V. Data Percobaan
Berikut ini data yang diperoleh dari percobaan.
Ketika dilakukan proses desinfeksi harus terdapat sisa klor. Sisa klor merupakan
jumlah senyawa klor yang harus berada di dalam air minum agar ketika ada
mikroorganisme yang masuk ke dalam air maka mikroorganisme tersebut masih
dapat dibunuh. Sisa klor digunakan untuk mendesinfeksi mikroorganisme, di
mana sisa klor akan meningkat ketika dosis desinfektan juga meningkat. Pada
air minum, kadar sisa klor yang diizinkan adalah sekitar 0,2-0,6 ppm, di mana
kadar tersebut telah efektif untuk membunuh bakteri patogen dan virus lainnya
dalam jangka waktu kontak 5-10 menit dan pada kisaran pH 7,0-8,5 (Baumann,
2002). Apabila sisa klor kurang dari angka tersebut, maka akan menyebabkan
mikroorganisme yang ada dalam air tidak tereduksi dengan sempurna
sedangkan ketika sisa klor lebih dari angka tersebut, maka akan menimbulkan
bau kaporit yang menyengat dan menimbulkan rasa gatal pada kulit karena
adanya reaksi kalsium hipoklorit yang berlebih. Berdasarkan baku mutu
tersebut, dosis optimum kaporit yang digunakan untuk desinfeksi sampe air
adalah 0,2 mL kaporit dengan 44% Cl2.
Gambar VII.2.1 Grafik Sisa Klor terhadap Kebutuhan Klor Hasil Percobaan
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa semakin banyak sisa klor yang
dihasilkan, maka kebutuhan klor yang perlu ditambahkan juga lebih banyak.
Berdasarkan grafik breakpoint chlorination, dosis optimum penambahan klorin
didapatkan ketika titik breakpoint dalam kurva. Namun, pada percobaan grafik
yang didapatkan cenderung linear karena hanya ada tiga variasi dosis, sehingga
tidak dapat ditentukan titik breakpoint chlorination-nya.
VIII. Kesimpulan
Berikut ini poin-poin kesimpulan yang menjawab tujuan yang dituliskan pada
bagian sebelumnya.
1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberjalanan proses
desinfeksi adalah jenis desinfektan, jenis mikroorganisme,
konsentrasi desinfektan, waktu kontak, dan temperatur.
2. Sisa klor yang dihasilkan pada percobaan ini adalah sebesar kurang
dari 0,1 mg/L pada penambahan kaporit 0,05 mL; 0,1 mg/L pada
penambahan kaporit 0,1 mL; dan 0,4 mg/L pada penambahan
kaporit sebesar 0,2 mL.
3. Dosis klorin optimum yang dihasilkan untuk proses desinfeksi pada
percobaan ini adalah sebesar 0,2 mL karena menghasilkan sisa klor
yang sesuai dengan baku mutu yaitu diantara 0,2-0,6 ppm.
IX. Daftar Pustaka
Anam, H. (2018). Pengaruh Lama Penyimpanan Air Terhadap Sisa Klor Pada
Air Distribusi PDAM Giri Menang Mataram. Jurnal Medika Bio
Sains, 1, 95-04.
Bitton, Gabriel. (1994). Wastewater Microbiology (2nd edition).Wiley Series
in Ecological and Applied Microbiology. Wiley-Liss Inc.
Indiana State Department of Health. How to Shock The Pool (Chlorinate to
Breakpoint).
Masqudi, A., & Assomadi. (2012). Desinfeksi Air Minum. ITS Press, Surabaya.
20-37.
Said, N. I. (2018). Disinfeksi untuk proses pengolahan air minum. Jurnal Air
Indonesia, 3(1).