PENDAHULUAN
Air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan dapat menjadi air tanah
tertekan. Air tanah tertekan adalah lapisan air tanah yang dibatasi oleh dua lapisan kedap air
dan karenanya mempunyai tekanan seperti halnya air mengalir melalui pipa yang penuh
terletak miring. Air tanah tidak tertekan adalah air yang berasal dari rembesan melalui
permukaan tanah yang mengisi pori tanah. Apabila digali atau di bor air tanah akan menuju
lubang pengeboran.
Menurut undang-undang No.7 tahun 2004 air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah dangkal adalah terjadi karena adanya
proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan. Demikian pula dengan
sebagian bakteri sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia
(garam-garam yang terlarut) (Reswari et al., 2018).
2.2 Chlorinasi
Chlorinasi atau pemberian zat chlor dalam rangka membersihkan air bersih dari kuman-
kuman penyakit adalah hal yang paling sering dilakukan. Chlorinasi ini dimaksudkan
untuk mencuci hamakan air dengan menggunakan bahan chlor. Chlorinasi ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas air secara kimia yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas
bakteriologisnya.
Jumlah chlor yang dibutuhkan untuk membunuh kuman, amat dipengaruhi oleh keadaan
air itu sendiri, jika air lebih keruh tentu saja dibutuhkan chlor yang lebih banyak. Namun
demikian kadar chlor dalam air tidak boleh berlebihan, karena meskipun bibit penyakit dapat
dibunuh, tetapi jika kadar chlor sisa dalam air tinggi, tentu saja tidak baik untuk Kesehatan
(Ismail, 2009).
3.1 Alat
1. Erlenmeyer 100 mL
2. Pipet volume 1 mL; 2 mL; dan 5 mL
3. Pipet 25 mL
4. Pipet tetes
5. Buret 25 mL
6. Beaker glass 100 mL
3.2 Bahan
1. Larutan kaporit
2. Kalium Iodida
3. Indikator amilum
4. Asam asetat
5. Larutan Na2S2O3 0,025 N
26
23 y = 2.9986x + 6.0467
Sisa Klor (mg/l)
R2 = 0.8566
20
17
14
11
8
0.5 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Volume Kaporit (ml)
1,9 ml
= 25 ml
x 0,02 N x 35,45 x 100%
= 0,05 N
4.5 Pembahasan
Pada praktikum ini hasil perhitungan kadar sisa klor pada tabel menunjukkan bahwa
seluruh variasi volume pembubuhan kaporit melebihi baku mutu sisa klor pada Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 yaitu 0,03 ppm (mg/l) sehingga volume kaporit sebagai
disinfektan harus dikurangi apabila air tersebut dimaksudkan untuk dikonsumsi. Adapun
grafik hasil pengamatan yang merepresentasikan hasil perhitungan kadar sisa klor pada
sampel dengan variasi volume kaporit menunjukkan adanya hubungan berbanding lurus
antara volume pembubuhan kaporit dalam sampel dan kadar sisa klor. Dengan demikian,
semakin banyak volume kaporit ditambahkan, semakin banyak pula sisa klor yang berada
pada sampel. Hal tersebut sesuai dengan teori pada kurva break point chlorination yang
menyebutkan bahwa terdapat 4 zona diantaranya zona 1 sebagai zona oksidasi klorin, zona
2 sebagai zona pembentukan kloramin, zona 3 sebagai zona dimana kloramin mulai terurai
dan berkurang, dan zona 4 sebagai zona pembentukan klorin bebas.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Klorinasi merupakan proses penambahan desinfektan pada air untuk membunuh bakteri
yang membahayakan tubuh manusia.
2. Variasi volume kaporit digunakan untuk mengetahui % sisa klor pada air sampel pada
waktu 30 menit dalam ruang gelap . Variasi yang digunakan yaitu 0,5 ml; 0,8 ml; 1 ml;
1,2 ml; 1,4 ml; dan 1,6 ml. Pada penambahan 0,5 ml kaporit, sisa klor yang ada pada
sampel yaitu sebesar 11,34 mg/L. Pada 0,8 ml kaporit, sisa klor pada sampel sebesar
11,34 mg/L. Pada penambahan 1 ml kaporit, sisa klor pada sampel sebesar 14,18 mg/L.
Pada penambahan 1,2 ml kaporit, sisa klor pada sampel sebesar 14,18 mg/L. Pada
penambahan 1,4 dan 1,6 ml kaporit, sisa klor pada sampel masing-masing 22,69 mg/L
dan 25,52 mg/L
3. Kaporit yang ditambahkan sangat berpengaruh pada persentase sisa klor. semakin
banyak kaporit yang ditambahkan maka semakin besar sisa klor yang didapatkan.
5.2 Saran
Dalam praktikum klorinasi perlu diperhatikan pada volume kaporit dan durasi sampel
pada kondisi gelap. Titrasi harus dilakukan dengan teliti agar mendapat nilai yang sesuai.
Alat pelindung diri juga harus dipakai untuk menjaga tubuh dari kontaminan sampel maupun
bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Negeri Malang.
Reswari, M. K., Udiyono, A., Ginanjar Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, P., &
Kesehatan Masyarakat, F. (2018). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro (Vol. 6). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Herawati, Dheasy, and Anton Yuntarso. 2017. “Penentuan Dosis Kaporit Sebagai Desinfektan
Dalam Menyisihkan Konsentrasi Ammonium Pada Air Kolam Renang.” Jurnal SainHealth 1(2):66.