Disusun oleh :
1. Erine Oktrianeke
2. Olivia Meylia
3. Santara Ubudiyah
4. Septia Putri Rahayu
5. Trika Wayuni
6. Umiati Fitri Prilia
Proses pembekuan suatu zat cari terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar-partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik
menarik antar-molekul yang sangat kuat. Adanya partikel zat terlarut
mengakibatkan proses pergerakan molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk
dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu lebih rendah. Jadi
titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya.
Perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat terlarut disebut penurunan titik
beku (ΔTf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas
larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan :
Air murni beku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya gula
ditambahkan ke dalam air, maka titik beku larutan ini turun dibawah 0 o C. Ini
yang dimaksud penurunan titik beku. Larutan akan memiliki tiitk beku lebih
rendah dari pelarut murninya. Contoh yaitu larutan garam dalam air memiliki titik
beku yang lebih rendah dibanding pelarut murninya yaitu air.
Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu dan air yang
telah diberi garam dapur sambil diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan
es krim membeku dengan titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air
murni. Ketika es dicampur garam, es mencari dan terlarut membentuk air garam
serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar.
Campuran itu mendapat panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim
padat dan lezat siap dihidangkan.
Proses pengguncangan selama proses bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal
es yang terbentuk agar es krim semakin lembat dan untuk menghasilkan busa
yang seragam/homogen.
Es krim adalah Sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan pembekuan
tepung es krim atau campuran susu, lemak nabati/hewani, dll. Es krim merupakan
busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan
serta memiliki titik beku -3o C atau dibawahnya.
Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk susu
(dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis
(sweetener) (David, 1994).
Es krim merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan
dan mencampur bahan baku secara bersama-sama . Bahan yang digunakan adalah
kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu atau tanpa bahan
perasa dan warna , dan stabilizer, bahan campuran es krim disebut ice cream mix
(ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan pengolahan yang benar maka
dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Susu mengandung bermacam - macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat
makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya
pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai. Jenis - jenis
Micrococcus dan Corybacterium sering terdapat dalam susu yang baru diambil.
Pencemaran berikutnya timbul dari sapi, alat-alat pemerahan yang kurang bersih
dan tempat-tempat penyimpanan yang kurang bersih, debu, udara, lalat dan
penanganan oleh manusia (Buckle, et. al., 1987).
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku yang digunakan,
untuk membuat es krim yang memiliki kualitas tinggi bahan bakunya perlu
diketahui dengan pasti, dengan menggunakan susu sebagai bahan utama
pembuatan es krim maka es krim memiliki sumbangan terbesar nilai gizinya.
Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta
gizi yang tidak terduga, keunggulan es krim yang didukung oleh bahan utamanya
yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu maka es krim hampir sempurna dengan
kandungan gizi yang lengkap (Fitrahdini, 2010).
Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat
yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak
hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang
diizinkan. Campuran bahan es krim diaduk ketika didinginkan untuk mencegah
pembentukan Kristal es yang besar. Secara tradisional, penurunan temperatur
campuran dilakukan dengan cara mencelupkan campuran ke dalam campuran es
dan garam. (Arbuckle, 2000).
V. Prosedur Percobaan :
a. Siapkan Alat dan Bahan.
b. Siapkan wadah, isi es dan beri garam lalu ukur suhunya.
c. Taruh kaleng diwadah, masukkan susu, topping kedalam kaleng lalu tutup
kaleng dengan rapat.
d. Kaleng berisi semua bahan dikocok dalam wadah es sampai terasa berat.
e. Jadilah es-krim.
VI. Data Pengamatan :
No
. Waktu Putaran Perubahan
Belum ada perubahan bentuk, hanya terjadi perubahan suhu yakni
1. 5 menit ± 50 × penurunan suhu didalam kaleng
2. 15 menit ± 250 × Terlihat dibagian pinggir dan bawah kaleng, susu mulai membeku
3. 20 menit ± 300 × Sebagian susu mulai membeku
Semua bahan yang dimasukkan telah membeku / membeku
4. 30 menit ± 500 × sempurna
VII. Pembahasan :
Beberapa saat diputar, terlihat gumpalan es-es kecil terlihat di bagian luar wadah,
dan es mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es di campur dengan
garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air
garam, akibatnya air garam semakin banyak. temperatur yang di perlukan adalah
minus tiga derajat celsius atau lebih rendah.
Di dalam segumpal es, molekul molekul air terstruktur membentuk tatan
geometrik yg tertentu dan kaku. Tatanan kaku ini rusak ketika di serang oleh
garam, maka molekul molekul air selanjutnya bebas bergerak kemana mana dalam
wujud cair. Tetapi merusak sturktur pada molekul molekul es memerlukan energi,
sama seperti yang di perlukan untuk meruntuhkannya sebuah bangunan. Untuk
sebongkahan es yg hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat di
peroleh kandungan panas dalam air garam. Maka, menurunkan temperaturnya,
Setelah temperatur dingin ini tercapai dalam pemanfaatan campuran itu
mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim.
Beberapa saat diputar, terlihat gumpalan es-es kecil terlihat di bagian luar kaleng,
dan es mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es di campur dengan
garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air
garam, akibatnya air garam semakin banyak. temperatur yang di perlukan adalah
minus tiga derajat celsius atau lebih rendah.
Di dalam segumpal es, molekul molekul air terstruktur membentuk tatan
geometrik yg tertentu dan kaku. Tatanan kaku ini rusak ketika di serang oleh
garam, maka molekul molekul air selanjutnya bebas bergerak kemana mana dalam
wujud cair. Tetapi merusak sturktur pada molekul molekul es memerlukan energi,
sama seperti yang di perlukan untuk meruntuhkannya sebuah bangunan. Untuk
sebongkahan es yg hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat di
peroleh kandungan panas dalam air garam.Maka, menurunkan temperaturnya,
Setelah temperatur dingin ini tercapai dalam pemanfaatan campuran itu
mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim.
Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium
dispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus),
sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.
Sistem koloid merupakan salah satu cara untuk mencampur zat-zat yang tidak
saling melarutkan secara homogen seperti minyak dengan air yang dapat dibentuk
oleh sabun, mayones maupun mentega sehingga dapat homogeny dan cenderung
stabil.
Sistem koloid adalah campuran antara campuran homogen dan campuran
heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada partikel larutan sejati,
tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi kasar. Partikel koloid mempunyai
diameter lebih besar daripada 10–7 cm dan lebih kecil daripada 10 –5 cm atau
antara 1–100 nm (1 nm = 10–9 m = 10–7 cm). Partikel koloid dapat menembus pori-
pori kertas saring tetapi tidak dapat menembus selaput semipermeabel.
Penurunanan titik beku ini sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila
konsentrasi zat terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin besar,
dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya partikel zat terlarut diantara
molekul-molekul pelarut mengurangi kemampuannya untuk berubah dari fase
cair ke fase padat.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel zat terlarut didalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat
terlarut.
Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zar terlarut disebut penurunan
titik beku (∆Tf). Penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas
larutan dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan:
∆Tf =Kfmatau ∆Tf = Kf(n x 1000/p)
Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es dicampur engan garam,
es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya.
Proses inimemerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari
adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang
diinginkan.
Dalam pembuatan es krim terdapat keterkaitannya dengan sifat kalogatif larutan,
dan dalam pembuatan es krimdapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana,
dan kualitas dan rasa es krim dipengaruhi oleh bahan dan lama pemutaran kaleng
VIII. Kesimpulan :
a. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan.
b. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh, kenaikkan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
c. Penurunan titik beku adalah perbedaan titik beku akibat partikel zat terlarut.
d. Pembuatan es krim dengan campuran es dan air dapat dilakukan dengan
penambahan garam sebagai penurun titi kbeku larutan, sehingga terjadi proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es batu air dan garam.
Degan,mbah. 2017.http://mbahdegan.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-
es-puter-kimia.html. Diakses pada tanggal 23 april 2019
X. Lampiran.