Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan
paling sering didapat pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu
penyakit yang mematikan. Penyakit influenza pertama kali diperkenalkan oleh
Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi pertama yang terdokumentasi
dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia dan meyebar ke
Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak 31
kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi
pada abad ini yakni pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta
kematian oleh virus influenza A subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang
meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A subtipe H2N2, dan
1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus ifluenza
A subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar
populasi manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan
cepat, bahkan seringkali memproduksi strain baru di mana manusia tidak
mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini terjadi, mortalitas
influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat epidemi influenza
yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju
menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau
di negara-negara tropis pada umumnya kejadian wabah influenza dapat
terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami
evolusi dan adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan
menyebabkan pandemic pada manusia. Burung air liar dan itik menjadi

1
sumber virus yang potensial sebagai pemicu pandemi di Indonesia.
Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment virus avian
influenza (VAI) dengan virus human influenza. Burung puyuh dapat juga
menjadi tempat reassortment dari VAI asal berbagai burung yang dijual
di pasar burung. Sementara peternakan unggas menyediakan hewan peka
dalam jumlah yang banyak yang memungkinkan VAI mengalami evolusi
yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza diusulkan untuk segera
dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian influenza ?
2. Apa saja jenis-jenis virus influenza ?
3. Virus influenza sebagai penyebab penyakit, termasuk dalam agen apa ?
4. Apa saja penyebab virus influenza ?
5. Bagaimana penularan virus influenza ?
6. Apa saja gejala virus influenza ?
7. Bagaimana cara pencegahan virus influenza ?
8. Bagaimana cara pengobatan virus influenza ?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :
1. Untuk mengetahui definisi influenza
2. Untuk mengetahui jenis-jenis virus influenza
3. Untuk mengetahui bahwa virus influenza termasuk dalam agen biologi
4. Untuk mengetahui penyebab utama virus influenza
5. Untuk mengetahui penularan virus influenza antar manusia
6. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan penyakit virus influenza
7. Untuk mengetahui cara pencegahan agar tidak terjangkit virus influenza
8. Untuk mengetahui cara mengobati orang yang terkena virus influenza

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Virus Influenza


Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan
terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering
disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif.
Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan
mamalia yang disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.
B. Jenis-Jenis Virus Influenza
Dalam klasifikasi virus influenza, virus adalah virus RNA membuat tiga dari
lima genera dari famili Orthomyxoviridae:
a. Virus Influenza A
b. Virus Influenza B
c. Virus Influenza C

Virus ini adalah hanya berkerabat dengan virus parainfluenza manusia, yang
virus RNA milik keluarga paramyxovirus yang umum yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan pada anak-anak seperti sesak napas, tetapi juga
dapat menyebabkan penyakit yang mirip dengan influenza pada orang
dewasa.

a. Virus Influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, influenza a virus. Burung akuatik yang
liar yang host alami untuk sejumlah besar influenza A. kadang-kadang,
virus ditransmisikan ke spesies lain dan mungkin kemudian menyebabkan
wabah menghancurkan domestik unggas atau menimbulkan pandemik
influenza manusia.

3
Tipe a virus yang paling mematikan patogen manusia di antara tiga jenis
influenza dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Influenza a virus
dapat dibagi menjadi serotipe berbeda yang berdasarkan antibodi
menanggapi virus ini.
H1N2, endemik pada manusia dan babi
H9N2
H7N2
H7N3
H10N7
b. Virus Influenza B
Genus ini memiliki satu spesies, influenza b virus. Flu b hampir secara
eksklusif menginfeksi manusia dan kurang umum daripada influenza A.
Hanya binatang yang dikenal sebagai rentan terhadap infeksi b flu adalah
segel dan musang.
Jenis influenza bermutasi pada tingkat 2-3 kali lebih lambat dari tipe a dan
akibatnya kurang genetik beragam, dengan hanya satu influenza b e. Coli
tipe.
Ini mengurangi tingkat perubahan antigenic, dikombinasikan dengan
jangkauan terbatas host (shift antigenic inhibiting salib spesies),
memastikan bahwa pandemik influenza b tidak terjadi.
c. Virus Influenza C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi
manusia, anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan parah penyakit
dan epidemi lokal.
C. Patovisiologi
Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat
mutagenik yang mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang
terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini menumpuk dan
menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,

4
menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase
mengurangi sifat kental mukosa sehingga memudahkan penyebaran eksudat
yang mengandung virus pada saluran napas bagian bawah. Di suatu
peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli
dan exudat yang berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit
untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki
kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap virus influenza A dimediasi
oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg G
juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar
imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara
perlahan mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu
maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi mukus dan celia
mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium cenderung terhadap
invasi bakterial sekunder yang berakibat pada pneumonia bakterial yang
disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2
sampai 7 hari diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit
ini penting karena sifatnya epidemik dan pandemik dan karena angka
kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada orang tua dan orang
yang berpenyakit kronik
D. Penyebab Virus Influenza
Penyebab utama influenza atau pilek ini adalah virus yang bernama
Rinovirus. Virus yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu,
dapat mengontaminasi permukaan alat-alat rumah tangga yang sering
disentuh. Sehingga virus penyebab infeksi ini dapat dipindah-pindahkan ke
ujung-ujung jari orang lain selam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika jari-
jari yang mengandung virus diusapkan pada mata dan hidung sehingga virus
berpindah ke tempat tersebut, maka dapat menimbulkan gejala flu.

5
Perpindahan rinovirus dalam mukus dari alat rumah tangga ke jari=jari
melalui aktivitas rutin sehari-hari terjadi pada 23,5% jari, setelah mukus
mengering selama 1 jam. Dengan pengeringan selama 24 jam, perpindahan
virus menurun menjadi 4%, dan setelah 48 jam tidak ditemukan adalanya
perpindahan.
E. Penularan Virus Influenza
Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat menularkan
virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan
dilepaskan selama antara 5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin
melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular
influenza paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah
virus yang dilepaskan nampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus
yang dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh
lebih infeksius dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus
sebelum mereka mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi.
Penularan influenza dapat dimodelkan secara matematis, yang akan
membantu dalam prediksi bagaimana virus menyebar dalam populasi.
Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama:
a. melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat
lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut
dari orang lain);
b. melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil
dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau
meludah), dan
c. melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-
mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal
langsung seperti bersalaman.

6
Moda penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun semuanya
memiliki kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan udara,
ukuran droplet yang cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 μm
dan inhalasi satu droplet mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi.
Walaupun satu kali bersin dapat melepaskan sampai 40.000 droplet sebagian
besar dari droplet tersebut cukup besar dan akan hilang dari udara dengan
cepat. Seberapa lama virus influenza dapat bertahan dalam droplet udara
nampaknya dipengaruhi oleh kadar kelembaban dan radiasi ultraviolet:
kelembaban rendah dan kurangnya cahaya matahari pada musim dingin
membantu kebertahanan virus ini.

Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat
ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang,
gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya
waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat
bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak
berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada
kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus
terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga
bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17 hari pada uang kertas Virus flu
burung dapat bertahan dalam waktu yang belum diketahui saat berada dalam
keadaan beku). Virus mengalami inaktivasi oleh pemanasan sampai 56 °C
(133 °F) selama minimun 60 menit, dan juga oleh asam (pada pH <2).

F. Gejala Virus Influenza


Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari
setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan
dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan
temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F). Banyak orang
merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur

7
selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa
lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:
a. Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)
b. Batuk
c. Hidung tersumbat
d. Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok
e. Kelelahan
f. Nyeri kepala
g. Iritasi mata, mata berair
h. Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
tenggorok, dan hidung
i. Ruam petechiae Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri
abdomen, (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B).
G. Cara Pencegahan Virus Influenza
Infeksi virus influenza dapat memberikan kekebalan terhadap infeksi
dari virus yang sejenis. Tetapi karena virus ini dapat bermutasi dengan mudah
mengakibatkan seseorang dapat mengalami influenza berulang-ulang. Salah
satu pencegahan adalah dengan menggunakan vaksin influenza yang
mengandung virus A dan B dan disebutkan dapat mengurangi terjadinya
infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1 atau flu burung dan juga
pencegahan flu pada usia 5 – 50 tahun.
Golongan yang memerlukan vaksini ini antara lain : usia > 65 th,
memiliki penyakit kronis lainnya (paru-paru, jantung, darah dan ginjal, DM),
memiliki gangguan sistem pertahanan tubuh, dan petugas kesehatan.
Dianjurkan untuk memberikan vaksin sebelum musim dingin atau musim
hujan. Selain itu perubahan perilaku masyarakat dengan gaya hidup yang
sehat dapat mengurangi terjadinya penyakit influenza ini.
Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai
upaya pencegahan lebih dini.

8
a. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung.
Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia
memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum, maka virusnya
akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda
tersebut.
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-
minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk mencuci tangan sesering
mungkin.
b. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah
menempel pada tangan dan dapat menyebar pada orang lain. Jika kita
merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera
membuangnya.
c. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut.
Menyentuh muka merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh
anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah
menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
d. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan
memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya
membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang
cukup? Jika warna urine berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang
mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika berwarna kuning gelap berarti
tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.
e. Mandi sauna

9
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap
pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa
orang yang mandi sauna dua kali per minggu akan memiliki kemungkinan
yang lebih kecil untuk terserang flu. Hal tersebut memang sesuai dengan
teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari suhu 80 derajat
celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.
f. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan
tubuh, khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan
membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
g. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih
banyak sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer
oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga ini juga akan
membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
h. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan yang berperan memberikan vitamin pada makanan.
i. Konsumsi yogurt
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah
lemak setiap hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt diketahui dapat
menstimulus produksi sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus
j. Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka
dengan sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem
imunitas yang merespon terhadap virus flu) akan meningkat dalam aliran
darah kita.

10
H. Cara Pengobatan Virus Influenza
Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat,
meminum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan
apabila diperlukan, mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol)
untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu.
Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam) sebaiknya
menghindari penggunaan aspirin pada saat infeksi influenza (terutama
influenza tipe B), karena hal tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye,
suatu penyakit hati yang langka namun memiliki potensi menimbulkan
kematian. Karena influenza disebabkan oleh virus, antibiotik tidak memiliki
pengaruh terhadap infeksi; kecuali diberikan untuk infeksi sekunder seperti
pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian
galur inflenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus
standar.
Dua kelas obat antivirus yang dipergunakan terhadap influenza adalah
inhibitor neuraminidase dan inhibitor protein M2 (derivat adamantane).
Inhibitor neuraminidase saat ini lebih disukai terhadap infeksi virus karena
kurang toksik dan lebih efektif. CDC merekomendasikan untuk tidak
mempergunakan inhibitor M2 pada musim influenza 2005-06 karena tinginya
tingkat resistensi obat. Karena wanita hamila nampaknya akan terkena
dampak yang lebih besar dibandingkan dengan populasi umum oleh virus
influenza H1N1 2009, pengobatan segera dengan obat-obat anti influenza
telah direkomendasikan. Pada Konferensi Pers influenza H1N1 November
2009, WHO merekomendasikan orang pada kelompok risiko tinggi, termasuk
wanita hamil, anak berusia kurang dari dua tahun dan orang dengan masalah
pernapasan, agar mulai mengkonsumsi obat-obat antivirus segera setelah
mereka mengalami gejala flu. Obat antiirus yang dipergunakan termasuk
oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza).

11
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Kepala dan leher

Observasi :  Memungkinkan adanya konjungtivitis.


 Wajah memerah
 Kemungkinan adanya lymphadenopathy cervival
anterior
 Sakit kepala, photophobia dan sakit retrobulbar

b. Pernapasan

Observasi : Mulanya ringan : sakit tenggorokan; substernal panas;


batuk nonproduktif; coryza.

Kemudian : batuk keras dan produktif; erythema pada


langit-langit yang lunak, langit-langit yang
keras bagian belakang, hulu
kerongkongan/tekak bagian belakang,
peningkatkan RR, rhonchi dan crackles.

c. Abdominal
Observasi : Anorexia dan malaise (rasa tidak enal badan).
d. Neurologi
Observasi : Myalgia khususnya pada punggung dan kaki
e. Suhu Tubuh
Observasi : Tiba-tiba serangan demam (380 hingga 390C < 1020
hingga 1030F) yang secara bertahap turun dan naik lagi pada hari
ketiga.

2. Diagnosa Keperawatan

12
1) Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi brhonchial
Data Subyektif :
Data Obyektif : Rhonchi, crackles (rales), tachypnea, batuk (mulanya
non-produktif, kemudian produktif), demam.
2) Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake yang inadekuat.
Data Subyektif : Keluhan-keluhan haus dan anorexia
Data Obyektif : Hyperthemia (380-390C; 1020-1030F), wajah memerah;
panas, kulit kering; mukosa membran dan lidah
kering; menurunnya output urine b.d kehilangan berat
badan
3) Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.
Data Subyektif : Keluhan myalgia, kelelahan, sakit kepala dan
photophobia
Data Obyektif : Menurunnya tingkat aktivitas
4) Hyperthermia b.d proses inflamatory
Data Subyektif : Keluhan rasa panas.
Data Obyektif : Meningkatnya suhu tubuh (380-390C; 1020-1030F) kulit
kering dan panas.
3. Perencanaan keperawatan
Tujuan-tujuan pasien
a. Jalan udara pasien akan menjadi tetap dengan bunyi napas jelas.
b. Volume cairan pasien akan menjadi adekuat.
c. Pasien akan mampu untuk melakukan aktivitas harian tanpa
kelemahan.
d. Suhu tubuh pasien akan berada dalam batas normal.
4. Implementasi keperawatan
a. Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi
brhonchial.
Intervensi :

13
1. Auskultasi paru-paru untuk rhonchi dan crackles
R/ Menentukan kecukupan pertukaran gas dan luasan jalan napas
terhalangi oleh sekret.
2. Kaji karakteristik sekret : kuantitas, warna, konsistensi, bau.
R/ Adanya infeksi yang dicurigai ketika sekret tebal, kuning atau
berbau busuk.
3. Kaji status hidrasi pasien: turgor kulit, mukosa membran, lidah,
intake dan output selama 24 jam, hematocrit.
R/ Menentukan kebutuhan cairan. Cairan dibutuhkan jika turgor
kulit jelek. Mukosa membran lidah dan kering, intake  output,
hematocrit tinggi.
4. Bantu pasien dengan membatuk bila perlu.
R/ Membatuk mengeluarkan sekret.
5. Posisi pasien berada pada body aligment yang benar untuk pola
napas optimal (kepala tempat tidur 450, jika ditoleransi 900).
R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah.
Meninggikan kepala tempat tidur menggerakan isi abdominal
menjauhi diaphragma untuk meningkatkan kontraksi diaphragmatis.
6. Menjaga lingkungan bebas allergen (misal debu, bulu unggas, asap)
menurut kebutuhan individu.
R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah.
Meninggikan kepala tempat tidur menggerakan isi abdominal
menjauhi diaphragma untuk meningkatkan kontraksi diaphragmatis.
7. Tingkatkan kelembaban ruangan dengan dingin ringan.
R/ Melembabkan dan menipiskan sekret guna memudahkan
pengeluarannya.
8. Berikan decongestans (NeoSynephrine) seperti pesanan.
R/ Memudahkan pernapasan melalui hidung dan cegah
kekeringan membran mukosa oral.

14
9. Mendorong meningkatkan intake cairan dari 1 ½ sampai 2 l/hari
kecuali kontradiksi.
R/ Mencairkan sekret sehingga lebih mudah dikeluarkan.
b. Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake
yang inadekuat.
Intervensi :
1. Timbang pasien
R/ Periksa tambahan atau kehilangan cairan.
2. Mengukur intake dan output cairan.
R/ Menetapkan data keseimbangan cairan.
3. Kaji turgor kulit.
R/ Kulit tetap baik berkaitan dengan inadekuat cairan interstitial.
4. Observasi konsistensi sputum.
R/ Sputum tebal menunjukkan kebutuhan cairan.
5. Observasi konsentrasi urine.
R/ Urine terkonsentrasi mungkin menunjukkan kekurangan
cairan.
6. Monitor hemoglobin dan hematocrit.
R/ Peninggian mungkin menunjukkan hemokonsentrasi tepatnya
kekurangan cairan.
7. Observasi lidah dan mukosa membran.
R/ Kekeringan menunjukkan kekurangan cairan.
8. Bantu pasien mengidentifikasi cara untuk mencegah kekurangan
cairan.
R/ Mencegah kambuh dan melibatkan pasien dalam perawatan.
c. Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.
Intervensi :
1. Observasi respon terhadap aktivitas.
R/Menentukan luasan toleransi.

15
2. Identifikasi faktor-faktor yang mendukung aktivitas intoleransi,
misal demam, efek samping obat.
R/Menghilangkan faktor-faktor kontribusi mungkin memecahkan
aktivitas intoleran.
3. Kaji pola tidur pasien.
R/Kurang tidur kontribusi terhadap kelemahan.
4. Periode rencana istirahat antara aktivitas.
R/Mengurangi kelelahan.
5. Lakukan aktivitas bagi pasien hingga pasien mampu
melakukannya.
R/Penuhi kebutuhan pasien tanpa menyebabkan kelelahan.
d. Hyperthermia b.d proses inflamatory.
Intervensi :
1. Ukur temperatur tubuh.
R/Menunjukkan adanya demam dan luasannya.
2. Kaji temperatur kulit dan warna.
R/Hangat, kering, kulit memerah menunjukkan suatu demam.
3. Monitor jumlah WBC.
R/Indikasi leukopenia dibutuhkan untuk melindungi pasien dari
infeksi tambahan. Leukocytosis menujukkan suatu inflamatory
atau adanya proses infeksi.
4. Ukur intake dan output.
R/Tentukan keseimbangan cairan dan perlu meningkatkan intake.

5. Berikan antipiyretic seperti dipesan.


R/Kurangi demam melalui tindakan pada hypothalmus.
6. Tingkatkan sirkulasi udara dalam ruangan dengan fan.
R/Memudahkan kehilangan panas oleh konveksi
7. Berikan sebuah permandian dengan spon hangat/suam-suam.

16
R/Memudahkan kehilangan panas oleh evaporasi.
8. Kenakan sebuah kantong es yang ditutup dengan sebuah handuk
pada axilla atau selangkang.
R/Memudahkan kehilangan panas oleh konduksi.
9. Selimuti pasien hanya dengan seperei.
R/Mencegah kedinginan; mengigil akan meningkatkan lebih
lanjut kecepatan metabolis

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang
sangat menular dapat menyerag burung dan mamalia.
2. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang
merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA.
3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1
yang menyebabkan flu burung dan termasuk HPAI.
4. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus
respiratorius.
5. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan
disfagia.
6. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan
imunoprofilaksis.
7. Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat
memperpendek angka sakit.
B. Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai anugrah terbesar
sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu aktifitas
kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan jangan lupa
menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian karena dengan
kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

“Agen Biologi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologi (Akses 22 Juni 2013)

Amar, NurHayati. “Makalah Influenza”.


http://nurhayatimappa4.blogspot.com/2012/11/makalah-influenza.html (Akses 19
Juni 2013)

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081229230933AAvsaHv (Akses
22 Juni 2013)

“Influenza”. http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-penyakit/196-
influenza.html (Akses 22 Juni 2013)

“Influenza”. https://id.wikipedia.org/wiki/Influenza (Akses 22 Juni 2013)

“Jenis Virus Influenza”. http://www.news-medical.net/health/Types-of-Influenza-


%28Indonesian%29.aspx (Akses 22 Juni 2013)

19

Anda mungkin juga menyukai