Anda di halaman 1dari 16

PENIMBANGAN UNSUR HARA DAN PEMBUATAN LARUTAN STOK

UNSUR HARA (MAKRO DAN MIKRO, VITAMIN SERTA ZAT PENGATUR


TUMBUH)
( Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan )

Oleh
Eka Nurhasanah
1317021021

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum

: Penimbangan Unsur Hara Dan Pembuatan Larutan Stok


Unsur Hara (Makro Dan Mikro, Vitamin Serta Zat Pengatur
Tumbuh)

Tanggal Praktikum

: 29 September 2015

Tempat Praktikum

: Laboratorium Kultur Jaringan

Nama

: Eka Nurhasanah

NPM

: 1317021021

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan

: Biologi

Kelompok

: V (lima)

Bandar Lampung, 29 September 2015


Mengetahui,
Asisten

Abdi Tauhid
NPM. 1217021001

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuankegiatankulturjaringanadalahperbanyakanmassaltanamanyang
biasanyasangatlambatdenganmetodakonvensionaldalamjumlahyangbesar
dalamwaktuyangsingkat,selainitudiperolehtanamanyangbebasvirus,
membantupemuliantanaman.Penggunaankulturjaringanmempunyaikelebihan
yaitumampumemproduksibibityangseragamdalamjumlahbanyakdandalam
waktuyangrelatifrsingkat.Olehkarenaitukulturjaringanseringdijadikansolusi
sebagaimetodeperbanyakantanamandanjugadapatdigunakansebagaisuatu
metodepenyimpananplasmanutfahyangtidakmembutuhkantemapatyangbesar.
Keberhasilandaraikulturjaringansangatbergantungdariketepatankonsentrasi
nutrisiyangberadadidalammediakultur.Ketepatankonsentrasiinimenyangkut
padaketersediaannutrisibagieksplantanaman.Kelebihannutrisidaritanaman
akanmenyebabkantanamanmengalamikeracunanunsurhara.Olehkarenaitu,
penimbanganlarutanstokdandanpenimbanganunsurharadalammediadianggap
pentinguntukdiketahuisebagaisaranapenunjangkebutuhaninformasiakankultur
jaringan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari di lakukannya praktikum ini adalah agar praktikan mampu dan
terampil dalam melakukan penimbangan unsur hara makro, mikro, vitamin dan zat
pengatur tumbuh untuk persiapan larutan stok.

II. METODE KERJA

a. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, sudip, aluminium foil, labu ukur,
gelas beakeer, batang pengaduk, gelas piala, gelas ukur, penangas, termometer.
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
-

senyawa kimia unsur hara makro : NH4NO3, KNO3, CaCl2.2.H2O,

FeSO4 dan Na2EDTA,


senyawa kimia unsur hara mikro : MnSO4.4H2O, ZnSO4.7H2O, KI,
senyawa dalam pembuatan larutan stok vitamin antara lain thiamin HCL,

nicotinic acid, piridoksin-HCL, glycine dan myo-inositol,


zat pengatur tumbuh antara lain IAA, NAA, IBA, 2,4-D, kinetin dan BAP.

b. Metode Kerja
Pembuatan larutan stok unsur hara makro
1. NH4NO3 1 lt (100x konsentrasi)
- Siapkan NH4NO3 sebanyak 165 g
- Masukkan ke dalam gelas piala berisi aquades 7000 ml, aduk hinggra
merata
- Larutan pada no.2 lalu dipindahkan ke labu ukur berukuran 1 lt, dan
tepatkan volumenya hingga 1 lt
- Pindahkan larutan no.3 kedalam botol regen berukuran 1 lt, dan beri label
- Untuk membuat media sebanyak 1 lt diperlukan larutan stok NH4NO3
sebanyak 10 ml
2. KNO3 1 lt (100x konsentrasi)
- Timbanglah garam KNO3 sebanyak 190 g
- Sampai no.4, lakukan seperti pada pembuatan NH4NO3
- Untuk membuatn 1 lt media diperlukan larutan stok KNO3 sebanyak 10 ml
3. CaCl2.2H2O 1lt (100x konsentrasi)
- Timbang garam CaCl2.2H2O sebanyak 44 g
- Lakukan hal yang sama seperti pada larutan stok sebelumnya
4. MgSO4.7H2O 1 lt (100x konsentrasi)
- Timbang garam MgSO4.7H2O sebanyak 37 g

- Lakukan hal yang sama seperti langkah-langkah sebelumnya


5. FeSO4.7H2O dan Na2EDTA 1 lt (100x konsentrasi)
- Timbang garam FeSO4.7H2O sebanyak 2,7 g dan Na2EDTA sebanyak
3,73 g
- Sampai pada langkah no.4 lakukan seperti pembuatan larutan stok
NH4NO3, dengan melarutkannya pada wadah terpisah, untuk melarutakan
Na2EDTA lakukan dengan pemanasan 40-60 0C beberapa menit
- Kedua larutan tersebut disatukan dalam wadah
Pembuatan larutan unsur hara mikro
Jumlah unsur hara mikro yang diperlukan dalam pembuatan media sangatlah
sedikit. Sehingga pembuatan larutan stok dapat dibuat sebagai larutan stok
campuran dengan cara sebagai berikut :
- Timbang bahan dengan timbangan analitik yaitu bahan MnSO4.4H2O,
ZnSO4.7H2O, H3BO3, KI, CuSO4.5H2O, Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O
secara berurutan sebanyak 2,23 g, 0,86 g, 0,62g, 0,083 g, 0,0025 g, 0,025 g,
0,0025 g.
- Masukkan satu persatu semua bahan dalam gelas piala yang berisi aquades
700ml
- Setelah semua bahan terlarut, pindahkan ke dalam labu takar 1lt dan
tepatkan volumenya hingga 1 lt
- Kemudian pindahkan lagi ke dalam botol reagen dan diberi label
- Setiap pembuatan 1 lt media memerlukan larutan stok mikro sebanyak 10
ml
Pembuatan larutan stok vitamin 100 ml (100x konsentrasi)
-

Timbanglah bahan-bahan seperti thiamin-HCl 10 mg, nicotinic acid 50 mg,


pyridoxin-HCl 50 mg
Masukkan semua bahan dalam labu ukur 100 ml , kemudian larutkan dan
tepatkan hingga volume 100 ml
Pindahkan larutan no.2 dalam botol 100ml dan diberi label
Pembuatan 1 lt medium memerlukan larutan stok vitamin sebanyak 1 ml

Pembuatan larutan stok myo-inositol 100 ml ( 100x konsentrasi)


- Timbang myo-inositol sebanyak 10 g
- Larutkan ke dalam aquades 100ml, masukkan kedalam botol 100 ml, dan
diberi label
- Pembuatan 1 lt media memerlukan sebanyak 1ml larutan ini
Pembuatan larutan stok Zat Pengatur Tumbuh 1000ppm atau 1g/l sebanyak
100ml
1. Larutan stok Auksin
- Timbanlah bahan 100mg

Tuang kedalam labu ukur dan larutan dengan menetesi KOH 0,1-1 N
sambil ditambah aquades sedikit demi sedikit
Seelah larut, tambah aquades dan tepatkan volumenya 100 ml
Masukkan dalam botol 100ml, beri label dan simpan dalam lemari es
Penggunaan ZPT dalam pembuatan media tergantung dengan kebutuhan
Penggunaan larutan stok ini dalam 1 lt media, setiap 1ml setara dengan 1
ppm atau 1mg ZPT per lt media tersebut

2. Pembuatan larutan stok Kinetin dan BAP


- Lakukan langkah yang sama pada larutan stok auksin hanya pelarutnya
menggunakan HCl 0,1-1 Natau KOH 4 M
- Penggunaan larutan stok ini dalam 1 lt media, setiap 1ml setara dengan 1
ppm atau 1mg ZPT per lt media tersebut

III.

a. Hasil Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dengan judul pembuatan larutan stok. Diawali dengan
penimbangan media komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan
timbangan analitik. Hal yang dilakukan dalah menyyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan, kemudian menimbang bahan sesuai dengan konsentrasi yang
diperlukan, Unsur hara makro yang ditimbang adalah NH4NO3 dengan
konsentrasi 0,041 g, KNO3 dengan konsentrasi 0,047 g, CaCl2.2H2O dengan
konsentrasi 0,011 g, MgSO4.7H2O dengan konsentrasi0,0925 g, FeSO4.7H2O
dengan konsentrasi 0,06 g, NaEDTA dengan konsentrasi 0.06 g, dan unsur mikro
MnSO4.4H2O dengan konsentrasi 0.5575 g, ZnSO4.7H2O dengan konsentrasi
0.215 g, H3BO3 dengan konsentrasi 0,155 g, KI dengan konsentrasi 0,0207 g,
CuSO4.5H2O dengan konsentrasi 0,000625 g, Na2MoO4.2H2O dengan
konsentrasi 0,00625 g dan vitamin yaitu thiamin-HCl dengan konsentrasi 0,01 mg,
niacin dengan konsentrasi 0,05 g, pyridoxin-HCl dengan konsentrasi 0,05 g dan
myo-inositol dengan konsentrasi 0,01 g.
Setelah dilakukan penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan
konsentrasi yang dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan
menggunakan aquades murni. Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu
persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-masing
persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi
atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.
Pembuatan larutan stok 1, karena kami hanya membuat 25 ml dengan kepekatan
100xkonsentrasi sehingga kami menimbang NH4NO3 sebanyak 0,041 g, kemudian
memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml,
kemudian sambil diaduk. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan
persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur dan ditepatkan volumenya
dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah
ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup

rapat kemudian diberi lebel . Larutan harus terlarut sempurna agar pada waktu
diletakan dilemari es tidak terjadi endapan. Biasanya larutan yang sudah
mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan lagi. Pengendapan larutan stok
umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat larutan yang
tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan
membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur
hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang
tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.
Karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok ke 2 hanya 25 ml
dengan kepekatan 100x konsentrasi, maka kami hanya memerlukan KNO3
sebanyak 0,047g. Pembuatan larutan stok 2, yaitu dengan menimbang KNO3
sebanyak 0,047g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan
menambahkan akuades sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk. Setelah larutan
stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur
dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml.
Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke
erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel .
Karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok ke 3 hanya 25 ml
dengan kepekatan 100, maka kami hanya memerlukan CaCl2.2H2O sebanyak 0,011
g,. Pembuatan larutan stok 3, yaitu dengan menimbang CaCl2.2H2O sebanyak 0,11
g, kemudian memasukkannya ke dalam labu ukur dan menambahkan akuades
sekitar 100 ml, kemudian sambil diaduk. Setelah larutan stok terlarut sempurna,
larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur dan ditepatkan
volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah
volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer
250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel .

Pembuatan larutan stok 5, yaitu dengan menimbang MgSO4 0,0925 g, karena kami
hanya menggunakan 25 ml kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan
menambahkan akuades sekitar 100 ml. Larutan dimasukkan ke dalam botol yang
terpisah, kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya
menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan
persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu MgSO4 dan
ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah
volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer
250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel .
Larutan stok 5 mengandung FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 2,7 g dan 3,73
g. Untuk membuat larutan stok ini dengan kepekatan 100x, FeSO4.7H2O dan
Na2.EDTA sebanyak 0,06 dan 0,06 g karena kami di dalam praktikum ini hanya

membuat larutan stok 5 hanya 25 ml dengan kepekatan 100, maka kami hanya
memerlukan FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 0,06 mg. Pembuatan larutan stok
ini, yaitu dengan menimbang FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA masing-masing sebanyak
0,06 g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur secara terpisah dan
menambahkan akuades masing-masing sekitar 100 ml, kemudian larutan
Na2.EDTA sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya

menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan


persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu FeSO4.7H2O
kemudian Na2.EDTA supaya tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan
ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah
volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer
250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel .
Larutan stok unsur hara mikro mengandung mikro MnSO4.4H2O dengan
konsentrasi 0.5575 mg, ZnSO4.7H2O dengan konsentrasi 0.215 mg, H3BO3
dengan konsentrasi 0,155 mg, KI dengan konsentrasi 0,0207 mg, CuSO4.5H2O
dengan konsentrasi 0,000625 mg, Na2MoO4.2H2O dengan konsentrasi 0,00625

mg. Larutan Stok ini, kepekatan 100x. Karena kami di dalam praktikum ini hanya
membuat larutan stok ini hanya 25 ml dengan kepekatan 100. Pembuatan larutan
stok ini, yaitu masing-masing media dimasukkan ke dalam botol kultur secara
terpisah dan menambahkan akuades masing-masing 25 ml, kemudian sambil
diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate.
Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung
pada labu ukur secara berurut yaitu MnSO4.7H2O, MgSO4.7 H2O, H3BO3, KI,
Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O, CuSO4.5H2O supaya tidak terjadi penggumpalan
atau pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades
sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok
tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel .
Pembuatan larutan stok vitamin yaitu thiamin-HCl dengan konsentrasi 0,01 mg,
niacin dengan konsentrasi 0,05 mg, pyridoxin-HCl dengan konsentrasi 0,05 mg
dan myo-inositol dengan konsentrasi 0,01 mg, karena kami hanya membuat
larutan stok ini hanya 10 ml dengan kepekatan 100x konsentrasi, jadi dalam
pembuatan 1 lt medium memerlukan 0,01ml.

b. Pembahasan
Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan,
sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang
menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan berdasarkan stok
hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok hormon, terutama jika larutan stok
tidak disimpan terlalu lama. Pembuatan larutan stok pada dasarnya ditujukan
untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan pada pembuatan media dengan
konsentrasi yang tepat. Karena media-media yang digunakan pada kultur jaringan
diperlukan unsure-unsur dengan konsentrasi yang sangat kecil. Karena tidak
dimungkinkan menimbang unsure dengan konsentrasi yang sangat kecil, maka

dibuat lah larutan stok dengan menggunakan konsep kalibrasi, sehingga pada
pembuatan media, unsure-unsur tersebut dapat digunakan seusia dengan
konsentrasi yang diinginkan. Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam
lemari es. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan
stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan di dalam lemari es. Jika
terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok digunakan terlebih dahulu harus
dipanaskan. Pembutan larutan stok dimaksudkan untuk memberi kemudahan
pekerjaan dalam pembutan media salnjutnya antara lain;
1. Menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat
media
2. Mengatasi kesulitan penimbangan dalam jumlah yang sangat kecil
3. Mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlau sering dibuka dan ditutup
(Marlin dkk, 2007).
Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses biologi
dalam jaringan tanaman (Davies, 1995; Gaba, 2005). Perannya antara lain mengatur
kecepatan pertumbuhan dari masing- masing jaringan dan mengintegrasikan bagianbagian tersebut guna menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai tanaman. Aktivitas
zat pengatur tumbuh di dalam pertumbuhan tergantung dari jenis, struktur kimia,
konsentrasi, genotipe tanaman serta fase fisio-logi tanaman (Satyavathi et al., 2004;
George, 1993;Dodds dan Roberts, 1982). Dalam proses pembentukan organ seperti
tunas atau akar ada interaksi antara zat pengatur tumbuh eksogen yang ditambahkan
ke dalam media dengan zat pengatur tumbuh endogen yang diproduksi oleh jaringan
tanaman (Winata, 1987).
Penambahan auksin atau sitokinin ke dalam media kultur dapat meningkatkan
konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel, sehingga menjadi faktor pemicu dalam proses tumbuh dan perkembangan jaringan. Untuk memacu
pembentukan tunas dapat di-lakukan dengan memanipulasi dosis auksin dan sitokinin eksogen (Poonsapaya et al., 1989) . Kombinasi antara sitokinin dengan auksin
dapat memacu morfogenesis dalam pembentukan tunas (Flick et al., 1993).

Zat pengatur tumbuh 2.4-D berperan sebagai inisiasi kalus, dengan adanya BA maka
pembentukan tunas adventif menjadi lebih aktif (Flick et al., 1993). Jenis zat
pengatur tumbuh yang berbeda dari golongan yang sama seperti kinetin, zeatin dan 2iP kadang dibutuhkan untuk memacu morfogenesis yang lebih optimal (Gaba, 2005).
Pada umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon
(zat pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah
yang dikelompokkan ke dalam unsur makro dan unsur mikro. Hasil yang lebih baik
akan dapat kita peroleh bila, kedalam media tersebut, ditambahkan vitamin, asam
amino, dan hormon, bahan pemadat media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun
sukrosa, air destilata (akuades), dan bahan organik tambahan (Gunawan, 1988).
Gula digunakan sebagai sumber energi dalam media kultur, karena umumnya bagian
tanaman atau eksplan yang dikulturkan tidak autotrof dan mempunyai laju
fotosintesis yang rendah. Oleh sebab itu tanaman kultur jaringan membutuhkan
karbohidart yang cukup sebagai sumber energi. Menurut Gautheret dalam Gunawan
(1992), sukrosa adalah sumber karbohidrat penghasil energi yang terbaik melebihi
glukosa, maltosa, rafinosa. Namun jika tidak terdapat sukrosa, sumber karbohidrat
tersebut dapat digantikan dengan gula pasir. Gula pasir cukup memenuhi syarat untuk
mendukung pertumbuhan kultur. Selain sebagai sumber energi, gula juga berfungsi
sebagai tekanan osmotik media.
Asam amino merupakan sumber N organik. Asam amino yang sering digunakan
adalah glutamine, asparagin, sistein, dan glisin.
Vitamin berfungsi sebagai katalisator dalam system enzim dan diperlukan
dalam jumlah kecil. Vitamin yang dibutuhkan pada sebagian besar kultur jaringan
tumbuhanadalah thiamin, yang diberikan dalam bentuk Thiamin-HCl. Vitamin lain
yang biasa digunakan adalah asam nikotinat dan piridoksin HCl (vitamin B6).
Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman, adalah

thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin) dan pyridoxine (vitamin B6). Thiamine
merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman.
-

Nicotinic acid, penting keberadaannya di dalam media kultur akar tomat, ercis dan
lobak (Bonner dan Devirian, 1939), begitu juga pyroxidin diperlukan dalam kultur

akar tomat (Robbins dan Schmidt, 1939).


Myo-inositol atau meso-inositol atau i-inositol digunakan dalam media untuk
memperbaiki pertumbuhan dan morfogenesis, sehingga myo-inositol dianggap
sebagai golongan vitamin untuk tanaman. Myo-inositol berperan dalam
keikutsertaan dalam lintasan biosintesa asam-D-galakturonat yang menghasilkan
vitamin C dan pectin serta kemungkinan inkorporasinya dalam fosfoinositida dan
fosfatidil inositol yang berperanan dalam pembelahan sel.

Penambahan myo-inositol dengan konsentrasi antara 20-100 mg/l pertama kali


ditunjukkan oleh Jacquiot dalam kultur kambium tanaman elm (George dan
Sherringtone, 1984). Myo-inositol berpengaruh dalam morfogenesis kultur, misalnya
dalam kultur Haworthia sp. Pembentukan pucuk dalam Haworthia sp. tergantung dari
keberadaannya myo-inositol (Kaul dan Sabharwal, 1972, 1975). Di alam Myoinositol ditemukan dalam air kelapa, dan dalam jumlah kecil didalam agar dipasaran.
Myo-inositol juga digunakan dalam pembuatan media Wood & Braun dan Murashige
& Skoog (George dan Sherringtone, 1984).
Dalam penentuan konsentrasi suatu larutan dapat dihitung dengan rumus :
M1.V1 = M2.V2
Dengan M1,M2 adalah jumlah konsentrasi yang diperlukan dan V1,V2 adalah
volume larutan yang diperlukan.
Misal pada NH4NO3 1 lt dengan 100x konsentrasi diperlukan 1650 mg NH4NO3,
berapa NH4No3 yang diperlukan jika volume yang digunakan hanya 25 ml?
Sehingga, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
M1.V1 = M2.V2
1000 ml=1650 mg
25 ml=x mg

1000 ml . x mg=1650 mg .25 ml

x mg=

1650 mg .25 ml
=41,250 mg=0,041 g
1000 ml

Untuk perhitungan selanjutnya pada bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan


medium, dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan dengan persamaan
seperti diatas.

IV.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah bahwa dalam
pembuatan media diperlukan bahan-bahan yang sesuai dengan konsentrasi yang
diperlukan. Karena setiap bahan memiliki fungsi tertentu dalam kultur jaringan.
Tujuan dari pembuatan larutan stok antara lain menghemat pekerjaan menimbang
bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan penimbangan
dalam jumlah yang sangat kecil, mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu
sering dibuka dan ditutup.

DAFTAR PUSTAKA

Davies, P.J. 1995. The plant hormone their nature, occurence and function. In Davies
(ed.) Plant Hormone and Their Role in Plant Growth Development. Dordrecht
Martinus Nijhoff Publisher
Flick, C.E., D.A. Evans, and W.R. Sharp. 1993. Organogene-sis. In D.A. Evans, W.R.
Sharp, P.V. Amirato, and T.
Gaba, V.P. 2005. Plant Growth Regulator. In R.N. Trigiano and D.J. Gray (eds.) Plant
Tissue Culture and Development. CRC Press. London. p. 87-100.
George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture
Handbook And Directory Comercil Collaboration. Exogetis Ltd. England.
Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Poonsapaya, P.M.W, Nabors, W. Kersi, and M. Vajrabhaya. l989. A comparison of
methods for callus culture and plant regeneration of RD-25 rice (Oryza sativa
L.) in vitro laboratoris. Plant Cell Tiss. Org. Cult. 16:175-186
Winata, L. l987. Teknik Kultur Jaringan. PAU. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai