Laporan Praktikum Kimia Lingkungan Percobaan 6 - Titrasi Iodometri - Kelompok 2 - H5A2
Laporan Praktikum Kimia Lingkungan Percobaan 6 - Titrasi Iodometri - Kelompok 2 - H5A2
TITRASI IODOMETRI
Kelompok 2:
1. Aida Mutiara Salsabila (09010522001)
2. Yuyun Ainur Rosyidah (09010522017)
3. Khairina Tazkiyah Nufus (09020522031)
4. Muchammad Fahmi Samudra (09020522035)
5. Muhammad Rif'at Gunawan (09020522037)
6. Reyhan Abrar Hakim (09020522039)
7. Syintia Vatma Kusuma Harum (09020522043)
8. Nur Lailatuz Zulfianah Effendi (09040522069)
9. Reynaldi Eka Maulana (09040522071)
Dosen Pengampu :
Ida Munfarida, M.Si., S.T.
1. Tujuan Percobaan
1.1 Mahasiswa dapat melakukan analisis dengan prinsip reaksi redoks
(khususnya iodometri).
1.2 Mahasiswa mampu menentukan dan menghitung ekivalensi reaksi redoks
dan menerapkan dalam analisis senyawa.
2. Prinsip Percobaan
Pada percobaan ini dilakukan titrasi iodometri menggunakan larutan
standar primer KI dan larutan standar sekunder tiosulfat.
3. Dasar Teori
Larutan merupakan suatu campuran zat cair homogen yang terdiri dari
komposisi dua zat cair atau lebih dengan variasi atau karakteristik yang
berbeda-beda. Zat terlarut merupakan zat yang terdiri dari jumlah yang sedikit
dalam suatu larutan dan sebaliknya dengan zat pelarut yang jumlahnya lebih
banyak dari zat-zat lain pada suatu larutan tersebut (Jung dkk, 2019).
Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan cara melakukan
titrasi. Titrasi merupakan salah satu cara analisis tentang pengukuran jumlah
larutan yang dibutuhkan untuk mereaksikan secara tepat dengan zat yang
terdapat dalam larutan lain. Titrasi adalah suatu metode yang digunakan
dalam menentukan konsentrasi zat di dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan
cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang telah sudah diketahui
terlebih dahulu konsentrasinya (Boimau, dkk, 2022).
Iodimetri adalah suatu metode titrasi atau volumetri yang cara
menentukannya berdasarkan pada jumlah iodium (I2) lalu bereaksi dengan
sampel (asam askorbat) kemudian terbentuk dari hasil reaksi antara sampel
dengan ion iodide. Titrasi iodometri adalah suatu proses tak langsung dengan
melibatkan iod, ion iodida berlebih dan ditambahkan ke dalam suatu agen
pengoksidasi, lalu akan membebaskan iod dan kemudian dititrasi dengan
Na2S2O3 (Natrium tiosulfat). Titrasi iodometri merupakan titrasi redoks
(Nurmastika, dkk, 2018).
Kalium dikromat atau mempunyai rumus senyawa K 2Cr2O7 merupakan
suatu pereaksi dalam kimia organik yang umum digunakan untuk agen
pengoksidasi di laboratorium. K2Cr2O7 ini berbentuk kristal padat yang ionik
dengan warna merah/jingga yang sangat mengkilap (Winanda, S. 2020).
Asam sulfat merupakan asam kuat yang bersifat korosif, sehingga
penggunaan asam sulfat sebagai koagulan lateks berpotensi memicu
terjadinya kerusakan pada peralatan pengolahan karet dan mengakibatkan
umur pemakaian peralatan pengolahan karet menjadi lebih singkat. Selain itu,
berdasarkan sifat korosifnya, asam sulfat juga memberikan pengaruh buruk
terhadap kesehatan petani dan pekerja pabrik pengolahan karet (Vachlepi &
Suwardin, 2018).
Larutan Natrium Tiosulfat merupakan larutan standar yang digunakan
dalam kebanyakan proses iodometri. Larutan ini biasanya dibuat dari garam
pentahidratnya (Na2S2O3.5H20). Larutan ini perlu distandarisasi karena
bersifat tidak stabil pada keadaan biasa (pada saat penimbangan) (Adriani &
Ranti, 2022).
Aquades merupakan bahan pelarut utama dalam kegiatan praktikum di
laboratorium. Aquades merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan
yang dapat disebut juga sebagai air murni (H2O) karena H2O hampir tidak
mengandung mineral (Utami dkk, 2020). Aquades merupakan pelarut yang
jauh lebih baik dari sebagian dari keseluruhan cairan yang ditemukan, dan
juga merupakan air suling yang bebas dari pengotor sehingga murni di
laboratorium. Senyawa yang langsung larut dalam air suling meliputi
berbagai senyawa organik netral yang memiliki gugus fungsi polar seperti
gula, alkohol, aldehida, dan keton (Fajri dkk, 2022).
4.2 Bahan
4.2.1 Aquades 400 mL,
4.2.2 Larutan kanji/amilum/strach 10 gram,
4.2.3 KI 0,625 gram,
4.2.4 Na-tiosulfat 10 gram,
4.2.5 K2Cr2O7 3,0643 gram,
4.2.6 H2SO4 pekat (p.a) 5 mL.
5. Skema Kerja
Larutan K2Cr2O7
Larutan KI
6. Tabel Pengamatan
Hasil
No. Perlakuan Keterangan Gambar
Menpipet 5 mL larutan A
Mengambil menggunakan pipet tetes
4.
larutan K2Cr2O7 dengan bantuan gelas ukur ke
dalam labu ukur 100 mL.
Menambahkan 50 mL
Menambahkan aquades ke dalam labu ukur.
5.
aquades Larutan ini menjadi larutan
0,1 N (B).
Dipipet 10 mL larutan B ke
Mengambil dalam erlenmeyer
6.
larutan B menggunakan pipet tetes
dengan bantuan gelas ukur.
Menyiapkan 5 mL larutan
Menyiapkan
7. H2SO4 pekat (p.a) pada gelas
larutan H2SO4
ukur 10 mL.
Menimbang serbuk KI 10%
sebanyak 0,625 gram
8. Menimbang KI
menggunakan neraca analitik
dengan bantuan kaca arloji.
Melarutkan serbuk KI dengan
6,25 mL aquades pada gelas
9. Melarutkan KI
beaker, kemudian
dihomogenkan
10. Menimbang Menimbang padatan Na-
padatan Na- tiosulfat sebanyak 10 gram
tiosulfat menggunakan neraca analitik
No. Perlakuan Keterangan Gambar
dengan bantuan kaca arloji.
Melarutkan padatan Na-
Melarutkan
tiosulfat dengan 100 mL
11. padatan Na-
aquades pada erlenmeyer,
tiosulfat
kemudian dihomogenkan.
Menimbang serbuk amilum
Menimbang sebanyak 0,2 gram
12.
serbuk amilum menggunakan neraca analitik
dengan bantuan kaca arloji.
Melarutkan serbuk amilum
Melarutkan dengan 100 mL aquades pada
13.
serbuk amilum labu ukur, kemudian
dihomogenkan.
Memasukkan Memasukkan Larutan Na-
14. Larutan Na- tiosulfat ke dalam buret yang
tiosulfat telah disterilkan.
Menyiapkan larutan K2Cr2O7
Menyiapkan
15. (B) 10 mL ke dalam
larutan K2Cr2O7
erlenmeyer.
Menambahkan 5 mL larutan
Menambahkan
16. KI ke dalam erlenmeyer,
larutan KI
kemudian dihomogenkan.
Menambahkan 5 mL larutan
Menambahkan
17. H2SO4 pekat (p.a) ke dalam
larutan H2SO4
erlenmeyer.
Menempatkan erlenmeyer
Menempatkan
18. yang berisi larutan analit di
erlenmeyer
bawah buret.
No. Perlakuan Keterangan Gambar
Mentitrasi larutan dengan Na-
tiosulfat 15 mL di dalam
19. Mentitrasi Larutan buret dari warna kuning
coklat tua menjadi kuning
muda.
Menambahkan larutan
amilum 10 mL sebagai
indikator ke dalam
Menambahkan
20. erlenmeyer yang berisi
larutan amilum
larutan analit yang telah
berubah warna menjadi
kuning muda.
Mentitrasi kembali dengan
Mentitrasi
21. larutan Na-tiosulfat sambil
kembali larutan
erlenmeyer digoyangkan.
● Titrasi 1
Diketahui : V1 (V larutan Na-tiosulfat yang digunakan) = 3 mL
V2 (V larutan KI) = 5 mL
N2 (N larutan KI) = 0,75 N
Ditanya : N1 (N larutan Na-tiosulfat )
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2
3 mL x N1 = 5 mL x 0,75 N
3 ,75
N1 =
3
= 1,25 N
● Titrasi 2
Diketahui : V1 (V larutan Na-tiosulfat yang digunakan) = 5 mL
V2 (V larutan KI) = 5 mL
N2 (N larutan KI) = 0,75 N
Ditanya : N1 (N larutan Na-tiosulfat )
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x N1 = 5 mL x 0,75 N
3 ,75
N1 =
5
= 0,75 N
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai normalitas larutan Na-
tiosulfat pada titrasi 1 sebesar 1,25 N dan pada titrasi 2 sebesar 0,75 N.
Menurut Adriani & Ranti, (2022) dalam penelitiannya yang
berjudul Analisis Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam Dapur Produksi
Kuala Bau Aceh Selatan menyebutkan bahwa sebelum menggunakan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) sebagai larutan standar dalam prosedur
iodometri ini, terlebih dahulu harus distandarisasi dengan kalium iodat
yang merupakan standar primer yang stabil, tersedia dalam kemurnian
tinggi, dan inert terhadap asam. Larutan kalium iodat ini ditambahkan
dengan H2SO4 1 N untuk memberikan suasana asam dan sebagai zat
pereduksi, karena larutan yang terdiri dari kalium iodat dan kalium iodida
memiliki keasaman rendah. Kemudian ditambahkan larutan KI 10% dan
indikator pati sebagai reduktor dan katalisator. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, maka reaksi yang terjadi oleh KI adalah sebagai
berikut :
8. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan ini dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
8.1 Dari praktikum pembuatan larutan standar, mahasiswa dapat melakukan
analisis dengan prinsip reaksi redoks (khususnya iodometri) yang
menggunakan metode titrasi dengan melibatkan iod, ion iodida berlebih
dan ditambahkan ke dalam suatu agen pengoksidasi.
8.2 Praktikum titrasi iodometri ini membuat mahasiswa mampu menentukan
dan menghitung ekivalensi reaksi redoks dan menerapkan dalam analisis
senyawa, dimana titik ekivalen terjadi ketika jumlah mol asam habis
karena digunakan untuk bereaksi dengan mol biasa, kemudian larutan
basa akan berikatan dengan indikator, sehingga terjadi perubahan warna
titik akhir titrasi. Dalam hal ini konsentrasi larutan Na-tiosulfat dapat
diketahui dari titrasi 1 sebesar 1,25 N dan pada titrasi 2 sebesar 0,75 N.
9. Daftar Pustaka
Adriani, A., & Ranti, S. R. (2022). Analisis Kalium Iodat (KIO3) Dalam
Garam
Dapur Produksi Kuala Bau Aceh Selatan. Jurnal Sains dan
Kesehatan Darussalam, 2(2), 29-35.
Angka, P., & Warga, P. A. S. (2018). Jurnal Analis Farmasi. Jurnal Analis
Farmasi Volume, 3(4), 247.
Asmara, A. P. (2019). Penentuan Bilangan Peroksida Minyak RBD (Refined
Bleached Deodorized) Olein Pt. Phpo Dengan Metode Titrasi
Iodometri. AMINA, 1(2), 79-83.
Boimau, S., Tukan, M. B., Lawung, Y. D., & Boelan, E. G. (2022).
Pengembangan LKPD Dengan Memanfaatkan Indikator Alami
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Titrasi Asam Basa.
Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(2), 374-380.
Budiani, B., Permana, F., & Fadlisyah, H. (2020). Standarisasi Pelabelan
Larutan Pereaksi Di Laboratorium Quality Control Menggunakan
Metode Poka Yoke Untuk Menghindari Penggunaan Larutan
Kadaluarsa. Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan, 7(1), 36-
40.
Devianti, V. A., & Yulianti, C. H. (2018). Identifikasi dan penetapan kadar
klorin dalam pembalut wanita yang beredar di Kelurahan Ketintang
dengan metode titrasi iodimetri. Journal Pharmasci, 3(1), 9-12.
Fahlevi, F. (2022). Penentuan Kadar Chemical Ocxygen Demand (COD) Dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) Pada Limbah Cair Sawit
Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan Titrasi Iodometri.
BOD Dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku
Mutu Air Limbah, 1-29.
Fajri, N., Putri, L. F. A., Prasetio, M. R., Azizah, N., Pratama, Y., & Susanto,
N. C. A. (2022). Potensi Batang Pisang (Musa paradisiaca l)
sebagai bioreduktor dalam Green Sintesis Ag nanopartikel. Jurnal
Penelitian Sains, 24(1), 33-37.
Fitriana, Y. A. N., & Fitri, A. S. (2020). Analisis kadar vitamin c pada buah
jeruk menggunakan metode titrasi iodometri. Sainteks, 17(1), 27-
32.
Jung, M Sang-Geun, J. Kim, G. Seok, S. (2019). Perovskite Precursor
Solution Chemistry: From Fundamentals To Photovoltaic
Applications. Chemical Society Reviews 48 (7), 2011-2038.
Mardiyah, S., Kunsah, B., Kartikorini, N., & Ariana, D. (2019). Modul
Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif.
Meyiwa, B., 2020, Iodometric and Iodimetric Titration Methods, Journal
Wetenskap Health, 1(1), 5-8
Muthiah., Lubis, R., Riyanto.2020. Penentuan Kadar Kalium Iodat (KIO)
Dalam Garam Konsumsi Yang Beredar Dipasaran Dengan Metode
lodometri. Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA), 2(1).
Nirmala, Y. (2020). Studi Literatur: Peluang Penambahan Antioksidan Dari
Cengkeh (Syzygium aromaticum) Dan Kunyit (Curcuma longa)
Untuk Mengatasi Ketengikan Pada Minyak Nabati.
Nurmastika, A., Erwanto, D., Rosanti, A. D., & Fiolana, F. A. (2018).
Rancang Bangun alat pengukur kadar asam askorbat pada buah
dengan metode titrasi iodimetri. Setrum: Sistem Kendali-Tenaga-
elektronika-telekomunikasi-komputer, 7(1), 147-157.
Nurmila, N., Sinay, H., & Watuguly, T. (2019). Identifikasi dan analisis kadar
flavonoid ekstrak getah angsana (Pterocarpus indicus Willd) di
dusun Wanath kecamatan Leihitu kabupaten Maluku Tengah.
Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 5(2), 65-71.
Putri, E., Khasanah, H. R., Putri, Y. H., Krisyanella, K., & Muslim, Z. (2021).
Penetapan Kadar Vitamin C Pada Varietas Pepaya (Carica Papaya
L) Dengan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Bengkulu).
Putri, Z. S. (2020). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Laboratorium
Virtual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi
Titrasi Asam Basa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau).
Utami, W., Mardawati, E., & Putri, S. H. (2020). Pengujian aktivitas
antioksidan kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai
masker gel peel off. Jurnal Industri Pertanian, 2(1).
Vachlepi, A., & Suwardin, D. (2018). Corrosivity of sulphuric acid
coagulation
on the equipment in natural rubber prosessing factory. Warta
Perkaretan, 35(1), 67-76. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v3
511.80
Winanda, S. (2020). Pra Rancangan Pabrik Kalium Dikromat Kapasitas
Produksi 10.000 Ton/Tahun (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Indonesia).
Winayu, A. K. (2020). Analisa Kadar Karbohidrat Pada Ubi Jalar (Ipomoe
Batatas L) Kuning Dan Ungu Sebagai Alternatif Makanan Bagi
Penderita Diabetes Mellitus (Doctoral dissertation, STIKES Insan
Cendekia Medika Jombang).