Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM V

METODE ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

ANALISA SULFAT

Disusun Oleh

Zuniarticha Nurmala Afidah


09020521044
Kelompok IV

Dosen Pembimbing : Ida Munfarida, M.T

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
PERCOBAAN V

ANALISA SULFAT

1. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan dalam praktikum Analisa Sulfat adalah
sebagai berikut.
1.1 Memahami prinsip analisa sulfat secara turbidimetri
1.2 Menentukan konsentrasi/kadar sulfat dalam sampel
2. Prinsip Percobaan
Mereaksikan ion sulfat yang ada di dalam sampel air dengan larutan BaCl2,
sehingga terbentuk suspense BaSO4, kekeruhan yang dihasilkan diukur dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang yang telah ditentukan.
3. Dasar Teori
Sulfat secara alami berada di air sebagai SO4, sumber – sumber sulfat berasal
dari atmosfer bersama – sama dengan air hujan, pencucian batuan gips dan atau
pyrite, pelapukan dari batuan beku. Limbah industry dan masukan dari afmosfer
memberi sumbangan secara nyata. Sulfat oleh bakteri dapat di gunakan sebagai
sumber oksigen dengan mengkoversi menjasi Hidrogen Sulfida ( H2S ) dalam
keadaan an aerob. Konsentrasi sulfat di perairan alami berkisar antara 2 – 80 mg/l,
walaupun kadang-kadang lebih dari 1000 mg/l. Utamanya di dekat buangan limbah
industri kadar sulfat yang tinggi > 400 mg/l menyebabkan air tidak sehat untuk
diminum (Munfarida, 2022).
Analisis spektrofotometri mengacu pada hokum Lambert Beer dengan
membuat serangkaian kurva baku absorbansi dan konsentrasi. Hukum Lambert-Beer
menyatakan bahwa hubungan linear antara absorbansi dengan konsentrasi larutan
sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-
Beer (Swinehart, 1962).
Saat senyawa kimia menyerap ultraviolet (UV) atau visible (Vis), maka akan
terjadi proses absorbansi. Saat radiasi elektromagnetik dari sumber radiasi (PO)
dilewatkan ke sampel maka radiasi tersebut akan melewati sampel tersebut dan keluar
sebagai PT. Rasio dari sumber radiasi (PO) dan radiasi keluar (PT) disebut dengan
transmitansi. Jika transmitansi itu dikalikan dengan 100, maka akan memberikan
persen transmitansi (%T), dimana diartikan sebagai 100% (tidak ada absorbansi) dan
0% (absorbansi sempurna). Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif
spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas.
Absorbtivitas (a) merupakan konstanta yang tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet
dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. (Day and Underwood, 1986)

4. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Analisa sulfat ini adalah
sebagai berikut.
4.1 Alat
4.1.1 Spektrofotometer
4.1.2 Labu takar 50 ml 6 buah
4.1.3 Pipet ukur 10 ml, 4 buah
4.1.4 Pipet tetes 4 buah
4.1.5 Filler 4 buah
4.1.6 Beaker gelas 100 ml, 5 buah
4.1.7 Erlenmeyer 100 atau 250 mL, 6 buah
4.1.8 Tabung reaksi 6 buah
4.1.9 Spatula 4 buah
4.1.10 Botol timbang 5 buah
4.1.11 Kuvet 10 buah
4.2 Bahan
4.2.1 KMnO4 0,5 gr
4.2.2 MnSO4 0,5 gr
4.2.3 HgSO4 5 gr
4.2.4 HNO3 25 mL
4.2.5 HPO4 13 mL
4.2.6 AgNO3 0,1 gr
4.2.7 (NH4)2S2O8 2 gr
5. Skema Kerja
5.1 Larutan standar

Na2SO4

- Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


- Ditimbang bubuk Na2SO4 sebanyak 0,147 gr menggunakan
timbangan analitik
- Dilarutkan Na2SO4 dengan 100 mL aquades
- Dihomogenkan larutan

Larutan B

- Diambil larutan A sebanyak 5 mL menggunakan pipet volume


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan aquades hingga volume larutan 50 mL

Larutan C

- Diambil larutan B sebanyak 5 mL menggunakan pipet volume


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan aquades hingga volume larutan 50 mL

Larutan buffer

- Diambil larutan C sebanyak 1 mL; 2 mL; 3 mL; 5 mL; dan 10


mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan aquades pada masing-masing tabung reaksi
hingga volume larutan 10 mL
- Ditambahkan 2 mL larutan buffer (0,3 gr magnesium klorida
heksahidrat (MgCl2.6H2O), 0,05 gr natrium asetat trihidrat
(CH3COONa.3H2O), 0,01 g kalium nitrat (KNO3) dan 1 ml
asam asetat dalam 100 mL akuades)
- Dihomogenkan
- Ditambahkan 0,100 gr BaCl2
- Diukur absorbansi masing-masing larutan standar
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
420 nm
- Ditentukan kadar sulfat melalui persamaan kurva absorbansi

Hasil

5.2 Analisa sampel


Sampel

- Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan


- Diukur 10 mL sampel pada gelas ukur
- Dituang ke dalam gelas beaker

Larutan buffer

- Ditambahkan 2 mL larutan buffer yang telah dibuat pada


tahap larutan standar
- Dihomogenkan

BaCl2

- Ditimbang 0,100 gr BaCl2 menggunakan neraca analitik


- Dimasukkan ke dalam gelas beaker
- Diaduk hingga terlarut
- Diuji menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm

Hasil

6. Tabel Pengamatan
6.1 Larutan standar
No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Menyiapkan alat dan Menyiapkan alat dan bahan
bahan yang diperlukan.
Alat: Spektrofotometer,
Labu takar 50 ml 6 buah,
Pipet ukur 10 ml, 4 buah,
Pipet tetes 4 buah, Filler 4
buah, Beaker gelas 100 ml,
5 buah, Erlenmeyer 100
atau 250 mL, 6 buah,
Tabung reaksi 6 buah,
Spatula 4 buah, Botol
timbang 5 buah, dan Kuvet
10 buah
Bahan: KMnO4 0,5 gr,
MnSO4 0,5 gr, HgSO4 5 gr,
HNO3 25 mL, HPO4 13
mL, AgNO3 0,1 gr, dan
(NH4)2S2O8 2 gr
2. Menimbang bubuk Menimbang bubuk Na2SO4
Na2SO4 sebanyak 0,147 gr
menggunakan timbangan
analitik.
3. Melarutkan Na2SO4 Melarutkan Na2SO4
sebanyak 0,147 dengan 100
mL aquades, kemudian
dihomogenkan dengan
diaduk menggunakan
batang pengaduk kaca.
Larutan ini dilabel I dengan
nama larutan A.
4. Membuat larutan B Membuat larutan B dengan
mengambil 5 mL larutan A.
Kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan
ditambahkan aquades
hingga volume larutan 50
mL.
5. Membuat larutan C Membuat larutan C dengan
mengambil 5 mL larutan B.
Kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan
ditambahkan aquades
hingga volume larutan 50
mL.
6. Mengambil larutan C Mengambil larutan C
sebanyak 1 mL; 2 mL; 3
mL; 5 ml; dan 10 mL
menggunakan pipet volume
kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
7. Menambahkan Menambahkan aquades ke
aquades dalam masing-masing
tabung reaksi hingga
volume larutan menjadi 10
mL.
8. Menambahkan larutan Menambahkan 2 mL reagen
buffer khusus yang terbuat dari 0,3
gr magnesium klorida
heksahidrat (MgCl2.6H2O),
0,05 gr natrium asetat
trihidrat
(CH3COONa.3H2O), 0,01
g kalium nitrat (KNO3) dan
1 ml asam asetat dalam 100
mL akuades dalam 25 mL
akuades pada masing-
masing tabung reaksi
kemudian dihomogenkan.
9. Menambahkan BaCl2 Menambahkan 0,100 gr
BaCl2 dan mendidihkan
hingga terlarut
10. Mengukur absorbansi Mengukur absorbansi
masing-masing larutan
standar menggunakan
spektrofotometer dengan
menggunakan panjang
gelombang 420 nm.
Didapatkan absorbansi
larutan sebesar …
11. Dibuat grafik standar Dibuat grafik standar yakni 0.5
0.4
f(x) = 0.35905 x
kurva absorbansi untuk 0.3+ 0.0972011
R² = 0.964839443432271
0.2
menentukan kadar 0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
ammonia.

6.2 Analisa Sampel


No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Menyiapkan alat dan Menyiapkan alat dan bahan
bahan yang diperlukan.
Alat: Spektrofotometer,
Labu takar 50 ml 6 buah,
Pipet ukur 10 ml, 4 buah,
Pipet tetes 4 buah, Filler 4
buah, Beaker gelas 100 ml,
5 buah, Erlenmeyer 100 atau
250 mL, 6 buah, Tabung
reaksi 6 buah, Spatula 4
buah, Botol timbang 5 buah,
dan Kuvet 10 buah
Bahan: KMnO4 0,5 gr,
MnSO4 0,5 gr, HgSO4 5 gr,
HNO3 25 mL, HPO4 13
mL, AgNO3 0,1 gr, dan
(NH4)2S2O8 2 gr
2. Mengukur 10 mL Mengukur 10 mL sampel air
sampel menggunakan gelas ukur
3. Menambahkan 2 mL Menambahkan 2 mL larutan
larutan buffer buffer yang telah dibuat
pada larutan standar,
kemudian mengaduk hingga
homogen
4. Menambahkan 0,100 Menambahkan 0,100 gr
gr BaCl2 BaCl2 pada gelas beaker
kemudian dipanaskan
hingga terlarut
5. Mengukur absorbansi Mengukur absorbansi
sampel sampel menggunakan
spektrofotometer dengan
panjang gelombang 420 nm.
Didapatkan nilai absorbansi
sebesar …

7. Pembahasan
Praktikum Analisa Sulfat dilakukan pada hari Selasa, 27 Desember 2022 pukul
09.00 WIB – 15.00 WIB. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium SAINTEK
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tepatnya di Laboratorium
Pengolahan Air dan Limbah lantai 3. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan
standar K3 laboratorium dan tidak lupa menerapkan protokol kesehatan yang telah
dihimbaukan oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk memahami prinsip analisa sulfat dengan metode
spektrofotometri dan menentukan konsentrasi/kadar sulfat dalam sample
Sebelum melakukan percobaan Analisa sulfat, langkah pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan. Bahan yang diperlukan antara lain KMnO4 0,5 gr,
MnSO4 0,5 gr, HgSO4 5 gr, HNO3 25 mL, HPO4 13 mL, AgNO3 0,1 gr, dan
(NH4)2S2O8 2 gr. Sedangkan alat yang dibutuhkan adalah Spektrofotometer, Labu
takar 50 ml 6 buah, Pipet ukur 10 ml, 4 buah, Pipet tetes 4 buah, Filler 4 buah, Beaker
gelas 100 ml, 5 buah, Erlenmeyer 100 atau 250 mL, 6 buah, Tabung reaksi 6 buah,
Spatula 4 buah, Botol timbang 5 buah, dan Kuvet 10 buah. Semua alat yang digunakan
harus disterilisasi terlebih dahulu dengan air mengalir dan dilap menggunakan tissue.
Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme (protozoa,
fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalam benda/peralatan untuk menjaga peralatan
dilaboratorium tetap bersih/steril, serta mencegah terjadinya kontaminasi (Istini,
2020).
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan standar. Larutan standar
adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan
kemurniannya larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan
suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (Simanjuntak, 2018). Pembuatan larutan
standar diawali dengan menimbang bubuk Na2SO4 sebanyak 0,147 gr menggunakan
timbangan analitik. Selanjutnya melarutkan bubuk Na2SO4 ke dalam 100 mL
aquades yang selanjutnya disebut sebagai larutan A.
Selanjutnya pembuatan larutan B dengan cara mengambil 5 mL larutan A dan
memasukkannya ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan aquades hingga
volume menjadi 50 mL. Dalam pengenceran, aquades lebih sering digunakan untuk
mengencerkan suatu zat dengan konsentrasi tinggi karena banyak reaksi biokimia
dapat berlangsung hanya dalam larutan aquades. Jika konsentrasi awal tinggi maka
setelah dilakukan pengenceran konsentrasinya akan menurun (Diasanti, 2017).
Setelah itu membuat larutan C dengan cara yang sama dengan pembuatan larutan B,
yaitu mengambil 5 mL larutan B kemudian menambahkan 50 mL aquades pada gelas
beaker. Setelah didapatkan larutan C, selanjutnya adalah mengambil larutan C 1 mL;
2 mL; 3 mL; 5 mL; dan 10 mL menggunakan pipet volume kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan menambahkan masing-masing 10 mL aquades.
Setelah itu, menambahkan 2 mL larutan buffer yang terbuat dari 0,3 gr
magnesium klorida heksahidrat (MgCl2.6H2O), 0,05 gr natrium asetat trihidrat
(CH3COONa.3H2O), 0,01 g kalium nitrat (KNO3) dan 1 ml asam asetat dalam 100
mL akuades dalam 25 mL akuades pada masing-masing tabung reaksi kemudian
dihomogenkan. Laarutan buffer berfungsi untuk menjaga kestabilan pH. Larutan
penyangga ini dapat mempertahankan pH karena ada proses kesetimbangan reaksi
antara asam/basa lemah dengan asam/basa konjugasinya. dalam larutan cenderung
tidak berubah atau kalau pun berubah hanya sedikit. Hal inilah yang
menyebabkan pH dari suatu larutan penyangga dapat dipertahankan (Yusnita, 2020).
Langkah terakhir yaitu mengukur absorbansi larutan standar menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm. Spektrometer menghasilkan
sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
(Khopkar, 2002).
Melalui pengukuran nilai absorbsi didapatkan nilai sejumlah 0.005 ; 0.008 ;
0.0016 ; 0.019 ; dan 0.028 yang dituliskan dalam table dan digambarkan melalui
grafik berikut.

Kadar sulfat (mg/L) Nilai absorbansi


0.1 0.005
0.2 0.008
0.3 0.016
0.5 0.019
1 0.028

Chart Title
0.03
f(x) = 0.0245669291338583 x + 0.00488188976377953
0.025 R² = 0.915756498179663

0.02

0.015

0.01

0.005

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Melalui grafik tersebut diperoleh persamaan y = 0,0246x + 0,0049 dengan r2 =


0,9158 yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar sulfat dalam air
melalui analisis sampel.
Selanjutnya adalah Analisa sampel, langkah yang dilakukan setelah alat dan
bahan siap adalah mengukur 10 mL sampel menggunakan gelas ukur dan
menuangkannya ke dalam gelas beaker. Selanjutnya adalah menambahkan 2 mL
larutan buffer yang telah dibuat pada saat pembuatan larutan standar ke dalam
gelas beaker. Selanjutnya lasutan dipanaskan hingga mendidih dan ditambahkan
0,100 gr BaCl2 pada gelas beaker.
Langkah terakhir adalah menghitung nilai absorbansi sampel menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm. Melalui pengukuran
spektrofotometer ini didapatkan hasil sebesar 0.033 sehingga dapat dimasukkan ke
dalam perhitungan sebagai berikut.
y = 0,0246x + 0,0049
0.033 – 0,0049 = 0,0246x
0.033−0,0049
x= = 1.1427 mg/L
0,0246
Kadar sulfat air sumur bor 182,57- 2049,05 mg/l. Baku mutu kadar sulfat
pada air bersih adalah 400 mg/l dan air minum 250 mg/l (Pane, 2020). Oleh
karena itu, air sampel yang diteliti termasuk dalam kategori baik dan masih
memenuhi baku mutu.
8. Kesimpulan
8.1 Prinsip analisa sulfat dengan metode spektrofotometri dengan cara mereaksikan
ion sulfat yang ada di dalam sampel air dengan larutan BaCl2, sehingga terbentuk
suspense BaSO4, kekeruhan yang dihasilkan diukur dengan spektrofotometri pada
panjang gelombang yang telah ditentukan.
8.2 Konsentrasi/kadar sulfat dalam sample sebesar 1.1427 mg/L.

9. Daftar Pustaka
Istini, (2020). Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu
Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. INDONESIAN JOURNAL
OF LABORATORY. Vol 2 (3) 2020, 41- 46
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Munfarida I., & Nengse, S., (2022). MODUL PRAKTIKUM KIMIA
LINGKUNGAN. PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAK. SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA, 2022.
PANE, S. L. P. U. (2020). ANALISA KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR
PERMUKAAN (Gali).
Sawyer, C. N. And Perry L., McCarty, Chemistry for Environmental Engineering, 3rd
edition, Mc.Graw-Hill Book Company,New York, 1994.
Selviana, A. E. (2020). PENGARUH VARIASI LAMA PENYIMPANAN REAGEN
KERJA PADA SUHU RUANG TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
ALANINE AMINOTRANSFERASE (ALT) METODE KINETIK (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Simanjuntak, R. (2018). Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi
Cair Merek “Lx” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah
Kohesi, 2(4).
Swinehart, D. F., (1962). The Beer-Lambert Law. J. Chem. Educ. 1962, 39, 7, 333
Underwood,A.L & R.A Day,Jr. (1986). Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Yusnita, M. (2020). Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Alprin.

Anda mungkin juga menyukai