Volume
Volume Kaporit konsentrasi Cl2 yg
Titrasi Na- sisa klor
CI (%) dibubuhkan
ml L Thio (ml)
0,9 0,0009 0,4 0,95 18 9,5
1,8 0,0018 0,3 0,71 36 7,1
2,7 0,0027 0,5 1,19 54 11,9
3,6 0,0036 0,4 0,95 72 9,5
4,5 0,0045 0,5 1,19 90 11,9
5,4 0,0054 0,7 1,67 108 16,7
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0 20 40 60 80 100 120
Cl2 yang dibubuhkan (mg/l)
Dapat dilihat pada grafik tersebut mempunyai data yang naik turun. saat klor dibubuhkan
kedalam sampel akan mengalami oksidasi. Kemudian terjadi pembentukan kloramin, dimana
kloramin terbentuk dari hasil reaksi asam hipoklorit (HClO) dengan ammonia yang sering
terdapat dalam air. Pada reaksi ada tiga jenis kloramin yang dibentuk yaitu monokloramin,
dikloramin, dan nitrogen triklorida.
NH3 + HClO -> NH2Cl + H2O (monokloramin)
NH2Cl + HClO -> NHCl2 + H2O (dikloramin)
NHCl2 + HClO -> NCl3 + H2O (Trikolarim)
Penambahan dosis klor berakibat monokloramin pecah hingga terbentuk gas N 2. Reaksi
ini tidak menghasilkan klor aktif, sehingga kadar klor aktif di air menurun sampai titik kerendah
yang disebut breakpoint chlorination (BPC). Pada percobaan ini diperoleh grafik hubungan dosis
klorin terhadap residu klorin dengan nilai BPC pada volume kaporit 3,6 ml dengan volume titran
0,4 ml dan sisa klor sebesar 9,5 mg/l.