Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS AIR,TANAH,UDARA

(KELOMPOK 4 KELAS B )

Disusun Oleh:
Gadis Faradipa Putri (18231096)
Aulia Faradina Hawa (18231097)
Adinda Olivia (18231100)
Annisa Dian ( 18231101)
Leyla Ayu Rindiani ( 18231102)
M. Naufal Aldy ( 18231103)
Galih Noviar Pratama (18231109)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020
PERCOBAAN 8
PENENTUAN NO2 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-Vis

1. Dasar Teori
Campuran gas pada lapisan atmosfir dan mengelili bumi disebut dengan udara.
udara juga memiliki fungsi penting bagi makhluk hidup seperti hewan dan
tumbuhan. Penyokong utama keberlangsungan hidup makhluk hidup di muka bumi
ini yaitu udara.

Campuran gas dalam udara terkandung 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% uap
air, karbon dioksida dan gas lainnya(Wikipedia 2013). Udara yang ada dibumi
mengandung bermacam-macam zat. Zat yang paling penting untuk makhluk hidup
di bumi yaitu O2 atau oksigen digunakan untuuk bernafaas dan CO2 atau karbon
dioksida yang digunakan untuk tumbuhan berfotosintesis sedangkan ozon berfungsi
sebagai penahan radiasi sinar UV.

Pencemaran udara merupakan pencemaran yang penyebabnya adalah aktivitas


manusia seperti pembakaran sampah, sisa pertanian, kendaraan bermotor dan
peristiwa alam sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat
12. Pemcemaran udara dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan dampak yang
negatif dan sangat berpengaruh dengan kelangsungan dan keseimbangan hidup di
bumi. Prinsip dari pencemaran udara yaitu jika dalam udara terkandung unsur-unsur
polutan yang sumbernya dari aktifitas alam dan juga kebanyakan dari aktifitas
manusia, pencemaran udara sangat mempengaruhi keseimbangan kualitas uadara
normal dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan hidup makhluk hidup yang
ada di muka bumi.

Salah satu jenis senyawa yang sebagai pencemar udara yaitu gas nitrogen
dioksida atau NO2. Gas nitrogen dioksida adalah gas beracun bagi manusia. Gas ini
dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan manusia. Gas nitrogen
dioksida jika masuk ke dalam paru-paru akan membentuk senyawa asam nitrit
(HNO2) dan asam nitrat (HNO3) yang akan merusak jaringan mukosa tubuh.
Menurut WHO setiap tahun terdapat sekitar 200 ribu kematian yang
dikarenakan outdoor polution yang terjadi di perkotaan, dimana 93% terjadi di
negara-negara berkembang (WHO, 1991). Gas nitrogen dioksida yang berwarna
kuning pucat dan menimbulkan bau dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernafasan pada konsentrasi 1,5-2,0 ppm ( Klaesen dkk, 1999). Sumber emisi gas
nitrogen dioksida pada umumnya (73%) berasal dari kendaraan bermotor (Rax R,
1995).

Kadar gas NO2 mengalami kenaikan dengan meningkatnya jumlah kendaraan


bermotor dan matahari yang menghasilkan sinar ultraviolet menyebabkan kadar
NO2 meningkat karena adanya perubahan dari NO mejadi NO 2. Faktor emisi gas
buang kendaraan bermotor menyumbang emisis NO2 185 pon/1000 galon, mesin
diesel sebesar 222 pon/1000 galon (Jusuf dkk, 2001).

II. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat melakukan sampling udara untuk parameter gas NO2
2. Mahasiswa dapat menentukan kandungan gas NO2 menggunakan spektrofotometri
UV-Vis
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai koefisien korelasi regresi linier (r), batas deteksi,
akurasi, persen temu balik dan estimasi ketidakpastian pengukuran pada penentuan
gas NO2 menggunakan spektrofotometri UV-Vis
III. Alat
1. Alat Sampling Udara Ambien (Air Sampler Ambient) Impinger
2. Erlenmeyer 250 mL
3. Gelas piala 100 mL
4. Buret 50 mL
5. Corong gelas
6. Gelas arloji
7. Pengaduk kaca
8. Labu ukur 25 mL, 100 mL, 1000 mL
9. Pipet ukur 2 mL dan 25 mL
10. Neraca analitik
11. Termometer
12. Pemanas spirtus
13. Statif dan klem
14. Barometer
IV. Bahan
1. Asam sulfanilat
2. Larutan asam asetat glasial
3. Air suling bebas nitrat
4. Larutan N-(1-naftil) etilen diamin dihidroklorida (NEDA)
5. Aseton
6. Larutan standar induk nitrit1640 μg/mL
V. Prosedur
1. Pembuatan Pereaksi Griess Saltzman
Asam sulfanilat ditimbang sebanyak 5 g, lalu dilarutkan dalam 140 mL asam asetat
glasial diaduk hati-hati dengan pengaduk magnet. Larutan dipindahkan dalam labu
ukur 1L, ditambah air suling hingga 800 mL. Larutan dipindah 20 mL larutan induk
NEDA atau N-(1-naftil) etilen diamin dihidroklorida (0,1 g NEDA dalam 100 mL air)
dan 10 mL aseton. Seka labu ukur dan tera volume larutan kemudian homogenkan.
2. Pengambilan Contoh Udara
Alat sampling udara ambien disiapkan dan ditempatkan pada lokasi pengambilan
dengan memperhatikan arah angin. Sebanyak 10 mL pereaksi Griess Saltzman
dimasukkan ke dalam impinger. Pompa penghisap udara dihidupkan dan diatur laju
alirnya dengan laju 0,5 – 1 L/menit. Laju alirnya dicatat setelah stabil dan dihidupkan
stopwatch. Pengambilan sampel udara dilakukan selama 1 jam. Temperatur dan
tekanan udara dicatat. Laju alir dicatat dan pompa dimatikan setelah 1 jam. Alat
didiamkan selama 20 menit untuk menghilangkan zat pengganggu.
3. Pembuatan Larutan Kerja Standar Nitrit
Larutan standar induk nitrit dipipet sebanyak 1,0 mL dan dimasukkan ke dalam labu
takar 100 mL. Volumenya ditepatkan dengan air suling sampai tanda tera dan digojog
hingga homogen.
4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Nitrit
Larutan standar kerja nitrit dipipet 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 mL dan dimasukkan
ke dalam labu takar 25 mL. Volumenya ditepatkan dengan pereaksi Griess Saltzman.
Labu ukur diseka dan ditera volume larutan kemudian dihomogenkan. Larutan
didiamkan 15 menit, serapannya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 550 nm.
5. Penentuan Kandungan NO2 dalam Contoh
Contoh dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 550 nm. Langkah yang sama
dilakukan untuk blanko menggunakan pereaksi Griess Saltzman. Pengujian dilakukan
duplo dan control akurasi dengan sampel spike
VI. Data Pengamatan
Tabel 5.1. Pengambilan Contoh Udara
Parameter Uji Lapangan Nilai Satuan
Laju alir awal 1 L/menit
Laju alir akhir 1.2 L/menit
Suhu 31 °C
Kelembaban 61 %
Lama pengambilan 60 menit
V larutan penjerap 10 mL
Cuaca cerah
Tekanan awal 745 mmHg
Tekanan akhir 745 mmHg

Tabel 5.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Nitrit


Konsentrasi Absorbansi
(μg/L) A1 A2 A3 rata-rata
0.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.2 0.1760 0.1760 0.1760 0.1760
0.4 0.3410 0.3410 0.3410 0.3410
0.6 0.5100 0.5100 0.5100 0.5100
0.8 0.6640 0.6640 0.6640 0.6640
1.0 0.8280 0.8280 0.8280 0.8280

Tabel 5.3. Penentuan Kandungan NO2 dalam Contoh


Absorbansi
Keterangan
A1 A2 A3 rata-rata
sampel 1 0.51 0.51 0.51 0.51
sampel 2 0.51 0.51 0.51 0.51
spike 0.51 0.51 0.51 0.51

VII. Analisis Data


Tuliskan persamaan reaksi, perhitungan, dan tabel secara lengkap
1. Konsentrasi NO2 dalam Larutan Standar
𝑔
0,246 𝑔 46 𝑚𝑜𝑙 1 10 6
𝜇𝑔
𝑁𝑂2 = × 𝑔 × × × 10 = 20
100 69 𝑚𝑜𝑙 0,82 1000 𝑚𝐿

2. Volume Contoh Uji

𝐿 𝐿
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 1,2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 745 𝑚𝑚 𝐻𝑔 298 𝐾
𝑉=( ) × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × × = 63,42 𝐿
2 304 𝐾 760 𝑚𝑚 𝐻𝑔

3. Konsentrasi NO2 di Udara

15,2328 𝜇𝑔 10
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑂2 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 = × × 1000 = 96,0757 𝜇𝑔/𝑁𝑚3
63,42 𝐿 25
15,2328 𝜇𝑔 10
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑂2 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 = × × 1000 = 96,0757 𝜇𝑔/𝑁𝑚3
63,42 𝐿 25
𝜇𝑔 𝜇𝑔
96,0757 3 + 96,0757 𝑁𝑚 3
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑂2 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑁𝑚 = 96,0757 𝜇𝑔/𝑁𝑚3
2

4. Penentuan Kurva Kalibrasi


Tabel 6.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Nitrit
Konsentrasi Absorbansi
(μg/L) A1 A2 A3 rata-rata
0.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.2 0.1760 0.1760 0.1760 0.1760
0.4 0.3410 0.3410 0.3410 0.3410
0.6 0.5100 0.5100 0.5100 0.5100
0.8 0.6640 0.6640 0.6640 0.6640
1.0 0.8280 0.8280 0.8280 0.8280

Kurva Kalibrasi
1,0000
0,8000
Absorbansi

0,6000
0,4000
y = 0,8247x + 0,0075
0,2000 R² = 0,9996

0,0000
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
Konsentrasi (mg/L)

Gambar 6.1. Kurva Kalibrasi


5. Penentuan LOD dan LOQ

Tabel 6.2. Penentuan LOD dan LOQ


C std (μg/mL) y yi (y-yi)2
0.0 0.0000 0.0075 5.63E-05
0.2 0.1760 0.1724 1.27E-05
0.4 0.3410 0.3374 1.31E-05
0.6 0.5100 0.5023 5.90E-05
0.8 0.6640 0.6673 1.06E-05
1.0 0.8280 0.8322 1.76E-05
Jumlah 1.69E-04
sy/x 0.0065
LOD 0.0237 µg/mL
LOQ 0.0789 µg/mL
𝑦𝑖 = (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒) + 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝
∑(𝑦̅ − 𝑦𝑖)2 1,69 × 10−4
𝑆𝑦/𝑥 = √ =√ = 0,0065
𝑛−2 6−2
3 × 𝑆𝑦/𝑥 3 × 0,065 μg
𝐿𝑂𝐷 = = = 0,0237
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,8247 mL
10 × 𝑆𝑦 10 × 0,065 μg
𝑥
𝐿𝑂𝑄 = = = 0,0789
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0,8247 mL
6. Penentuan Konsentrasi Sampel dan Spike

Tabel 6.3. Penentuan Konsentrasi Sampel dan Spike


Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi
Keterangan
A1 A2 A3 rata-rata (µg/mL) (µg)
sampel 1 0.51 0.51 0.51 0.51 0.6093 15.2328
sampel 2 0.51 0.51 0.51 0.51 0.6093 15.2328
spike 0.51 0.51 0.51 0.51 1.2186 30.4656
𝑦 = 0,8247𝑥 + 0,0075
𝜇𝑔 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 − 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( )=
𝑚𝐿 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝜇𝑔 (𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 − 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝)
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 ( ) = ( ) × 𝐹𝑃(2)
𝑚𝐿 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝜇𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝜇𝑔) = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( ) × 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (25 𝑚𝐿 )
𝑚𝐿

5. Penentuan Presisi

Tabel 6.4. Penentuan Presisi


Nama C (µg/mL) %RPD
Sampel 1 0,6093
0
Sampel 2 0,6093
Rata-rata 0,6093
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙1 − 𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙2
%𝑅𝑃𝐷 = | | × 100%
(𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙1 + 𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙2 )/2
0,6093 − 0,6093
%𝑅𝑃𝐷 = | | × 100% = 0 %
(0,6093 + 0,6093)/2

6. Penentuan Akurasi
Tabel 6.5. Penentuan Ctarget
Keterangan V Standar (mL) C Standar (ppm) V Total (mL)
C target 0,25 0,6 25

𝑉𝑠𝑡𝑑 × 𝐶𝑠𝑡𝑑 0,25 𝑚𝐿 × 0,6 𝑝𝑝𝑚


𝐶𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 = = = 0,006
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 25 𝑚𝐿
Tabel 6.6. Penentuan Akurasi
Keterangan Hasil (ppm)
C Sampel 1,2186
C Spike 0,6093
C Target 0,006
% Recovery 10155,21
𝐶𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 − 𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
%𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 =
𝐶𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
(1,2186 − 0,6093)𝑝𝑝𝑚
= × 100 % = 10155,21 %
0,006 𝑝𝑝𝑚

7. Penentuan Ketidakpastian Pengukuran


a. Volume Contoh Uji (Pipet Ukur 10 mL±0,03)
𝑉 0,03 𝑚𝐿
𝜇 (𝑣 ) = = = 0,0122 𝑚𝐿
√6 √6
𝑉 × 𝛽 × ∆𝑇 10 𝑚𝐿 × 0,00021 × 5°𝐶
𝜇 (𝑇 ) = = = 0,0061 𝑚𝐿
√3 √3
𝜇 (𝑉𝑐 ) = √𝜇(𝑣)2 + 𝜇(𝑇)2 = √0,01222 + 0,00612 = 0,0136 𝑚𝐿
b. Ketidakpastian Kurva Kalibrasi
Tabel 6.7. Penentuan Ketidakpastian Kurva Kalibrasi
C std (μg/mL) x xi xi-xbar (xi-xbar)^2
0.0 0.0000 -0.0091 -0.5091 0.2592
0.2 0.1760 0.2043 -0.2957 0.0874
0.4 0.3410 0.4044 -0.0956 0.0091
0.6 0.5100 0.6093 0.1093 0.0120
0.8 0.6640 0.7960 0.2961 0.0877
1.0 0.8280 0.9949 0.4949 0.2450
0.5000 Jumlah 0.7003
Sy/x 0.0065
Slope 0.8247
p 3
n 6
2
(xsampel-xstandar) 0.0120
∑(xi-xrata)2 0.7003
µx 0.0057
𝑆𝑦/𝑥 1 1 (𝑥𝑠𝑝𝑙 − 𝑥̅ )2 0,0065 1 1 0,0120
𝜇𝑥 = √ + + = √ + + = 0,0057
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑝 𝑛 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 0,8247 3 6 0,7003

c. Ketidakpastian Presisi
𝑆𝐷 0
𝜇𝑝 = = =0
√𝑛 √3
d. Ketidakpastian Gabungan dan Diperluas
Tabel 6.2. Penentuan Ketidakpastian Gabungan dan Diperluas
Sumber ketidakpastian Satuan Nilai μ μrelatif
Volume contoh mL 10 0.0137 1.87E-06
Kurva kalibrasi µg/mL 0.6093 0.0057 8.67E-05
Pesisi % 0.00 0 0
Jumlah 8.85E-05
μg 0.0001
μk 0.0002
𝜇𝑣𝑐 2 𝜇𝑐𝑥 2 𝜇𝑝 2
𝜇𝑐 (𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛) = ±𝐶√( ) +( ) +( )
𝑉𝑐 𝐶𝑥 𝑃
2 2
1,87 × 10−6 8,67 × 10−5 0 2
= 0,6093 √( ) +( ) + ( ) = 0,0001
10 0,6093 0
𝜇 (𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑎𝑠) = 𝜇𝑐 × 2
= 0,0001 × 2 = 0,0002
VII. Pembahasan
Penentuan kandungan gas NO2 diudara menggunakan spektrofotometri UV-
Vis. Prinsip didasarkan gas NO2 yang dijerap dalam larutan griess saltzman, sehingga
membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15
menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis pada Panjang
gelombang 550 nm. Cara pengambilan sampel udara dengan menggunakan alat
sampling udara (impinger). Sampling gas NO2 diudara ambien dilakukan dengan cara
memasukkan larutan penjerap (pereaksi griess saltzman) 10 mL kedalam impinger,
lalu hidupkan alat dan atur laju alir 0,5-1 L/menit. Setalah stabil catat laju alir dan
hidupkan stopwatch. Sampling dilakukan 1 jam, catat temperatur dan tekanan udara.
Setelah 1 jam catat laju alir akhir dan matikan alat.
Penentuan gas NO2 diudara dengan menggunakan parameter linieritas, batas
deteksi, akurasi persen temu balik dan estimasi ketidakpastian. Parameter yang
pertama yaitu linieritas, dimana linieritas adalah kemampuan suatu metode analisis
untuk menunjukan hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit yang
terdapat pada sampel pada konsentrasi tertentu.
Pengujian linieritan pada pengujian gas NO2 diudara ambien menggunakan
deret satandar nitrit dengan konsentrasi 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 µg/L. Hasil
penentuan linieritas didapatkan persamaan garis linier y=0,8247x+0,0075 dengan
nilai koefisien kolerasi (r) sebesar 0,9997, yang artinya persamaan linieritas
memenuhi syarata keberterimaan yaitu nilai r>0,995 jadi bisa dikatakan metode ini
baik digunakan untuk penentuan kandungan gas NO2 diudara ambien.
Penentuan LOD dan LOQ, dimana batas deteksi (LOD) adalah jumlah
terkecil analit terendah dalam contoh yang dapat dideteksi namun tidak dapat
dikuantitasi secara tepat, sedangkan batas kuantitasi (LOQ) adalah kosentrasi
terendah analit dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang
dapat diterima dibawah kondisi yang disepakati. Pecobaan kali ini didapatkan nilai
LOD sebesar 0,0237 µg/mL dan LOQ sebesar 0,0789 µg/mL, bisa dikatakan nilai
LOD dan LOQ baik karena kadar yang didapat tidak melebihi kadar sampel yaitu
0,6093 µg/mL.
Presisi merupakan kedekatan hasil pengukuran yang dilakukan secara
berulang
dalam suatu kondisi yang sama dengan menggunakan alat yang sama. Presisi pada
percobaan kali ini dinyatakan sebagai presentase Relative Percent Different (%
RPD). Penentuan %RPD pada percobaan kali ini dilakukan dengan mengukur
absorbansi sebanyak 2 kali pengulangan. Hasil %RPD yang didapat sebesar 0%, yang
mana nilai presisi memenuhi syarat keberterimaan yaitu %RSD<2%. Jadi bisa
diartikan pada percobaan kali ini memiliki hasil pengulangan pengujian yang baik.
Akurasi adalah tingkat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang
sebenarnya. Akurasi pada percobaan kali ini dinyatakan sebagai
presentase %Recovery. Penentuan nilai akurasi dengan cara mengukur absorbansi
sampel yang telah ditambahkan dengan larutan spike. Hasil akurasi yang didapat pada
percobaan kali ini sebesar 10155,21 %, yang artinya akurasi
pada pengujian kali ini kurang baik karena %Recovery tidak memenuhi syarat
keberterimaan
yaitu 85-115%.

Ketidakpastian (μ) adalah parameter terkait dengan hasil pengukuran, yang


mencirikan dispersi dari nilai-nilai yang cukup dapat dikaitkan dengan objek yang
diukur. Ketidakpastian mempunyai dasar probabilitas dan mencerminkan
pengetahuan yang tidak lengkap dari besaran tersebut. Dengan kata lain,
ketidakpastian ialah keraguan yang muncul tentang hasil setiap pengukuran. Nilai
ketidakpastian sangat mempengaruhi hasil pengukuran, sebab pengukuran harus
menghasilkan data yang reliable dan comparable untuk memutuskan spesifikasi suatu
produk (Kuntari dkk, 2017).
Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengujian NO2 menggunakan
Spektrofotometer UV-Visible diantaranya yaitu sampling, spesifikasi instrument,
kemurnian reagen dan zat standar, kesalahan acak (repeatability dan reproducibility),
personel, preparasi sampel uji, kurva kalibrasi, dan homogenitas sampel uji. Sumber
ketidakpastian ditentukan (μx dan μp), kemudian ditentukan nilainya masing-masing
yang kemudian diperoleh ketidakpastian relative untuk masing-masing sumber.
Berdasarkan ketidakpastian relative, kemudian ditentukan nilai ketidakpastian
gabungan (μg) dengan cara menggabungkan antara komponen ketdakpastian baku
dari masing-masing sumber. Penentuan ketidakpastian diperluas (𝑈) yang merupakan
hasil perkalian antara ketidakpastian gabungan dengan faktor cakupan, dimana faktor
cakupan dapat bernilai 2 untuk tingkat kepercayaan 95% dan 3 untuk tingkat
kepercayaan 99%. Dalam hal ini yang digunakan adalah faktor cakupan bernilai 2,
sehingga diperoleh nilai estimasi ketidakpastian gabungan didapatkan sebesar 0,0001
dan nilai estimasi ketidakpastian diperluas didapatkan hasil sebesar 0,0002. Nilai
estimasi ketidakpastian semakin mendekati nilai nol maka bisa dikatakan
pengujiannya baik karena kesalahan yang dihasilkan saat pengujian hanya sedikit.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengambilan sampel udara dengan parameter NO2 dengan menggunakan alat sampling
udara (impinger). Sampling NO2 dalam udara ambien dilakukan dengan cara
memasukkan larutan penjerap (pereaksi griess saltzman) 10 mL kedalam impinger, lalu
hidupkan alat dan atur laju alir 0,5-1 L/menit. Setalah stabil catat laju alir dan hidupkan
stopwatch. Sampling dilakukan 1 jam, catat temperatur dan tekanan udara. Setelah 1
jam catat laju alir akhir dan matikan alat.
2. Penentuan kandungan gas NO2 di udara menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Prinsip didasarkan gas NO2 yang dijerap dalam larutan griess saltzman, sehingga
membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit.
Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis pada Panjang
gelombang 550 nm. Hasil konsentrasi gas NO2 di udara didapatkan rata-rata sebesar
96,0757 𝜇𝑔/𝑁𝑚3 , sedangkan hasil konsentrasi gas NO2 dengan menggunakan kurva
kalibrasi didapatkan rata-rata sebesar 0,6093 µg/mL.
3. Penentuan kandungan gas NO2 di udara didapatkan persamaan garis linier yaitu
y=0,8247x+0,0075. Nilai r yang didaptkan dari persamaan linier yaitu 0,9997 yang
artinya persamaan linieritas memenuhi syarata keberterimaan yaitu nilai r>0,995. Nilai
LOD adalah sebesar 0,0237 µg/mL sedangkan nilai LOQ sebesar 0,0789 µg/mL, bisa
dikatakan nilai LOD dan LOQ baik karena kadar yang didapat tidak melebihi kadar
sampel yaitu 0,6093 µg/mL. Nilai presisi dari %RSD didapatkan hasil sebesar 0% yang
artinya nilai presisi memenuhi syarat keberterimaan yaitu %RSD<2%. Nilai
%Recovery 10155,21 % yang artinya akurasi pada pengujian kali ini kurang baik
karena %Recovery tidak memenuhi syarat keberterimaan yaitu 85-115%. Nilai
estimasi ketidakpastian volume contoh uji didapat sebesar 0,0137 mL. Nilai estimasi
ketidakpastian kurva kalibrasi yang didapat sebesar 0,0057. Nilai estimasi
ketidakpastian presisi didapat sebesar 0. Nilai estimasi ketidakpastian gabungan
didapatkan sebesar 0,0001 dan nilai estimasi ketidakpastian diperluas didapatkan hasil
sebesar 0,0002. Nilai estimasi ketidakpastian semakin mendekati nilai nol maka bisa
dikatakan pengujiannya baik karena kesalahan yang dihasilkan saat pengujian hanya
sedikit.

DAFTAR PUSTAKA
Jusuf, Anwar dan Wahyu Aniwidianingsih, Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan,
Makalah disampaikan pada Lokakarya Strategi Penurunan Emisi Kendaraan
Terintegrasi, Jakarta, 16-1 8 Oktober 2001.

Klaasen, Curtis D. & Watkin, John B, Casarett & Doull's Toxicology, The basic Science of
Poison, Fifth edition, Companion Handbook, McGraw-Hill, The USA, 1999.
Rax, R., Pemantauan kualitas udara dan tingkat kebisingan DKI Jakarta 1994-1995. Lokakarya
Baku Mutu Udara Ambient dan Tingkat Kebisingan di Wilayah DKI Jakarta. KP2LDKI,
24 Agustus 1995, Jakarta. 1995.

World Health Organization, Health and Environment in Sustainable Development, Five Year
After the Earth Summit, Geneva, Switzerland, 1991 (ha1.87)

Anda mungkin juga menyukai