Anda di halaman 1dari 28

INFLUENZA

Kelompok 3 IKP-3A
ANGGOTA KELOMPOK :

1. Annisa Salsabila (R.2102020041)


2. Devi Silviani (R.2102020079)
3. Dwisty Aulia G (R.2102020032)
4. Fajar Maulana (R.2102020020)
5. Tini Utari (R.2102020087)
DEFINISI

Influenza adalah infeksi virus akut yang


disebabkan oleh virus influenza, dan
menyebar dengan mudah dari orang ke
orang. Virus ini beredar di seluruh dunia
dan dapat mempengaruhi orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin (WHO,
2009).

Virus Influenza
ETIOLOGI
Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian
dunia. Kasus flu akibat virus tipe C terjadi
lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya
hanya virus influenza A dan B termasuk
dalam vaksin influenza musiman. Influenza
musiman menyebar dengan mudah saat
seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan
yang terinfeksi masuk ke udara dan orang
lain bisa tertular.
PENYAKIT INFLUENZA
BERDASARKAN:
1 Waktu 2 Tempat
Flu paling sering terjadi pada bulan-bulan Virus influenza menyebar melalui udara dalam
musim dingin, ketika banyak orang bisa tetesan atau percikan liur (droplet) ketika
sakit sekaligus (epidemi).Kondisi ini seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau
sangat umum terjadi di musim pancaroba. berbicara. Virus influenza mudah menyebar
Penyakit ini sangat mudah menular ke dan menular kepada orang lain terutama di
orang lain, terutama ketika 3–4 hari tempat kerja, sekolah, atau tempat umum
pertama setelah pengidapnya terinfeksi lainnya.
virus flu.
3
Orang
Setiap orang pasti pernah terkena flu paling
tidak sekali dalam hidupnya. Anak-anak dan
orang-orang dengan sistem kekebalan yang
lemah mungkin akan menularkannya dalam
waktu yang sedikit lebih lama.
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT INFLUENZA
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT INFLUENZA
AGENT
Virus penyebab flu burung tergolong family orthomyxoviridae. Virus terdiri
atas 3 tipe antigenik yang berbeda, yaitu A, B, dan C. Virus influenza A bisa
terdapat pada unggas, manusia, babi, kuda, dan kadang-kadang mamalia
yang lain, misalnya cerpelai, anjing laut, dan ikan paus. Namun, sebenarnya
horpes alamiahnya adalah unggas liar. Sebaliknya, virus influenza B dan C
hanya ditemukan pada manusia. Penyakit flu burung yang disebut pula
avian influenza disebabkan oleh virus influenza A. Virus ini merupakan virus
RNA dan mempunyai aktivitas haemaglutinin (HA) dan neurominidase (NA).
Pembagian subtipe virus berdasarkan permukaan antigen, permukaan
hamagluinin, dan neurominidase yang dimilikinya.
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT INFLUENZA

HOST
Host sendiri merupakan adalah organisme tempat hidup agent tertentu
yang dalam suatu keadaan menimbulkan penyakit pada organisme tersebut.
Jika membicarakan masalah penyakit flu burung pada manusia maka host
yang dimaksud adalah manusia. Faktor intristik pada flu burung diantaranya
kekebalan tubuh (imunitas) dan pola pikir seseorang.
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT INFLUENZA
ENVIRONMENT
1. Lingkungan Biologis
Faktor lingkungan biologis pada penyakit flu burung yaitu agent.

2. Lingkungan Fisik
Suhu
Musim
Tempat Tinggal

3. Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial meliputi kebiasaan sosial, norma serta hukum yang
membuat seseorang berisiko untuk tertular penyakit.
Masa Inkubasi dan Klinis

Virus mempunyai masa inkubasi yang


pendek, yaitu antara beberapa jam
sampai 3 hari, tergantung pada jumlah
virus yang masuk, rute kontak, dan
spesies unggas yang terserang. Pada
unggas masa ingkubasi mencapai 1
minggu.
Masa Laten dan Produksi Infeksi

Masa infeksi virus ini 1 hari sebelum


sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala.
Pada anak bisa sampai 21 hari.
Faktor rantai
penularan
FAKTOR RANTAI
PENULARAN

Penularan penyakit menular adalah proses dimana organisme menular


berpindah dari satu inang ke inang lainnya dan menyebabkan penyakit. Ada
banyak faktor yang berkontribusi dan mempengaruhi proses ini dan untuk
memahaminya, pertama-tama kita harus memahami patofisiologi dasar dari
proses penyakit yang mendasarinya.
Dari gambar di bawah ini dapat kita lihat mata rantai penularan virus Flu Tipe A.
FAKTOR RANTAI
PENULARANNA
Virus dilepaskan dari inang yang terinfeksi melalui peristiwa seperti batuk,
bersin, dan berbicara. Sebuah 'semprotan ekspirasi' dari partikel berukuran
berbeda yang menghasilkan perjalanan virus. Virus masuk ke inang baru
melalui penghirupan dan/atau kontak langsung dan/atau kontak tidak
langsung. Dari sini, sel epitel target dapat dicapai. Agar virus dapat
menginfeksi inang baru, terdapat sejumlah prasyarat:
a) Mereka harus bertahan hidup di lingkungan;
b) Mereka harus mencapai sel target pada inang baru; dan
c) Jumlah virus yang cukup harus mencapai sel target sehingga dosis infeksi
dapat tercapai dan infeksi dapat dimulai.
TIGA JALUR PENULARAN
PADA MANUSIA
1
Tetesan
Partikel ini dapat menempel pada
permukaan mukosa saluran pernapasan
bagian atas (URT) seperti mulut dan
hidung. Mereka dapat terhirup tetapi
terlalu besar (>10 μm) untuk mencapai 3 Penularan Kontak
paru-paru. Partikel berpindah ke selaput lendir saluran
pernapasan bagian atas baik secara langsung
Inti Tetesan atau melalui benda atau orang yang
2
Partikel ini cukup kecil untuk terhirup (<5 μm) terkontaminasi, yaitu secara tidak langsung.
dan mencapai saluran pernapasan bagian
bawah (LRT). Mereka juga dapat mengendap
pada permukaan di URT.
TIGA JALUR PENULARAN
PADA HEWAN
1
Kontak 2
Tetesan Kecil
Penularan influenza melalui kontak tidak Penularan melalui droplet sering dianggap
dapat dikesampingkan; data kelangsungan signifikan, mungkin karena dalam penyelidikan
hidup virus menunjukkan bahwa hal itu epidemiologi, kedekatan dengan sumber
masuk akal secara biologis. Namun, pasien sering dianggap penting agar penularan
pentingnya hal ini dipertanyakan oleh data dapat terjadi. Permasalahannya adalah
lapangan, meskipun kelangkaan dan penyebaran jarak dekat tidak cukup
ketidakpastian kualitas data tersebut juga membedakan penularan melalui droplet
merupakan permasalahan yang problematis. dengan cara lain seperti penularan aerosol
Diperlukan lebih banyak data dari pasien jarak pendek.
yang terinfeksi di lingkungan alami.

3
Aerosol
Peran penularan aerosol dari beberapa orang yang terinfeksi tanpa adanya prosedur yang diketahui
menimbulkan aerosol tidak dapat dikesampingkan, dan kurangnya bukti penularan influenza jarak
jauh tidak cukup sebagai bukti tidak adanya penularan aerosol dalam jarak pendek. Dari semua rute
yang ada, mungkin transmisi aerosollah yang paling menarik perhatian dalam beberapa tahun
terakhir; Bukti (meskipun sebagian besar tidak langsung) yang mendukung pentingnya kontribusi
keseluruhan semakin meningkat, namun masih belum pasti.
Saat ini, bukti yang ada mengenai penularan
influenza mendukung potensi peran semua
jalur penularan. Signifikansi relatifnya akan
bergantung pada serangkaian keadaan
yang terjadi pada waktu tertentu.
Prosesnya ditentukan oleh faktor-faktor
yang berkaitan dengan virus itu sendiri,
inangnya, dan lingkungan. Penularan
kemungkinan besar dapat terjadi melalui
berbagai rute dalam 'peristiwa' yang sama;
ini adalah proses yang dinamis dan
oportunistik.
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah pencegahan yang


dilakukan pada orang-orang yang berisiko
terjangkit flu burung, dapat dilakukan dengan
cara:
Melakukan Promkes
Melakukan Biosekuriti
Melakukan Vaksinasi
Tempat tinggal jauh dari kandang unggas
Menggunakan APD saat memasuki area
peternakan
Memasak dengan matang daging sebelum
dikonsumsi
Pencegahaan Sekunder

Pada flu burung pencegahan sekunder


dilakukan dengan melakukan screening
yaitu upaya untuk menemukan penyakit
secara aktif pada orang yang belum
menunjukkan gejala klinis. Screening
terhadap flu burung misalnya dilakukan
pada bandara dengan memasang alat
detektor panas tubuh sehingga orang
yang dicurigai terjangkit flu burung bias
segera diobati dan dikarantina sehingga
tidak menular pada orang lain
Pencegahaan Tersier

Pencegahan tersier adalah segala usaha


yang dilakukan untuk membatasi
ketidakmampuan. Pada flu burung
upaya pencegahan tersier yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan
pengobatan intensif dan rehabilitasi
Penanggulangan
dan pengobatan
INFLUENZA
PENANGGULANGAN
Dalam penanggulangan flu burung diperlukan kegiatan komunikasi, Edukasi dan
Informasi (KIE). Kegiatan KIE ini dalam upaya pengenalan FB kepada masyarakat
dan juga kepada petugas kesehatan dengan dampak yang akan terjadi.
Kegiatan KIE dan komunikasi risiko sangat penting dalam penanggulangan FB.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
kegiatan penanggulangan FB dan antsipasi pandemik. Sasaran strategis promosi
kesehatan Pengendalian Flu Burung dan pemberdayaan masyarakat, adalah:
1. Meningkatkan Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatkan Pembiayaan Kegiatan Promotif Preventif
3. Meningkatkan upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Strategi pengendalian yang dilakukan adalah:

1) Pengendalian penyakit AI/flu burung pada hewan dengan kegiatan utama depopulasi daerah
tertular dan vaksinasi emergency, stamping out pada daerah tertular baru, biosecurity dan
monitoring, penyediaan vaksin dan peningkatan cakupan vaksinasi pada hewan terutama sektor 3
dan 4 yaitu daerah yang ditemukan adanya wabah flu burung pada hewan.
2) Penatalaksanaan kasus pada manusia dengan kegiatan utama adalah pengadaan obat antiviral,
pelaksanaan rujukan kasus, penyediaan sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit.
3) Perlindungan kelompok risiko tinggi dengan kegiatan utama adalah penyediaan alat pelindung
diri (pada peternak, petugas kesehatan peternakan, rumah sakit, dan laboratorium), perbaikan
sanitasi lingkungan peternakan dan pasar unggas serta RPA, penyuluhan dan peningkatan cara
hidup sehat dengan unggas.
Pengobatan bagi penderita flu burung
disarankan sebagai berikut:
1. Oksigenasi jika terjadi sesak nafas
2. Pemberian cairan parental jika terjadi
dehidrasi
3. Pemberian obat antivirus oseltamivir 75mg
dosis tunggal selama 7 hari
4. Penderita mendapat terapi suportif: Nutrisi
dengan gizi cukup baik sehingga daya
tahan tubuh meningkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa flu burung merupakan salah
satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus avian influenza, dimana virus ini dapat
menular antarhewan seperti unggas dan kucing, antar hewan dengan manusia, maupun
antar manusia. Flu burung dapat menular melalui udara maupun melalui kotoran serta
cairan tubuh sehingga penularannya sangat cepat, selain itu virus avian influenza tergolong
virus yang sangat mudah mengalami mutasi sehingga tidak jarang antar virus flu burung
daerah satu dengan daerah lain terdapat perbedaan.
Faktor penyakit flu burung secara garis besar yaitu Host, Agent, dan Faktor Lingkungan.
Untuk menanggulangi flu burung dapat dilakukan dengan 3 tahap pencegahan yaitu
Pencegahan Primer, Pencegahan Sekunder, dan Pencegahan Tersier.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai