Nama / NIM
: Michael Novianto
Reza Permana Putra
Judul
Tujuan
(652009005)
(652009012)
1.
2.
3.
Dasar Teori
Kelarutan suatu garam menyatakan jumlah maksimum garam yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu zat pelarut. Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan
berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut, pelarutan tidak terjadi secara terusmenerus. Hal ini berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies ke
keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju yang sama,
kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses
ini adalah salah satu kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan larutan jenuh.
Konsentrasi larutan jenuh ini dikenal sebagai kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu.
Tetapan hasil kali kelarutan, Ksp, merupakan suatu tetapan kesetimbangan yang
menggambarkan kesetimbangan antara ion yang sedikit larut dengan ion-ionnya dalam
larutan berair. Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy yang sedikit
larut ialah
Ax B y ( s )
xA y ( aq ) yB x ( aq )
1
2
Dalam menggambarkan rumus Ksp atau mempelajari kelarutan suatu garam maka
setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu ion dalam larutan jenuh mungkin
hanya berasal dari zat yang sedikit larut atau juga berasal dari garam lain yang
memberikan ion, baik sejenis atau tidak sejenis dari zat yang sedikit larut tersebut.
Apabila ion dalam larutan jenuh berasal dari satu jenis garam yang sedikit larut
maka Ksp dari garam tersebut dapat diketahui dengan mudah melalui perhitungan seperti
pada persamaan umumnya (persamaan 2). Contohnya apabila suatu endapan CaC2O4
dilarutkan dalam air maka sebagian kecil ion Ca2+ dan C2O42- akan terlarut dalam air
sampai Ksp CaC2O4 = [Ca2+] [C2O42-]. Oleh karena itu konsentrasi ion oksalat dapat
ditentukan dengan mentitrasi larutan jenuh CaC2O4 dengan larutan KMnO4 standar.
Apabila ion dalam larutan jenuh juga berasal dari garam lain maka pengaruhnya
bergantung pada jenis ion dari garam lain tersebut. Bila ion yang diberikan sejenis
dengan ion dari garam sedikit larut maka pengaruh dari ion-ion sejenis ini menurunkan
kelarutan garam yang sedikit larut tersebut. Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Dengan menambahkan ion sejenis maka kesetimbangan kelarutan garam tersebut akan
bergeser ke kiri (padatan garam yang sedikit larut, lihat reaksi 1) sehingga menambah
konsentrasi fraksi tak larut dan mengurangi fraksi terlarut. Dengan penurunan kelarutan
zat ini, akan terjadi pengendapan jika zat terlarut diberikan dalam jumlah berlebih. Lain
halnya bila ion yang diberikan garam lain tersebut tidak sejenis dengan ion dari garam
yang sedikit larut. Dalam kasus ini, kelarutan garam sedikit larut akan meningkat karena
pengaruh ion tak senama sebab ion tak senama akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan aktivitas ion.
Selain pengaruh ion dari garam berbeda, kelarutan suatu garam yang sedikit larut
bergantung pula pada suhu. Apabila larutan jenuh dibuat pada suhu tertentu kemudian
suhu diturunkan maka yang terjadi ialah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam
larutan. Kebanyakan garam ionik memiliki kelarutan yang besar pada suhu tinggi.
Reaksi
CaC2O4(s)
Ca2+(aq) + C2O42-(aq)
2 CO2 + 2e-
(x5)
(x2)
2. Buret
3. Pipet ukur 10 ml
4. Pipet volume 10 ml
5. Erlenmeyer
6. Tabung reaksi
16. Akuades
7. Corong
8. Statif
9. Spatula
10. Klep
Cara Kerja
Standarisasi KMnO4
1. Ditimbang 0,01 g H2C2O4.2H2O dalam erlenmeyer 100ml.
2. Ditambahkan 10 ml akuades dan 10 ml H2SO4 2,5 M.
3. Dititrasi dengan KMnO4 0,02 M sampai larutan berwarna merah muda.
4. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali (triplo). Dihitung molaritas KMnO4 standar.
Penentuan Ksp CaC2O4
1.
2.
3.
4.
Disiapkan 5 tabung reaksi bersih dan bening kemudian diisi masingmasing dengan 10 ml larutan jenuh CaC2O4.
2.
3.
M.
4.
5.
6.
7.
Hasil
Standarisasi KMnO4
Volume
awal (ml)
akhir (ml)
ditambahkan
I
0
1,8
1,8
II
1,8
3,7
1,9
(ml)
rata rata (ml)
Penentuan Ksp CaC2O4
Volume
awal (ml)
akhir (ml)
ditambahkan
III
3,7
5,4
1,7
1,8
I
0
0,1
0,1
II
0,1
0,2
0,1
(ml)
rata rata (ml)
Volume
II
awal (ml)
2,6
3,3
akhir (ml)
3,3
ditambahkan (ml)
0,7
0,7
rata-rata (ml)
III
0,2
0,3
0,1
0,1
0,7
II
awal (ml)
akhir (ml)
ditambahkan (ml)
rata-rata (ml)
Volume
II
Volume
II
awal (ml)
1,7
2,2
awal (ml)
7,1
akhir (ml)
2,2
2,6
akhir (ml)
7,1
8,2
ditambahkan (ml)
0,5
0,4
ditambahkan (ml)
1,1
1,1
rata-rata (ml)
0,45
rata-rata (ml)
1,1
II
awal (ml)
8,2
9,5
akhir (ml)
9,5
10,8
ditambahkan (ml)
rata-rata (ml)
1,3
1,3
1,3
Perhitungan
Standarisasi KMnO4
5 H2C2O4 + 2 MnO4- + 6 H+ 10 CO2 + 2 Mn2+ + 8 H2O
mmol H2C2O4.2H2O
0,01
= 126 = 7,94.10-5 mol = 0,0794 mmol
mmol MnO4-
[MnO4- ]
2
x 0,0794 = 0,03176 mmol
5
0,03176
= 0,01764 M
1,8
5
x mmol MnO42
5
x 0,01764 = 0,0441 mmol
2
[C2O42-]
0,0441
= 0,00441M
10
Ksp
= [C2O42-] 2
mmol C2O42-
= (0,00441) 2 = 1,94 10 -5
Pengaruh Ion Sejenis
Penambahan 1 ml Na2C2O4 0,05 M
[Na2C2O4] =
vol . Na 2 C 2 O4
1 ml
x 0,05 M 0,0045M
[ Na 2 C 2 O4 ]
11 ml
vol. total
mmol C2O42-
mol C 2 O2
2-
vol. C 2 O4
[C2O4 ]
5
0,007938 0,019845mmol
2
0,019845
5
0,003969 M
= [Ca2+] x [C2O42-]
Ksp
[Ca2+]
= 4,88 10 -3 M
vol. Na 2 C 2 O4
2 ml
[ Na 2 C 2 O4 ]
0,05 M 0,008 3M
vol. total
12ml
mmol C2O42-
mol C 2 O2
2-
vol. C 2 O4
[C2O4 ]
5
0,012348 0,03087 mmol
2
0,03087
0,006174 M
5
= [Ca2+] x [C2O42-]
Ksp
[Ca2+]
= 3,14 10 -3 M
vol. Na 2 C 2 O4
3 ml
[ Na 2 C 2 O4 ]
0,05 M 0,0115 M
vol. total
13ml
mmol C2O42-
mol C 2 O2
2-
vol. C 2 O4
[C2O4 ]
Ksp
5
0,01764 0,0441mmol
2
0,0441
0,00882M
5
= [Ca2+] x [C2O42-]
[Ca2+]
= 2,2.10 3 M
vol. Na 2 C 2 O4
4 ml
[ Na 2 C 2 O4 ]
0,05 M 0,014 3M
vol. total
14ml
mmol C2O42-
mol C 2 O2
2-
vol. C 2 O4
[C2O4 ]
5
0,019404 0,04851mmol
2
0,04851
0,009702 M
5
= [Ca2+] x [C2O42-]
Ksp
[Ca2+]
= 1,99 10 -3 M
vol. Na 2 C 2 O4
5 ml
[ Na 2 C 2 O4 ]
0,05 M 0,0167 M
vol. total
15ml
mmol C2O42-
mol C 2 O2
2-
vol. C 2 O4
[C2O4 ]
Ksp
5
0,022932 0,05733mmol
2
0,05733
0,011466 M
5
= [Ca2+] x [C2O42-]
[Ca2+]
= 1,7 10 -3 M
Kelarutan CaC2O4
4,88 10 -3 M
3,14 10 -3 M
2,2.10 3 M
1,99 10 -3 M
1,7 10 -3 M
Konsentrasi Na2C2O4
0,0045 M
0,0083 M
0,0115 M
0,0143 M
0,0167 M
Konsentrasi ion oksalat dapat ditentukan dengan melakukan titrasi larutan jenuh
CaC2O4 dengan larutan KMnO4. Hal ini dikarenakan KMnO4 bersifat tidak stabil karena
mudah tereduksi sebab ia merupakan agen oksidator yang cukup kuat. Oleh karena itu,
untuk mengetahui konsentrasi sesungguhnya dari larutan KMnO4 yang digunakan maka
perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi dilakukan dengan metode titrasi menggunakan
asam oksalat sebagai standar primer sebab bersifat stabil dengan berat molekul yang
cukup besar. Asam oksalat yang dipakai untuk standarisasi sebanyak 0,01 gram dan
dilarutkan dalam 10 ml akuades dan 10 ml H2SO4 2,5 M kemudian dititrasi dengan
KMnO4 sampai berwarna merah muda. Berdasarkan hasil percobaan, volume titrasi yang
diperoleh ialah sebesar 1,8 ml; 1,9 ml; dan 1,7 ml. Hasil titrasi yang diperoleh
menunjukkan hasil yang cukup baik karena selisih antara ketiga hasi titrasi tidak lebih
dari 0,1 ml. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kekurangtelitian dalam membaca
skala buret sebab larutan KMnO4 tidak menunjukkan meniskus yang tepat, dan suhu
pemanasan asam oksalat yang tidak sama antara satu dengan lainnya sebab tidak
dilakukan pengukuran suhu yang tepat. Reaksi antara asam oksalat dengan KMnO 4
berjalan lambat dalam suhu kamar oleh karena itu perlu dilakukan pemanasan. Pada suhu
yang lebih rendah, reaksi mulai melambat namun kecepatan reaksi meningkat ketika
Mn2+ telah terbentuk. Mn2+ bertindak sebagai suatu katalis dan reaksinya disebut
otokatalitik karena katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui bahwa konsentrasi larutan KMnO4 yang dibuat sesungguhnya ialah 0,01764 M
Dalam menentukan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp), CaC2O4 dalam pelarut air.
Dibuat terlebih dahulu larutan CaC2O4 jenuh untuk menghitung Ksp. Untuk menghitung
Ksp, maka sangat perlu diketahui kelarutannya terlebih dahulu dan kelarutan merupakan
konsentrasi dari larutan jenuhnya. Konsentrasi larutan jenuh CaC 2O4 dapat diketahui
melalui titrasi dengan KMnO4. oleh karena itu diambil 10 ml larutan CaC2O4 jenuh dan
ditambah 10 ml H2SO4 2,5 M, kemudian dipanaskan terlebih dahulu sebelum di titrasi
dengan KMnO4 sampai berwarna merah muda. Dari hasil percobaan diperoleh volume
titrasi sebesar 0,1 ml. Dari hasil titrasi ini diketahui konsentrasi oksalat adalah sebesar
1,94 10 -5 M
Percobaan pengaruh ion sejenis, akan ditentukan kelarutan CaC2O4 dalam masingmasing konsentrasi ion C2O42-. Larutan CaC2O4 jenuh ditambah dengan Na2C2O4 0,05 M
dengan volume yang berbeda beda dan ditunggu beberapa saat sampai terjadi endapan
sempurna. Kemudian diambil 5 ml larutan supernatannya dari masing-masing tabung
dengan konsentrasi yang berbeda, lalu ditambah 5 ml akuades dan 5 ml H 2SO4 2,5 M,
sebelum dititrasi dengan KMnO4 dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
untuk mempercepat reaksi yang terjadi yang ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin banyak volume
Na2C2O4 0,05 M yang ditambahkan dalam larutan CaC2O4 jenuh, dalam melakukan titrasi
dibutuhkan volume KMnO4 juga semakin banyak. Hal ini jelas bahwa semakin banyak
volume Na2C2O4 yang ditambah, maka semakin banyak pula jumlah mol C 2O42- yang
dititrasi sehingga dibutuhkan KMnO4 lebih banyak pula. Hal ini membuktikan bahwa
adanya ion sejenis akan menurunkan kelarutan. Serta dari hasil perhitungan didapat
bahwa bahwa kelarutan CaC2O4 menjadi semakin kecil dengan semakin banyaknya
volume Na2C2O4 yang ditambahkan. Kelarutan CaC2O4 dapat ditunjukkan baik oleh
konsentrasi Ca2+ maupun konsentrasi C2O42-, namun dalam percobaan penentuan efek ion
sejenis ini, kelarutan CaC2O4 ini ditunjukkan oleh konsentrasi Ca2+ sebab C2O42mengalami penambahan dari garam lainnya (Na2C2O4). Hasil yang diperoleh sesuai
dengan prinsip Le Chatelier yang menyatakan bahwa penambahan ion oksalat akan
menyebabkan reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri (CaC2O4) sehingga konsentrasi Ca2+
berkurang. Dengan berkurangnya konsentrasi Ca2+ maka kelarutannya pun akan
berkurang pula.
Jawab Pertanyaan
1.
oksalat akan lebih besar di dalam pelarut asam daripada dalam pelarut air.
Konsentrasi larutan
Semakin besar konsentrasi larutan, kelarutan suatu garam semakin kecil.
Semakin kecil konsentrasi larutan, kelarutan suatu garam semakin besar.
Suhu
Semakin tinggi suhu, kelarutan suatu garam semakin besar. Sebaliknya, semakin
rendah suhu, kelarutan suatu garam semakin kecil.
pH
Jika ion yang berasal dari senyawa sedikit larut dapat memasuki reaksi asam-basa
maka kelarutan senyawa akan dipengaruhi oleh pH. Misalnya, CaC2O4 memiliki
kelarutan yang sangat besar dalam asam.
2.
CaC 2 O4 2 H Ca 2 H 2 C 2 O4
-
Kesimpulan
Ion oksalat dari Na2C2O4 bersifat sebagai ion sejenis yang ditambahkan dalam larutan
jenuh CaC2O4. Ion-ion sejenis dalam kesetimbangan larutan mempunyai pengaruh
menurunkan kelarutan zat. Semakin banyak ion sejenis yang ditambahkan, semakin
kecil kelarutannya.
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) merupakan suatu tetapan kesetimbangan yang
menggambarkan kesetimbangan antara ion yang sedikit larut dengan ion-ionnya dalam
larutan berair.
Ksp dapat digambarkan dengan mempertimbangkan ion dalam larutan jenuh yang
mungkin hanya berasal dari zat yang sedikit larut atau garam lain yang memberikan
ion, baik sejenis atau tidak sejenis dari zat yang sedikit larut tersebut.
Daftar Pustaka
Hindarto, Jimmy, Slamet Widodo. 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II . FSM
Kimia.: Salatiga
Petrucci, R.H. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Lampiran