Satuan Kesadahan
Tingkat kesadahan air dapat dinyatakan dalam satuan mg/l CaCO3 atau
ppm CaCO3 atau dalam satuan Grain atau derajat. Hubungan antara
satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :
• Alkalinitas air mungkin terdiri dari beberapa ion antara lain dalam
bentuk ion OH-, CO32-, dan HCO3-. Untuk mempermudah, konsentrasi
beberapa jenis ion radikal tersebut dinyatakan dalam bentuk mg/l
sebagai CaCO3.
• Berat ekivalen suatu unsur atau senyawa adalah berat atom unsur
atau berat molekul senyawa dibagi dengan muatan positif atau
negatif yang dihasilkan akibat pelarutan di dalam air. Misalnya asam
sulfat (H2SO4) dengan berat molekul 98,1, jika dilarutkan ke dalam air
akan terionisasi dan melepaskan dua Ion H+ dan satu ion SO42-. Oleh
karena itu berat ekivalen asam sulfat adalah 98,1 dibagi 2 sama
dengan 49,0.
• Istilah miliekivalen per liter (meq/l) adalah menunjukkan konsentrasi
zat terlarut dalam bentuk berat ekivalen. Miliekivalen per liter unsur,
radikal atau senyawa dapat dihitung dengan persaman sebagai
berikut :
Senyawa kimia yang umum
digunakan di dalam
pengolahan air minum dan air
limbah
• Hasil analisa kualitas air biasanya dinyatakan dalam miligram per liter
dan dilaporkan dalam bentuk tabel. Untuk menggambarkan supaya
lebih biak komopsisi kimia, maka data tersebut dinyatakan dalam
bentuk miliekivalen per liter dalam bentuk diagram batang (bar graf).
• Diagram batang miliekivalen per liter terdiri dari dua baris (batang).
Baris atas menunjukan konsentrasi ion positif (kation) utama yang
dijajar mulai dari kalsium, magnesium, sodium (natrium) dan
potasium (kalium). Sedangkan baris bawah menunjukkan konsentrasi
ion negatif (anion) utama yang dijajar mlai dari ion karbonat (bila
ada), bikarbonat, sulfat dan khlorida.
• Jumlah miliekivalen per liter dari ion positif (kation) harus sama
dengan jumlah miliekivalen per liter dari ion negatif (anion) untuk air
dalam keadaan kesetimbangan. Hipotesa kombinasi ion positif dan
negatif dapat ditulis dari diagram batang (bar graf). Hipotesa
kombinasi tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi pelunakan
air dengan proses lime dan soda ash.
Contoh :
Hasil analisa air menunjukkan konsentrasi sebagai berikut :
Kalsium = 40,0 mg/l.
Magnesium = 10,0 mg/l.
Sodium (natrium) = 11,7 mg/l.
Potasium (Kalium) = 7,0 mg/l.
Bikarbonat = 110 mg/l.
Sulfat = 67,2 mg/l.
Khlorida = 11,0 mg/l.
Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
dan hipotesa kombinasi ion serta dihitung konsentrasi kesadahan dan
alkalinitas dalam unit mg/l sebagai CaCO3
• Untuk membuat diagram batang miliekivalen per liter, maka
konsentrasi ion-ion dalam mg/l harus diubah menjadi miliekivalen
per liter (meq/l)
Dari tabel tersebut di atas dibuat diagram batang miliekivalen per liter
• Dari gambar diagram batang miliekivalen per liter dapat diperkirakan
atau dihitung hipotesa kombinasi kimia yang ada di dalam air sebagai
berikut :
Jadi :
Jadi : Padatan yang dihasilkan = 1,0 + 5,0 + 1,5 -0,8 = 6,7 meq/l.
• Dari perhitungan tersebut di atas, diagram batang (bargraf) meq/l air
olahan adalah seperti gambar berikut :
Ca2+ = 0,8 meq/l
Mg2+ = 1,0 meq/l (di anggap tetap, tidak ada penghilangan)
Na+ = 2,0 + 1,5 = 3,5 meq/l
2 (23) + 12 + 3 (36)
Berat ekivalen Soda Ash (Na2CO3) = = 53 mg/meq
2
12 + 2(16)
Berat ekivalen CO2 = = 22 mg/meq
2
Kebutuhan CO2 :
1 kg
= 0,5 meq/l x 22 mg/meq x 25 x 106 l/hari x =
106 mg
= 275 kg/hari.
Dari hasil analisa tersebut dibuat diagram batang miliekivaen per liter
seperti pada gambar berikut :
Dari diagram batang meq/l tersebut, hipotesa kombinasi ion yang
ada di dalam air baku dapat dilihat pada gambar berikut :
25 mg/l
CaCO3 yang direkabonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq
10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkabonasi = = 0,2 meq/l
50 mg/meq
Jadi kebutuhan CO2 untuk rekarbonasi tahap ke dua adalah sebagai
berikut :
Jadi ,
0,9 – 0,2
Fraksi aliran bypass Qx = = 0,25
3,0 – 0,2
Kebutuhan kapur untuk aliran bypass = (0,15 + 0,85) meq/l = 1,0 meq/l
Diasumsikan CaCO3 di dalam air setelah proses tahap pertama 40 mg/l, dimana 25
mg/l CaCO3 harus dikonversi menjadi Ca(HCO3)2 untuk mencapai kesetimbangan
konsentrasi CaCO3 15 mg/l.
Konsentrasi Mg(OH)2 setelah proses tahap pertama adalah 10 mg/l (sebagai
CaCO3).
25 mg/l
CaCO3 yang direkarbonasi = = 0,5 meq/l
50 mg/meq
0,75 x 10 mg/l
Mg(OH)2 yang direkarbonasi = = 0,15 meq/l
50 mg/meq
Jadi kebutuhan CO2 untuk rekabonasi tahap ke dua adalah sebagai berikut :
Mg2+ = 0,75 x 0,2 (Tahap pertama) + 0,25 x 3,0 (bypass) = 0,9 meq/l
Kesadahan total air olahan = (40 + 45) mg/l ----> < 100 mg/l.
Contoh : Perencanaan Unit Pelunakan Dengan Proses
Pertukaran Ion.
Air dengan karakteristik ion seperti gambar berikut serta debit aliran 25.000
m3/hari akan dilakukan proses pelunakan dengan sistem pertukaran ion.
A = πd2/4 = 3,14 m2
Jumlah reaktor atau filter yang diperlukan = 30,38 m2/ 3,14 m2 = 9,67
sehingga digunakan 9 unit reaktor.
9 m3
= = 72 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 3,14 m2)
Diasumsikan waktu total untuk proses regenerasi satu grup terdiri dari 3 reaktor adalah 2
jam. Jadi untuk regenerasi 12 unit reaktor diperlukan waktu sekitar 12 jam.
Contoh : Perencanaan Unit Pelunakan Dengan Proses Pertukaran Ion
Berdasarkan Kurva Spesifikasi Resin Penukar Ion
Kurva kapasitas resin Tulsion
T-42 dengan menggunakan
regenerasi NaCl
Contoh rancangan sistem pelunakan, berdasarkan pada kurva kapasitas
resin Tulsion T-42 :
Konsentrasi total kesadahan Ca dan Mg pada air baku 300 ppm
Tingkat regenerasi 80 gr NaCl/l resin
Waktu operasi 24 jam
Kualitas air olahan 0 ppm
Berdasarkan kurva kapasitas resin, untuk laju alir air baku 6 m3/jam/m3
resin, dan tingkat regenerasi 80 gr NaCl/liter resin, maka kesadahan
yang dapat ditukar sebesar 53 gr/l resin.
53.000 gr
= = 29,5 jam.
1.800 gr/jam
Apabila diinginkan waktu jenuh selama 24 jam, maka resin yang diperlukan
= 24/29,5 x 1 m3 = 0,81 m3 resin.
Apabila digunakan tabung dengan diameter 1,0 m, maka Tinggi Bed resin
dapat dihitung dengan rumus sebagai beriku :
4 x 0,81 m3
Jadi , H = = 1,03 m
3,14 (1)2 m2
Waktu Regenerasi
0,76 m3
= = 24 menit.
( 0,04 m3/m2.menit x 0,785 m2)