Anda di halaman 1dari 11

ESSAI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

(INFLUENZA)

DISUSUN OLEH:
FAHMI IQBAL FIRMANSYAH
(P27833320016)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Epidemiologi Penyakit Menular (INFLUENZA)
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan
masyarakat. Walaupun ringan, penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang
berusia sangat muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang
terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau
ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak
berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim dingin di
negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik. Pada saat
ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-
3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu
orang dan jauh lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.

Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di
atas 65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit
tertentu. Pada anak-anak usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka
morbiditasnya adalah 500/100.000 dan yang tidak berisiko tinggi adalah
100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga 1994-1995,
diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000 sampai
220.000/epidemik. Kematian influenza dapat terjadi karena pneumonia dan juga
eksaserbasi kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika
dari 19 musim influenza diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang
lebih 30 hingga lebih dari 150 kematian/ 100.000 penderita dengan usia > 65
tahun. Lebih dari 90% kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan influenza
terjadi pada penderita usia lanjut.

Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian
Indonesia merupakan negara ke-lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam
dan Kamboja yang terkena flu burung pada manusia. Hingga 5 Agustus 2005,
WHO melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada manusia yang terbukti secara
pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam,
disusul Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia. Hingga Agustus 2005, sudah
jutaan ternak mati akibat avian influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar
petugas peternak dengan unggas yang terkena wabah. Ternyata kasus avian
influenza pada manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan
demikian walau terbukti adanya penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak
terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia, kemungkinan
terjadinya lebih kecil lagi.
a. Pandemi Influenza
Pandemi influenza tidak tiba-tiba terjadi secara luas di seluruh dunia akan
tetapi dimulai dari suatu daerah yang terbatas yang kemudian menyebar dengan
cepat ke seluruh dunia. Lokasi awal atau daerah dimana diketahui merupakan
awal terjadinya penularan antar manusia yang disebabkan oleh virus influenza
baru kita sebut sebagai episenter pandemi influenza. Episenter pandemi
influenza dapat terjadi dimana saja dan sangat sulit untuk diprediksi. Sebagai
contoh untuk pandemi influenza yang saat ini terjadi, yang disebabkan oleh
virus influenza A H1N1 baru, awal terjadinya atau episenternya di Meksiko.
Episenter pandemi influenza diharapkan masih mungkin untuk ditanggulangi.
Kemungkinan episenter pandemi influenza dapat terjadi di semua negara
dimana terdapat virus influenza, termasuk Indonesia, dimana terdapat berbagai
virus influenza yang beredar diantaranya virus influenza pada unggas atau flu
burung. Episenter pandemi influenza yang tidak berhasil ditanggulangi akan
berkembang dan menyebar menjadi pandemi influenza. Bila pandemi terjadi,
beban pelayanan kesehatan akan meningkat karena banyaknya orang yang sakit
influenza dan membutuhkan pertolongan/pengobatan, banyaknya karyawan
atau keluarganya yang sakit sehingga tidak dapat bekerja atau bahkan ada yang
meninggal sehingga berdampak terjadi penurunan ekonomi dan dapat
menimbulkan kekacauan sosial. Oleh karena itu kita harus mengantisipasi/
mempersiapkan diri jika hal yang demikian terjadi.
b. Tahapan Terjadinya Pandemi
Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO),
terjadinya suatu pandemi influenza melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
Tabel 1.
Tabel Fase Pandemi menurut WHO
Deskripsi
FASE 1 Tidak ada laporan virus influenza pada
hewan yang berkembang diantara
hewan yang menyebabkan infeksi pada
manusia
FASE 2 Virus influenza pada hewan yang
berkembang diantara hewan jinak dan
liar yang diketahui menyebabkan infeksi
pada manusia dan karena itu
dipertimbangkan menjadi ancaman yang
spesifik potensial menimbulkan pandemi
FASE 3 Reassortant virus pada hewan atau
manusia-hewan telah menyebabkan
kasus yang sporadis atau kluster kecil
penyakit pada manusia, tapi belum
menyebabkan penularan dari manusia
ke manusia yang cukup efektif untuk
menyebabkan timbulnya KLB pada
masyarakat
FASE 4 Penularan dari manusia ke manusia yang
berasal dari reassortant virus influenza
hewan atau manusia-hewan telah menyebar
di masyarakat dan telah di verifikasi berada
pada tingkat KLB
FASE 5 Virus yang sama telah teridentifikasi dan
menyebabkan KLB pada paling tidak 2
negara dalam satu wilayah regional WHO

PERIODE SETELAH PUNCAK Tingkat pandemi influenza pada sebagian


besar negara dengan kegiatan surveilans
yang adekuat telah turun dibawah puncak

KEMUNGKINAN GELOMBANG Tingkat pandemi influenza pada sebagian


BARU besar negara dengan kegiatan surveilans
yang adekuat mulai meningkat lagi

PERIODE SETELAH PANDEMI Tingkat infulenza kembali pada tingkat


Yang biasa terjadi pada influenza musiman
Pada sebagian negara dengan kegiatan

Penyakit flu disebabkan oleh virus influenza tipe


surveilans Aadekuat
yang dan sering disebut
tipe A ini tidak hanya penyakit human influenza, namun juga beberapa penyakit flu
lain yang saat ini sedang mewabah di berbagai negara, seperti flu Hong Kong,
Swine flu atau flu babi, Flu burung, dll. Jenis penyakit flu yang saat ini sedang
menghebohkan dunia adalah penyakit flu babi yang disebabkan oleh virus H1N1
serta diduga terdapat mutasi antara flu babi, flu burung, dan human influenza. Jenis
flu ini telah menelan banyak korban di negara asalnya, yaitu Meksiko.
Hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk flu babi karena flu ini merupakan
mutasi dari beberapa jenis virus flu lainnya. Selain itu, virus flu yang sudah
tersedia saat ini juga belum diketahui pasti apakah bisa memberikan kekebalan
saling silang terhadap flu babi ini. Oleh karena itu, untuk menghindari terkena
penyakit flu (apapun jenisnya), penting bagi kita untuk melakukan langkah –
langkah pencegahan seperti dibawah ini:
 Mencuci tangan setiap akan makan atau minum dan setelah bersentuhan
dengan unggas atau binatang ternak lainnya.
 Menjaga kesehatan badan dengan cukup tidur, lahraga, makan makanan
yang bergizi serta pintar mengendalikan stress.
 Belajar untuk lebih peka terhadap imunitas / ketahanan tubuh serta peka
terhadap makanan / minuman yang sebaiknya dihindari.
 Jauhi rokok dan alkohol karena zat – zat yang terkandung dalam rokok dan
alkohol berpotensi menurunkan daya tahan tubuh.
 Sebisa mungkin hindari melakukan kontak dengan penderita flu
dengan caramengurangi pergi ke tempat-tempat umum saat flu sedang
mewabah.
 Bersihkan liang hidung setiap pulang dari bepergian. Bisa dengan
menggunakan sabun sambil mengembus-embuskan udara hidung slama
dibersihkan.
 Jangan menutup bersin atau batuk dengan tangan. Jika ingin bersin, tutup
dengan tisue lalu segera membuangnya.
 Jangan sering – sering menyentuh muka. Virus flu bisa masuk ke dalam
tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut.
c. Sifat Virus Influenza
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C
selama 30 menit atau 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam.
Virus akan mati dengan deterjen, disinfektan misalnya formalin, cairan yang
mengandung iodin dan alkohol 70%.

Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa:
antigen S (atau soluble antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S
merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini
spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung
virus dan memegang peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase juga
menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang minim 8
pada imunitas.Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam dan
membran lemak disebelah luarnya.

Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk
mengubah antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak
maupun lambat.Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur antigen
permukaan yang terjadi secara singkat disebut antigenic shift.
d. Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa
virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10
virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus
berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami
replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat
permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen
lipopoli-sakarida kuman Gram-negatif. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu
hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi
sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah
mulainya penyakit ini. Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari
sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza
kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita
imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan
bahkan berbulan-bulan.
e. Penularan
Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat menularkan virus pada
orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan dilepaskan
selama antara 5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin melepaskan
virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular influenza paling infektif
pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi Jumlah virus yang dilepaskan
tampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus yang dilepaskan lebih besar
saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih infeksius dibandingkan
orang dewasa dan mereka melepaskan virus sebelum mereka mengalami gejala
hingga dua minggu setelah infeksi. Penularan influenza dapat dimodelkan secara
matematis, yang akan membantu dalam prediksi bagaimana virus menyebar dalam
populasi.

Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama melalui penularan langsung
(saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk secara
langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain); melalui udara (saat
seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan
saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan melalui penularan
tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut, baik dari permukaan
yang terkontaminasi atau dari kontak personal langsung seperti bersalaman. Moda
penularan mana yang terpenting masih belum jelas, tetapi semuanya memiliki
kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan udara, ukuran droplet yang
cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 μm dan inhalasi satu droplet
mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi, Walaupun satu kali bersin dapat
melepaskan sampai 40.000 droplet, besar dari droplet tersebut cukup besar dan
akan hilang dari udara dengan cepat. Seberapa lama virus influenza dapat bertahan
dalam droplet udara tampaknya dipengaruhi oleh kadar kelembaban dan radiasi
ultraviolet: kelembaban rendah dan kurangnya cahaya matahari pada musim dingin
membantu kebertahanan virus ini.
Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat ditularkan
lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar
lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu virus dapat
bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat bertahan selama satu atau
dua hari pada permukaan yang keras dan tidak berpori seperti plastik atau metal,
selama kurang lebih lima belas menit pada kertas tissue kering, dan hanya lima
menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam mukus/lendir, lendir
tersebut dapat melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang lama (sampai
17 hari pada uang kertas).] Virus flu burung dapat bertahan dalam waktu yang
belum diketahui saat berada dalam keadaan beku. Virus mengalami inaktivasi oleh
pemanasan sampai 56 °C (133 °F) selama minimun 60 menit, dan juga oleh asam
(pada pH <2).
f. Pengobatan terdiri dari cairan dan perubahan aktivitas
Flu diobati terutama dengan beristirahat dan cairan untuk membantu tubuh
melawan infeksi. Penghilang rasa sakit anti peradagangan yang tersedia bebas
dapat membantu meringankan gejala. Vaksin tahunan dapat membantu mencegah
flu dan membatasi komplikasinya.
g. Pencegahan
Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus
dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung
memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat
pada epitel permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel
tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu 10 singkat
virus dapat menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4
hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel
yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian
mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia
selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang
terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak
dapat mengadakan replikasi secara efisien pada manusia.
Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi
dengan virus influenza akan memberikan kekebalan terhadap infeksi virus yang
homolog. Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus
influenza akan berubah, sehingga seseorang masih mungkin diserang berulang kali
dengan jalur (strain) virus influenza yang telah mengalami perubahan ini.
Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%. Vaksin influenza
mengandung virus subtipe A dan B saja karena subtipe C tidak berbahaya.
Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat mencegah
tejadinya mixing dengan virus yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal sebagai
penyakit avian influenza atau flu burung. Nasal spray flu vaccine (live attenuated
influenza vaccine) dapat juga digunakan untuk pencegahan flu pada usia 5-50
tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3-4 minggu sebelum
terserang influenza.Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus maka pada
permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah terbatas
dan vaksinasi dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakan tertentu
sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dengan kemungkinan komplikasi yang
fatal.
SKEMA PENYAKIT INFLUENZA

Patogenesis Gejala Penanganan

Transmisi virus influenza


lewat partikel udara dan
FASE 1: Penularan dari Flu diobati terutama
lokalisasinya pada traktus manusia ke manusia yang dengan beristirahat dan
respiratorius. Penularan
bergantung pada ukuran berasal dari reassortant virus cairan untuk membantu
partikel (droplet) yang influenza hewan atau tubuh melawan infeksi.
membawa virus tersebut
masuk ke dalam saluran napas. manusia-hewan telah Penghilang rasa sakit
Pada dosis infeksius, 10 menyebar di masyarakat dan anti peradagangan yang
virus/droplet, maka 50%
orang-orang yang terserang telah di verifikasi berada tersedia bebas dapat
dosis ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat
pada tingkat KLB. membantu meringankan
pada epitel sel di hidung dan
bronkus. Setelah virus FASE 2: Virus yang sama gejala. Vaksin tahunan
berhasil menerobos masuk telah teridentifikasi dan dapat membantu
kedalam sel, dalam beberapa
jam sudah mengalami menyebabkan KLB pada mencegah flu dan
replikasi. paling tidak 2 negara dalam membatasi
satu wilayah regional WHO komplikasinya

Oleh karena itu, untuk menghindari terkena penyakit flu


Pencegahan (apapun jenisnya), penting bagi kita untuk melakukan
langkah – langkah pencegahan seperti dibawah ini:

 Mencuci tangan setiap akan makan atau minum


dan setelah bersentuhan dengan unggas atau
binatang ternak lainnya.

 Menjaga kesehatan badan dengan cukup tidur,


lahraga, makan makanan yang bergizi
serta pintar mengendalikan stress.

 Belajar untuk lebih peka terhadap imunitas /


ketahanan tubuh serta peka terhadap makanan /
minuman yang sebaiknya dihindari.
Daftar Pustaka:

https://prodiaohi.co.id/apa-itu-influenza

Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, Pedoman Penanggulangan


Episenter Pandemi Influenza, Jakarta, 2008. ILO, Business
Continuity Planning for Small and Medium Enterprises, 1st version,
2009

Anda mungkin juga menyukai