Anda di halaman 1dari 4

Oksigen Terlarut

26. OKSIGEN TERLARUT (Dissolved Oxygen)

26.1. Umum

Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air tergantung kepada sifat fisik, kimia
dan aktifitas biokimia di dalam air.
Kelarutan gas oksigen didalam air sangat dipengaruhi oleh tekanan gas O 2 di
atmosfer yang yang berkontak dengan permukaan badan air
(Kelarutan gas di dalam air mengikuti hukum Henry) .Semakin tinggi konsentrasi
oksigen di udara semakin tinggi tekanan partial gas tersebut, maka semakin
tinggi kelarutannya di dalam air .

Senyawa–senyawa yang terdapat di dalam air akan mempengaruhi kelarutan gas


(oksigen), kelarutan oksigen berbanding terbalik dengan konsentrasi mineral
dalam air . Demikian juga temperatur air mempengaruhi kelarutan gas dalam air.
Semakin tinggi temperatur semakin rendah kelarutan oksigen .

Adanya biota air ,seperti ikan, ganggang , bakteri akan mempengaruhi


konsentrasi oksigen terlarut. Semakin banyak senyawa organik di dalam air,
maka semakin berkembang biak mikroorganisme yang menguraikan zat organik
tersebut dalam suasana aerobik, sehingga konsentrasi oksigen semakin kecil,
bahkan sampai pada tingkat anaerobik .

Data oksigen terlarut berguna untuk untuk menentukan tingkat pencemaran di


badan air , dan kemampuan badan air ( air sungai) untuk proses self purification .
Dalam pengolahan air secara biologis, data oksigen terlarut berguna untuk
mengevaluasi efisiensi pengolahan .

26.2. Metode pengukuran

Metode pengukuran yang umum digunakan adalah metode :

a. Titrasi Iodometri secara Winkler


b. Electrometri menggunakan elektrode membran ( DO meter)

Prinsip pengukuran Oksigen terlarut secara Iodometri (titrasi Winkler) adalah


berdasarkan reaksi oksidasi reduksi. Oksigen dalam air ditangkap ion Mn +2
dalam suasana basa, membentuk endapan coklat MnO2.
Selanjutnya endapan tersebut direaksikan dengan KI dalam suasana asam sulfat
membentuk I2. Selanjutnya I2 yang dibebaskan dititrasi dengan larutan
Thiosulfat menggunakan indikator amilum .

Prinsip pengukuran Oksigen terlarut menggunakan electrode membrane adalah


berdasarkan kemampuan membrane melewatkan molekul oksigen , atau
berdasarkan laju diffuse gas oksigen melalui membrane yang terdapat di dalam
electrode.
Pengukuran oksigen terlarut dengan DO meter , lebih praktis, banyak digunakan
untuk pengukuran lapangan dan dapat digunakan untuk berbagai jenis air
seperti air dengan kekeruhan dan warna yang tinggi.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 26-1


Oksigen Terlarut

26.3. Prosedur pengukuran

26.3.1. Metode titrasi Winkler

26.3.1.1. Prinsip pengukuran

Oksigen akan mengoksidasi Mn2+ dalam suasana basa membentuk endapan


MnO2. Dengan penambahan alkali iodida dalam suasana asam akan
membebaskan iodium. Banyaknya iodium yang dibebaskan ekivalen dengan
banyaknya oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan dianalisa dengan metode
titrasi Iodometris dengan larutan standar Thiosulfat dan indikator larutan
amilum .

26.3.1.2 Reaksi pengukuran

Mn2+ + 2 OH- + 1/2 O2 MnO2 + H20


MnO2 + 2 I- + 4 H+ Mn2+ + I2 + H2O
I2 + S2O3= S4O6= + 2 I-

26.3.1.3. Pereaksi

a. Larutan stock Sodium thiosulfat 0,1 N


2,428 gr Na2S2O3.5H2O dilarutkan dengan 50 ml air panas dalam gelas kimia.
Tuangkan ke dalam labu takar 100 ml dan encerkan dengan aquadest sampai
tanda batas.

b. Larutan standar Thiosulfat 0,025 N


25 ml larutan stock di atas dipipet dan dimasukkan ke dalam labu takar 100
ml. Lalu encerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

c. Larutan Alkali Iodida (pereaksi oksigen)


50 gr NaOH dan 13,5 gr NaI dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

d. Larutan asam sulfat pekat

f. Larutan MnSO4
35,4 gr MnSO4 dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

g. Indikator kanji

h. Larutan KH(IO3)2 0,1 N

g. Standarisasi larutan Thiosulfat Na2S2O3


20 ml larutan KH(IO3)2 dan 10 ml asam sulfat dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer dan encerkan dengan aquadest sampai volumenya 200 ml.
Titrasi dengan larutan Thiosulfat, bila titik akhir titrasi hampir tercapai (warna
larutan kuning muda) tambahkan larutan kanji dan teruskan titrasi sampai
tepat warna biru yang baru muncul hilang kembali.

Laboratorium Lingkungan TL-3103 26-2


Oksigen Terlarut

Vol IO3 x N IO3


Normalitas Na2S2O3 =
Vol Na2 S 2O3

26.3.1.4. Pengukuran oksigen terlarut

a. Disiapkan Botol BOD dengan volume 250 ml, dalam keadaan bersih dan kering
dan diketahui volumenya.

b. Botol BOD diisi dengan contoh air, usahakan jangan sampai ada gelembung
udara yang masuk dalam botol, lalu tutup.

c. Masukkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml larutan alkali iodida (pereaksi oksigen).


Pemasukan reagen menggunakan pipet 1 ml yang ujungnya mencapai dasar
botol. Tutup kembali, kemudian aduk dengan cara membolak-balikan botol
sampai larutan homogen.

d. Diamkan selama 10 menit sampai kelihatan ada endapan coklat pada dasar
botol (jika endapan putih berarti tidak ada O2).

e. Tuangkan sebagian isi botol ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan 1 ml asam


sulfat pekat. Aduk dan titrasi secepatnya dengan larutan Thiosulfat 1/80 N,
tambahkan larutan kanji dan titrasi kembali sampai warna biru hilang. Catat
volume titran.

f. Ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat ke dalam larutan yang tersisa di dalam


botol BOD. Tutup dan aduk sampai endapan larut kembali. Larutan akan
berwarna kuning coklat. Titrasi dengan larutan Thiosulfat 1/80 N, dengan
menggunakan indikator amilum seperti di atas.

g. Hitung kadar oksigen terlarut ( mg/l O2) dengan menggunakan rumus :

VThio x NThio x 1000 x 8


DO mg/l =
Vbotol  2

Dimana:
Vthio = Volume titrasi thiosulfat (ml)
Nthio = Normalitas thiosulfta yang digunakan ( N)
8 = Berat Ekivalen O2
V botol = Volume contoh air ( ml)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 26-3


Oksigen Terlarut

26.3.2. Metode Elektrode Membran ( DO meter)

a. Alat DO meter disiapkan sesuai dengan petunjuk buku manual .

b. Alat DO meter dikalibrasi dengan udara atau dengan larutan yang kadar
oksigennya ditentukan dengan titrasi Winkler. Kalibrasi yang dilakukan harus
sesuai dengan petunjuk buku manual alat tersebut.

c. DO meter yang telah dikalibrasi di bawa ke lokais pengambilan contoh air ,


kemudian electrode di celupkan ke dalam contoh air .

d. Banyak temperature air , kemudian atur putar pengatur temperature sama


denga temperature air .

e. Kemudian dibiarkan beberapa lama sampai diperoleh nilai oksigen terlarut


dalam air yang ditampilkan dalam display alat

26.4. Catatan

Pengukuran oksigen terlarut harus dianalisa secepat mungkin, karena kelarutan


oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan udara
disekitarnya. Sebaiknya dilakukan di lokasi pengambilan contoh air .
Dengan metode titrasi Winkler, Setelah penambahan MnSO 4 dan Pereaksi
Oksigen dapat disimpan paling lama 8 jam sebelum dititrasi dengan natrium
thiosulfat.

Senyawa reduktor atau oksidator (nitrit) dalam air dapat mengganggu


pengukuran oksigen dengan metode Winkler. Untuk mencegah gangguan
tersebut ditambahkan senyawa Natrium Azide (NaN3) ke dalam pereaksi oksigen.

Setiap alat DO meter selalu dilengkapi dengan buku manual yang memuat
prosedur kalibrasi dan pengukuran oksiegn terlarut. Juga dilengkapi dengan
manual perawatan electrode , termasuk pergantian membran electrode.

Daftar Pustaka

1. Sawyer Clair N, Mc Carty Perry L. and Parkin Gene F, Chemistry for


Environmental Engineering and Science , Fifth Edition , Mc Graw Hill, Boston,
2003 .

2. AWWA, Standard Methods For The Examination of Water and


WasteWater , 20 th Edition , 1998.

3. UNEP, Water Quality Monitoring , E & FN Spon an Imprint of Chapman


&Hall, UK, 1996

Laboratorium Lingkungan TL-3103 26-4

Anda mungkin juga menyukai