangat singkat (tergantung pada tingkat kerusakan pelat-pelatnya) baterai akan lemah (drop) kembali Cara mengatasi penyulfatan Baterai yang tak terpakai disimpan pada ruangan yang bersuhu rendah (suhu yang lebih dingin). Baterai yang tak terpakai diisi dengan arus pengisian yang sangat rendah yaitu dengan pengisian perawatan (maintenance charge) sampai penuh atau baterai diisi secara teratur tiap bulan. pengisian perawatan (maintenance charge), artinya kita harus memiliki alat pengisi (charger) (lebih baik lagi kalau kuat arus dari alat tersebut bisa kita atur kuat lemahnya) yang secara otomatis menghentikan proses pengisian jika baterai sudah terisi penuh dan kembali menghidupkan proses pengisian jika isi baterai mulai berkurang (memiliki fitur deteksi) TERIMAKA SIH