Anda di halaman 1dari 11

TELADAN TOKOH PEMERSATU

Pahlawan Nasional dari Papua

FRANS KAISIEPO
(1921-1979)

Amelia Nuril Azizah (03/XII MIPA )


BIOGRAFI FRANS KAISIEPO (1921-1979)

Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10


Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10
April 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang
politikus Papua dan nasionalis Indonesia. Ia
menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua
keempat. Pada tahun 1993, Frans secara
anumerta dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia atas usahanya seumur hidup untuk
mempersatukan Irian Barat dengan Indonesia.
Sebagai wakil Provinsi Papua, ia terlibat dalam
Konferensi Malino, di mana pembentukan Republik
Indonesia Serikat dibahas.
Pendidikan Karir

• Sekolah Rakyat pada 1928–1931 • Pahlawan Nasional


• LVVS Korido pada 1931–1934 • Pendiri, Partai Indonesia Merdeka, 1946
• Sekolah Guru Normalis di Manokwari • Anggota Delegasi RI Konferensi Malino,
pada 1934–1936
Sulawesi Utara, 1946
• Bestuur Course pada March – August
1945 • Anggota, Kepemimpinan Hakim Tertinggi,
• Bestuur School / Pamong Praja pada Dewan Pertimbangan Agung RI, 1972
1952–1954 • Gubernur Papua, 1964-1973
P 1. Frans Kaisiepo adalah salah satu seorang tokoh yang mempopulerkan lagu
Indonesia Raya di papua saat menjelang Indonesia merdeka.
2. Ia juga berperan dalam pendirian Partai Indonesia Merdeka pada tanggal 10
Mei 1946.

E 3. Pada tahun 1946 Frans Kaisiepo menjadi anggota delegasi Papua dalam
konferensi Malino di Sulawesi Selatan. Dan menyebut nama Papua menjadi Irian
dalam bahasa Biak yang artinya daerah yang panas.
4. Frans Kaisiepo menentang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT) karena

R tidak memasukkan Papua kedalamnya.


5. Mengusulkan agar Papua masuk dalam karisidenan Sulawesi Utara.
6. Tahun 1948 Frans Kaisiepo berperan dalam merancang pemberontakan rakyat
Biak melawan pemerintah kolonial Belanda.

A
7. Tahun 1961 ia mendirikan partai politik Irian sebagian Indonesia (ISI) yang
mengatur penyatuan Nederlans Nieuw Guinea ke Negara Republik Indonesia.
8. Membantu para tentara pejuang Trikora saat menyerbu Papua.
9. Tahun 1960-an Frans Kaisiepo berupaya agar penentuan pendapatan rakyat

N
(PEPERA) dimenangkan oleh masyarakat Papua yang ingin bergabung ke
Indonesia.

FRANS KAISIEPO
PENGHARGAAN
UNTUK FRANS
KAISIEPO
Atas jasa-jasanya dalam usaha menggabungkan
Papua dengan Indonesia, Frans Kaisiepo dianugerahi
penghargaan

Pada 1993
berdasarkan
Bintang Maha Putra
Keputusan Presiden
Adi Pradana Kelas
nomor 077/TK/1993,
Dua
namanya ditetapkan
sebagai pahlawan
nasional Indonesia
Wajahnya pun diabadikan
dalam lembaran uang
rupiah Rp10 ribu emisi
2015. Nama Frans Kaisiepo juga
diabadikan menjadi salah satu
kapal perang TNI Angkatan
Laut, KRI Frans Kaisiepo
dengan nomor seri 368 dan
bandar udara internasional di
Pulau Biak, Papua
NILAI YANG
PERLU
DITELADANI DARI
FRANS KAISIEPO
1. Kegigihan dan pantang menyerah. Frans Kaisiepo dengan
segenap usahanya telah menumpahkan seluruh perhatiannya
terhadap kepentingan perjuangan rakyat Indonesia. Baik diminta
ataupun tidak Frans telah menunujukan bahwa ia mempunyai
kewajiban moral untuk memperjuangkan kedudukan dan nasib
bangsa Indonesia.

2. Jiwa Nasionalisme yang tinggi. Saat pemerintah Belanda


menangkap Silas Papare pendiri Partai Kemerdekaan Irian
Indonesia, Frans bersama aktivis lainnya mengibarkan bendera
Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1947 dan mereka
memutuskan untuk meneruskan perjuangan menyatukan wilayah
Irian dengan Indonesia. Selama 3 hari sebelum Proklamasi, Frans
dan rekan lainnya memperdengarkan lagu Indonesia Raya di
Jayapura. Beberapa hari setelahnya mereka melaksanakan
upacara dengan mengibarkan bendera Merah Putih.
3. Kukuh pada nilai yang dijunjung. Frans
menolak penunjukan dirinya sebagai wakil
dari Belanda untuk wilayah Nugini pada
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
Alasannya adalah karena Frans tidak mau
didikte oleh Belanda. Hal tersebut
mengakibatkan Frans harus menjadi
tahanan politik mulai tahun 1954 hingga
1961.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai