Anda di halaman 1dari 6

Nama: Reyndra Aditya Pratama Yahya

Prodi: D-III Teknologi Laboratorium Medis/Kelas B


NIM: 2314313450048

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIS


“PEMBUATAN LARUTAN KIMIA DARI PROSES PENGENCERAN”

TUJUAN

 Mahasiswa mampu memahami tentang konsep mol


 Mahasiswa mampu membuat larutan kimia di laboratorium dari proses pengenceran

DASAR TEORI
Pengenceran larutan adalah proses dalam yang mempersiapkan larutan untuk
dianalisis. Larutan adalah campuran homogen dari zat terlarut dan zat pelarut. Dalam
pengenceran larutan, beberapa langkah yang umum dilakukan meliputi:
1. Menentukan kadar suatu zat menggunakan larutan standar primer
2. Membuat larutan standar sekunder dengan mengalikan kadar suatu zat menggunakan
larutan standar primer
3. Menggunakan larutan standar sekunder untuk menganalisis konsentrasi larutan yang
tidak diketahui dari suatu substansi
Pengenceran larutan sangat penting dalam analisis konsentrasi larutan yang tidak
diketahui, seperti dalam laboratorium kecil atau pendidikan kimia. Selain itu, pemahaman
tentang sifat-sifat larutan, seperti tingkat kelarutannya, konsentrasi, wujud pelarut dan zat
terlarutnya, serta daya hantar listriknya, juga penting untuk berbagai aplikasi di berbagai
bidang.
Pengenceran larutan adalah proses penurunan konsentrasi larutan dengan
penambahan zat pelarut, seperti air, ke dalam larutan yang pekat untuk menurunkan
konsentrasinya. Larutan pekat dapat diencerkan untuk menghasilkan larutan dengan
konsentrasi yang diinginkan untuk berbagai keperluan, seperti percobaan kimia atau
aplikasi industri. Proses pengenceran larutan penting untuk memastikan larutan memiliki
konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan analisis atau aplikasinya
Konsep mol adalah satuan hitung yang digunakan dalam kimia untuk mengukur
jumlah zat dalam suatu reaksi atau proses. Mol adalah satuan hitung yang didefinisikan
sebagai jumlah zat yang mengandung 6,02 x 10^23 partikel. Artinya dalam setiap 1 mol
zat mengandung 6,02 x 10^23 partikel, yang disebut sebagai bilangan Avogadro
Dalam konteks kimia, konsep mol membantu dalam menghitung jumlah zat yang
diperlukan untuk mengalami reaksi atau proses kimia. Misalnya, dalam reaksi pembakaran
yang sempurna menghasilkan gas karbon dioksida (CO2), jika satu bus rata-rata
melepaskan 2 mol CO2 dalam emisi gas buangnya dalam satu jam, kita dapat menghitung
jumlah atom dari CO2 yang dilepaskan bus tersebut selama setengah hari dengan
menggunakan konsep mol.

Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yag lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak
boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat ini memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit (Brady, 2000).
Rumus pengenceran :
M1.V1 = M2.V2
Keterangan:
M1 = Molaritas awal larutan
M2 = Molaritas akhir larutan
V1 = Volume awal larutan
V2 = Volume akhir larutan

BAHAN-BAHAN
 NaCl 5%
 KOH 2 M
 Aquades
ALAT-ALAT

 Botol kaca gelap (botol coklat) 100 ml, 2 buah


 Pengaduk
 Gelas beker
 Kaca arloji
 Pipet ukur 10 ml
 Gelas ukur

CARA KERJA
A. Pembuatan 100 ml larutan KOH dengan konsentrasi 0,1 M dan 40 ml KOH 0,01
M dari larutan stok KOH 2 M
1. Lakukan perhitungan dengan rumus pengenceran untuk membuat larutan KOH
konsentrasi 0,1 M sebanyak 100 ml, sehingga bisa diketahui berapa banyak ml
KOH yang harus diambil dari larutan stok KOH 2 M
2. Setelah mendapatkan hasil volume yang akan diambil dari larutan stok KOH ,
gunakan pipet ukur 10 ml untuk mengambil larutan stok KOH 2 M
3. Masukkan larutan pada pipet ukur ke dalam labu ukur 100 ml
4. Setelah larutan dalam pipet ukur masuk ke dalam labu ukur tambahkan aquades
sampai tanda batas
5. Kemudian tetep labu ukur dan lakukan penghomogenan dengan cara membolak-
balik labu ukur
6. Setelah homogen masukkan larutan KOH 0,1 M yang sudah jadi ke dalam botol
kaca gelap, dan beri label pada botol
7. Ulangi langkah 1 sampai 7 untuk membuat larutan KOH konsentrasi 0,01
sebanyak 40 ml dari larutan KOH konsentrasi 0,1 M
B. Pembuatan 50 ml larutan NaCl 0,85% dari larutan stok NaCl 5%
1. Lakukan perhitungan dengan rumus pengenceran untuk membuat larutan NaCl
konsentrasi 0, 85% sebanyak 50 ml, sehingga bisa diketahui berapa banyak ml
NaCl yang harus diambil dari larutan stok NaCl 5%
2. Setelah mendapatkan hasil volume yang akan diambil dari larutan stok NaCl
gunakan pipet ukur 10 ml untuk mengambil larutan stok NaCl 5%
3. Masukkan larutan pada pipet ukur ke dalam labu ukur 50 ml
4. Setelah larutan dalam pipet ukur masuk ke dalam labu ukur, tambahkan aquades
sampai tanda batas
5. Kemudian tutuplah ukur kita lakukan penghomogenan dengan cara membolak-
balik labu ukur
6. Setelah homogen, masukkan larutan NaCl 0,85% yang sudah jadi ke dalam botol
kaca gelap, dan beri label pada botol

DATA PENGAMATAN
A. Perhitungan pembuatan larutan KOH 0,1 M sebanyak 100 ml dari larutan stok
KOH 2 M

M1.V = M2.V2
1
2. V1 = 0,1.100
V1 = 10/2
V1 = 5 ml -> 95 ml H2O
B. Perhitungan pembuatan larutan KOH 0,01 M sebanyak 40 ml dari larutan stok
KOH 2 M

M1.V1 = M2.V2
0,1.V1 = 0,01.40
V1 = 0,4/0,1
V1 = 4 ml -> 36 ml H2O
C. Perhitungan pembuatan larutan NaCl 0,85% sebanyak 50 ml dari larutan stok
NaCl 5%

M1.V1 = M2.V2
5. V1 = 0,85.50
V1 = 42,5/5
V1 = 8,5 ml -> 41,5 ml H2O

PEMBAHASAN

 Saat melarutkan larutan NaCl di labu ukur dilakukan dengan cara penghomogenan.
Penghomogenan adalah proses atau beberapa proses yang digunakan untuk membuat
campuran menjadi seragam. Ini bisa melibatkan pencampuran beberapa zat yang
terkait untuk membentuk suspensi, dan dilakukan jika zat atau campuran bahan
memiliki kandungan yang berukuran cukup besar. Penghomogenan larutan pada labu
ukur melibatkan penggunaan labu ukur untuk membuat atau mengencerkan larutan
dengan ketelitian yang tinggi
 Terdapat kendala pada saat pengambilan larutan KOH menggunakan pipet ukur, pipet
ukur tidak dapat menarik larutan KOH yang ingin diambil hal ini disebabkan karena
karet hisap atau fillernya kemasukan air.
 Sifat-sifat larutan KOH:
1. Bersifat Kaustik: Larutan KOH bersifat kaustik, yang berarti dapat menyebabkan
iritasi atau kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh lainnya
2. Berasa Masam: Ini adalah informasi yang keliru. Seharusnya larutan KOH bersifat
basa, bukan asam.
3. Dapat Mengubah Kertas Lakmus Biru Menjadi Merah: Larutan KOH dapat
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Hal ini menunjukkan sifat basa dari
larutan KOH, karena basa akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
4. Menghasilkan Ion Dalam Air: Larutan KOH mengionisasi secara sempurna
sehingga bersifat basa kuat
5. Mempunyai pH > 7: Larutan KOH memiliki pH yang lebih besar dari 7, sehingga
bersifat basa
 Sifat-sifat larutan NaCl:
1. Bersifat Asam: Larutan NaCl memiliki sifat asam, karena mengionisasi dengan
kation (positif) dari molekul donor dan menarik anion (negatif) dari molekul
penerima
2. Menghasilkan Ion Dalam Air: Larutan NaCl mengionisasi secara sempurna
sehingga bersifat asam kuat
3. Mempunyai pH < 7: Larutan NaCl memiliki pH yang lebih rendah dari 7, sehingga
bersifat asam
4. Ketombe: Larutan NaCl merupakan elektrolit kuat yang menghasilkan ion natrium
(Na+) dan klorida (Cl-)
5. Penggunaan: Larutan NaCl digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti
dalam pembersihan, peneturan, dan pengawasan

KESIMPULAN
 Untuk membuat larutan pengenceran KOH 0,1 M sebanyak 100 ml dari larutan stok
KOH 2 M diperlukan 5 ml KOH dan 95 ml aquades
 Untuk membuat larutan pengenceran KOH 0,01 M sebanyak 40 ml dari larutan stok
KOH 2 M diperlukan 4 ml KOH dan 36 ml aquades
 Untuk membuat larutan pengenceran NaCl 0,85% sebanyak 50 ml dari larutan NaCl
5% diperlukan 8,5 ml NaCl dan 41,5 ml aquades
 Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan dengan
proses pengenceran adalah pada saat pengambilan larutan menggunakan pipet ukur,
serta pada proses penghomogenan juga diperlukan akurasi saat membolak-balikan
labu ukur agar larutan tercampur/terhomogenkan secara sempurna

DAFTAR PUSTAKA

Ali (2023). Labu Ukur: Pengertian, Fungsi, Cara Penggunaan, dan Cara kalibrasi Labu
Ukur. https://www.lemariasam.id/labu-ukur/, diakses 6 desember 2023
Alifia Seftrin Oktriwirna (2022). Rumus Pengenceran Larutan.
https://www.zenius.net/blog/rumus-pengenceran-larutan, diakses 5 desember 2023
Chang Raymond, (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1/Edisi ketiga, Jakarta:
Erlangga
Khaira-khya Arisandy (2013). MS DS NaCl.
https://www.scribd.com/doc/136474170/MSDS-NaCl, diakes 6 desember 2023
Kumparan.com (2023). Pengertian Larutan, Sifat, dan Jenis-jenisnya.
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-larutan-sifat-dan-jenis-
jenisnya-20pUcrEkelg, diakses 5 desember 2023
MPLK Politani Negeri Kupang (2023). Pengenceran Larutan.
https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/847-
pengenceran-larutan-dilution, diakses 5 desember 2023
Sudarmono Unggul, (2016). KIMIA 1 untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga
Yos F. da lopez (2023). Pengenceran Larutan.
https://mplk.politanikoe.ac.id/images/pdf/Modul_Kuliah_Kimia_Dasar/5-5-
Pengenceran_Dilution.pdf, diakses 5 desember 2023

Anda mungkin juga menyukai