Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“ PEMBUATAN REAGEN “
Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Kimia Lingkungan
Dosen Pembimbing : Demes Nurmayanti, ST, M.Kes

Disusun Oleh :
Zahro Khusnul Latifa
P27833120040
D3 – 2A

PRODI D – III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
ZAT ORGANIK (Bilangan KMnO4)

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan


Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Surabaya
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2021
Pukul : 10.29 – selesai
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Labu Erlenmeyer 250 ml/ 125 ml
2. Gelas ukur / pipet gondok 100 ml – 50 ml
3. Pipet ukur, 10 ml
4. Batang pengaduk
5. Pi-pump hijau
6. Baskom
b. Bahan
1. KMnO4
2. (H2SO4 Asam oksalat
3. Aquades
4. Asam sulfat)
5. Air
C. Langkah Kerja
1. Menimbang KMnO4 – 0,1N (0,316 gram) KMnO4 dilarutkan dalam air suling sampai
100 ml.
2. Larutan KMnO4 – 0,01 N dibuat, dengan mengencerkan yang 0,1N.
3. Menimbang larutan Asam Oksalat 0,1N (6,3 gram) Asam Oksalat P.A dimasukkan
dalam labu ukur 100 ml dilarutkan sampai tanda batas.
4. Larutkan asam oksalat 0,01N dibuat dari mengencerkan yang 0,1N. (Diencerkan
dalam labu ukur, pengambilan menggunakan pipet gondok, agar lebih teliti)
5. H2SO4 4N / 8N dibuat dari mengencerkan yang pekat (36N)
6. Larutkan KMnO4 Alkalis (16 gram) NaOH dalam KMnO4 0,01N dididihkan selama 1
jam, dinginkan dan tambahkan aquadest sehingga volume tetap 1 liter. Tentukan
normalitetnya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pengenceran larutan KMnO4 – 0,01 N dibuat, dengan mengencerkan yang 0,1 N.
a. Rumus pengenceran : N1.V2 = N2.V2
0,1 N . V1 = 0,01 N . 50 ml
V1 = 5 ml
b. Jadi, membutuhkan larutan aquades 45 ml dan 5 ml larutan KMnO4 yang pekat.
2. Pengenceran larutan asam oksalat 0,01 N dibuat dari mengencerkan yang 0,1 N.
a. Rumus pengenceran : N1.V2 = N2.V2
0,1 N . V1 = 0,01 N . 50 ml
V1 = 5 ml
b. Jadi, membutuhkan larutan aquades 45 ml dan 5 ml larutan asam oksalat yang
pekat.
3. Pengenceran H2SO4 4N dibuat dari mengencerkan yang pekat (36N) membutuhkan
volume 200 ml.
a. Rumus pengenceran : N1.V2 = N2.V2
36 N . V1 = 4 N . 200 ml
V1 = 22,22 ml dibulatkan 23 ml
b. Jadi, membutuhkan larutan aquades 177 ml dan larutan H2SO4 23 ml yang pekat.
Pembentukan reagensia KMnO4 dengan membutuhkan aquades 100 ml dan
0,316 gram KMnO4. Untuk pengencerannya membutuhkan larutan aquades 45 ml dan
5 ml larutan KMnO4 yang pekat. Pembentukan reagensia asam oksalat dengan
membutuhkan aquades 100 ml dan 6,3 gram asam oksalat. Untuk pengencerannya
membutuhkan larutan aquades 45 ml dan 5 ml larutan asam oksalat yang pekat.
Pengenceran H2SO4 menghasilkan volume 200 ml dengan membutuhkan larutan
aquades 177 ml dan larutan H2SO4 23 ml yang pekat.

E. Kesimpulan
Pengenceran larutan yang pekat membutuhkan beberapa ml dari larutan yang pekat
sesuai perhitungan rumus pengenceran dan larutan aquades sesuai yang dibutuhkan.
Kalium permanganat ( Potassium permanganat ) merupakan garam yang mengandung ion
K+ dan MnO4-dengan rumus kimia KMnO4. Senyawa ini merupakan agen pengoksidasi
yang kuat. Kalium permanganat mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan yang
berwarna ungu pekat, dan penguapan dari larutan ini meninggalkan kristal prismatik yang
berwarna ungu
agak hitam. Berdasarkan label bahaya yang terdapat pada kemasan, kalium permanganat
menimbulkan bahaya iritasi pada saluran pernafasan, hati, ginjal, usus,sistem saraf pusat,
dan dapat merusak paru-paru apabila terlalu banyak menghirup senyawa ini.

F. Lampiran
ALAT DAN BAHAN
1. Siapkan Alat : labu Erlenmeyer, gelas ukur, pipet gondok, pipet ukur, dan pi-pump hijau

2. Siapkan Bahan : KMnO4, asam oksalat, H2SO4

LANGKAH KERJA
1. Menimbang KMnO4 – 0,1N (0,316 gram) KMnO4 dilarutkan dalam air suling sampai
100 ml.
2. Siapkan labu erlenmeyer 250 ml, kemudian masukkan asam oksalat yang sudah
ditimbang dan dan menuangkan aquades kedalam labu Erlenmeyer dengan
membasahi kertas tempat KMnO4 agar tidak ada yang tersisa. Kemudian aduk sampai
larut menggunakan batang pengaduk.

3. Menimbang asam oksalat sebanyak 6,3 gram dan ambil aquadest sebanyak 100 ml
menggunakan gelas ukur

4. Lakukan pengenceran KMnO4 dengan mengambil aquades 45 ml yang diletakkan


pada gelas ukur

5. Siapkan labu erlenmeyer, lalu ambil KMnO 4 sebanyak 5 ml menggunakan pipet ukur
yang dipasangkan pi-pump warna hijau. Masukkan larutan KMnO4 dan aquades dalam
labu erlenmyer. Aduk sampai rata dengan menggoyangkan labu Erlenmeyer.
6. Lakukan pengenceran asam oksalat dengam mengambil aquades 45 ml yang
diletakkan pada gelas ukur.

7. Siapkan labu erlenmeyer, lalu ambil asam oksalat sebanyak 5 ml menggunakan pipet
ukur yang dipasangkan pi-pump warna hijau. Masukkan larutan asam oksalat dan
aquades dalam labu erlenmeyer. Aduk sampai rata dengan menggoyangkan labu
Erlenmeyer.
8. Siapkan air dalam baskom dan letakkan baker glass dalam baskom. Kemudian isi
dengan H2SO4 sebanyak 23 ml dan harus menggunakan sarung tangan medis. Setelah
diisi keluarkan baker glass dari baskom.

9. Ambil aquades sebanyak 177 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu masukkan gelas
ukur dalam rendaman air pada baskom. Dan masukkan H2SO4 sebanyak 23 ml
kedalam gelas ukur secara perlahan.
10. Setelah itu tuang pada botol winkler beri label dan nama.
BESI (Ferrum)

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan


Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Surabaya
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2021
Pukul : 13.35 – selesai

B. Alat dan Bahan


Alat :
 Pipet gondok 50 ml
 Labu ukur 50 ml
 Pipet ukur 10 ml, 1 ml
 Baker glass
 Gelas ukur
 Labu Erlenmeyer
 Rubber pump
 Batang pengaduk
 Tissue
Bahan :
 Asam Clorida (HCl)
 Ammonium Rodanida
 Ammonium Ferosulfat
 H2SO4
 Aquades
 KMnO4

C. Langkah Kerja
1. Asam Chlorida (1 : 1), artinya : 1 bagian HCl pekat + 1 bagian aquadest
2. Ammonium Rodanida NH4 (CNS); 20 % atau 10%
3. Larutan Baku Besi : Larutan Induk 1,404 gram (Fe(NH4) 2 (SO4)2. 6H2O3, tambahkan
20 ml H2SO4 pekat dan 50 ml aquadest, aduk sampai larut, tambahkan tetes demi tetes
KMnO4 0.1N sampai timbul warna pink, encerkan dalam labu ukur 1.000 ml sampai
tanda batas. (Fe = 200 mg/l atau 1 ml = 0,2 mg)
Standar Pengencer : Larutan Kerja Pipet dengan pipet gondok 50 ml Baku Besi di atas
masukan labu ukur 100 ml dengan encerkan sampai tanda batas dengan aquadest (Fe 1
ml = 10 microgram = 0,01 mg).
4. H2SO4

D. Hasil dan Pembahasan

1. Membuat larutan asam klorida maka dibutuhkan HCl murni dan aquades.
Perbandingannya 1:1 atau dengan 50% HCl murni dan 50% aquadest dalam
jumlah 100 ml HCl dan 100 ml aquades.

2. Kemudian membuat larutan Ammonium Rodanida pekat atau NH4(CNS) pekat


dengan cara mencampurkan 10 gram NH4(CNS) dan 50 ml aquades yang
kemudian warna dari larutan tersebut berubah menjadi sedikit kekuningan.

3. Untuk membuat larutan baku besi maka dibutuhkan KMnO4 0.1 N yang
dilarutkan kedalam Ammonium Ferosulfat (yang telah dicampur dengan H2SO4
dan aquades). Lalu mencampurnya dengan cara menggoyangkan labu erlenmeyer
sehingga larutan tersebut berwarna merah muda atau pink. Diencerkan dalam
labu ukur 1000 ml sehingga membutuhkan 900 ml aquades.

4. Kemudian, untuk membuat standar larutan kerja, larutan baku besi dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer sebanyak 50 ml. Setelah itu diencerkan dengan
menambah aquades sebanyak 50 ml, sehingga total larutan yang dimiliki
sebanyak 100 ml atau sampai batasnya.

5. Terakhir beri label dan dama pada labu Erlenmeyer tersebut.

E. Kesimpulan
Pada pembuatan larutan harus memahami sifat dan jenis larutan tersebut. Terdapat
pengenceran HCl yang merupakan sistem kimia anorganik yang tidak berwarna dengan
rumus H2O: HCl. Asam klorida memiliki aroma tajam yang khas. Ini diklasifikasikan
sebagai sangat asam dan dapat menyerang kulit pada rentang komposisi yang luas, karena
hidrogen klorida sepenuhnya berdisosiasi dalam larutan berair . Dan setiap tahapan pada
pemberian H2SO4 harus direndam pada air karena larutan tersebut bersifat korosif yang
dapat merusak alat. Tujuan pembuatan reagensia besi agar dapat membuat kurva kalibrasi
dan penentuan besi. Dalam pembuatan reagensia pada besi (Ferrum) terdapat larutan baku
besi atau larutan induk dan standar pengencer atau larutan kerja.
F. Lampiran
ALAT DAN BAHAN
1. Siapkan alat : labu Erlenmeyer, pipet ukur, pipet gondok, gelas ukur, rubber pump,
baker glass.

2. Siapkan bahan : Asam Clorida (HCl), Ammonium Rodanida, Ammonium Ferosulfat,


H2SO4, KMnO4

3. Masukkan HCl kedalam gelas ukur yang telah terisi aquades dengan perbandingan 1:1
dengan 100 ml HCl dan 100 ml aquades. Kemudian aduk sampai rata menggunakan
batang pengaduk. Masukkan kedalam botol winkler beri label dan nama.

4. Menimbang Ammonium Rodanida NH4 (CNS) sebanyak 10 gram. Kemudian


dilarutkan dengan mengambil aquades sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur.
5. Masukkan Ammonium Rodanida NH4 (CNS) sebanyak 10 gram dan aquades 50 ml
kedalam labu erlenmeyer. Lalu aduk sampai rata menggunakan batang pengaduk.

6. Menimbang Ammonium Ferosulfat sebanyak 1,404 gram dan ukur aquades sebanyak
50 ml. Kemudian masukkan dalam labu Erlenmeyer dan aduk hingga rata.

7. Setelah itu campur larutan Ammonium Ferosulfat dari 4 kelompok yang


menghasilkan 187 ml, sehingga membutuhkan 23 ml aquades menjadi 200 ml. Lalu
menambahkan H2SO4 sebanyak 80 ml. Total keseluruhan menjadi 280 ml.
8. Total larutan campuran sebanyak 280 ml, dibagi menjadi 4 menghasilkan 70 ml.
Larutan 70 ml untuk pembuatan larutan baku besi tersebut ditetesi KMnO 4 yang pekat
sampai timbul warna pink. Kemudian diencerkan dalam labu Erlenmeyer 1000 ml.

9. Pembuatan larutan kerja dengan mengambil 50 ml baku besi menggunakan pipet


gondok 50 ml yang dipasangkan dengan rubber pump. Masukkan pada labu ukur 100
ml dan diencerkan menggunakan aquades 50 ml dan aduk sampai rata. Sehinggal total
volume 100 ml.
Penetapan kadar karbon (C) dengan Metode Walkley dan Black

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan


Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Surabaya
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Maret 2021
Pukul : 10.25 – selesai
B. Alat dan Bahan
Alat :
 Timbangan analitik / digital
 Labu erlenmeyer 500 ml
 Baker glass
 Pengaduk magnetik (magnetik stirer)
 Pipet ukur 10 ml
 Gelas ukur
 Labu volumetrik (labu takar) 100 ml dan 50 ml
 Cawan petri
Bahan :
 Asam sulfat pekat
 Asam fosfat pekat
 Kalium bikromat
 Indikator feroin
 Ferosulfat
C. Langkah Kerja
1. Kalium Bikromat 1 N
Menimbang 9,808 g K2Cr2O7 kemudian dilarutkan dengan aqudes dalam baker glass
100 ml. Setelah itu aduk perlahan-lahan, kemudian dituangkan ke dalam labu
volumetrik (labu takar) 100 ml dan ditambahkan aquadest sampai tanda garis.
2. Indikator Feroin
Digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan
berubah menjadi coklat merah.
3. Larutan Ferosulfat 0,5 N
Melarutkan 55,6 gram FeSO4 dengan aquadest dalam gelas piala 500 ml. Lalu
menambahkan 15 ml H2SO4 dan diaduk perlahan-lahan dengan spatula, setelah itu di
encerkan menjadi 100 ml dalam labu volumetrik.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Pada pengenceran K2Cr2O7 membutuhkan 100 ml aquades, K2Cr2O7 ini


menggumpal dan membutuhkan waktu beberapa menit agar dapat larut dengan
sempurna, pada saat pengenceran ini juga terjadi perubahan warna menjadi orange
kekuning-kuningan dan baker glass terasa dingin.
2. Pada saat menuangkan aquades, siram sampai mengenai kertas agar serbuk yang ada
pada kertas ikut terlarut dan tak tersisa sedikitpun.
3. Larutan ferosulfat di beri larutan H2SO4 sebanyak 3ml yang sudah di ukur dengan
pipet ukur yang dipasangkan pada pi-pump warna hijau. Kemudian, warna berubah
dari merah bata menjadi kekuning-kuningan
4. Pada saat pengenceran ferosulfat sangat sukar untuk dapat terlarut dengan sempurna,
karena kemungkinan besar kesukaran ferosulfat dalam pencampuran ini disebabkan
oleh lingkungan sekitar dan udara serta pada saat menutup botol bisa saja kurang
rapat.
5. Pemberian larutan H2SO4 pada larutan ferosulfat sedikit membantu agar dapat terlarut
meskipun tidak berpengaruh banyak.
E. Kesimpulan
Kalium bikromat (K2Cr2O7) adalah padatan ion kristalin dengan warna merah-orange
yang digunakan sebagai oksidator di berbagai bidang.Tujuan dari penulisan ini untuk
mengetahui karakteristik serta panjang gelombang maksimum dari kalium dikromat.
Kalium bikromat ini juga suatu pereaksi kimia anorganik yang umum, yang biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam berbagai aplikasi laboratorium dan industri.
Senyawa ini akut dan secara kronis berbahaya bagi kesehatan. Pada saat pengenceran
kalium bikromat ini juga terjadi perubahan warna menjadi orange kekuning-kuningan
dengan baker glass terasa dingin dan pada pengenceran ferosulfat terjadi perubahan warna
dari merah bata – kekuningan setelah di tetesi dengan H2SO4 sukar untuk terlarut. Dan
pada indikator ferroin ini, larutan ini sudah siap digunakan.
F. Lampiran
ALAT DAN BAHAN
1. Siapkan alat : labu Erlenmeyer, baker glass, labu volumetrik, gelas ukur, pipet ukur.
2. Menimbang 9,808 gram K2Cr2O7 dan siapkan aquades 100 ml.

3. Masukkan 9,808 gram K2Cr2O7 dan 100 ml aquades kedalam baker glass. Aduk
sampai rata menggunakan batang pengaduk. Kemudian masukkan dalam labu
volumetrik.

4. Menimbang ferosulfat 55,6 gram dan siapkan aquades 100 ml.

5. Setelah itu, masukkan pada baker glass, aduk sampai rata.


6. Tambahkan H2SO4 15 ml menggunakan pipet ukur yang dipasangkan pada pi-pump,
kemudian aduk sampai rata. Masukkan kedalam labu volumetrik.

Anda mungkin juga menyukai