Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1-2 (Teks Cerita Sejarah)

Nama/No :
1. Christian Arckhyan Battu/04
2. Fortunata Vewen Darmawan/08
3. Raynard Arifin/19
Kelas : XII-A.7

Tugas 2
1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat?
➢ Latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat pada masa Kerajaan
Majapahit/pada malam hari
2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
➢ Latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat di kerajaan Majapahit
3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?
➢ Beberapa peristiwa yang dikisahkan adalah pemberontakan yang telah terjadi pada
zaman kerajaan Majapahit setelah Raja Jayanegara telah mangkat. Setelah itu, pada
akhirnya pemberontakan tersebut telah berhasil dihentikan oleh pihak dari kerajaan
setelah dari Pasukan Bhayangkara yang telah berada di bawah dari kepemimpinan
Gajah Mada telah berhasi dalam meluluhlantakkan kepada para pemberontakan.
4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
➢ Tokoh yang terlibat dalam penceritaan adalah
● Ken Dedes,
● Pradnya Paramita,
● Gajah Mada,
● Prabu Airlangga,
● Patih Narottama,
● Empu Barada,
● Gajah Enggon,
● Gagak Bongol,
● Klabang Gendis,
● Lembu Pulung,
● Panjang Sumprit,
● Kartika Sinumping,
● Jayabaya,
● Pradhabasu,
● Lembang Laut,
● Riung Samudra,
● Gajah Geneng,
● Macan Liwung,
● Panji Saprang,
● Rakrian Kuti,
● Sri Jayanegara,
● Risang Panjer Lawang,
● dan Singa Parepen atau Bango Lumayang.
5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel
sejarah?
➢ Bagian yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah
adalah pada latar cerita yang menceritakan tentang tokoh dalam sejarah Majapahit,
kemudian karakter yang ada di dalam cerita yang namanya diambil dari tokoh-tokoh
yang hidup pada zaman Kerajaan Majapahit.
6. Berpusat pada tokoh siapa penceritaan dilakukan, untuk menjelaskan tokoh imajinasi
siapa?
➢ penceritaan dipusatkan pada tokoh Gajah Mada yang menjelaskan tokoh imajinasi
yaitu Ken Dedes.
7. Segi-segi apa yang diceritakan pada tokoh yang diimajinasikan (seperti emosi, pandangan
politik, kekuatan pribadi)?
➢ Segi-segi yang diceritakan pada tokoh yang diimajinasikan adalah keberanian,
wibawa, kebijaksanaan, dan pemikiran Gajah Mada dimana tokoh yang
diimajinasikan adalah Ken Dedes yang merupakan wanita utama yang cantik,
terpelajar dan menawan.

8. Mengapa pengarang menonjolkan tokoh yang diimajinasikan?


Pengarang menonjolkan tokoh yang diimajinasikan karena tokoh ini adalah tokoh yang
penting yaitu tokoh utama dari cerita ini. Selain itu tokoh tersebut memiliki watak dan
penokohan yang menarik dan baik dalam penceritaan.

9. Kelebihan apa yang dimiliki tokoh yang diimajinasikan sehingga tokoh ini memiliki
kekuatan penceritaan?
➢ kelebihan yang dimiliki tokoh yang diimajinasikan sehingga tokoh ini memiliki
kekuatan penceritaan adalah Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi
ilmu pengetahuan. Sebagai sang Ardhanareswari, dialah wanita utama yang
menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini.

kutipan Struktur Keterangan Keterangan

Di bawah bulan malam ini, tiada setitik


pun awan di langit. Dan bulan telah terbit Orientasi berisi keterangan tentang
bersamaan dengan tenggelamnya latar waktu dan situasi yang
matahari. Dengan cepat ia naik dari kaki akan dijelaskan dalam Abad
langit, mengunjungi segala dan semua Keenam Belas Penjelasan
yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, tentang latar waktu dan
juga laut, juga hewan dan manusia. Langit situasi cerita yang akan
jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi diceritakan yakni di Laut
Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, Jawa kira-kira pada abad
seakan-akan manusia tak membutuhkan keenam belas masehi
ketenteraman lagi.
1. Abad Keenam Belas Masehi
Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan
purnama sidhi itu gelisah. Ombak-ombak
besar bergulung-gulung memanjang
terputus, menggunung, melandai,
mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap
puncak ombak dan riak, bahkan juga
busanya yang bertebaran seperti serahkan
mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya
bulan. Angin meniup tenang. Ombak-
ombak makin menggila.

Sebuah kapal peronda pantai meluncur


dengan kecepatan tinggi dalam cuaca Pengungkapan Penjelasan dari peristiwa
angin damai itu. Badannya yang panjang peristiwa dimana balai tentara
langsing, dengan haluan dan buritan Pengungkapan Demak memasuki Jepara
meruncing, timbul tenggelam di antara peristiwa dengan menggunakan
ombak-ombak purnama yang menggila. kapal-kapal.
Layar kemudi di haluan menggelembung
membikin lunas menerjang serong
gunung-gunung air itu-serong ke barat
laut. Barisan dayung pada dinding kapal
berkayuh berirama seperti kaki- kaki pada
ular naga. Layarnya yang terbuat dari
pilinan kapas dan benang sutra,
mengkilap seperti emas, kuning dan
menyilaukan

Sebuah kapal peronda pantai meluncur


dengan kecepatan tinggi dalam cuaca
angin damai itu. Badannya yang panjang
langsing, dengan haluan dan buritan
meruncing, timbul- tenggelam di antara
ombak-ombak purnama yang menggila.
Layar kemudi di haluan menggelembung
membikin lunas menerjang serong
gunung-gunung air itu-serong ke barat
laut. Barisan dayung pada dinding kapal
berkayuh berirama seperti kaki- kaki pada
ular naga. Layarnya yang terbuat dari
pilinan kapas dan benang sutra,
mengkilap seperti emas, kuning dan
menyilaukan.

Sang Patih berhenti di tengah-tengah Menuju konflik Penjelasan tentang peristiwa


pendopo, dekat dengan damar sewu, bala tentara Demak dibawah
menegur, " Dingin-dingin begini Adipati Kudus memasuki
anakanda datang. Pasti ada sesuatu Jepara tanpa diduga-duga
keluarbiasaan. Mendekat sni, anakanda."

Dan Patragading berjalan mendekat


dengan lututnya sambil mengangkat
sembah, merebahkan diri pada kaki Sang
Patih. "Ampuni patik, membangunkan
Paduka pada malam buta beini kabar
duka, Paduka. Bala Tentara Demak di
bawah Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpa diduga-duga.

" Bagaimana Bupati Jepara?" Tewas Puncak konflik terbunuhnya Bupati Jepara
enggan menyerah Paduka, Patragading dan rusaknya bangunan-
mengangkat sembah. " Sisa balatentara bangunan di Jepara.
Tuban mundur ke timur kota. Jepara
penuh dengan bala tentara Demak. Lebih
dari tiga ribu orang."

Begitulah kata warta, "Pada meneruskan


dengan hati-hati matanya tertuju pada
Boris," Semua bangunan batu di atas
wilayah kota, gapura, arca, pagoda,
kuil,candi akan dibongkar. Setiap batu
berukir telah dijatuhi hukuman buang ke
laut tinggal hanya pengumumannya."

Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan Penyelesaian Pada bagian ini terjadi
dan kedamaian-kota dan pedalaman. Sang penyelesaian konflik. Tuban
Patih Tuban mendiang telah digantikan dibangun kembali oleh
oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan Demak dengan menjadikan
gajah. Nama barunya WIrabumi. WIrabumi sebagai bupati.
Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih
Tuban Kala CUwil Sang Wirabumi. Dan
sebagai patih ia tetap memimpin pasukan
gajah.

Pasar kota dan bandar ramai kembali


seperti sediakala, Lalu lintas laut, kecuali
atas angin pulih kembali.

Sang Adipati telah menjatuhkan titah: Koda Akhir cerita ditutup dengan
kapal-kapal Tuban mendapat perkenan diizinkannya kapal Tuban
untuk berlabuh dan berdagang di Malaka berlabuh dan berdagang di
ataupun Pasai Malaka.

Anda mungkin juga menyukai