Anda di halaman 1dari 12

April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02

e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

FUNGSI KIDUNG JULA JULI LUDRUK JAWA TIMUR

Eko Cahyo Prawoto1, Pana Pramulia2


1
Program Studi Pendidikan Bahasa danIndonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
E-mail: ecahyop@gmail.com,

Abstrak
Kidung Jula Juli merupakan sastra lisan yang sudah ada sejak dulu kala, dan
diwariskan secara turun-temurun. Kidung Jula Juli lahir dan berkembang di Jawa
Timur, sehingga sastra lisan disampaikan dengan menggunakan bahasa Jawa
Timuran atau lebih dikenal dengan varian dialek Arek, sehingga sastra lisan tersebut
menjadi salah satu ciri khas Jawa Timur. Kidung Jula Juli dalam wujudnya
berbentuk pantun jenaka yang berisi, sindiran, kritikan, hingga nasihat, tentang
kehidupan masyarakat kecil, misalnya tentang kehidupan rumah tangga, kenakalan
remaja, hutang-piutang, sikap, perilaku, dsb. Kidungan Juli Juli dalam fungsinya
merupakan pranata sosial yang mengarahkan serta mengingatkan masyarakat untuk
menyikapi permasalahan-permasalahan kehidupan dengan bijak, sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Oleh sebab itu, penelitian pada Kidung Jula Juli Jawa
Timur dilakukan untuk mengetahui serta mendeskripsikan fungsi kidung tersebut
sebagai sebuah sastra lisan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah enam video
pertunjukan ludruk, dengan judul sebagai berikut, Soto Gagak, Kidung Lawakan,
Kemanten Kisinan, Tumpeng Maut, Kejeglek Anak Dewe, Balai Kota. Semua data
tersebut diperoleh dari youtube. Semua Kidung Jula Juli yang digunakan sebagai
sumber data tersebut dibawakan oleh Cak Kartolo (CK). Sedangkan data dalam
penelitian ini ialah tuturan yang dialihwanahakan dalam bentuk bait dan larik
yang mengandung fungsi-fungsi tersebut di atas. Dalam memperoleh data, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data melalui beberapa tahapan sebagaimana
berikut. 1) mencari video pertunjukan ludruk/kidung jula-juli yang dibawakan
oleh Kartolo di youtube, 2) mengunduh video pertunjukan ludruk yang sudah
diidentifikasi sebelumnya, 3) menyimpan video pertunjukan ludruk tersebut
dalam satu folder, 4) memberi identitas pada setiap video (contoh; Kidung 1, 2,
dst.). Teknik analisis data dengan beberapat tahapan sebagai berikut; 1) transkripsi
Kidung Jula Juli pada enam video tersebut, 2) pengodean pada setiap data yang
sesuai dengan tujuan penelitian, untuk memudahkan penelitia dalam melakukan
identitikasi, 3) klasifikasi data berdasarkan empat fungsi Kidung Jula Juli, 4)
interpretasi data berdasarkan empat fungsi tersebut pada setiap bait Kidung Jula
Juli, 5) yang terakhir ialah pengambilan kesimpulan yang berdasar pada
keseluruhan analisis data. Hasil penelitian ini ialah sesuai dengan tujuan
penelitian bahwa diperoleh: 1) Kidung Jula Juli merupakan hiburan dalam
fragmen ludruk Jawa Timur, 2) sebagai pranata dalam kehidupan masyarakat,
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

sebagai media pembelajaran bagi anak-anak, d) sebagai pengejawantahan norma-


norma yang berlaku di masyarakat.
Kata kunci: fungsi, kidung, ludruk

Abstract

The Song of Jula Juli is an oral literature that has existed since time immemorial,
and has been passed down from generation to generation. Kidung Jula Juli was
born and developed in East Java, so oral literature was delivered using East
Javanese or better known as Arek dialect variants, so that oral literature became
one of the characteristics of East Java. The Song of Jula Juli in its form is a
humorous poem which contains, satire, criticism, to advice, about the life of a
small community, for example about domestic life, juvenile delinquency, debts,
attitudes, behavior, etc. The function of the July Juli in its function is a social
institution that directs and reminds the public to address life's problems wisely, in
accordance with the prevailing norms. Therefore, research on the Song of Jula Juli
East Java was conducted to find out and describe the function of the song as an
oral literature. Researchers used a descriptive qualitative approach. The data
sources used in this study are six video performances of ludruk, with the
following titles, Soto Gagak, Kidung Lawakan, Kemanten Kisinan, Death
Tumpeng, Kejeglek Anak Dewe, City Hall. All data is obtained from YouTube.
All of the July Song Songs used as the data source were presented by Cak Kartolo
(CK). While the data in this study are utterances which are transcribed in the form
of stanzas and arrays containing the aforementioned functions. In obtaining data,
researchers used data collection techniques through several stages as follows. 1)
looking for videos of the ludruk / jula-juli performances performed by Kartolo on
youtube, 2) downloading the ludruk show videos that have been identified
previously, 3) storing the ludruk show videos in one folder, 4) giving an identity
to each video (for example; Song 1, 2, etc.). Data analysis techniques with the
following stages; 1) the transcription of the Song of July Jula on the six videos, 2)
the coding of each data in accordance with the purpose of the study, to facilitate
research in identifying, 3) the classification of data based on the four functions of
the Song of Jula July, 4) interpretation of data based on the four functions
mentioned in the each verse of the Song of Song Jula July, 5) the last is the
conclusion based on the overall analysis of the data. The results of this study are
in accordance with the research objectives that are obtained: 1) Song of July Jula
is entertainment in East Java ludruk fragments, 2) as a institution in community
life, as a learning medium for children, d) as a manifestation of the norms that
apply in Public.

Keywords: function, song, ludruk

Pendahuluan teater rakyat yang sangat populer di


Bandem dan Sal Murgiyanto daerah surabaya dan sekitar Jawa
(1996:136) ludruk adalah sebuah Timur. Semua pemainya pria,
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

termasuk untuk peran-peran wanita. sehari-hari, melalui tindakan sosial,


Rupanya, di sinilah letak daya tarik motivasi, pilihan hidup, dan tujuan-
ludruk sebagai tontonan khas. tujuan hidup. Dalam hal ini, ludruk
Berbeda dengan Wayang Topeng dan turut membawa penonton pada
Wayang Wang, Ludruk situasi dalam cerita serta emosi
membawakan cerita dengan gerak tokoh-tokohnya sehingga mampu
laku yang realistis dan lebih mempengaruhi cara pandang
mementingkan dialog serta banyolan. penonton, terhadap setiap
Ludruk tidak pernah mendapat permasalahan yang mucul.
sentuhan seniman istana; sebaliknya, Supriyanto (2018:1) ludruk
hidup dan berkembang di kalangan sebagai sebuah seni pertunjukan
rakyat jelata sebagai tontonan tidak hanya menjadi hiburan, namun
hiburan. ludruk memiliki arti dan peranan
Prasisko (2018) ludruk adalah yang sangat mendalam bagi
seni pertunjukkan yang tumbuh dan masyarakat Jawa Timur, baik dari
berkembang di Jawa Timur, dalam segi sosial, emosional, dan
wujudnya seni pertunjukan tersebut kesejarahan. Sebab jika dilihat dari
memuat persinggungan antara sejarahnya, ludruk telah menemani
tradisional dengan modern, melalui masyarakat dari masa ke masa, mulai
kidung/parikan, lakon, dialog, dan dari periode Lerok Ngamen, Besut,
tarian. Penggunaan bahasa dalam dan Srudinan, Lerok pada masa
pertunjukkan ludruk sangat identik kebangkitan nasional, pasca
dengan bahasa Suroboyoan (Bahasa kemerdekaan RI, masa vakum pada
Jawa arek) yang mengungkap tahun 1965-1968, masa orde baru
ekspresi kasar atau Jawa ngoko. 1968-1998, hingga periode pasca
Dalam pertunjukkanya ludruk reformasi.
mengajak para partisipan untuk Di Jawa Timur utamanya
mempersonifikasi dirinya dengan daerah Surabaya banyak seniman-
karakter tokoh yang ada dalam seniman ludruk yang terkenal baik
ludruk. Oleh sebab itu, para pemain sebelum era kemerdekaan maupun
ludruk, terutama dalam cerita sesudah kemerdekaan. Salah satu
memberikan gambaran kehidupan nama seniman Ludruk yang paling
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

dikenang oleh masyasakat Surabaya Rofiq (2017) dalam


ialah Durasim, hingga namanya saat petunjukkan ludruk, kidung Jawa
ini digunakan sebagai nama gedung Timur adalah fragmen dari
pertunjukkan “Cak Durasim” di pertunjukan tersebut. dalam
Taman Budaya Surabaya. wujudnya kidung merupakan seni
Penggunaan nama tersebut tidak bertutur yang diiringi dengan
terlepas dari sejarah perkembangan gamelan, yang disampaikan oleh
ludruk di Kota Pahlawan. Sebab pada pelawak atau pemain ludruk. Kidung
masa pendudukan Jepang Durasim berisi pesan-pesan mengenai
banyak mengungkap penderitaan kehidupan yang meliputi masalah
rakyat melalui kidung-kidung yang pendidikan, politik, kehidupan
dibawakanya ketika bermain ludruk. sehari-hari, dsb. yang dikemas
Saefurrohman (2013), dengan bahasa Jawa atau parikan
menyatakan bahwa sebelum era dengan mngikuti gendhing Jawa
kemerdekaan Durasim telah Timuran.
mendirikan grup ludruk yang diberi Kidung Jawa Timur
nama Ludruk Organisatie (LO). disampaikan dengan menggunakan
Ludruk tersebut sangat populer pada bahasa Jawa varian ngoko, setiap bait
masa pendudukan Jepang, sebab kidung berisi nasihat tentang sikap,
kidunganya yang kerap kali menyidir perilaku, budi pekerti dsb. Namun
pemerintah Jepang. Salah satu tidak jarang pesan dalam kidung
kidung yang melekat di hati mengandung sinisme, sebagai wujud
masyarakat Surabaya sampai saat ini kritik seniman ludruk dalam
ialah “Pagupon omahe dara, melok menyikapi permasalahan yang terjadi
Nipon tambah sengsara, (pegupon dalam kehidupan sehari-hari. Selain
rumahnya burung dara, ikut itu, dalam penyampaianya kidung
Nipon/Jepang tambah sengsara”. diiringi gending Jula-Juli yang
Akibat kidung tersebut sewaktu membuat lantunan kidung lebih
pentas di Desa Mojorejo, Jombang estetis, sehingga penyampaian pesan
Durasim ditangkap oleh Jepang dan dalam kidung lebih mudah untuk
dipenjarakan, hingga akhirnya diterima oleh masyarakat.
Durasim wafat pada Agustus 1944. Rismahaerani, dkk. (2017)
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

kidung jula juli adalah parikan khas Kidung Jula Juli Jawa Timur. Untuk
Jawa Timur. Sejenis pantun jenaka menggali fungsi pada kidung peneliti
yang dikemas dengan Bahasa Jawa. menggunakan teori Wiliam R.
Kesenian olah kata yang sudah ada Bascom.
sejak zaman dulu kala serta Menurut Wiliam R. Bascom
diwariskan secara turun-temurun. (Sudikan, 2014: 151) terdapat empat
Fungsi parikan sebagai nasihat para fungsi folklor, yaitu: a) sebagai
orang tua kepada anak muda. Kidung sebuah hiburan, b) sebagai alat
Jula Juli saat ini menjadi bagian pengesahan pranata-pranata dan
dalam pertunjukan ludruk. Kidung lembaga-lembaga kebudayaan, c)
Jula Juli terdiri atas 2 atau 4 bait. sebagai alat pendidikan anak-anak,
Bait pertama atau kedua merupakan d) sebagai alat pemaksa dan
“umpan pembuka”. Sedang bait ke 3 pengawas agar norma-norma di
dan ke 4 adalah isi atau inti dari dalam masyarakat dapat berlaku.
pesan yang ingin disampaikan. Rima
akhir pada bait “pembuka” harus Metode Penelitian
mirip atau sama dengan rima akhir Peneliti menggunakan
pada bait isi, sehingga dengan metode kualitatif. Pemilihan metode
demikian kidung Jula Juli terdengar penelitian disesuaikan dengan tujuan
lebih puitis. penelitian. Adapun sumber data yang
Bedasar pada latar belakang digunakan dalam penelitian ini ialah
tersebut dapat diketahui bahwa enam video pertunjukan ludruk,
Kidung Jula Juli Jawa Timur yang dengan judul sebagai berikut; Soto
menjadi bagian dari pertunjukan Gagak, Kidung Lawakan, Kemanten
ludruk memiliki muatan sastra lisan. Kisinan, Tumpeng Maut, Kejeglek
Sebab kidung tersebut tidak hanya Anak Dewe, Balai Kota. Semua data
indah untuk di dengarkan, namun tersebut diperoleh dari youtube.
penonton juga dapat meresapi setiap Semua Kidung Jula Juli yang
pesan yang disampaikan. Oleh sebab digunakan sebagai sumber data
itu, penelitian dilakukan untuk tersebut dibawakan oleh Cak Kartolo
menggali lebih dalam fungsi yang (CK). Sedangkan data dalam
terkandung dalam larik dan bait penelitian ini ialah tuturan yang
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

dialihwanahakan dalam bentuk bait kerja yang dikemukakan oleh Ricour


dan larik yang mengandung fungsi- (Poespoprojo, 2004:112-113)
fungsi tersebut di atas. Interpretasi dalam hermeneutika
Dalam memperoleh data, dirumuskan sebagai teori operasi-
peneliti menggunakan teknik operasi pemahaman dalam kaitanya
pengumpulan data melali beberapa dengan interpretasi kebudayaan
tahapan sebagaimana berikut; 1) sebagai teks, interpretasi sebagai
mencari video pertunjukan perbedaan suatu arti yang
ludruk/kidung jula-juli yang tersembunyi di dalam arti yang
dibawakan oleh Kartolo di youtube, tampak. Artinya, interpretasi
2) mengunduh video pertunjukan digunakan untuk menguraikan arti
ludruk yang sudah diidentifikasi atau makna yang tersembunyi dalam
sebelumnya, 3) menyimpan video kebudayaan sebagai teks (objek)
pertunjukan ludruk tersebut dalam penelitian, (5) yang terakhir ialah
satu folder, 4) memberi identitas pengambilan kesimpulan yang
pada setiap video (contoh; Kidung 1, berdasar pada keseluruhan analisis
2, dst.). data.
Selanjutnya, untuk mencapai
tujuan penelitian peneliti Hasil dan Pembahasan
menggunakan teknik analisis data Pada bagian ini akan dibahas hasil
dengan beberapat tahapan sebagai penelitian yang dilakukan terkait
berikut; 1) transkripsi Kidung Jula fungsi Kidung Jula Juli Jawa Timur.
Juli pada enam video tersebut, 2) Pada pembahasan yang akan
pengodean pada setiap data yang dilakukan perlu dijelaskan terlebih
sesuai dengan tujuan penelitian, dahulu terkait dengan kode-kode
untuk memudahkan penelitia dalam yang digunakan peneliti dalam
melakukan identitikasi, 3) klasifikasi memberi identitas setiap data yang
data berdasarkan empat fungsi digunakan. Adapun kode-kode yang
Kidung Jula Juli, 4) interpretasi data digunakan ialah sebagai berikut; K
berdasarkan empat fungsi tersebut (kidung Jula-juli), 1 (nomor
pada setiap bait Kidung Jula Juli. data/kidung), B (nomor bait), dan 1
Pada kegiatan ini digunakan prinsip (nomor bait). Pengodean tersebut
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

dilakukan untuk memudahkan dari segi bentuk maupun cara


peneliti dalam memberikan identitas melagukannya, yang berbeda dengan
terhadap setiap data. Selanjutnya jenis nyanyian rakyat yang lain.
pada bagian ini akan dibahas enam Selain itu, eksistensi kidung Jula-Juli
fungsi putikia tersebut berdasarkan yang menjadi bagian dalam
hasil pengklasifikasian data melalui transformasi pertunjukan ludruk,
enam fungsi tersebut. menunjukkan bahwa kesenian
tersebut sebagai sebuah hiburan
a. Sebagai Sebuah Hiburan sangat diterima masyarakat, sehingga
pertunjukan ludruk dengan berbagai
K.2.B.7 aspeknya dapat dinikmati oleh
Thenguk-thenguk aku nemu gethuk
masyarakat mulai dari abad ke-17
Ana cewek kok celuk-celuk
Bareng idek aku ditapok hingga saat ini.
Kenal se..pi..san kok wes medhotno
sabuk..
b. Sebagai Alat Pengesahan
Kutipan tersebut adalah Pranata-Pranata Dan
perwujudan bahwa penggunaan Lembaga-Lembaga
bahasa pada kidung Jula Juli, juga Kebudayaan
mengandung estetika, yang tampak
jelas terhadap pemilihan diksi yang
tepat pada setiap rima akhir masing- K.5.B.2
masing larik. Sehingga ketika di Wang urip ngunu dulur
Diwajibno berusaha
lagukan bait tersebut enak untuk
Kanggo nyukupi kebutuhan
didengarkan sekaligus diresapi ke...lu...ar...ga.. hoohoho eoh haehea
Aja sampek, menghalalkan segala
maknanya. Penggunaan diksi dalam
cara
kidungan Jula-Juli tersebut Golek rezeki sing ridhlo, lan sing..
ba...ro..kah...
merupakan salah satu aspek untuk
Mula kudu ngerti nang kewajiban
membangun seni pertunjukkan yang Aja sampek, nindakno
penye..le...we...ngan..
dapat dinikmati oleh masyarakatnya.
Wang urip ngunu nduwenono
Hardjoprawiro (Rofiq, 2017) “ semboyan
Nglakoni jujur temen cek lancar
Terdapat keistimewaan dan keunikan
tolek san...dang.. pa...ngan...
dalam kidungan Jawa Timuran, baik
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

Kutipan tersebut berisi Bareng ditarik blonjo dadak


brengosku mbrondo..li
tentang pesan yang disampaikan
kepada masyarakat tentang
Kutipan tersebut secara
kewajiban seorang kepala keluarga
eksplisit merupakan wujud dari
dalam mencukupi kebutuhan
keresahan CK dalam melihat realitas
keluarga, bahwa di dalam mencukupi
kehidupan masyarakat saat ini, yang
kebutuhan seseorang perlu
didapat digunakan sebagai referensi
memegang prinsip-prinsip kejujuran,
tentang pentingnya pendidikan,
kesabaran, dan keberterimaan,
terutama pendidikan formal. Sebab
artinya segala upaya yang dilakukan
dalam pandangan masyarakat
harus didasarkan pada norma-norma
modern, pendidikan formal sudah
yang berlaku. Sehingga, rezeki yang
menjadi suatu kewajiban yang harus
diperoleh merupakan rezeki
ditempuh oleh seorang anak, mulai
kemanfaatan bagi pribadi serta
dari pendidikan dasar, menengah,
keluarganya.
hingga atas. Dengan demikian terjadi
Rofiq, (2017) menyatakan
proses-proses transfer knowledge
bahwa dalam kidungan Jawa
yang setelah lulus dalam pendidikan,
Timuran terdapat pesan-pesan
dapat digunakan sebagai bekal dalam
budaya yang berkaitan dengan sistem
mencapai tujuan hidup.
kepercayaan, sistem norma dan nilai-
Selain itu, dalam kutipan
nilai kehidupan yang dapat menjadi
tersebut CK juga menyampaikan
renungan bagi masyarakat.
pesanya kepada setiap anak untuk
menjaga diri ketika mereka masih
K.3.B.8 menginjak bangku sekolah. Agar
Nomer enem dulur penting ngenek’i
tidak terpengaruh budaya-budaya
pendidikan
Mula iku ngunu, io kanggo negatif yang masuk melalui
kema...juan
pergaulan bebas dan interaksi baik
Lek kabeh pinter, lan kabeh
pengala..man secara langsung maupun melalui
Isa mencapai, io nang kemakmuran..
media sosial.
Aku dewe yu saiki io getun mburi
Sekolah gak nutuk kancane kok
kesusu ra...bi
c. Sebagai Alat Pendidikan Anak-
Anak akeh cak nyambut gaweku gak
mesti Anak
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

Selain itu, pada kutipan di


K.6.B.6 atas juga disampaikan bahwa
Cak sodikin wang bebojoan aja
pentingnya memberikan pendidikan
didadekno sedina rong dina
Mula usahakno isa dadi sampek terhadap seorang anak. Hal ini dapat
tu..wa..
diwujudkan dalam pembelajaran
Ayo sing rukun kaya mimi lan
mintuna yang bersifat formal maupun non-
Supaya diconto mbarek anak putu
formal. Sebab dalam proses
ki..ta..
K.6.B.7 pendidikan seorang anak dapat
Sing marahi gegeran ayo dihindari
mengembangkan potensinya untuk
Pari basan piring elok benthet iku
wes me..sti.. memiliki kekuatan spiritual
Lek salah sijine isa menghindari..
keagamaan, pengendalian diri,
Isa dadi kaki-kaki.. lan nini-nini..
K.6.B.8 kepribadian, kecerdasan, akhlak,
Dadi wang tuwa Bu peno kudu sing
serta keterampilan yang sesuai
eling
Minterna anak iku paling pen..ting.. dengan potensi masing-masing
Engko diencepi cewek ae pikirane
individu. Dengan demikian proses-
wes pusing
Ndok omah lenger-lenger poleh kaya proses yang terjadi dalam
kucing ger..ring
pembelajaran di sekolah menjadikan
manusia seutuhnya.
Kutipan tersebut berisi
tentang pesan kepada masyarakat,
d. Sebagai Alat Pemaksa Dan
terutama bagi kaum muda, tentang
Pengawas Agar Norma-Norma
pentingnya dalam menjaga
Di Dalam Masyarakat Dapat
keharmonisan keluarga. Sebab
Berlaku
keharmonisan sebuah keluarga
menjadi suatu ukuran tingkat
K.6.B.4
kedewasaan, kesiapan, serta
Mulane sing penting saling
kematangan setiap pasangan dalam menyintai
Sak pada-padane saling
menjalani suatu kehidupan yang
meng..hor...ma...ti...
baru. Sehingga sangat diharapkan Meningkatkan sikap tenggang rasa
Aja sampek lali nilai-nilai
dalam sebuah keluarga mengerti dan
kemanusiaan
memahami kewajiban masing- Ayo dijun..jung ting...gi...
K.6.B.5
masing.
Nek ana persoalan aja kesusu emosi
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

Didolekki solusine lewat merupakan salah satu, penyakit baru


nego..i...sa...si...
dalam konteks komunikasi tidak
Mula adu fisik ayo dihindari
Segala persoalan diselesaikno langsung di masyarakat, yang mana
seca...ra.. da...mai...
sikap-sikap tersebut sangat bertolak
belakang dengan identitas budaya
Kutipan tersebut, berisi
bangsa kita yang sangat menjungung
tentang pentingnya sikap saling
tinggi nilai-nilai toleransi, untuk
menghormati dalam menyikapi
menjaga keharmonisan antar anggota
berbagai permasalahan hidup. Sebab
masyarakat.
dengan sikap toleransi yang tinggi,
Berdasarkan hasil dan
keharmonisan dan keselarasan dalam
pembahasan tersebut, dapat diketahui
kehidupan masyarakat akan tercipta
bahwa kidung Jula-Juli sebagai
dengan baik, sehingga dengan
bagaian dari pertunjukan ludruk
demikian setiap permasalahan yang
memiliki beberapa fungsi
dihadapi tidak akan menimbulkan
sebagaimana tersebut di atas, fungsi-
konflik baik antar individu maupun
fungsi tersebut merupakan wujud
antar kelompok.
bahwa kesenian rakyat memiliki
Selanjutnya, kutipan di atas
peranan sebagai kontrol sosial dalam
juga berisi tentang pentingnya
kehidupan masyarakat, sehingga
menjaga sikap toleransi. Sebab sikap
norma-norma dapat berlaku di
toleransi dapat
masyarakat.
dalam komunikasi lisan dan
tulis, terutama dalam menggunakan
Simpulan dan Saran
media sosial. Sebab saat ini, hampir
setiap orang memiliki media sosial Berdasarkan beberapa telaah
yang dapat digunakan berkomunikasi tersebut, dapat diketahui bahwa
secara fleksibel. Dalam komunikasi kidung Jula Juli dalam Ludruk Jawa
di media sosial seringkali terjadi Timur berisi tentang nasihat-nasihat
muncul komentar-komentar negatif, yang semuanya bersumber dari
bahkah tidak jarang mengarah pada kehidupan masyarakat. Pesan-pesan
sarkasme, sehingga menimbulkan tersebut tentunya dapat digunakan
konflik horizontal. oleh masyarakat sebagai refleksi
Permasalahan tersebut dalam menyikapi permasalahan
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

kehidupan. No. 1. http://jurnal.untag-


sby.ac.id/index.php/parafrase/article/
Di dalam penelitian ini
view/1384. Diakses pada 10
tentunya diperlukan proses atau Desember 2019
tahapan penyempurnaan hasil
Poespoprodjo, W. 2004.
penelitian. Oleh sebab itu, peneliti Hermeneutika. Bandung: CV Pustaka
Setia.
sangat memerlukan saran dari
pembaca untuk memberikan koreksi Rismahareni, Ayu, dkk. 2017. Kajian
Interaksionisme Simbolik Kidung
terhadap apa yang tersaji dalam
Jula-Juli Ludruk pada Pementasan
pembahasan tersebut. Ludruk Irama Budaya Surabaya.
Jurnal Fenomena. 4.2:78.
Sugiri, dkk. (2003)
http://ejournal.unitomo.ac.id/index.p
menyatakan, terdapat beberapa hp/pbs. Diakses pada 9 September
2019.
klasifikasi mengenai fungsi dari isi
atau pesan kidungan Jawa Timuran Rofiq, Ainnur. 2017. Kidung Jawa
Timuran dalam Pertunjukan Ludruk
pada Era Reformasi, yaitu: 1)
Budhi Wijaya Jombang. Jurnal Antro
sebagai hiburan, 2) sebagai media Vol. VI No. 1.
http://journal.unair.ac.id/download-
penyam kritik sosial, 3) sebagai
fullpapers-aun285b4e76622full.pdf.
sarana peningkatan bidang Diakses pada 10 Desember 2019.
kebudayaan, 4) sebagai bentuk kritik
Saefurrohman, Nandi. 2013. Sidik
bidang ekonomi, 5) sebagai media Wibisono Pelestari Kidungan
Jawatimuran. Jurnal Pengkajian dan
peningkatan bidang pembangunan, 6)
Penciptaan Seni, Vol. 4, No. 6.
sebagai media peningkatan kesadaran https://e-journal.stkw-
surabaya.ac.id/index.php/jtr/article/vi
berpolitik, 7) sebagai sarana
ew/29. Diakses pada 10 Desember
peningkatan ketakwaan kepada 2019.
Tuhan Yang Maha Esa, 8) sebagai Sudikan, Setya Yuwana. 2014.
sarana peningkatan bidang Metode Penelitian Sastra Lisan.
Lamongan: CV. Pustaka Ilalang
Pendidikan. Group.

Sugiri, Eddy, Satya DTK, dan


Daftar Pustaka Purwantini (2003). Fungsi, Bentuk,
Bandem, I Made dan Sal dan Makna Kidungan Seni Ludruk
Murgiyanto. 2000. Teater Daerah Pada Era: Suatu Kajian
Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Etnolinguistik. Universitas
Airlangga, Surabaya.
Prasisko, Yongki Gigih. 2018.
Ludruk Jember: Ritual Masyarakat
Peranatuan. Jurnal Parafrase Vol. 18
April 2019, Volume 1, Nomor 1, Halaman 01—02
e-ISSN: 2685-1873
DOI: https//doi.org/10.30598/arbitrervol1no1hlm01-02

Supriyanto, Henricus. 2018. Ludruk


Jawa Timur dalam Pusaran Zaman.
Malang: Intrans Publising.

Anda mungkin juga menyukai