Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

KONDUKTIVITAS LARUTAN

Kelompok 2:
1. Aida Mutiara Salsabila (09010522001)
2. Yuyun Ainur Rosyidah (09010522017)
3. Khairina Tazkiyah Nufus (09020522031)
4. Muchammad Fahmi Samudra (09020522035)
5. Muhammad Rif'at Gunawan (09020522037)
6. Reyhan Abrar Hakim (09020522039)
7. Syintia Vatma Kusuma Harum (09020522043)
8. Nur Lailatuz Zulfianah Effendi (09040522069)
9. Reynaldi Eka Maulana (09040522071)

Dosen Pengampu :
Ida Munfarida, M.Si., S.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
PERCOBAAN III

KONDUKTIVITAS LARUTAN

1. Tujuan
1.1 Mahasiswa memahami konsep penentuan konduktivitas dan hubungan
konduktivitas dengan kandungan ion-ion dalam larutan
1.2 Mahasiswa dapat memprediksikan jumlah ion-ion atau TDS larutan
dengan mengukur nilai konduktivitas larutan
1.3 Mahasiswa mampu mengukur nilai konduktivitas suatu sampel

2. Prinsip Percobaan
Pada penelitian ini diukur nilai konduktivitas dari berbagai larutan
elektrolit homogen dengan berbagai konsentrasi sehingga dapat dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan konduktivitas yang dapat
digunakan untuk mengukur konduktivitas suatu sample.

3. Dasar Teori
Secara teori konduktivitas merupakan tingkat dimana suatu materi atau
energi mampu melewati materi yang diberikan. Konduktivitas yang diukur
dalam pengukuran ini merupakan jenis konduktivitas ionik. Konduktivitas
ionik merupakan kategori molekuler yang mengukur kemampuan partikel
yang bermuatan ion untuk bergerak melalui struktur kristal material. Senyawa
dan unsur yang dapat menerima pergerakan ion ini melalui strukturnya
disebut dengan elektrolit (Rezlya, 2022).
Aquades adalah jenis pelarut yang bersifat polar dan merupakan
pelarut yang lebih baik dibandingkan dengan etanol dalam mengekstraksi
kandungan antosianin dengan menggunakan metode ekstraksi non thermal
ultrasonik (Unawahi dkk, 2022). Kesetembingan ion dalam larutan garam
merupakan materi yang sifatnya abstrak namun erat kaitannya dengan
kehidupan sehari hari (Fadlilah, 2022).
Anoda adalah istilah yang mengacu pada sepotong logam yang
digunakan sebagai konduktor (tempat terjadinya reaksi oksidasi). Katoda
adalah salah satu jenis elektroda (tempat terjadinya reaksi reduksi) .Elektrolit
adalah zat kimia yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik
(lingkungan dimana katoda dan anoda terpapar) (Namang, 2022).
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Ketika dialirkan arus listrik ke dalamnya, larutan ini akan memberikan
gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas
dalam larutan. Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua yaitu larutan
elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan
ion-ion(tidak mengion).

4. Alat dan Bahan


4.1 Alat
4.1.1 Voltmeter 1 buah
4.1.2 Neraca analitik 1 buah
4.1.3 Spatula 1 buah
4.1.4 Kaca arloji 1 buah
4.1.5 Labu pengenceran 100 mL 4 buah
4.1.6 Pipet tetes 4 buah
4.1.7 Beaker glass 50 mL 2 buah
4.1.8 Pipet ukur 1 buah
4.1.9 Bola hisap 1 buah
4.1.10 Jembatan garam 1 buah

4.2 Bahan
4.2.1 NaCl p.a 20 mL atau 5 gram
4.2.2 Aquades 200 mL
4.2.3 Sampel per kelompok : sampel air garam (0,1 gram garam
dilarutkan dalam 10 mL aquades)

5. Skema Kerja

Persiapan Alat dan


Bahan
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum

Pembuatan Larutan
- Ditimbang NaCl p.a
5,85 gram larutkan dalam 100 mL aquades. Ini menjadi
larutan A dengan konsentrasi 1 M
- Diambil 40 mL larutan A dan masukkan ke dalam labu ukur
50 mL tambahkan aquades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,8 M (B)
- Diambil 25 mL larutan B dan masukkan ke dalam labu ukur
50 mL tambahkan aquades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,4 M (C)
- Diambil 25 mL larutan C dan masukkan ke dalam labu ukur
50 mL tambahkan aquades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,2 M (D)
- Diambil 25 mL larutan D dan masukkan ke dalam labu ukur
50 mL tambahkan aquades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,1 M (E)
- Diambil 0,1 gram garam dan masukkan ke dalam gelas
beaker tambahkan 10 mL aquades
- Disiapkan sampel air garam yang telah dibuat per kelompok
(F)

Perhitungan

- Disiapkan voltmeter
- Diukur DHL (daya hantar listrik) atau konduktivitas larutan
mulai dari konsentrasi terkecil sampai konsentrasi terbesar.
Sebagai blanko gunakan pelarut yang digunakan (dalam
percobaan ini digunakan hanya aquades)
6. Tabel Pengamatan
Hasil
No. Perlakuan Keterangan Gambar

Menyiapkan alat dan bahan


yang digunakan dalam
praktikum. Alat yang
dibutuhkan seperti
voltmeter, neraca analitik,
spatula, kaca arloji, labu
pengenceran 100 mL, pipet
tetes, beaker glass 50 mL,
Menyiapkan Alat pipet ukur, bola hisap dan
1.
dan Bahan
jembatan garam. Bahan
yang dibutuhkan seperti
NaCl p.a 20 mL atau 5
gram, aquades 200 mL,
sampel per kelompok :
sampel air garam (0,1 gr
garam dilarutkan dalam 10
mL aquades)

Menimbang Larutan NaCl


p.a 5,85 gr larutkan dalam

Menimbang 100 mL aquades. Ini


2.
Larutan menjadi larutan A dengan
konsentrasi 1 M( Kelompok
1)

Mengambil 40 mL larutan A
dan masukkan ke dalam

Membuat Larutan labu ukur 50 mL tambahkan


3
B aquades hingga 50 mL.
Larutan ini menjadi 0,8 M
(B) (Kelompok 2)
Mengambil 25 mL larutan B
dan masukkan ke dalam

Membuat Larutan labu ukur 50 mL tambahkan


4
C aquades hingga 50 mL.
Larutan ini menjadi 0,4 M
(C) (Kelompok 3)

Mengambil 25 mL larutan C
5. dan masukkan ke dalam

Membuat Larutan labu ukur 50 mL tambahkan


D aquades hingga 50 mL.
Larutan ini menjadi 0,2 M
(D) ( Kelompok 4)

Mengambil 25 mL larutan D
dan masukkan ke dalam

Membuat Larutan labu ukur 50 mL tambahkan


6.
E aquades hingga 50 mL.
Larutan ini menjadi 0,1 M
(E) (Kelompok 4)

Mengambil 0,1 gram garam


dan masukkan ke dalam

Membuat Larutan gelas beaker tambahkan 10


7.
Garam mL aquades lalu
dihomogenkan ( dibuat oleh
tiap kelompok)
Mengukur konduktivitas
larutan dari konsentrasi
terkecil. Gelas pertama
larutan NaCl 10 mL
dimasukkan kabel hitam
(anoda) dan gelas kedua
berisi aquades 10 mL
dimasukkan kabel merah
(Katoda) lalu terdapat
Mengukur penghubung antara kedua
8. konduktivitas
gelas beaker yang disebut
larutan
Jembatan garam dan
didapatkan hasil :

Larutan 1: 41 mV

Larutan 2: 42 mV

Larutan 3: 36 mV

Larutan 4: 30 mV

Larutan 5: 19 mV

Mengukur konduktivitas
larutan garam tiap
kelompok dan didapatkan

Mengukur hasil sebagai berikut :


konduktivitas
9. Kelompok 1: 60 mV
larutan garam tiap
kelompok Kelompok 2: 59 mV

Kelompok 3: 55 mV

Kelompok 4: 53 mV

7. Hasil dan Pembahasan


Praktikum Kimia Lingkungan dengan percobaan 3 “Konduktivitas
Larutan” ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 April 2023 pukul 09.30
– 13.00 WIB bertempat di Laboratorium Lingkungan Lantai 2 gedung
Laboratorium Saintek UIN Sunan Ampel Surabaya. Praktikum ini
dilaksanakan dengan mematuhi standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) seperti memakai jas laboratorium, masker, latex, dan sepatu tertutup.
Percobaan konduktivitas larutan bertujuan agar memahami konsep
penentuan konduktivitas dan hubungan konduktivitas dengan kandungan ion-
ion dalam larutan. Mahasiswa juga dapat memprediksikan jumlah ion-ion
atau TDS larutan dengan mengukur nilai konduktivitas larutan serta mampu
mengukur nilai konduktivitas suatu sample. Prinsip dari percobaan
konduktivitas larutan yaitu mengukur nilai konduktivitas dari berbagai larutan
elektrolit homogen dengan berbagai konsentrasi sehingga dapat dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan konduktivitas yang dapat
digunakan untuk mengukur konduktivitas suatu sample.
Konduktivitas adalah kemampuan materi menghantarkan arus listrik.
Arus listrik tercipta karena elektron mengalir keluar dari ion yang terdapat
dalam larutan elektrolit. daya konduksi suatu larutan, tergantung pada:
1. Jumlah ion yang ada dan kecepatan ion Perbedaan potensial antara
dua elektroda.
2. Konsentrasi larutan.
3. Kecepatan ion dengan beda potensial antara dua elektroda.

Konduktivitas listrik suatu larutan adalah ukuran kemampuan suatu


larutan untuk menghantarkan arus listrik. Arus listrik di dalam larutan akan
dihantarkan oleh ion yang terkandung di dalamnya, karena itu nilai
konduktivitas listriknya dipengaruhi oleh konsentrasi ion total dalam larutan.
Banyaknya ion di dalam larutan dipengaruhi oleh padatan terlarut di
dalamnya. Semakin besar jumlah padatan terlarut dalam larutan, maka jumlah
ion dalam larutan semakin besar. Hal tersebut yang membuat nilai
konduktivitas listriknya semakin besar (Maharani, dkk 2022).
EC dapat digunakan sebagai pengganti pengukuran TDS. Pengukuran
TDS menggunakan EC lebih cepat dan lebih bermanfaat dibandingkan
pengukuran menggunakan gravimetry. Pengukuran TDS menggunakan EC
lebih efektif dibandingkan dengan pengukuran laboratorium. Hubungan
antara TDS dan EC adalah fungsi dan jenis dari kation dan anion yang terlarut
dalam air. Keterkaitan antara TDS dengan EC tidak linier, hal ini disebabkan
oleh bervariasinya kecepatan konduktivitas masing-masing ion (Prihatno dkk,
2021).
Langkah pertama dalam konduktivitas larutan adalah menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Alat yang dibutuhkan seperti
voltmeter, neraca analitik, spatula, kaca arloji, labu pengenceran 100 mL,
pipet tetes, beaker glass 50 mL, pipet ukur, bola hisap dan jembatan garam.
Bahan yang dibutuhkan seperti NaCl p.a 20 mL atau 5 gram, aquades 200
mL, sampel per kelompok : sampel air garam (0,1 gr garam dilarutkan dalam
10 mL aquades). Langkah kedua adalah menimbang larutan NaCl p.a 5,85
gram larutkan dalam 100 mL akuades. Ini menjadi larutan A dengan
konsentrasi 1 M (yang dibuat kelompok 1). Konsentrasi larutan adalah
komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Menurut Adha (2015) menyatakan bahwa kelarutan dapat
kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu
akan keluar (mengendap di bawah larutan) (Kurniawan, 2022).
Langkah ketiga adalah Mengambil 40 mL larutan A dan masukkan ke
dalam labu ukur 50 mL tambahkan akuades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,8 M (B) (Yang dibuat Kelompok 2). Larutan adalah suatu
campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang
bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut. Aquades merupakan pelarut yang lebih baik
dibandingkan hampir semua cairan pada umumnya. Garam yang digunakan
sebagai zat terlarut adalah garam Natrium klorida (NaCl/garam dapur)
(Kurniawan, 2022).
Langkah Keempat adalah Mengambil 25 mL larutan B dan masukkan
ke dalam labu ukur 50 mL tambahkan akuades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,4 M (C) (Yang dibuat Kelompok 3). Langkah berikutnya adalah
Mengambil 25 mL larutan C dan masukkan ke dalam labu ukur 50 mL
tambahkan akuades hingga 50 mL. Larutan ini menjadi 0,2 M (D) (Yang
dibuat Kelompok 4).
Konduktivitimeter merupakan alat yang digunakan untuk
menentukan nilai konduktivitas atau daya hantar suatu larutan. Prinsip
kerja konduktivitimeter yaitu ketika elektroda diberi gaya listrik ion-ion
dalam larutan dapat bergerak. Pergerakkan tersebut menghasilkan arus
listrik. Banyaknya ion yang bergerak, nilai arus listrik dan nilai
konduktivitas larutan tersebut berbanding lurus. Semakin banyak ion
yang bergerak, maka nilai arus listriknya semakin besar begitu juga
dengan nilai konduktivitas yang akan muncul pada alat
konduktivitimeter (Hamidah & Cindramawa, 2020) tetapi dalam praktikum
kali ini tidak digunakan, melainkan menggunakan voltmeter untuk mengukur
konduktivitas larutan NaCl.
Langkah keenam adalah mengambil 25 mL larutan D dan masukkan
ke dalam labu ukur 50 mL tambahkan akuades hingga 50 mL. Larutan ini
menjadi 0,1 M (E) (Yang dibuat Kelompok 4) . Selanjutnya mengambil 0,1
gram garam dan masukkan ke dalam gelas beaker tambahkan 10 mL aquades
lalu dihomogenkan ( dibuat oleh tiap kelompok). Kemudian merendam
jembatan garam di dalam gelas beaker yang berisi larutan NaCl. Fungsi
jembatan garam adalah untuk memungkinkan aliran elektron, dalam sel
elektrokimia anoda selalu di sebelah kiri, dalam sel elektrokimia elektron
berpindah dari satu elektroda ke elektroda lain melintasi jembatan garam,
dalam sel elektrokimia anion berpindah dari anoda ke katoda, katoda dalam
sel elektrokimia selalu ke kanan dan dalam sel elektrokimia terjadi oksidasi di
katoda dan reduksi di anoda (Dorsah & Yaayin, 2019).
Voltmeter adalah alat ukur yang berfungsi sebagai alat ukur untuk
menghitung volume berbagai tegangan potensial listrik yang berbeda di
antara dua titik dalam rangkaian listrik penuh arus. Alat ini memiliki kode
khusus seperti (V) untuk voltmeter, (mV) untuk milivoltmeter dan (kV) untuk
kilovoltmeter (Kholid, 2021). Prinsip kerja voltmeter adalah adanya fluks
magnet berupa gelombang sinus dengan frekuensi yang sama, kemudian
masuk ke kepingan logam secara paralel. Antara satu fluks dengan yang
lainnya memiliki fasa yang berbeda. Fluks bolak-
balik mengakibatkan tegangan dengan kepingan logam dan menyebabkan
arus bersirkulasi pada keping logam tersebut. Sebuah voltmeter dapat
digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur tegangan rangkaian (Valerie
dkk, 2022).
Selanjutnya, menuangkan 20 mL larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas
beaker 50 mL, kemudian menunangkan aquades sebagai larutan blanko ke
dalam gelas beaker 50 mL, digunakan untuk mengukur DHL (daya hantar
listrik) atau konduktivitas larutan mulai dari konsentrasi terkecil sampai
konsentrasi terbesar. Sebagai blanko gunakan pelarut yang digunakan (seperti
dalam percobaan ini digunakan akuades) dan menentukan hubungan antara
konsentrasi ion-ion dengan konduktivitas larutan. Daya hantar listrik adalah
kemampuan air untuk meneruskan arus listrik (Snalles, 2022).
Dari praktikum ini didapatkan hasil tiap kelompok sebagai berikut :

Konsentrasi Larutan Konduktivitas Larutan

1M 41 mV

0,8 M 42 mV

0,4 M 36 mV

0,2 M 30 mV

0,1 M 19 mV
Tabel 1. Pengukuran Konduktivitas Larutan NaCl per Konsentrasi

Dari tabel di atas didapatkan hasil grafik sebagai berikut :


Pada pengukuran NaCl didapat konduktivitas yang cukup besar hal ini
dikarenakan NaCl merupakan pencampuran antara asam kuat dan basa kuat
yang memiliki daya ionisasi tinggi. NaCl dapat terionisasi sempurna (larutan
elektrolit kuat) dalam pelarutnya dan berubah menjadi ion-ion dalam
larutannya yaitu ion Na+ dan Cl– sehingga ion-ion bebasnya banyak yang
dapat menghantarkan listrik. Larutan yang termasuk elektrolit kuat
mempunyai daya hantar listrik yang baik walaupun dalam konsentrasi kecil.
Apabila semakin banyak muatan-muatan dalam larutan maka semakin banyak
arus listrik yang dihantarkan. Hal ini tentunya akan menyebabkan nilai daya
hantar listrik suatu larutan juga akan semakin besar. Begitupun sebaliknya
dengan larutan yang memiliki konsentrasi rendah, semakin sedikit NaCl yang
terlarut dan terionisasi, sehingga semakin sedikit muatan-muatan yang
dihasilkan pada larutan, maka semakin kecil daya hantar listrik larutan
tersebut. Saat pengukuran konduktivitas, elektroda konduktivity meter harus
tercelup seluruhnya ke dalam larutan, agar elektroda mengukur daya hantar
listrik larutan secara benar, apabila tidak tercelup seluruhnya kemungkinan
sensor elektroda tidak akan mengukur konduktivitas larutan dengan benar
(AM_Toni, 2013).

8. Kesimpulan
Dari percobaan konduktivitas larutan di atas didapatkan kesimpulan
bahwa:
8.1 Mahasiswa mampu mengukur nilai konduktivitas dari suatu sample dan
didapatkan dari hasil pengukuran yaitu larutan dengan konsentrasi 1M
memiliki konduktivitas 41 mV, larutan dengan konsentrasi 0,8 M
memiliki konduktivitas 42 mV, Larutan dengan konsentrasi 0,4 M
memiliki konduktivitas 36 mV, larutan dengan konsentrasi 0,2 M
memiliki konduktivitas 30 mV, larutan dengan konsentrasi 0,1 M
memiliki konduktivitas 19 mV
8.2 Dari hasil pengukuran konduktivitas tiap kelompok didapatkan hasil
grafik yaitu : y = 21,5x +22,85
8.3 Pada pengukuran NaCl didapat konduktivitas yang cukup besar hal ini
dikarenakan NaCl merupakan pencampuran antara asam kuat dan basa
kuat yang memiliki daya ionisasi tinggi
8.4 Mahasiswa mampu memahami konsep penentuan konduktivitas dan
hubungan konduktivitas dengan kandungan ion-ion dalam larutan

9. Daftar Pustaka
AM_Toni. (2013). Laporan Praktikum Konduktivitas. Accessed April 15,
2023
https://tonimpa.wordpress.com/2013/04/08/laporan-praktikum-
konduktivitas/.
Dorsah, P., & Yaayin, B. (2019). Altering Students' Misconceptions in
Electrochemistry Using Conceptual Change Texts. International
Journal Of Innovative Research and Development.
Fadlilah, L. N. (2022). Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan
Phet Simulation Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Kesetimbangan Ion Dalam Larutan Garam Kelas XI
SMA Batik 1 Surakarta.
Hamidah, W., & Cindramawa, C. (2020). Analisis Kadar pH, Total Dissolved
Solid (TDS) dan Mn pada Air Sumur Gali di Kabupaten Cirebon.
Indonesian Journal Of Chemical Research (Ijcr), 8-15.
Kholid, K. B. W. (2021). Pemanfaatan Gas Buang Knalpot Motor Bebek 110
CC Sebagai Pembangkit Listrik Menggunakan Termoelektrik
Dengan Variasi Plat Penghantar Panas dan Jumlah
Termoelektrik (Doctoral dissertation, Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya).
Kurniawan, R. (2022). Pengaruh Tingkat Konsentrasi Larutan Garam Pada
Pembuatan Telur Asin Dengan Metode Basah Terhadap Kualitas
Fisik Dan Total Mikroba (Doctoral dissertation, Universitas
Jambi).
Maharani, S., Muliyono, S., & Putri, E. R. (2022). Kaitan konduktivitas listrik
dengan konsentrasi larutan garam dapur. Progressive Physics
Journal, 3(2), 157-163.
Namang, H. B. (2022). Analisis Laju Korosi dan Struktur Mikro Material Al-
6061 Sebagai Anoda Korban dengan Variasi NaCl. (Analysis of
Corrosion Rate and Micro Structure of Al-6061 Material as A
Sacrifice Anode with Variation of NaCl) (Doctoral dissertation
Prihatno, H., Abida, R. F., & Sagala, S. L. (2021). Korelasi Antara
Konduktivitas Air Laut Dengan Jumlah Mineral Terlarut Pada
Perairan Selat Madura.n, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya).
REZLYA, F. S. (2022). Analisis Ph Dan Konduktivitas Air Hujan Terhadap
Kualitas Udara Selama 2019-2021 Di Wilayah Bandar Lampung
(Doctoral Dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Snalles, E. T. (2022). Analisis Instrusi Air Laut dengan Pengukuran Total
Dissolved Solids (TDS), Daya Hantar Listrik (DHL) dan Salinitas
Air Sumur Gali di Kelurahan Pasie Nan Tigo.
Unawahi, S., Widyasanti, A., & Rahimah, S. (2022). Ekstraksi Antosianin
Bunga Telang (Clitoria ternatea Linn) dengan Metode Ultrasonik
Menggunakan Pelarut Aquades dan Asam Asetat. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 10(1), 1-9.
Valerie, M., Soim, S., Said, M. R. A., & Anistiawan, S. B. (2022).
ANALISIS
PENGARUH THERMOELEKTRIK TERHADAP EFEKTIVITAS
PANEL SURYA SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI
LISTRIK. Prosiding Semnas First, 1(1), 30-37.

Anda mungkin juga menyukai