Anda di halaman 1dari 6

MEMBUAT LARUTAN

Tujuan : Menyiapkan larutan yang dibutuhkan saat melakukan analisis titrimetric


penetralan dengan volume dan konsentrasi tertentu.

Dasar Teori

Larutan adalah campuran homogen yang berada pada keadaan 1 fasa. Komponen dari
larutan adalah zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Pada umumnya pelarut yang digunakan
berada pada fasa cair meskipun beberapa larutan menggunakan pelarut padat atau gas. Berikut ini contoh
dari beberapa larutan :

1. Larutan fasa cair : sirup


2. Larutan fasa padat : campuran beberapa logam
3. Larutan fasa gas : udara

Sebelum seorang analis melakukan analisis titrimetric, Langkah awal yang harus dilakukan adalah
membuat larutan yang dibutuhkan sebanyak kebutuhannya dengan konsentrasi tertentu. Keberhasilan
dalam membuat larutan dengan konsentrasi yang tepat berpengaruh signifikan terhadap hasil analisis
titrimetric yang akan dilaksanakan. Konsentrasi larutan sendiri didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut
(solute) dalam sejumlah tertentu pelarut. Adapun satuan konsentrasi dapat dinyatakan dalam molaritas,
normalitas, persen maupun PPM.

Peralatan : 1. Labu ukur 250 ml 1 buah


2. Pipet tetes 3 buah
3. Batang pengaduk 15 cm 1 buah
4. Spatula stainless 1 buah
5. Corong gelas Ø 5 cm 1 buah
6. Botol timbang 1 buah
7. Beaker glass 100 ml 1 buah
8. Pipet ukur 1 buah
9. Bola hisap 1 buah
10. Neraca analitik 1 buah
11. Botol reagent 2 buah

Bahan : 1. Kristal natrium hidrokida (NaOH) pa


2. HCl pekat 37 %
3. Air suling
Cara Kerja

No Tugas Prosedur/Cara Kerja


1. Membuat larutan 1. Hitung banyaknya kristal NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan
NaOH 0,1 N NaOH 0,1 N sebanyak 250 ml.
sebanyak 250 ml. 2. Timbang banyaknya kristal NaOH tersebut .
3. Larutkan kristal NaOH tersebut dalam beaker glass yang berisi air suling
sampai larut sempurna.
No Tugas Prosedur/Cara Kerja
4. Dinginkan larutan tersebut, setelah dingin masukkan ke dalam labu ukur
250 ml.
5. Tambahkan air suling sampai tanda tera.
6. Homogenkan.

2. Membuat larutan 1. Hitung banyaknya HCl 37%, ρ = 1,19 kg/l yang dibutuhkan untuk membuat larutan
HCl 0,1 N HCl 0,1 N sebanyak 250 ml.
sebanyak 250 ml. 2. Ambil HCl 37% tersebut menggunakan pipet ukur dan bola hisap.
3. Tuang ke dalam beaker glass yang berisi air suling.
4. Pindah ke dalam labu ukur 250 ml.
5. Tambahkan air suling sampai tanda tera.
6. Homogenkan.

ALKALIMETRI

(Analisa Kadar Asam Asetat)

Tujuan : Penetapan kadar asam asetat dalam cuka makan berdasarkan titrasi
penetralan menggunakan larutan basa sebagai larutan standar/larutan kerja.

Dasar Teori

Prinsip dari titrasi penetralan adalah pembentukan elektrolit lemah seperti air, asam lemah
maupun basa lemah. Titrasi penetralan ini dapat diterapkan pada berbagai penetapan kadar suatu asam
atau basa.. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu larutan standar yang konsentrasinya
diketahui. Larutan standar basa digunakan dalam penetapan-penetapan kadar suatu zat yang bersifat
asam, sedangkan larutan standar asam digunakan dalam penetapan-penetapan kadar suatu zat yang
bersifat basa.

Alkalimetri merupakan salah satu metoda dalam titrasi penetralan dimana menggunakan
larutan standar basa sebagai larutan kerja. Penetapan kadar asam asetat dalam suatu sampel merupakan
salah satu penerapan metoda alkalimetri, dimana digunakan larutan NaOH sebagai larutan kerjanya.
Untuk menunjukkan titik akhir titrasi diperlukan suatu indikator yang memberikan perubahan warna pada
titik akhir titrasi. Sesuai dengan persamaan reaksi antara asam asetat dan NaOH

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)

Berdasarkan kurva titrasinya nya, titik ekivalen reaksi tersebut terjadi pada pH sekitar 8,7 oleh karena itu
dapat digunakan indikator-indikator asam-basa dimana jangkauan pH indikator tersebut
melingkupi/berada di daerah sekitar titik ekivalen. Penggunaan indikator phenolphatalein, dengan
jangkauan pHnya 8,0 – 10,0 (tak berwarna – pink) akan memberikan pewarnaan pink muda pada larutan
tak berwarna saat mencapai titik akhir titrasi.

Peralatan : 1. Burette 50 ml. 1 buah


2. Labu ukur 100 ml 1 buah
3. Pipet volume 25 ml 1 buah
4. Pipet ukur 10 ml 1buah
5. Pipet tetes 3 buah
6. Erlenmeyer 250 ml 3 buah
7. Batang pengaduk 15 cm 1 buah
8. Spatula stainless 1 buah
9. Corong gelas Ø 5 cm 1 buah
10. Gelas jam Ø 5 cm 1 buah
11. Beaker glass 250 ml 1 buah
12. Beaker glass 100 ml 1 buah
13. Statip dan klem buret 1 set
14. Bola hisap 1 buah
15. Neraca analitik 1 buah

Bahan : 1. Larutan NaOH tersedia 0,1 N


2. Kristal asam oksalat (H2C2O4.2H2O) pa
3. Larutan indikator Phenolphtalein (pp) 1 %
4. Sampel cuka makan
5. Air suling

Cara Kerja

No Tugas Prosedur/Cara Kerja


1 Membuat larutan 1. Hitung banyaknya kristal H2C2O4. 2H2O yang dibutuhkan untuk
H2C2O4 0,1 N membuat larutan H2C2O4 0,1 N sebanyak 100 ml.
sebanyak 100 ml 2. Timbang dengan seksama banyaknya kristal H2C2O4. 2H2O tersebut .
3. Larutkan kristal H2C2O4. 2H2O tersebut dalam beaker glass yang berisi
air suling sampai larut sempurna.
4. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 ml.
5. Tambahkan air suling sampai tanda tera.
6. Homogenkan.

2. Menstandarisasi 1. Ambil 25 ml larutan H2C2O4 0,1 N dan masukkan ke dalam erlenmeyer.


larutan NaOH 2. Tambahkan 2 -3 tetes indikator pp.
menggunakan 3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai titik akhir titrasi
larutan H2C2O4 4. Ulangi titrasi dua kali lagi (titrasi triplo)
sebagai larutan 5. Hitung normalitas sesungguhnya dari larutan NaOH.
standar primer..
3. Menganalisa 1. Ambil 3 ml cuka makan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
kadar asam 2. Tambahkan dengan air suling sampai tanda tera (air suling sudah
asetat dalam didihkan dan didinginkan kembali)
cuka makan 3. Homogenkan.
4. Ambil 25 ml larutan cuka dan masukkan ke dalam Erlenmeyer.
5. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp.
6. Titrasi dengan larutan NaOH sampai titik akhir titrasi.
7. Ulangi titrasi dua kali lagi (titrasi triplo)
No Tugas Prosedur/Cara Kerja
8. Hitung kadar asamasetat dalam cuka makan tersebut dalam satuan %
gram/ml

ASIDIMETRI

(Analisa Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam Campurannya)

Tujuan : Penetapan kadar karbonat (CO32–) dan bikarbonat (HCO3–) dalam


campurannya berdasarkan titrasi penetralan menggunakan larutan standar
asam sebagai larutan kerja

Dasar teori

Prinsip dari titrasi penetralan adalah pembentukan elektrolit lemah seperti air, asam lemah
maupun basa lemah. Titrasi penetralan ini dapat diterapkan pada berbagai penetapan kadar suatu asam
atau basa.. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu larutan standar yang konsentrasinya
diketahui. Larutan standar basa digunakan dalam penetapan-penetapan kadar suatu zat yang bersifat
asam, sedangkan larutan standar asam digunakan dalam penetapan-penetapan kadar suatu zat yang
bersifat basa.

Asidimetri merupakan salah satu metoda dalam titrasi penetralan dimana menggunakan
larutan standar asam sebagai larutan kerja. Penetapan kadar karbonat (CO 32–) dan bikarbonat (HCO3–)
dalam suatu sampel merupakan salah satu penerapan metoda asidimetri, dimana digunakan larutan HCl
sebagai larutan kerjanya.

Pada penetapan kadar karbonat (CO32–) dan bikarbonat (HCO3–) dengan menggunakan larutan HCl akan
terbentuk dua titik ekivelen, sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :

a. Titik ekivalen I tercapai saat reaksi antara karbonat dan ion H+ berlangsung sempurna membentuk
bikarbonat
CO32– (aq) + H+ (aq) → HCO3– (aq)

Titik ekivalen reaksi tersebut terjadi pada pH sekitar 8,2 oleh karena itu dapat digunakan indikator-
indikator asam-basa dimana jangkauan pH indikator tersebut melingkupi/berada di daerah sekitar
titik ekivalen. Penggunaan indikator phenolphatalein, dengan jangkauan pH 8,0 – 10,0 (tak
berwarna – pink), pada titik akhir titrasi akan memberikan perubahan pada larutan berupa
hilangnya warna pink menjadi tak berwarna.

b. Titik ekivalen II terjadi saat reaksi antara semua bikarbonat (baik yang berasal dari karbonat
maupun sampel,) dan ion H+ berlangsung sempurna membentuk asam bikarbonat
HCO3– (aq) + H+ (aq) → H2CO3 (aq)

Titik ekivalen reaksi tersebut terjadi pada pH sekitar 3,7 oleh karena itu dapat digunakan indikator-
indikator asam-basa dimana jangkauan pH indikator tersebut melingkupi/berada di daerah sekitar
titik ekivalen. Penggunaan metil orange, dengan jangkauan pH 3,3 – 4,4 (merah – kuning jingga)
akan memberikan pewarnaaan merah pada larutan berwarna kuning jingga saat mencapai titik
akhir titrasi
Peralatan : 1. Burette 25 ml atau 50 ml. 1 buah
2. Labu ukur 100 ml 1 buah
3. Pipet volume 25 ml 1 buah
4. Pipet ukur 10 ml 1buah
5. Pipet tetes 3 buah
6. Erlenmeyer 250 ml 3 buah
7. Batang pengaduk 15 cm 1 buah
8. Spatula stainless 1 buah
9. Corong gelas Ø 5 cm 1 buah
10. Gelas jam Ø 5 cm 1 buah
11. Beaker glass 250 ml 1 buah
12. Beaker glass 100 ml 1 buah
13. Statip dan klem buret 1 set
14. Bola hisap 1 buah
15. Neraca analitik 1 buah

Bahan : 1. Larutan HCl tersedia 0,1 N


2. Kristal natrium tetra borat (Na2B4O7.10H2O) pa
3. Larutan indikator phenolphthalein (pp)
4. Larutan indikator methyl orange (MO)
5. Larutan indikator methyl red (MR)
6. Sampel : Campuran karbonat (CO32– ) dan bikarbonat (HCO3–)
Cara Kerja

No Tugas Prosedur/Cara Kerja


1. Membuat larutan 1. Hitung banyaknya kristal Na2B4O7. 10H2O yang dibutuhkan untuk membuat
Na2B4O7 0,1 N larutan Na2B4O7 0,1 N sebanyak 100 ml.
sebanyak 100 ml 2. Timbang dengan seksama banyaknya kristal Na 2B4O7. 10H2O tersebut .
3. Larutkan kristal Na2B4O7.10 H2O tersebut dalam beaker glass yang berisi air
suling sampai larut sempurna.
4. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 ml.
5. Tambahkan air suling sampai tanda tera.
6. Homogenkan.
2. Menstandarisasi 1. Ambil 25 ml larutan Na2B4O7 0,1 N tersebut dan masukkan ke dalam
larutan HCl Erlenmeyer.
dengan larutan 2. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator metil merah.
Na2B4O7 3. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai titik akhir titrasi.
4. Ulangi titrasi dua kali lagi (titrasi triplo)
5. Hitung normalitas sesungguhnya dari larutan HCl.
.

3. Analisa kadar 1. Timbang sampel sebanyak 1 gram.


CO32–dan HCO3– 2. Larutkan dalam beaker glass yang berisi air suling.
dalam 3. Pindahkan ke dalam labu ukur 100 ml.
campurannya. 4. Tambahkan air suling sampai tanda tera.
5. Ambil larutan sampel sebanyak 25 ml.
No Tugas Prosedur/Cara Kerja
6. Tambahkan 2 -3 tetes larutan indikator phenolphthalein.
7. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai titik akhir titrasi I (catat volume larutan
HCl mis a ml)
8. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator methyl orange.
9. Titrasi degan larutan HCl 0,1 N sampai titik akhir titrasi II (catat volume larutan
HCl mis b ml)

Anda mungkin juga menyukai