Asisten Praktikum :
M. Satria Aji Pamungkas
NIM 09010521015
Dosen Pengampu :
Ida Munfarida, M.Si., M.T.
NIP 198411302015032001
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2024
PERCOBAAN VI
ANALISA OZON
6.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel menggunakan Impinger
untuk uji Gas Ozon.
2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil Ozon dari udara.
6.2 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pada praktikum ini adalah pengukuran
gas jenis Ozon di udara ambien menggunakan Impinger berdasarkan metode
absorpsi. Oksidan dari udara ambien yang telah diserap oleh larutan NBKI
(neutral buffer kalium iodide) dan bereaksi dengan ion iodida membebaskan
iod (I2) yang berwarna kuning muda. Konsentrasi larutan ditentukan secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm.
6.3 Dasar Teori
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat
menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya
seperti tumbuhan dan hewan (Budi, 2023).
Dalam udara terdapat beberapa campuran macam-macam gas dan
debu seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), ozon (O3),nitrogen (N2),
particulate matter (PM 10, PM2.5) dan sebagainya.Perbedaan udara dibagi
menjadi udara emisi dan udara ambien. Udara emisi adalah udara yang
berasal dari sumber emisi, sedangkan udara ambien adalah udara bebas yang
berada di atmosfer. Pengendalian udara emisi dan udara ambien dapat
dilakukan dengan cara memantau atau mengukur kualitas udara (Damayanti
& Handriyono, 2022).
Sumber pencemar udara sendiri berasal dari sumber pencemar
udara menetap seperti instalasi pembangkit tenaga listrik, asap dapur dan lain-
lain, ada yang berasal dari sumber pencemar udara yang tidak menetap seperti
motor, kereta api dan lain-lain, dan ada juga yang berasal dari sumber
pencemar campuran seperti bandara, terminal dan lain-lain (Hadi, 2021).
Adapun pencemaran udara terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain suhu udara, kelembaban, tekanan udara, angin, sinar matahari dan curah
hujan (Solihati et al., 2016).
Ozon merupakan molekul kimia yang terdiri dari 3 atom oksigen
yang saling melekat dan merupakan bahan yang berenergi. Bila ozon
berkontak dengan permukaan bahan maka ia dapat cepat mengeluarkan energi
kimia yang kuat. Bila hal ini terjadi pada jaringan biologi terutama saluran
nafas, energi ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan yang sensitif
tersebut baik pada saluran nafas bagian atas (trachea) maupun bagian bawah
(paru-paru). Karena bentuk molekul ozon adalah hasil dari energi solar
(matahari) dengan reaksi photokimia dari polutan, maka tidak mengherankan
bila konsentrasi ozon di udara meningkat pada saat matahari bersinar terik,
sehingga konsentrasi ozon mencapai puncaknya pada tengah hari. Standar
konsentrasi di udara telah ditentukan di Amerika yaitu 0,08 ppm akan
mengganggu kesehatan bila kondisi tersebut berlanjut sampai 8 jam (Renita,
2021).
Pengukuran ozon dapat menggunakan impinger. Impinger adalah
alat yang digunakan untuk menentukan kadar gas berbahaya seperti NO2,
SO2, O3, dan lain-lain. Prinsip kerja dari impinger ini adalah menarik udara
yang terkontaminasi ke dalam larutan penjerap di dalam impinger. Larutan
penjerap ini mengandung reagen yang akan bereaksi dengan gas kontaminan
di dalam gelembung udara. Apabila gelembung udara yang terbentuk kecil,
maka semakin baik reaksi yang terjadi, oleh karena itu pada dinding tabung
diberikan tonjolan kecil pemecah gelembung (Raihantami, 2023).
6.4 Alat dan Bahan
6.4.1 Alat
1. Impinger 1 set
2. Spektrofotometer 1 unit
3. Neraca analitik 1 unit
4. pH meter 1 buah
5. Spatula besi 1 buah
6. Cawan petri 1 buah
7. Batang pengaduk 1 buah
8. Pipet ukur 1 buah
9. pipet tetes 1 buah
10. Erlenmeyer 250 mL 4 buah
11. Kabel olor 1 buah
12. Beaker glass 4 buah
13. Gelas ukur 100 ml 1 buah
14. Tabung reaksi 6 buah
15. Labu ukur 100 mL 2 buah
16. Kuvet 7 buah
17. Klem dan Statif 1 buah
18. Buret 1 buah
6.4.2 Bahan
1. Aquades
2. Potassium iodida 13 gr
3. Dinatrium hidrogen fosfat (Na2HPO4) 7,1 gram
4. Potassium dihidrogen fosfat (KH2PO4) 6,8 gr
5. KOH 0,25 gr
6. Kristal I2 1,586 gr
7. Natrium tiosulfat 2,482 gr
8. HCL
9. Amilum 0,3 gr
6.5 Skema Kerja
Larutan Absorben
Larutan Induk
Iod (I2) 0,05 N
- Diambil dan dibuka larutan induk Iod (I2) 0,05 N yang telah
disimpan selama 1 hari ditempat gelap,
- Dipipet 5 ml larutan induk Iod 0,05 N ke dalam erlenmeyer,
- Diencerkan dengan aquades hingga 100 ml, kemudian
dihomogenkan.
- Dipipet 4 ml larutan hasil pengerjaan langkah (3) ke dalam
erlenmeyer, dan ditempatkan/dimasukkan larutan penyerap
(adsorben) hingga 100 ml.
Larutan Tiosulfat
0,1 N
Uji Spektrofotometer
(Kurva Kalibrasi)
Hasil
e. Uji Ozon
No Kegiatan Perlakuan Gambar
1. Menyiapkan Impinger Menyiapkan Impinger,
Tabung Impinger yang
berisi larutan penyerap &
Tabung Impinger yang
berisi
pendingin,Mencolokkan
kabel Impinger ke stop
kontak.Meletakkan
kedua tabung kedalam
impinger,
0 ml 0,051
0,5 ml 0,065
1 ml 0,07
1,5 ml 0,072
2 ml 0,091
3 ml 0,114
Sumber : (Hasil percobaan, 2024)
Dari hasil spektrofotometri pada tabel diatas diperoleh grafik kurva
kalibrasi sebagai berikut:
6.8 Kesimpulan
Dari praktikum analisa ozon dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel menggunakan Impinger
untuk uji Gas Ozon. Uji ozon menggunakan impinger dilakukan selama 1
jam dengan hasil dari laju aliran flow meter 1 dan 2 sebesar 0,05 L/menit.
Kemudian dihitung jumlah (μg) oksidan (dihitung sebagai ozon) dalam 1
mL Larutan standar Iod menggunakan rumus O 3 = 16 x N2 sehingga
hasilnya adalah sebesar 0,0304 μg.
2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil Ozon dari udara ambient. Hasil
volume uji udara yaitu 28,825 L. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapatkan, hasil konsentrasi oksidan dalam contoh uji diperoleh sebesar
7,061232 μg/Nm3, yang memiliki arti tidak melebihi kadar baku mutu
yang telah ditetapkan oleh PP No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu
sebesar 150 μg/Nm3.