Anda di halaman 1dari 51

CONTOH PERHITUNGAN SOFTENING

Satuan Kesadahan

Tingkat kesadahan air dapat dinyatakan dalam satuan mg/l CaCO3 atau
ppm CaCO3 atau dalam satuan Grain atau derajat. Hubungan antara
satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :

1 grain per US galon = 1o (derajat) = 17,1 ppm CaCO3


100 ppm CaCO3 = 40 ppm kalsium
1 derajat (Inggris) = 10 mg CaCO3/ 0,7 l air
= 14,3 mg CaCO3/ l air
1 derajat (Jerman) = 10 mg CaCO3 = 17,8 mg CaCO3/ l air
1 derajat (perancis ) = 10 mg CaCO3/ l air
Bar Graf Miliekivalen Per Liter

• Untuk menyatakan konsentrasi ion atau senyawa kimia yang ada di


dalam air umumnya dinyatakan dengan berat unsur atau senyawa
dalam miligram per liter disingkat dengan mg/l. Kadang-kadang untuk
menyatakan konsentrasi ditunjukkan dengan part per millions (ppm)
dibanding dengan miligram per liter.

• Part per million identik dengan 1 mg/1.000.000. Sebagai contoh, air


mengandung 1,0 mg/l fluoride artinya terdapat 1,0 mg ion F di dalam
satu liter air

• Akan tetapi dalam beberapa kasus, konsentrasi yang dinyatakan


dalam miligram berat tidak berhubungan dengan unsur tertentu
seperti yang ditunjukkan. Misalnya, untuk kesadahan dimana untuk
mengukur kandungan ion kalsium dan ion magnesium di dalam air,
dinyatakan dalam bentuk unit berat kalsium karbonat.
• Hal ini untuk memfasilitasi pengukuran kedasahan dalam bentuk nilai
tunggal dari pada dinyatakan dalam unit berat yang berbeda yakni
satu untuk ion kalsium dan satunya ion magnesium

• Alkalinitas air mungkin terdiri dari beberapa ion antara lain dalam
bentuk ion OH-, CO32-, dan HCO3-. Untuk mempermudah, konsentrasi
beberapa jenis ion radikal tersebut dinyatakan dalam bentuk mg/l
sebagai CaCO3.

• Berat ekivalen suatu unsur atau senyawa adalah berat atom unsur
atau berat molekul senyawa dibagi dengan muatan positif atau
negatif yang dihasilkan akibat pelarutan di dalam air. Misalnya asam
sulfat (H2SO4) dengan berat molekul 98,1, jika dilarutkan ke dalam air
akan terionisasi dan melepaskan dua Ion H+ dan satu ion SO42-. Oleh
karena itu berat ekivalen asam sulfat adalah 98,1 dibagi 2 sama
dengan 49,0.
• Istilah miliekivalen per liter (meq/l) adalah menunjukkan konsentrasi
zat terlarut dalam bentuk berat ekivalen. Miliekivalen per liter unsur,
radikal atau senyawa dapat dihitung dengan persaman sebagai
berikut :
Senyawa kimia yang umum
digunakan di dalam
pengolahan air minum dan air
limbah
• Hasil analisa kualitas air biasanya dinyatakan dalam miligram per liter
dan dilaporkan dalam bentuk tabel. Untuk menggambarkan supaya
lebih biak komopsisi kimia, maka data tersebut dinyatakan dalam
bentuk miliekivalen per liter dalam bentuk diagram batang (bar graf).

• Diagram batang miliekivalen per liter terdiri dari dua baris (batang).
Baris atas menunjukan konsentrasi ion positif (kation) utama yang
dijajar mulai dari kalsium, magnesium, sodium (natrium) dan
potasium (kalium). Sedangkan baris bawah menunjukkan konsentrasi
ion negatif (anion) utama yang dijajar mlai dari ion karbonat (bila
ada), bikarbonat, sulfat dan khlorida.

• Jumlah miliekivalen per liter dari ion positif (kation) harus sama
dengan jumlah miliekivalen per liter dari ion negatif (anion) untuk air
dalam keadaan kesetimbangan. Hipotesa kombinasi ion positif dan
negatif dapat ditulis dari diagram batang (bar graf). Hipotesa
kombinasi tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi pelunakan
air dengan proses lime dan soda ash.
Contoh :
Hasil analisa air menunjukkan konsentrasi sebagai berikut :
Kalsium = 40,0 mg/l.
Magnesium = 10,0 mg/l.
Sodium (natrium) = 11,7 mg/l.
Potasium (Kalium) = 7,0 mg/l.
Bikarbonat = 110 mg/l.
Sulfat = 67,2 mg/l.
Khlorida = 11,0 mg/l.

Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
dan hipotesa kombinasi ion serta dihitung konsentrasi kesadahan dan
alkalinitas dalam unit mg/l sebagai CaCO3
• Untuk membuat diagram batang miliekivalen per liter, maka
konsentrasi ion-ion dalam mg/l harus diubah menjadi miliekivalen
per liter (meq/l)
Dari tabel tersebut di atas dibuat diagram batang miliekivalen per liter
• Dari gambar diagram batang miliekivalen per liter dapat diperkirakan
atau dihitung hipotesa kombinasi kimia yang ada di dalam air sebagai
berikut :

• Kesadahan adalah jumlah konsentrasi ion Ca2+ dan Mg2+ yang


ditunjukkan dalam mg/l CaCO3, dan alkalinitas adalah sama dengan
konsentrasi bikarbonat
Contoh : Proses pelunakan satu tahap
• Air dengan karakteristik ion sebagai berikut :
Karbon dioksida = 22 mg/l,
Kalsium = 80,0 mg/l,
Magnesium = 12,2 mg/l,
Sodium (natrium) = 46 mg/l,
Bikarbonat = 152,5 mg/l,
Sulfat = 216 mg/l.
Air tersebut akan dilakukan pelunakan sampai mencapai konsentrasi kesadahan
kalsium yang minimum dengan proses kapur - soda ash
1. Hitunglah kebutuhan bahan kimia yang diperlukan dan juga padatan yang
dihasilkan.
2. Gambarlah diagram batang (bar graf) meq/l air setelah proses pelunakan.
3. Jika debit air yang akan diolah sebesar 25.000 m3 per hari, hitunglah jumlah
kebutuhan bahan kimia yang digunakan dan jumlah padatan yang dihasilkan.
Kapur yang digunakan mempunyai kemurnian 90 % dan soda ash 85 %.
• Dari data karakteristik air dibuat diagram batang miliekivalen per liter
sebagai berikut :
• Dari data tersebut dapat dibuat diagram batang (bargraf) meq/L

• Dari gambar tersebut dibuat hipotesa kombinasi kimia yang ada di


dalam air
CO2 = 1,0 meq/l
Ca(HCO3)2 = 2,5 meq/l
CaSO4 = 1,5 meq/l
MgSO4 = 1,0 meq/l
Na2SO4 = 2,0 meq/l

Skema proses pelunakan air yang digunakan adalah seperti berikut :


• Perhitungan bahan kimia yang diperlukan dengan menggunakan
persamaan reaksi yang sesuai.

• Proses rekkarbonasi dilakukan untuk stabilisasi air. Diasumsikan


konsentrasi CaCO3 di dalam air olahan yang keluar dari bak pengendap
40 mg/l, dan 25 mg/l CaCO3 harus dikonversi menjadi Ca(HCO3)2 untuk
mencapai kesetimbangan konsentrasi CaCO3 15 mg/l.

Berat ekivalen CaCO3 = 100/2 = 50 mg/meq

Jadi :

CaCO3 yang dikonversi = 25 mg/l = 25/50 meq/l = 0,5 meq/l


0,5 CaCO3 + 0,5 CO2 0,5 Ca(HCO3)2

Total Bahan Kimia yang diperlukan :

Kapur (CaO) = 1,0 + 2,5 = 3,5 meq/l


Soda Ash = 1,5 = 1,5 meq/l
CO2 = 0,5 meq/l

Konsentasi CaCO3 yang keluar dari bak pengendap = 40 mg/l


= 40/50 meq/l = 0,8 meq/l

Jadi : Padatan yang dihasilkan = 1,0 + 5,0 + 1,5 -0,8 = 6,7 meq/l.
• Dari perhitungan tersebut di atas, diagram batang (bargraf) meq/l air
olahan adalah seperti gambar berikut :
Ca2+ = 0,8 meq/l
Mg2+ = 1,0 meq/l (di anggap tetap, tidak ada penghilangan)
Na+ = 2,0 + 1,5 = 3,5 meq/l

CO32- = 0,3 meq/l


HCO3- = 0,5 meq/l
SO42- = 4,5 meq/l (tetap)
Kebutuhan bahan kimia.

Berat ekivalen kapur (CaO) = (40 + 16)/2 = 28 mg/meq

2 (23) + 12 + 3 (36)
Berat ekivalen Soda Ash (Na2CO3) = = 53 mg/meq
2

12 + 2(16)
Berat ekivalen CO2 = = 22 mg/meq
2

Kebutuhan Kapur (Lime) dg kemurnian 90 % =

= 3,5 meq/l x 28 mg/meq x 25.106 l/hari x 1 kg/106 mg x (1/0,9) =


= 2.772 kg/hari.
Kebutuhan Soda Ash dg kemurnian 85 % =
1
= 1,5 meq/l x 53 mg/meq x 25.106 l/hari x 1 kg/106 mg x =
0,85
= 2.338 kg/hari.

Kebutuhan CO2 :
1 kg
= 0,5 meq/l x 22 mg/meq x 25 x 106 l/hari x =
106 mg
= 275 kg/hari.

Jumlah padatan CaCO3 (basis kering) yang dihasilkan :


1 kg
= 6,7 meq/l x 50 mg/meq x 25 x 106 l/hari x =
106 mg
= 8.375 kg/hari.
Contoh : Proses pelunakan dua tahap

Air dengan karakteristik kimia sebagai berikut :


Kalsium = 68 mg/l,
Magnesium = 36,6 mg/l,
Sodium (natrium) = 23 mg/l,
Bikarbonat = 299 mg/l,
Sulfat = 120 mg/l,
Karbon dioksida = 13,2 mg/l.

Air tersebut akan dilakukan pelunakan (softening) dengan proses


kapur-soda ash dengan penambahan kapur berlebih (excess lime).
Proses dilakukan dua tahap sampai mencapai kesadahan yang minimal.
1. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam miliekivalen
per liter.
2. Buatlah diagram batang meq/l air olahan.
Dari data karaktersitik air dibuat diagram batang miliekivalen per liter
sebagai berikut

Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
seperti pada gambar berikut :
Dari diagram batang meq/l tersebut, hipotesa kombinasi ion yang
ada di dalam air baku dapat dilihat pada gambar berikut :

Hipotesa kombinasi ion yang ada di dalam air baku


Skema proses pelunakan dengan kapur-soda ash dua tahap yang
akan digunakan adalah seperti terlihat pada gambar berikut :
1) Perhitungan bahan kimia yang diperlukan dengan menggunakan
persamaan reaksi yang sesuai.

Kelebihan penambahan kapur, Ca(OH)2 atau excess lime = 1,25 meq/l .


Rekarbonasi tahap pertama untuk menetralkan kelebihan kapur
dilakukan dengan penambahan CO2.
Diasumsikan : setelah pengendapan pada tahap ke dua konsentrasi CaCO3
di dalam air adalah 40 mg/l, dimana 25 mg/l CaCO3 harus dikonversi
menjadi Ca(HCO3)2 untuk mencapai kesetimbangan konsentrasi CaCO3 15
mg/l, dan konsentrasi Mg(OH)2 adalah 10 mg/l (sebagai CaCO3).

25 mg/l
CaCO3 yang direkabonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq

10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkabonasi = = 0,2 meq/l
50 mg/meq
Jadi kebutuhan CO2 untuk rekarbonasi tahap ke dua adalah sebagai
berikut :

Total kebutuhan bahan kimia adalah :


Lime = ( 0,6 + 3,4 + 3,0 + 1,5 + 1,25 ) meq/l = 9,75 meq/l

Soda Ash = 1,5 meq/l

CO2 = (1,25 + 0,4 + 0,5 ) meq/l = 2,15 meq/l


2) Diagram batang meq/l air olahan.
Dari hasil perhitungan di atas, kesetimbangan kation dan anion di dalam
air olahan adalah sebagai berikut :
Ca2+ = 0,8 meq/l
Mg2+ = 0,2 meq/l
Na+ = 1,0 + 1,5 = 2,5 meq/l

HCO3- = 0,2 + 0,5 = 0,7 meq/l


CO32- = 0,3 meq/l
SO42- = 1,0 + 1,5 = 2,5 meq/l

Diagram batang meq/l air olahan adalah sebagai berikut :


Contoh : Proses pelunakan dengan split treatment

Air dengan karakteristik kimia seperti pada contoh soal sebelumnya


dilakukan proses pelunakan atau softening dengan split treatmet.
Setelah pelunakan tahap pertama konsentrasi kesadahan kalsium 40
mg/l dan konsentrasi magnesium adalah 10 mg/l (sebagai CaCO3), dan
kesadahan akhir yang diperbolehkan kurang dari 100 mg/l, dimana
konsentrasi magnesium adalah kurang dari 45 mg/l (sebagai CaCO3).

Hitunglah kebutuhan bahan kimia yang diperlukan dan buatlah


diagram batang meq/l air hasil olahan.
Jumlah kation dan anion di dalam air baku (raw water) adalah sebagai
berikut :
Hipotesa kombinasi ion yang ada di dalam air baku dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Hipotesa komposisi air baku :


CO2 = 0,6 meq/l
Ca(HCO3)2 = 3,4 meq/l
Mg(HCO3)2 = 1,5 meq/l
MgSO4 = 1,5 meq/l
Na2SO4 = 1,0 meq/l
Diagram proses yang digunakan adalah seperti yang tertera
pada gambar berikut :
1) Hitunglah fraksi air yang di bypass.

Mg F = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan (finished water)


adalah 45 mg/l (sebagai CaCO3) = 0,9 meq/l
MgR = Konsentrasi Magnesium di dalam air baku (raw water) = 3 meq/l
Mg I = Konsentrasi Magnesium di dalam air olahan setelah pelunakan
tahap pertama =10 mg/l sebagai CaCO3 = 0,2 meq/l

Jadi ,
0,9 – 0,2
Fraksi aliran bypass Qx = = 0,25
3,0 – 0,2

Fraksi aliran ke pelunakan tahap pertama = (1 –Qx) = 1- 0,25 = 0,75


2) Hitung jumlah kebutuhan bahan kimia yang diperlukan.

Kebutuhan Bahan kimia untuk peluakan tahap pertama :

Kapur (CaO) = ( 0,45 + 2,55 + 1,125 + 2,25) meq/l = 6,375 meq/l

Soda Ash (Na2CO3) = 1,125 meq/l


Untuk aliran bypass tidak terjadi reaksi pelunakan kesadahan magnesium.
Untuk pelunakan kesadahan kalsium di dalam aliran bypass penambahan
kapur atau lime dilakukan di dalam proses tahap pertama.

Reaksi pelunakan kesadahan kalsium di dalam aliran bypass :

Kebutuhan kapur untuk aliran bypass = (0,15 + 0,85) meq/l = 1,0 meq/l

Total kebutuhan Kapur (CaO) = (6,375 +1,0) meq/l = 7,375 meq/l.


Rekarbonasi pada proses tahap ke dua:

Diasumsikan CaCO3 di dalam air setelah proses tahap pertama 40 mg/l, dimana 25
mg/l CaCO3 harus dikonversi menjadi Ca(HCO3)2 untuk mencapai kesetimbangan
konsentrasi CaCO3 15 mg/l.
Konsentrasi Mg(OH)2 setelah proses tahap pertama adalah 10 mg/l (sebagai
CaCO3).
25 mg/l
CaCO3 yang direkarbonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq

0,75 x 10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkarbonasi = = 0,15 meq/l
50 mg/meq
Jadi kebutuhan CO2 untuk rekabonasi tahap ke dua adalah sebagai berikut :

Kebutuhan CO2 = 0,3 + 0,5 = 0,8 meq/l.


3) Hitung komposisi ion di dalam air olahan.

Ca2+ = 0,8 meq/l

Mg2+ = 0,75 x 0,2 (Tahap pertama) + 0,25 x 3,0 (bypass) = 0,9 meq/l

Na+ = 1,0 (air baku) + 1,5 (penambahan soda) = 2,5 meq/l

HCO3- = 0,5 ( konversi rekarbonasi CaCO3) + 0,15 (konversi rekarbonasi


Mg(OH)2 ) + 0,25 x 1,5 (asosiasi dg Mg aliran bypass) = 1,025 meq/l =
1.03 meq/l

CO32- = 0,3 meq/l (sebagai CaCO3 air olahan)

SO42- = 1,0 + 1,5 = 2,5 meq/l (tetap)


Diagram batang meq/l air olahan adalah seperti gambar berikut :

Ca2+ = 0,8 meq/l = 0,8 x 100/2 mg.l = 40 mg/l (sebagai CaCO3)


Mg2+ = 0,9 meq/l = 0,9 x 100/2 mg/l = 45 mg/l (sebagai CaCO3).

Kesadahan total air olahan = (40 + 45) mg/l ----> < 100 mg/l.
Contoh : Perencanaan Unit Pelunakan Dengan Proses
Pertukaran Ion.
Air dengan karakteristik ion seperti gambar berikut serta debit aliran 25.000
m3/hari akan dilakukan proses pelunakan dengan sistem pertukaran ion.

Resin penukar ion yang digunakan mempunyai kapasitas pertukaran ion


sebesar 90 kg/m3 resin dengan kecepatan aliran filtrasi 0,04 m3/m2.menit.
Proses regenerasi dilakukan dengan 150 kg NaCl per m3 resin di dalam
larutan 10 % NaCl. Proses pelunakan dengan menggunakan sistem unggun
tetap.
1. Hitunglah volume resin penukar ion yang dibutuhkan, dan jumlah
reaktor yang diperlukan untuk operasi secara kontinyu.
2. Hitunglah kebutuhan bahan kimia untuk regenerasi serta waktu siklus
regenerasinya
1) Perhitungan Volume Resin

Total kesadahan = 5 meq/l x 50 mg/meq = 250 mg/l (sebagai CaCO3).


Diasumsikan konsentrasi kesadahan yang diijinkan = 75 mg/l.

Aliran Bypass = 75/250 = 0,3 atau 30 % dari total debit.

Air yang diolah = 0,3 x 25.000 m3/hari = 17.500 m3/hari.

Kesadahan yang dihilangkan :


= 5 equiv/m3 x 50 gr/equiv x 1 kg/ 103 gr x 17.500 m3/hari
= 4.375 kg/hari.

Volume Resin yang diperlukan untuk operasi satu hari :


= 4.375 kg/hari x 1 m3 resin/ 90 kg = 48,6 m3 resin per 1 hari operasi.
2) Perhitungan Diameter Reaktor dan ketinggian bed resin.

Debit air yang dilakukan pelunakan = 17.500 m3/hari


= 17.500 m3/hari x 1 hari/1440 menit = 12,15 m3/menit.

Kecepatan filtrasi = 0,4 m3/m2.menit

Luas area reaktor yang diperlukan :


= 12.15 m3/menit x 1 menit/0,4 m = 30,38 m2

Ditetapkan menggunakan reaktor atau filter dengan diameter 2 m,


maka ->> Luas Filter adalah :

A = πd2/4 = 3,14 m2
Jumlah reaktor atau filter yang diperlukan = 30,38 m2/ 3,14 m2 = 9,67
sehingga digunakan 9 unit reaktor.

Tinggi Bed resin = Total Volume/Total Area


48,6 m3
= = 1,72 m. maka ditetapkan tinggi bed = 2 m
9 x 3,14 m2

Agar operasi dapat berjalan secara kontinyu maka jumlah reaktor


ditambah 3 unit untuk siklus regenerasi. Jadi jumlah reaktor total
adalah 12 unit.

Jadi : Total Volume resin yang diperlukan adalah


= jumlah reaktor x luas filter x tinggi bed resin
= 12 x 3,14 m2 x 2 m = 75,4 m3
3) Kebutuhan bahan kimia untuk regenerasi

Volume resin dalam satu unit reaktor (Filter) = 3,14 m2 x 2 m = 6,28 m3


Kebutuhan garam NaCl untuk satu kali regenerasi = 6,28 m3 x 150 kg NaCl/m3 = 942 kg

Dalam satu hari dilakukan regenerasi 9 unit.


Jadi kebutuhan garam NaCl = 9/hari x 942 kg = 8.478 kg/hari.

Larutan regenerant yang digunakan adalah larutan NaCl 10 %.


Jumlah larutan NaCl yang digunakan untuk regenerasi satu unit reaktor adalah
= 942 kg/0,1 = 9,420 kg atau sekitar 9 m3 per unit.

Kecepatan aliran regenerasi yang digunakan= 0,04 m3/m2.menit

Waktu Regenerasi satu unit Reaktor =

9 m3
= = 72 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 3,14 m2)

Diasumsikan waktu total untuk proses regenerasi satu grup terdiri dari 3 reaktor adalah 2
jam. Jadi untuk regenerasi 12 unit reaktor diperlukan waktu sekitar 12 jam.
Contoh : Perencanaan Unit Pelunakan Dengan Proses Pertukaran Ion
Berdasarkan Kurva Spesifikasi Resin Penukar Ion
Kurva kapasitas resin Tulsion
T-42 dengan menggunakan
regenerasi NaCl
Contoh rancangan sistem pelunakan, berdasarkan pada kurva kapasitas
resin Tulsion T-42 :
 Konsentrasi total kesadahan Ca dan Mg pada air baku 300 ppm
 Tingkat regenerasi 80 gr NaCl/l resin
 Waktu operasi 24 jam
 Kualitas air olahan 0 ppm

Berdasarkan kurva kapasitas resin, untuk laju alir air baku 6 m3/jam/m3
resin, dan tingkat regenerasi 80 gr NaCl/liter resin, maka kesadahan
yang dapat ditukar sebesar 53 gr/l resin.

Jadi, 1 m3 resin dapat menukar kesadahan sebesar 53.000 gr.


Jika volume air baku yang diolah sebesar 6 m3/jam, maka untuk
air baku dengan kesadahan 300 mg/l

Maka jumlah kesadahan yang dihilangkan = 6 m3/jam x 300 gr/m3


= 1.800 gr/jam.
Jadi, untuk 1 m3 resin dapat digunakan selama =

53.000 gr
= = 29,5 jam.
1.800 gr/jam

Apabila diinginkan waktu jenuh selama 24 jam, maka resin yang diperlukan
= 24/29,5 x 1 m3 = 0,81 m3 resin.

Apabila digunakan tabung dengan diameter 1,0 m, maka Tinggi Bed resin
dapat dihitung dengan rumus sebagai beriku :

Volume Resin = πd2/4 x H

dimana, H adalah tinggi bed resin dan d adalah diameter tabung

4 x 0,81 m3
Jadi , H = = 1,03 m
3,14 (1)2 m2

Ditetapkan, Tinggi Bed Resin = 1,0 m


Jika volume resin 50 % dari volume tabung reaktor, maka tinggi
tabung reaktor penukar ion yang diperlukan = 100/50 x1 m = 2 m

Tingkat regenerasi 80 gr NaCl/l resin (80 kg/m3)

Kebutuhan garam NaCl untuk satu kali regenerasi =


= 1,0 m3 x 80 kg NaCl/m3 = 80 kg

Larutan regenerant yang digunakan adalah larutan NaCl 10 %.


Jumlah larutan NaCl yang digunakan untuk regenerasi satu unit
reaktor adalah = 80 kg/0,1 = 800 kg.
Jika densitas larutan NaCl 10 % = 1047 kg/m3, maka jumlah larutan
NaCl yang diperlukan untuk satu kali regenerasi =
800 kg
= = 0,76 m3.
1047 kg/m3

Jika, kecepatan aliran regenerasi yang digunakan= 0,04 m3/m2.menit

Luas penampang filter = 3,14 (1)2/4 = 0,785 m2

Waktu Regenerasi

0,76 m3
= = 24 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 0,785 m2)

Anda mungkin juga menyukai