Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Baterai adalah alat yang mampu menghasilkan energi listrik dengan menggunakan

energi kimia. Baterai belumlah dikenal di zaman dahulu kala. Orang-orang bahkan belum
mengenal listrik. Penerangan hanya bersumber dari api. Seiring dengan kemajuan zaman,
orang-orang terus berpikir untuk menemukan kehidupan yang lebih efisien. Manusia terus
melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan suatu cara hidup yang lebih maju.
Berawal dari penemuan elektrolit di Baghdad pada tahun 1936, dilakukan banyak penelitian
untuk mengembangkan penemuan tersebut, walaupun sebelumnya telah ditemukan sel
Daniell, sel Leclanche, dan sel aki, namun penelitian tentang baterai baru menjadi popular di
era itu. Kajian-kajian mendalam mengenai konsep dasar yang dikembangkan dengan
penelitian berkelanjutan akhirnya menuju pada suatu hal yang semakin maju seperti yang kita
rasakan sekarang. Konsep-konsep dasar itu antara lain hantaran elektrolit, oksidasi-reduksi,
dan sel elektrokimia.
Hantaran elektrolit mencakup kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik
akibat dicelupnya dua buah elektroda (katoda dan anoda). Oksidasi-reduksi adalah suatu
konsep untuk menyatakan kemampuan suatu sel elektrokimia untuk mengadakan serahtertima elektron. Adapun sel elektrokimia adalah sel yang mampu mengubah energi listrik
menjadi energi kimia atau sebaliknya serta terdiri dari dua buah elektroda (katoda dan anoda)
yang dicelupkan pada suatu larutan elektrolit dengan atau tanpa jembatan garam.
Untuk mengembangkan suatu penelitian khususnya dalam hal baterai, sangat perlu untuk
menengok akan sejarah penemuan dan pembuatan baterai. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai sejarah baterai (awal mula ditemukannya baterai) serta dalam makalah ini pula
akan dibahas mengenai tiga jenis baterai yang lebih awal ditemukan yakni sel Daniell, sel
Leclanche, dan sel timbal-asam.
1.2

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sejarah atau

awal mula penemuan dan perkembangan baterai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Baterai
Baterai merupakan alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem

starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat ini
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila diperlukan dan
mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Sebuah
baterai biasanya terdiri dari tiga komponen yang penting, komponen tersebut adalah: 1.
batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), 2. seng (Zn) sebagai katoda (kutub
negatif baterai), 3. pasta sebagai elektrolit atau penghantar.
Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Perbedaan kedua tipe
baterai sebagai berikut:
a.

Tipe Basah (Wet Type)


Adalah baterai yang paling banyak digunakan pada kendaraan hingga saat ini. Accu

ini berisi air accu (cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu basah, terdapat lubang
dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk menambah air accu. Air accu dapat berkurang
saat accu digunakan. Hal ini terjadi karena reaksi kimia di dalam accu antara air accu dengan
sel accu.
Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan
muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Baterai
ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge)
secara periodik. Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi
kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai. Reaksi ini disebut
self discharge.
b.
Tipe Kering (Dry Type)
Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat (positif & negatif) yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi
keluar pabrik dalam kondisi kering. Pada dasarnya baterai ini sama seperti dengan baterai tipe
basah. Elemen-elemen baterai ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada
plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh
dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan elektrolit lalu dicuci dengan air dan
dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Sehingga bila baterai
tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa discharge
kembali. Baterai kering terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode dan batang karbon
sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran batu kawi (MnO2), salmiak

(NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu diletakkan batang karbon. Karena karbon
merupakan elektroda inert (sukar bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator (katode).
2.2

Sejarah Penemuan Baterai

2.2.1

Alessandro Volta
Lead-acid battery dikenal sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di dunia di

tahun 1800 oleh Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia tahun 1745. Dengan
susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut sebagai voltaic pile maka dengan
begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk pertama kali. Adalah Luigi Galvani
yang juga seorang fisikawan teman Alessandro Volta yang mengilhami Volta membuat
penemuan baterai.

Gambar 2.1 Alessandro Volta (1745-1827)


Pada tahun 1786, Luigi Galvani melakukan eksperimen yang tak sengaja yaitu
mengikat kaki katak mati dengan kait tembaga dan tak sengaja menyentuh besi hingga
membuat kaki katak tersebut berdenyut. Waktu itu Galvani mengira bahwa itu adalah gerakan
listrik di sekitarnya seperti kilat dan Galvani menyimpulkan bahwa kaki katak mengandung
listrik. Namun Volta yang juga mengetahui eksperimen itu mmebantah bahwa tak mungkin
daging atau kaki katak mengandung listrik. Listrik yang membuat kaki katak berdenyut itu
berasal dari perbedaan tegangan antara tembaga yang mengikat kaki dengan besi yang secara
tak sengaja tersentuh kaki katak. Perbedaan pendapat tersebut membuat hubungan Volta dan
Galvani menjadi tegang. Ada dua kubu disini yang saling menjatuhkan yaitu kubu Volta dan
kubu Galvani. Alessandro Volta kemudian melakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan teorinya.
Selama delapan tahun Alessandro Volta melakukan penelitian itu. Hingga ia mendapat
kesimpulan bahwa listrik itu berasal dari logam bukan daging atau kaki katak yang telah
mati. Efek ini muncul akibat dua logam tak sejenis yaitu besi dan tembaga dari pisau bedah

Galvani waktu itu. Volta pun kemudian menciptakan tumpukan Volta, yaitu baterai listrik
pertama kali yang menghasilkan arus listrik stabil. Baterai yang dibuat Volta terdiri dari dua
elektroda yaitu seng dan tembaga. Elektrolitnya adalah asam sulfat, elektrolit yang ada dalam
bentuk 2H+ dan SO42-. Seng yang mudah teroksidasi dibanding tembaga, bereaksi dengan
sulfat yang bermuatan negatif (SO42-). Ion-ion hidrogen bermuatan positif menangkap
elektron dari tembaga, membentuk gelembung gas hidrogen, H2. Hal ini membuat elekroda
batang seng negatif dan elektroda batang tembaga positif. Nama Alessandro Volta kemudian
tercatat sebagai seorang penemu baterai dimana satuan tegangan listrik memakai namanya
yaitu Volt.

Gambar 2.2 Baterai Volta


Namun, sel yang dibuat Volta memiliki beberapa kelemahan juga. Sel ini tidak aman
karena menggunakan asam sulfat, bahkan jika asam sulfat encer sangat berbahaya. Selain itu,
kekuatan sel berkurang seiring waktu karena gas Hidrogen tidak terbentuk lagi, terkumpul
hanya pada elektroda seng, dan membentuk penghalang antara logam dan larutan elektrolit.
Sel Volta ini secara luas digunakan disekolah-sekolah untuk menujukkan hukum-hukum
listrik yang dikenal sebagai baterai lemon.
2.2.2

John F. Daniell
Ternyata baterai yang ditemukan volta tidak bisa digunakan untuk jangka waktu yang

panjang, pada tahun 1836 muncullah John F. Daniell yang menciptakan sel Daniell yang
menggunakan dua elektrolit yaitu : tembaga sulfat dan seng sulfat. Sel Daniell berlangsung
lebih lama dari sel Volta. Baterai ini bisa memproduksi sekitar 1,1 volt, bisa digunakan untuk
objek listrik seperti telegraf, telepon, dan bel pintu. Baterai ini bisa tetap populer di rumahrumah untuk lebih dari 100 tahun.

Gambar 2.3 Sel Daniell


2.2.3

Raymond Gaston Plante


Berikutnya di tahun 1859, Raymond Gaston Plante ahli fisika Prancis yang dilahirkan

di Orthez Prancis tahun 1834, menemukan baterai timbal-asam (lead-acid baterry) yang dapat
di charge berulang-ulang (recharge). Bekerja di Paris sebagai asisten dosen jurusan fisika,
Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat menyimpan tenaga listrik yang dapat
dipergunakan. Aki mobil yang dipergunakan sekarang aki temuan Gaston Plante.

Gambar 2.4 Komponen Aki/ Baterai Timbal- Asam


2.2.4

Georges Leclanche
Tahun 1866, Georges Leclanche mematenkan sel baterai karbon atau seng basah

disebut sel Leclanche. Menurut sejarah, baterai sel asli George Leclanche yang dikumpulkan
dalam panci berpori Elektroda positif terdiri dari mangan dioksida dengan karbon yang
dicampur lalu dimasukkan ke kutub negatif adalah batang seng katoda ini dikemas ke dalam
panci. Batang karbon dimasukkan untuk bertindak sebagai pengumpul dari batang anoda atau
seng dan panci tersebut kemudian direndam dalam larutan amonium klorida cair yang
bertindak sebagai elektrolit, mudah merembes melalui cangkir berpori dan melakukan kontak
dengan bahan katoda. Georges Leclanche kemudian lebih meningkatkan desainnya dengan

menggantikan pasta amonium klorida untuk cairan elektrolit dan menemukan sebuah metode
dari penyegelan baterai, menciptakan sel kering pertama, desain yang baik yang sekarang
ada.

Gambar 2.5 Susunan Baterai Kering (Sel Leclanche)


2.2.5

Emile Alphonse Faure


Ditahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat timah

dengan pasta yang dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan terobosan besar yang
menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid Battery.
2.2.6

J.S Sellon
Pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan pada plat

yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu pasta melekat lebih baik
pada plat timah dibanding dengan temuan Faure, tapi Sellon masih menggunakan plat
antimoni, pada tahun yang sama Volmar mengembangkan proses yang sama dengan Sellon
tapi dengan menggunakan plat timah berkisi-kisi (grid). Lead-acid battery berubah hanya
sedikit saja sejak 1880, pada material kemasan dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan
daya simpan listriknya, memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip
kerja baterry sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.
2.2.7

Karl Gassner
Tahun 1892, baterai bentuk sel kering diberikan hak patennya kepada ilmuwan asal

Jerman Karl Gassner, baterai tersebut menggunakan oksida mangan IV dipisah oleh
pasta/elektrolit. Baterai ini pula yang sering digunakan sebagai sumber arus searah dan sekali
pakai dengan tegangan standar 1,5 Volt (baterai jenis AAA, AA, C, D) seperti untuk remote
ataupun lampu senter. Baterai sel kering ini terdiri dari tiga hal yakni:
-

Batangkarbonsebagai anoda (kutub positif baterai)


Seng (Zn)sebagai katoda (kutub negatif baterai)
Pasta sebagai elektrolit yang memisahkan katoda dan anoda

2.2.8

Thomas Alva Edison


Tahun 1899, Thomas Alva Edison mulai mengembangkan penyimpanan listrik pada

sebuah baterai Alkaline. Baterai itu dinamai baterai alkaline karena elektrolitnya bersifat
alkali atau basa, bukan asam. Seperti elektrolit dalam sel kering, bentuknya bukan cairan,
sehingga mudah dibawa-bawa. Dan pada tahun 1900, Ada sekitar 28 persen lebih dari 4.000
mobil yang diproduksi di Amerika menggunakan energi listrik. Tujuan Edison pada saat itu
adalah menciptakan sebuah baterai yang bisa berjalan selama 100 mil (161 kilometer) tanpa
pengisian ulang. Tetapi Edison menyerah setelah sekitar 10 tahun menjalankan proyek
tersebut karena kelimpahan mobil bensin dan kurang nya dukungan pemerintah setempat.
Tapi pekerjaan Edison tidak sia-sia, baterai penyimpanan menjadi penemuan paling
menguntungkan yang digunakan pada lampu-lampu tambang, sinyal kereta api dan
pelampung laut. Temannya Henry Ford juga menggunakan baterai Edison di Model Ts nya.
2.2.9

Lewis Frederick Urry


Lewis Frederick Urry adalah insinyur kimia dan penemu asal Kanada. Ia menemukan

baterai alkaline dan baterai lithium saat bekerja untuk perusahaan Baterai Eveready.
Sepanjang tahun 1950-an banyak insinyur telah bereksperimen dengan baterai alkaline tapi
tak seorang pun mampu mengembangkan baterai yang berjalan lebih baik dengan biaya
produksi rendah. Setelah melakukan pengujian pada sejumlah bahan, akhirnya Urry
menemukan bahwa manganese dioxide and solid zinc bekerja dengan baik ditambah dengan
substansi basa sebagai elektrolit. Masalah utamanya adalah bahwa baterai tidak bisa
memberikan daya yang cukup. Urry berhasil mengatasi masalah ini dengan menggunakan
powdered zinc (seng bubuk). Pada tanggal 9 Oktober 1957, Lewis Urry, Karl Kordesch, dan
PA Marsal mengajukan paten (2.960.558) AS untuk alkaline dry cell battery revolusioner
kering ini dengan powdered zinc gel anode. Itu diberikan pada tahun 1960 dan ditugaskan
untuk Union Carbide Corporation. Dalam rangka untuk menjual ide kepada manajernya, Urry
menempatkan baterai di mobil mainan dan berlari di sekeliling kantin terhadap mobil yang
sama dengan salah satu baterai yang lebih tua. Penemuan baru tersebut telah teruji berkalikali memiliki daya tahan, dan Eveready mulai produksi dengan desain Urry di tahun 1959.
Pada tahun 1980 merek ini berganti nama menjadi Energizer. Baterai alkaline modern
dengan perbaikan teknologi, dapat bertahan sebanyak 40 kali lebih lama dari prototipe asli.
Pada tahun 1999 Urry memberi prototipe baterai pertamanya, bersama dengan yang pertama
baterai silinder diproduksi secara komersial, dengan Smithsonian Institution. Kedua sel
sekarang ditampilkan di kamar yang sama dengan bola lampu karya Edison.

2.3

Jenis Baterai Berdasarkan Komponen Penyusunnya


Seiring dengan perkembangan teknologi, baterai pun memiliki beragam jenis

berdasarkan komponen kimia penyusunnya, diantaranya:


a.

Baterai Seng-Karbon
baterai kimia seng- karbon adalah baterai umum di banyak murah seperti sel kering

AAA, AA, C dan D. Anoda seng, katoda adalah mangan dioksida, dan elektrolit adalah
amonium klorida atau seng klorida.

b.

Gambar 2.6 Komponen Baterai Seng-Karbon


Baterai Alkaline
baterai kimia ini juga umumnya dipakai dengan jenis sel kering AA, C dan baterai sel

kering D. Katoda terdiri dari campuran mangan dioksida, sedangkan anoda adalah bubuk
seng. Namanya Alkaline diperoleh dari elektrolit kalium hidroksida, yang merupakan zat
alkali.

Gambar 2.7 Komponen Baterai Alkaline


c.

Baterai Lithium-Ion (Rechargeable)


Baterai kimia Lithium sering digunakan dalam perangkat kinerja tinggi, seperti

ponsel, kamera digital dan bahkan mobil listrik. Berbagai zat digunakan dalam baterai

lithium, tetapi kombinasi umum adalah kobalt oksida lithium sebagai katoda dan karbon
sebagai anoda.

d.

Gambar 2.8 Komponen Baterai Lithium-Ion


Baterai Timbal-Asam (Lead-Acid Battery) Rechargeable
Ini adalah baterai kimia yang digunakan dalam baterai mobil khusus. Elektroda

biasanya terbuat dari timbal dioksida dan logam timbal, sedangkan elektrolit adalah larutan
asam sulfat.

Gambar 2.9 Komponen Baterai Timbal-Asam

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan
1. Baterai merupakan alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya.
Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila
diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya.
2. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah.

3. Baterai pertama sekali ditemukan oleh Alessandro Volta dan selanjutnya


mengalami perkembangan hingga sekarang, tetapi pada Lead-acid battery berubah
hanya sedikit saja sejak 1880, hanya berubah pada material kemasan dan sistem
produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan listriknya, memperpanjang
umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip kerja baterry sampai sekarang
masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., 2001, Kimia Larutan, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Administrator, 2007, Penemu Batere (Volta, Daniel, Aki) (online),
(http://www.facebook.com, diakses pada tanggal 18 September 2016).
Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisika Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Irma I. Kartohadiprodjo,
Erlangga, Jakarta.
Bird, T., 1993, Kimia Fisik untuk Universitas, Gramedia, Jakarta.

Monk, P., 2004, Physical Chemistry Understanding Our Chemical World, Wiley, West
Sussex.
Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas XII, Erlangga, Jakarta.
Sunardi, 2006, 116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya, Yrama Widya, Bandung.
Wahyudi, 2010, Johann Wilhelm Ritter Penemu Sel Baterai Kering (online),
(http://www.chemistry.org, diakses pada tanggal 18 September 2016).

Anda mungkin juga menyukai