Anda di halaman 1dari 5

NO2

Material dan Metode


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya, UV-Vis Spektofotometer
dan kuvet silica, Timbangan analitik, Pinset, Desikator, Pipet, Labu ukur 100 mL, 2.460 g
Larutan induk nitrit (NaNO2), Larutan standar nitrit

Cara Kerja
- Pembuatan Larutan Induk
Natrium nitrit (NaNO2) dikeringkan dalam oven selama 2 jam pada suhu 105 oC, setelah
itu didinginkan dalam desikator. Natrium nitrit yang sudah kering ditimbang 0,246 g,
kemudian dilarutkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan air suling hingga tanda tera, lalu
dihomogenkan. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam botol coklat dan simpan di lemari
pendingin.
- Pembuatan Larutan Standar
Larutan sebanyak 10 mL larutan induk natrium nitrit dimasukkan ke dalam labu ukur
1000 mL, ditambahkan air suling hingga tanda tera, lalu homogenkan.
- Pembuatan Seri Larutan Standar
Pembuatan seri larutan standar dilakukan dengan mengambil masing- masing 0 mL; 0,1
mL; 0,2 mL; 0,4 mL; 0,6 ml; 0,8 mL dan 1,0 mL larutan standar nitrit dimasukkan ke
dalam labu ukur 25 mL. Larutan penjerap ditambahkan ke dalam larutan standar nitrit
hingga tanda tera. Larutan kemudian dikocok dengan baik dan dibiarkan selama 15 menit
agar pembentukan warna sempurna. Absorbansi masing-masing larutan standar diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 550 nm, setelah itu
dibuat kurva kalibrasi serapan dengan jumlah NO2 (μg).
Untuk menghitung Konsentrasi larutan standar nitrit:
6
a gr 10 ml 10 b ml
NaNO2 (μg/mL) = x x x x 24,6 μg/ml
1000 ml 1000 ml g 25 ml

- Pengujian Sampel
Sampel gas NO2 dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan diukur intensitas warna
merah muda yang terbentuk menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 550 nm. Langkah-langkah tersebut digunakan pula untuk melakukan
pengujian blanko dengan menggunakan larutan penjerap.
- Perhitungan
F 1+ F 2
Volume sampel udara yang di ambil dihitung menggunakan rumus: V= xtx
2
Pa 298
x . Dan untuk konsentrasi NO2 di udara ambient dihitung dengan
Ta 760
a
menggunakan rumus: C= x 1000.
V
Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Nitrogen Dioksida (NO2) pada Udara Ambien

Keterangan :
Kelompok 1 : Gerbang Masuk
Kelompok 2 : Gerbang Keluar

Perhitungan Kadar Nitrogen (NO2)


Gambar 1. Kurva Standar Kadar Nitrogen Dioksida di Udara Ambient UIN Jakarta

Pembahasan
Nitrogen Oksida (NOx=NO + NO2) merupakan salah satu dari polutan udara yang terdapat
di atmosfer. Nitrogen Oksida (NOx) merupakan kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfer
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Kedua gas tersebut
diketahui sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen Monoksida (NO) terdapat di udara dalam
jumlah yang lebih besar daripada NO2. Meski demikian, NO2 lebih bersifat toksikempat kali
lipat dibanding gas NO. Barman et al. (2010) menjelaskan bahwa NO2 berkontribusi pada
masalah hati dan paru-paru serta berpengaruh pada penyebaran kanker. NO2 merupakan salah
satu polutan penting yang menyebabkan hujan asam.Sumber utama Nitrogen Dioksida adalah
dari pembakaran bahanbakar fossil seperti batu bara, minyak dan gas.
Metode Griess Salztman adalah bakal untuk penentuan secara manual dari nitrogen dioksida
di dalam atmosfer dalam kisaran 0,005 sampai sekitar 5 ppm dalam volume atau 0.01 sampai 10
μg/L, ketika proses sampling dilakukan (Lodge, J.P.1998 dalam Siagian, 2019). Hal ini
didasarkan pada reaksi NO2 dengan asam sulfanilat membentuk suatu garam diazonium yang
berpasangan dengan N-(1-naftil)- etilendiamin dihidroklorida membentuk suatu azo dye yang
sangat berwarna. Udara dilewatkan sampai larutan reagen tidak sampai selam 30 menit. Setelah
itu, waktu pengukuran diijinkan untuk dikembangkan, dan warna dihitung pada panjang
gelombang 550 nm (Liptak., Venczel, 2017).
Berdasarkan data hasil perhitungan, kadar Nitrogen Dioksida (NO2) di udara ambien adalah 0,99
µg/Nm3 untuk sampel 1, dan 0,96 µg/Nm3 untuk sampel 2. Baku mutu udara ambien nasional
ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk mencegah terjadinya pencemaran
udara sebagaimana terlampir dalam PP No 41 Tahun 1999. Pemerintah menetapkan Baku Mutu
Udara Ambien Nasional untuk melindungi kesehatan dan kenyamanan masyarakat. Baku Mutu
Udara Ambien Nasional Nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan waktu 24 jam adalah 150 μg/Nm 3,
sedangkan baku muku NO2 satu tahun adalah 100 μg/Nm3 (Pratomo, 2019). Sedangkan
berdasarkan SK Gubernur Nomor 551 tahun 2001 baku mutu untuk Nitrogen dioksida adalah
400 µg/m3 / 1 jam pengukuran (Dewanti, et. al., 2016). Maka, berdasarkan hasil pertingungan
kadar Nitrogen Oksida di udara ambien tersebut, masih berada di bawah baku mutu Nitrogen
Dioksida (NO2), yang berarti kualitas udara masih baik.
Kadar NO2 di udara jika terlalu tinggi diatas Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 100
akan mengakibatkan dampak negatif, yaitu: terjadinya hujan asam, menyebabkan kesulitan
bernafas bagi penderita asma, menyebabkan batuk untuk anak-anak dan orang tua, menurunan
visibilitas dan berbagai gangguan pernafasan, serta dapat menyebabkan kematian. Selain itu,
masyarakat perlu mengetahui kadar nitrogen dioksida (NO 2) yang aman bagi kesehatan
(Prayudi dkk, 2010 dalam Darmawan, 2018)
Dalam beberapa penelitian, solusi yang dapat dilakukan dalam mengurangi tingkat NO2 di
udara yang membahas titik pertukaran NO2 di atmosfer terhadap area tumbuhan hijauyang
disebut "titik kompensasi". Konsentrasi titik kompensasi NO2 menjelaskan bahwa konsentrasi
NO2 di titik pertukaran adalah nol (sebagai batas antara serapan NO2 dan emisi NO2). Ketika
konsentrasi NO2 ambien berada di bawah titik kompensasi, tanaman bertindak sebagai sumber
untuk NO2. Dan berubah menjadi penyerap NO2 ketika konsentrasi ambien melebihi titik
kompensasi NO2. Studi sebelumnya melaporkan konsentrasi titik kompensasi NO2 antara 0,3-3
ppb tergantung pada jenis pohon (Hereid dan Monson, 2001 dalam Pujaardana, 2016)

Kesimpulan
Berdasarkan data perhitungan kadar Sulfur Dioksida (SO2) di udara ambien, didapat hasil -0,033
µg/Nm3 untuk sampel 1, dan -0,040 µg/Nm3 untuk sampel 2, yang mana hasil tersebut masih
berada di bawah baku mutu Sulfur Dioksida (SO2), yang berarti kualitas udara masih baik.

Daftar Pustaka
Barman, S.C., Kumar, N., Kisku, G.C., Khan, A. H., Kidwai, M.M., Murthy, R. C., Negi, M. P.
S., Pandey, P., Verma, A. K., Jain, G., dan Bhargava, S. K., (2010). Assessment of
Urban Air Pollution and It’s Probable Health Impact . Journal of Environtmental
Biology, 31, 913-920.
Darmawan, R. (2018). ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KADAR NO2
SERTA KELUHAN KESEHATAN PETUGAS PEMUNGUT KARCIS TOL. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol. 10, No.1 Januari 2018: 116–126
Dewanti, N.A., Darundiati, Y.H., Amaliana, A. (2016). JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
Pratomo. (2019). PENENTUAN KADAR SULFUR DIOKSIDA (SO2), NITROGEN
DIOKSIDA (NO2), OKSIDAN (O3) DAN AMONIA (NH3) UDARA AMBIEN DI
BALAI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA YOGYAKARTA. Laporan
Praktik Kerja Lapangan. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Pujaardana, A. (2016). STUDI PEMANFAATAN NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DARI
SATELIT GOME 2 METOP-A UNTUK PEMBUATAN MODEL NO2 AMBIEN DAN
PENGGUNAAN LAHAN. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya
Siagian, M. (2019). ANALISA KADAR NO2 DI UDARA AMBIEN MENGGUNAKAN
METODE GRIESS SALTZMAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI. Tugas Akhir.
Universitas Sumatera Utara: Medan.

Anda mungkin juga menyukai