Anda di halaman 1dari 14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan

No Cairan A Cairan C Volume B


Labu (ml) (ml) yang terpakai Warna

1. 2 18 7 Keruh
2. 4 16 6 Keruh
3. 6 14 5 Keruh
4. 8 12 3,7 Keruh
5. 10 10 2,7 Keruh
6. 12 8 1,2 Keruh
7. 14 6 0,7 Keruh
8. 16 4 0,3 Keruh
9. 18 2 0,2 Keruh

3.2 Pembahasan

Gambar 3.1 Diagram Terner


Dari gambar 3.1 Diagram terner, daerah yang berarsir adalah ketika cairan
yang melarut berubah menjadi tidak larut, dan di luar daerah yang diarsir adalah
daerah dimana komponen saling melarut. Titik A, B dan C menyatakan
komponen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari tiga
komponen. Titik di dalam segitiga merupakan campuran terner A, B, dan C.

Diagran terner adalah diagram tiga sudut atau diagram segitiga berbentuk
segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya ditempati komponen zat. Sisi-sisinya
itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat yang berada pada
setiap sudutnya (Vogel, 1994).
Pada percobaan ini dilakukan percobaan mengenai diagram terner sistem
zat cair tiga komponen dengan metode titrasi dimana :
Zat A : Cloroform (bersifat non polar)
Zat B : Aquadest (bersifat polar)
Zat C : Asam Asetat (bersifat semi polar)

Percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva kelarutan suatu cairan yang
terdapat dalam campuran dua cairan tertentu. Prinsip dasar dari percobaan ini
adalah pemisahan suatu campuran dengan ekstraksi yang terdiri dari dua
komponen cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan ini dapat dilakukan
dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap
campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran
tersebut. Cairan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air (aquadest),
kloroform (CHCl3), dan asam asetat. Metode titrasi ini digunakan CHCl3 dan
asam asetat yang saling melarut yang kemudian dititrasi dengan zat yang tidak
larut dengan campuran tersebut yaitu air aquadest.

Pada percobaan ini, pertama kali cairan A dan C dicampur dengan variasi
perbandingan volume, yaitu 2:18 , 4:16, 6:14, 8:12, 10:10, 12:8 , 14:6 , 16:4, 18:2
ml. Dari percobaan, cairan A dan C mampu melarut dengan baik. Hasil ini
dikarenakan antara CHCl3 dengan asam asetat dapat saling berikatan. Dimana,
CHCl3 dapat berikatan di sekitar gugus metil dari CH3COOH yang bersifat non-
polar pada gugus CH3-nya.
Kemudian, dilakukan titrasi dengan aquadest, yang mengakibatkan terjadi
pemisahan antara campuran CHCl3 dengan asam asetat, hal ini dikarenakan asam
asetat membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat dengan molekul air pada
bagian OH dari gugus COOH asam asetatnya. Oleh karena itu, asam asetat
yang awalnya berikatan dengan CHCl3 akan terpisahkan dan berikatan dengan air.
Sehingga CHCl3 yang awalnya berikatan dengan CH3COOH akan terlepas dan
terpisah membentuk 2 larutan terner terkonjugasi yang ditandai dengan
terbentuknya larutan yang keruh.

Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan dengan kloroform


dikarenakan bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat
dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat lebih lanjut
akan membawa sistem bergerak ke daerah satu fase (fase tunggal).

Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan


dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi. Air dan asam
asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam
asetat. Sedangkan air dan kloroform hanya dapat bercampur sebagian.

Titik akhir titrasi terjadi ketika larutan berubah menjadi keruh. Ketika
campuran asam asetat dan CHCl3 dititrasi dengan aquadest, volume titran I = 7
ml, volume titran II = 6 ml , volume titran III = 5 ml, volume titran IV = 3,7 ml,
volume titran V = 2,7 ml, volume titran VI = 0,7ml, volume titran VII = 0,3 ml
dan volume titran VIII = 0,2 ml. Dari hasil percobaan, bahwa volume titran yang
terpakai pada saat titrasi semakin menurun.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Alberty (1983) yang
mengatakan bahwa semakin banyak asam asetat dan kloroform yang digunakan,
maka volume aquadest yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi semakin
sedikit untuk memisahkan larutan tersebut.

Dari hasil perhitungan berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka


XA (% kloroform) pada perbandingan campuran 2:18 = 3,485%, untuk
perbandingan campuran 4:16 = 7,654%, untuk perbandingan 6:14 = 12,731%,
untuk perbandingan 8:12 = 19,661% untuk perbandingan 10:10 = 28,119%, untuk
perbandingan 12:8 42,482%, untuk perbandingan 14:6 = 55,315%. untuk
perbandingan 16:4 = 70,144%, untuk perbandingan 18:2 = 83,241%. Hal ini
menunjukkan semakin besar komponen A di dalam campuran, maka XA-nya
makin naik.

Untuk XC (% asam asetat glacial) pada campuran dengan perbandingan


2:18 = 43,105%, untuk perbandingan campuran 4:16 = 42,074%, untuk
perbandingan 6:14 = 40,820%, untuk perbandingan 8:12 = 40,526%, untuk
perbandingan 10:10 = 38,640%, untuk perbandingan 12:8 = 38,918%, untuk
perbandingan 14:6 = 32,576%. untuk perbandingan 16:4= 24,097%. Dan Untuk
perbandingan 18:2 = 12,709%. Hal ini menunjukkan semakin besar komponen C
didalam campuran, maka XC nya semakin kecil
Untuk XB (% aquadest) pada campuran dengan perbandingan 2:18 =
53,409%, untuk perbandingan campuran 4:16 = 50,270%, untuk perbandingan
6:14 = 46,448%, untuk perbandingan 8:12 = 39,812%, untuk perbandingan 10:10
= 33,240%, untuk perbandingan 12:8 = 18,599%, untuk perbandingan 14:6 =
12,108%, untuk perbandingan 16:4 = 5,758%. Dan untuk perbandingan 18 : 2 =
4,0493%. Hal ini menunjukkan semakin besar komponen B didalam campuran,
maka XB nya semakin kecil.

Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi cairan C


(Asam Asetat) ternyata justru sebanding dengan naik-turunnya konsentrasi cairan
yang dipakai sebagai titran pada titrasi campuran.

Titik-titik pada lengkungan menggambarkan komposisi sistem pada saat


terjadi perubahan dari jernih menjadi keruh . Kekeruhan timbul karena larutan tiga
komponen yang homogen pecah menjadi dua larutan terner terkonjugasi.
LAMPIRAN I

PERHITUNGAN

Diketahui :

A : 1,48 gr/cm3

Mr A : 119,38

B : 0,977 gr/cm3

Mr B : 18

C : 1,023 gr,cm3

Mr C : 60,05

Volume A 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Volume B 7 6 5 3,7 2,7 1,2 0,7 0,3 0,2
Volume C 18 16 14 12 10 8 6 4 2

Ditanya :

1) Menentukan Mol

a). Mol A

Pada volume 2 ml : Pada volume 4 ml :


A x Volume A x Volume
Mr Mr
1,48gr/cm3 x 2 ml 1,48gr/cm3 x 4 ml
119,38 119,38

= 0, 024794773 = 0,049589546
Pada volume 6 ml : Pada volume 8 ml :
A x Volume A x Volume
Mr Mr
1,48gr/cm3 x 6 ml 1,48gr/cm3 x 6 ml
119,38 119,38

= 0,074384319 = 0,099179092

Pada volume 10 ml : Pada volume 12 ml :


A x Volume A x Volume
Mr Mr
1,48gr/cm3 x 10 ml 1,48gr/cm3 x 12 ml
119,38 119,38

= 0,123973865 = 0,148768638

Pada volume 14 ml : Pada volume 16 ml :


A x Volume A x Volume
Mr Mr
1,48gr/cm3 x 14 ml 1,48gr/cm3 x 16 ml
119,38 119,38

= 0,173563411 = 0,198358184

Pada volume 18ml :


A x Volume
Mr
1,48gr/cm3 x 18 ml
119,38

= 0,223152957
b). Mol B
Pada volume 7 ml : Pada volume 6 ml :

B x Volume B x Volume

Mr Mr
0,977gr/cm3 x 6 ml 0,977gr/cm3 x 6 ml
18 18

= 0,379944444 = 0,325666667

Pada volume 5 ml : Pada volume 3,7 ml :

B x Volume B x Volume

Mr Mr
0,977gr/cm3 x 5ml 0,977gr/cm3 x 3,7 ml
18 18

= 0,271388889 = 0,200827778

Pada volume 2,7 ml : Pada volume 1,2 ml :

B x Volume B x Volume

Mr Mr
0,977gr/cm3 x 3,7ml 0,977gr/cm3 x 1,2 ml
18 18

= 0,14655 = 0,065133333

Pada volume 0,7 ml : Pada volume 0,3 ml :

B x Volume B x Volume

Mr Mr
0,977gr/cm3 x 5ml 0,977gr/cm3 x 3,7 ml
18 18

= 0,037994444 = 0,016283333
Pada volume 0,2 ml :

B x Volume
Mr

0,977gr/cm3 x 0,2ml
18

= 0,010855556

c). Mol C

Pada volume 18 ml : Pada volume 16 ml :


C x Volume C x Volume
Mr Mr
1,023gr/cm3 x 18 ml 1,48gr/cm3 x 16 ml
60,05 60,05

= 0,306644463 = 0,272572856

Pada volume 14 ml : Pada volume 12 ml :


C x Volume C x Volume
Mr Mr
1,023gr/cm3 x 14 ml 1,48gr/cm3 x 12 ml
60,05 60,05

= 0,238501249 = 0,204429642

Pada volume 10 ml : Pada volume 8 ml :


C x Volume C x Volume
Mr Mr
1,023gr/cm3 x 10 ml 1,48gr/cm3 x 8 ml
60,05 60,05

= 0,170358035 = 0,136286428
Pada volume 6 ml : Pada volume 4 ml :
C x Volume C x Volume
Mr Mr
1,023gr/cm3 x 18 ml 1,48gr/cm3 x 16 ml
60,05 60,05

= 0,102214821 = 0,068143214

Pada volume 2 ml :
C x Volume
Mr
1,023gr/cm3 x 2 ml
60,05

= 0,034071607

2. Menentukan % Mol
a) % Mol A
% M ol A1
Mol A1
% M ol A1 = X 100%
Jumlah mol
= 3,485428985

% M ol A2
Mol A2
% M ol A2 = X 100%
Jumlah mol
= 7,654726901
% M ol A3
Mol A3
% M ol A3 = X 100%
Jumlah mol
= 12,73105783

% M ol A4
Mol A4
% M ol A4 = X 100%
Jumlah mol
= 19,66136266

% M ol A5
Mol A5
% M ol A5 = X 100%
Jumlah mol
= 28,11951794

% M ol A6
Mol A6
% M ol A6 = X 100%
Jumlah mol
= 42,48245752

% M ol A7
Mol A7
% M ol A7 = X 100%
Jumlah mol
= 55,31501753
% M ol A8
Mol A8
% M ol A8 = X 100%
Jumlah mol
= 70,14458774

% M ol A9
Mol A9
% M ol A9 = X 100%
Jumlah mol
= 83,24114349

b) % Mol B
% M ol B1
Mol B1
% M ol B1 = X 100%
Jumlah mol
= 53,40921572

% M ol B2
Mol B2
% M ol B 2 = X 100%
Jumlah mol
= 50,27046214

% M ol B3
Mol B3
% M ol B3 = X 100%
Jumlah mol
= 46,44887103
% M ol B4
Mol B4
% M ol B4 = X 100%
Jumlah mol
= 39,81230008

% M ol B5
Mol B5
% M ol B5 = X 100%
Jumlah mol
=33,24019426

% M ol B6
Mol B6
% M ol B6 = X 100%
Jumlah mol
= 18,599512

% M ol B7
Mol B7
% M ol B7 = X 100%
Jumlah mol
= 12,10890791

% M ol B8
Mol B8
% M ol B8 = X 100%
Jumlah mol
= 5,758208111
% M ol B9
Mol B9
% M ol B9 = X 100%
Jumlah mol
= 4,049369859

b) % Mol C
% M ol C1
Mol C1
% M ol C1 = X 100%
Jumlah mol
= 43,1053553

% M ol C2
Mol C2
% M ol C 2 = X 100%
Jumlah mol
= 42,07481096

% M ol C3
Mol C3
% M ol C3 = X 100%
Jumlah mol
= 40,82007114
% M ol C4
Mol C4
% M ol C4 = X 100%
Jumlah mol
= 40,52633725
% M ol C5
Mol C5
% M ol C5 = X 100%
Jumlah mol
= 38,64028779

% M ol C6
Mol C6
% M ol C6 = X 100%
Jumlah mol
= 38,91803048

% M ol C7
Mol C7
% M ol C7 = X 100%
Jumlah mol
= 32,57607455

% M ol C8
Mol C8
% M ol C8 = X 100%
Jumlah mol
= 24,09720415

% M ol C9
Mol C9
% M ol C9 = X 100%
Jumlah mol
= 12,70948665

Anda mungkin juga menyukai