Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK :

1. ASTRI KUSUMA DEWI (05)


2. DEVINA AMANDA PUTRI (07)
3. SRI RENATA MAHARDHIKA (30)
4. WINDA WIDYA ANGGRAENI (33)
PERANG TONDANO
“Perang Tondano yang terjadi pada
1809-1809 adalah perang yang
melibatkan orang Minahasa di Sulawesi
utara dan pemerintah Kolonial Belanda
pada permulaan abad XIX. Perang ini
terjadi akibat implementasi politik
pemerintah kolonial Hindia Belanda
oleh para pejabatnya di Minahasa,
terutama upaya mobilisasi pemuda
untuk dilatih menjadi tentara”
(taufik Abdullah & A.B. Lapian, 2012:375)
Perang Tondano I (1808-1809)
• Perang Tondano terjadi pada masa kekuasaan VOC
• Latar Belakang Perang Tondano I Diawali dengan hubungan dagang antara Orang
Minahasa dengan Spanyol. Orang Spanyol yang tiba di Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara
juga menyebarkan agama Kristen .
• Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Kristen di Minahasa  Fransiscus Xaverius
• Abad XVII hubungan dagang mulai terganggu  kedatangan VOC.
• VOC telah berhasil mempengaruhi Ternate  Gubernur VOC Terante Simon Cos waktu itu
mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh
Spanyol. Dia menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai timur
Minahasa.  memonopoli & mengusir pedagang Spanyol serta Makassar
Jalannya Perang Tondano I
VOC  memonopoli beras dari Minahasa

Minahasa melawan
Simon cos memberi Ultimatum :
VOC memaksakan kehendak agar orang orang 1. Orang-orang Tondano harus menyerahkan
Minahasa menjual berasnya kepadanya
Namun,orang Minahasa menentang usaha para pemberontak kepada VOC.
monopoli tersebut. Akhirnya,VOC membendung 2. Orang-orang Tondano harus menyerahkan
sungai Temberan. Akibatnya aliran sungai meluap 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya
dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para
pejuang Minahasa. Orang-orang Minahasa tanaman padi akibat genangan air Sungai
memindahkan tempat tinggalnya di Danau Temberan.
Tonadano dengan rumah-rumah apung. Pasukan Ultimatum Simon Cos tidak berhasil dan
VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang VOC menarik pasukannya ke Manado.
Minahasa yang berpusat di Danau Tondano.
Akhir Perang Tondano I

Faktor Kekalahan Minahasa :


• Beras produksi lokal menumpuk tanpa ada pembeli.
• Belanda (VOC) melakukan blokade di luar danau Tondano.
• Para pemimpin Minahasa berpikir untuk mendekati VOC
Akibat dari Perang Tondano I Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan
hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa kemudian
mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Akhir Perang Tondano I
Perang tondano ini diakhiri dengan Terbukanya tanah Minahasa oleh VOC dan pindah
ke prrkampungan baru di daratan bernama Minawanua (Ibu negeri).
Perang Tondano II
Latar Belakang  G.J Daendels menambah pasukan dari
kalangan Pribumi untuk memerangi Inggris.
Perang Tondano II (Abad XIX) Terjadi pada saat pemerintahan
kolonial Belanda masa pemerintahan Daendels. Daendels
diutus untuk memerangi Inggris, sehingga dia memerlukan
jumlah pasukan yang besar. Dia memilih pasukannya dari suku-
suku yang memiliki keberanian salah satunya adalah orang
Madura, Dayak, dan Minahasa. Daendels diutus untuk
memerangi Inggris, sehingga dia memerlukan jumlah pasukan
yang besar. Dia memilih pasukannya dari suku-suku yang
memiliki keberanian salah satunya adalah orang Madura,
Dayak, dan Minahasa.
Perang Tondano II

Atas perintah Daendels, Residen Manado


• Pengiriman 2000 pemuda Minahasa ke
Daendels Jawa
Prediger segera mengumpulkan ukung. Dari
Minahasa ditargetkan untuk mengumpulkan
• Penyerahan beras secara Cuma-cuma sebanyak 2.000 orang yang akan dikirim ke
Perlawanan Jawa. Orang-orang Minahasa tidak setuju
Hartingh Tokoh : Ukung Lunto
dengan itu. Banyak para ukung yang
meninggalkan rumah, mereka justru ingin
Kapten kapal
Pusat : Minawanua (Tondano) mengadakan perlawanan dengan memusatkan
perlawannya di Tondano, Minawanua. Salah
Prediger Residen satu pemimpinnya bernama Ukung Lonto. Ia
menegaskan kepada rakyat untuk menolak
kebijakan Belanda, untuk mengirimkan 2.000
pemuda Minahasa ke Jawa dan menolak
Ukung kebijakan, rakyat harus menyerahkan beras
Pemimpin distrik secara cuma-cuma ke Belanda.
Jalannya Perang Tondano II
Predinger • Jalannya pertempuran Dalam suasana seperti ini,
Gubernur Prediger mengirim pasukan untuk
mengirim pasukan ke Tondano menyerang Minahasa. Belanda kembali menerapkan
strategi membendung sungai Tembenan, ia juga
membentuk dua pasukan tangguh. Pasukan yang
satu menyerang Tondano dan pasukan yang satu lagi
Strategi  membendung Sungai Temberan menyerang Minawanua dari darat. Pada Tanggal 23
Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan
Pasukan 1  menyerang dari Danau Tondano Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil
melakukan serangan dan merusak pagar bambu
Pasukan 2 menyerang dari Minawanua (darat) berduri yang membatasi danau dengan
perkampungan Minawanua, sehingga menerobos
pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua.
23 Oktober 1808 – Agustus Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan
semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan
1809 perlawanan dari rumah ke rumah. Pasukan Belanda
pertempuran berkobar merasa kewalahan.
Akhir Perang Tondano II
Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan
Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan • Akhir pertempuran Pada tanggal 4-
Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga
kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan. Pasukan 5 Agustus 1909 Benteng
Prediger mulai mengendorkan serangannya. Tiba-tiba Pertahanan Moraya milik para
dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul
dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa pejuang hancur bersama rakyat
korban berjatuhan dari pihak Belanda. Pasukan Belanda yang berusaha
terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai
Temberan yang dibendung mulai meluap sehingga mempertahankannya. Para pejuang
mempersulit pasukan Belanda sendiri. Dari jarak jauh lebih memilih mati daripada
Belanda terus menghujani meriam ke Kampung
Minawanua, tetapi tentu tidak efektif. Begitu juga menyerah.
serangan yang dari danau tidak mampu mematahkan
semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua.

Anda mungkin juga menyukai