DESINFEKSI
I. Tujuan
klorinasi BPC ( Break Point Chlorination) dan DPK (Daya Pengikat Khlor) untuk air
yang didistribusikan.
Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida (ClO2),
dan proses fisik seperti penyinaran dengan UV dan pemanasan digunakan untuk
desinfeksi air. Dari berbagai macam zat, klor merupakan zat kimia yang sering
digunakan karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai
ganggang, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+ dan Mn2+ menjadi
Fe3+ dan Mn4+ serta memecah molekul organis seperti warna. Selama proses
tersebut, klor direduksi menjadi klorida (Cl -) yang tidak mempunyai daya
desinfeksi.
Klor berasal dari gas klor (Cl2), NaOCl, Ca(OCl)2 (kaporit), atau larutan
jumlah klor yang dibutuhkan sehingga semua zat yang dioksidasi dapat
teroksidasi, amoniak hilang sebagai N2, serta masih ada residu klor aktif
Klorin digunakan dalam bentuk klorin bebas atau hipoklorit. Kedua unsur
ini berfungsi sebagai potensial agen oksidasi. Korin bereaksi dengan air
air yang mempunyai pH tinggi. Selain itu, senyawa ini sangat efektif untuk
memecah fenol. Klorindioksida merupakan gas yang tidak stabil dan dihasilkan
dari penggabungan senyawa sodium klorit dengan klorin kuat. Desinfeksi dengan
ozon merupakan salah satu desinfektan kuat lainnya. Ozon lebih efektif bila
Gas klor merupakan oksidan yang kuat sehingga bersifat racun bagi
memasuki sel dan bereaksi dengan enzim serta protoplasma. Pada konsentrasi
yang lebih tinggi, oksidasi dinding sel akan memusnahkan organisme tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain bentuk klor, pH,
tidak ada, tetapi penambahan klorin berlebih menyebabkan air menjadi payau.
a. Sebagai tracer.
c. Kontrol pemompaan air tanah pada lokasi dimana ada intrusi air laut.
Untuk menentukan titik retak klorinasi BPC( Break Point Chlorination) yaitu
1. Alat :
c. Pipet ukur
d. Batang pengaduk
e.Komparator klor
2. Bahan :
b. DPD
larutan.
2. Mengambil air hasil saringan atau air yang akan masuk ke reservoir dan
pengaduk.
4. Menempatkan beaker glass di tempat yang terlindungi cahaya dan biarkan
selama 30 menit.
b. Prosedur Disinfeksi
Dengan rumus : V1 . C1 = V2 . C2
4. Menghitung volume larutan kaporit, masukkan dalam beaker glass lalu aduk
selama 1 menit.
V. Data Pengamatan
VI. Perhitungan
5) V1.C1 = V2.C2
1. 0 x 75% = 0 mg/Cl2
= 0,3 – 0,1
= 0,2mg/Cl₂
= 0,2 + 0,5
= 0,7 mg/Cl₂
100
3. Dosis kaporit 75% = Dosis klor x
75
100
= 0,7 x
75
= 0,9 mg/L Cl2
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1 Titik BPC
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Dosis Klor (mg / L Cl2)
Daya pengikat klor (DPK) yang efektif yaitu 0,2 mg/LCl 2 , serta dosis klor
dijaringan distribusi disebabkan konsumsi klor oleh senyawa lain atau biofilm
Dari hasil percobaan Daya Pengikat Khlor (DPK) didapat hasil dosis klor 0,2
mg/LCl2 dan dosis kaporit 75 %. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa dalam volume
500 ml dengan kadar kaporit 1000 mg/L titik breakpoint chlorination sudah
tercapai, hal ini dapat terlihat dari sisa klor maksimum dengan 0,3 mg/L Cl2 dan
X. Daftar Pustaka