Dosen Pengampu :
Ida Munfarida, M.T.
NIP 198411302015032001
4.4.1 Alat
1. Spektrofotometer (1 unit)
2. Tabung Reaksi (5 buah)
3. Gelas Beaker 1L (1 buah)
4. Gelas Beaker 100ml (3 buah)
5. Gelas Ukur 100 ml (1 buah)
6. Erlenmeyer (1 buah)
7. Batang Pengaduk (1 buah)
8. Spatula (1 buah)
9. Kaca Arloji (2 buah)
10. Pipet Tetes (1 buah)
11. Kuvet (7 buah)
12. Pipet Ukur 10 ml (1 buah)
13. Neraca Analitik (1 unit)
14. Bunsen (1 buah)
4.4.2 Bahan
1. C12H8N2 (20ml)
2. C2H3NaO2 (20ml)
3. HONH2 HCL (1ml)
4. FeCL3 (1gr)
5. Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O (2gr)
6. HCL (1ml)
7. Sampel Air Wonorejo (5 L)
Larutan E2
- Diambil 2 ml larutan dari larutan D menggunakan pipet ukur
- Dituangkan 2 ml larutan D ke dalam gelas beaker
- Ditambahkan 8 ml aquades ke dalam gelas beaker kemudian
dihomogenkan (konsentrasi 2,0 mg/l)
Larutan E3
- Diambil 3 ml larutan dari larutan D menggunakan pipet ukur
- Dituangkan 3 ml larutan D ke dalam gelas beaker
- Ditambahkan 7 ml aquades ke dalam gelas beaker kemudian
dihomogenkan (konsentrasi 3,0 mg/l)
Larutan E4
- Diambil 5 ml larutan dari larutan D menggunakan pipet ukur
- Dituangkan 5 ml larutan D ke dalam gelas beaker
- Ditambahkan 5 ml aquades ke dalam gelas beaker kemudian
dihomogenkan (konsentrasi 5,0 mg/l)
Larutan E5
- Diambil 10 ml larutan dari larutan D menggunakan pipet ukur
- Dituangkan 10 ml larutan D ke dalam gelas beaker (konsentrasi 10
mg/l)
HCl
- Ditambahkan HCl sebanyak 8 tetes dalam masing-masing larutan
standar E1, E2, E3, E4, dan E5. Kemudian dihomogenkan
HONH2·HCl
- Ditambahkan HONH2·HCl sebanyak 2 tetes ke dalam masing-
masing larutan standar dan dihomogenkan
Proses pemanasan
- Dipanaskan larutan standar menggunakan bunsen hingga
mendidih, dengan direndam dalam air
- Ditambahkan aquades pada larutan standar yang volumenya
berkurang dari 10 ml.
Fenantrolin
- Ditambahkan Fenantrolin sebanyak 1 ml ke dalam masing-masing
larutan standar kemudian dihomogenkan
Na Asetat
- Dilarutkan Na asetat sebanyak 2,05075 gr dengan 25 ml aquades.
- Ditambahkan Na asetat sebanyak 1 ml ke dalam masing-masing
larutan standar kemudian dihomogenkan
Uji Spektrofotometri
- Dimasukkan kuvet berisi aquades ke dalam spektrofotometer
sebagai larutan blanko
- Dituangkan masing-masing larutan standar E1, E2, E3, E4, dan E5
ke dalam kuvet untuk uji spektrofotometer dengan panjang
gelombang 510 nm
- Dan didapatkan hasil absorbansinya sebagai berikut :
E1 : 0,083
E2 : 0,084
E3 : 0,083
E4 : 0,201
E5 : 0,270
- Dibuat grafik kurva kalibrasi dengan menggunakan nilai
konsentrasi sebagai X dan nilai absorbansi sebagai Y
Hasil
- Memasukkan kuvet
berisi aquades ke
12. Melakukan uji
dalam
spektrofotometer
spektrofotometer
sebagai larutan blanko
- Memindahkan masing-
masing larutan standar
E1, E2, E3, E4, dan E5
ke dalam kuvet untuk
uji spektrofotometer
dengan panjang
gelombang 510 nm
- Dan didapatkan hasil
absorbansinya sebagai
berikut :
E1 : 0,083
E2 : 0,084
E3 : 0,083
E4 : 0,201
E5 : 0,270
- Membuat grafik kurva
kalibrasi dengan
menggunakan nilai
konsentrasi sebagai X
dan nilai absorbansi
sebagai Y
Dari grafik diatas didapatkan nilai regresi sebesar 0,9037 yang mana
menunjukkan hasil data linier dengan sempurna. Adapun persamaan yang
didapat adalah y = -0,2317x + 0,0469.
Analisa Sampel
Analisa sampel air sungai diawali dengan mengambilnya sebanyak 20
ml, lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer. Langkah selanjutnya
menambahkan larutan Fenantrolin sebanyak 4 ml ke dalamnya dan di
homogenkan, kemudian menambahkan Na asetat sebanyak 4 ml dan
mengaduknya hingga terlarut, lalu mendiamkan larutan sampel selama 10
menit.
Langkah berikutnya menguji larutan sampel menggunakan
spektrofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang 510 nm, larutan sampel
dimasukkan dalam kuvet dan dimasukkan dalam instrumen tersebut, dan
didapatkan nilai absorbansinya sebesar 0,028, perlakuan ini dilakukan dua
kali (duplo) untuk mengurangi tingkat kesalahan hasil. Hasil nilai absorbansi
larutan sampel yang kedua didapatkan nilai sebesar 0,035. Dari nilai tersebut
didapatkan nilai absorbansi rata-ratanya yaitu 0,0315; kemudian dimasukkan
dalam persamaan y = -0,2317x + 0,0469 yang didapat dari kurva kalibrasi
larutan standar, untuk mendapatkan konsentrasi/kadar Besi (Fe) dari air
sampel.
y = -0,2317x + 0,0469
0,0315 = -0,2317x + 0,0469
x = 0,066 mg/L
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021, baku mutu Besi (Fe) untuk air sungai adalah 0,3 mg/L untuk kelas I,
dan dari hasil praktikum didapatkan hasil kadar/konsentrasi Fe sebesar 0,066
mg/L, yang menunjukkan bahwa air sungai yang digunakan sebagai sampel
termasuk air yang baik, sebab masih dibawah baku mutu kelas I air sungai,
hal tersebut menunjukkan bahwa air sungai yang digunakan sebagai sampel
dapat digunakan sebagai air minum atau sejenisnya.
4.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Menentukan kadar Fe dengan metode Spektrofotometri, dalam hal ini
metode spektrofotometri menggunakan spektrofotometer uv-vis dengan
analisis nilai absorban larutan standar dan sampel yang digunakan.
2. Memahami prinsip Lambert-Beer dalam penentuan kadar Fe, dalam hal
ini hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik
dengan transmitan.
3. Mengetahui konsentrasi Fe dalam sample air, dalam praktikum ini
didapatkan hasil kadar Fe sampel air sungai wonorejo sebesar 0,066
mg/L, nilai tersebut menunjukkan air sampel masih dibawah baku mutu
air kelas I menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021, baku mutu kadar Fe air sungai kelas I adalah 0,3 mg/L, air
kelas I merupakan air yang dapat digunakan untuk air minum dan
sejenisnya.
4.9 Daftar Pustaka
Bagaskara, P., Sugiarso, D., & Kurniawan, F. (2020). Metode Analisis Besi
Melalui Optimasi Kemampuan Agen Pereduksi NH2OH. HCl dan
C6H8N2. Akta Kimia Indonesia, 5(1), 9-21.
Dewi, Y. S., & Pratama, G. R. (2017). Kualitas Sumber Air Bersih
Penduduk di RW 1 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan
Kebayoran Lama. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol. 7(2),
34-45.
Ewaid, S. H., Abed, S. A., dan Kadhum, S. A. (2018). Prediction the Tigris
River Water Quality within Baghdad, Iraq by Using Water Quality
Index and Regression Analysis. Jurnal Environmental Technology &
Innovation. DOI: https://doi.org/10.1016/j.eti.2018.06.013
Harnani, B. R. D., & Titah, H. S. (2017). Kemampuan Avicennia alba untuk
menurunkan konsentrasi tembaga (Cu) di muara sungai Wonorejo,
Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 6(2), F219-F223.
Maghfiroh, E. N., & Wibowo, Y. M. (2021). Analysis of Iron (Fe) Levels in
Pump Well Water at Mojotegalan Village Using an Atomic
Absorption Spectrophotometer: Analisis Kadar Logam Besi (Fe)
pada Air Sumur Pompa di Desa Mojotegalan Menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom. Jurnal Kimia dan Rekayasa, 2(1),
9-15.
Mailili, W. H., Gustina, G., Nurmayanti, Y., & Irmawati, I. (2023).
Ethnomathscience Identification of Traditional Weapons of Sigi
Biromaru. 12 Waiheru, 9(2), 180-188.
Muliasari, H. (2021). Analisis Kadar Logam Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor
Di Kecamatan Praya Tengah Menggunakan Spektrofotometri
Serapan Atom. JURNAL SANITASI DAN LINGKUNGAN, 2(2),
146-153.
Ngatin, A., & Sihombing, R. P. (2020). Pemanfaatan Besi Berkarat Menjadi
Senyawa Besi (III) Amonium Sulfat sebagai Bahan Koagulan. In
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 11,
No. 1, pp. 267-270).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Rachman, S. D., Maulida, N., Safari, A., Anggraeni, N. I., Fadhlillah, M., &
Ishmayana, S. (2019). Peranan ion logam kobalt terhadap kinerja
fermentasi dan toleransi cekaman lingkungan sel ragi Saccharomyces
cerevisiae. Chimica et Natura Acta, 7(3), 114-124.
Setiani, W. (2015). DESAIN ANALISIS SISTEM ALIR SEDERHANA
UNTUK PENENTUAN BESI DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI.
Yustiani, Y. M., Mulyatna, L., & Anggadinata, A. (2020). Studi Identifikasi
Kualitas Air dan Kapasitas Biodegradasi Sungai Cibaligo. Infomatek:
Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi, 22(1), 23-30.