Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

LEMAK

Oleh:

Harry Setiawan (65201300)

Maulina Putri Nor Azizah (652013035)

Theresia Cisilya (652013037)

Program Studi Kimia

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik II

Nama / NIM : Harry Setiawan (65201300)

Maulina Putri Nor Azizah (652013035)

Theresia Cisilya (652013037)

Kelompok : Selasa 14.00-18.00

Tanggal Praktikum : 4 November 2014

I. JUDUL : LEMAK
II. TUJUAN
1. Menentukan kelarutan lemak dalam beberapa pelarut organik dengan sampel minyak dan
mentega.
2. Tujuane ditambahi
III. DATA FISIK

Bahan/senyawa MW Bp (oC) Mp (oC) d Sifat khas


Aseton 58,08 56,5 -94 0,788 Mudah menguap dan mudah terbakar
Cairan tidak berwarna
Berbau tajam dan menyengat
Larut dalam air, alkohol, eter,
bensena, kloroform, dimetil formamid
Diklorometan 84,94 39,75 -95 1,3255 Cairan tidak berwarna
Mudah menguap
Larut dalam air, alkohol, eter, dimetil
formamid
Pada konsentrasi tinggi bersifaat
membius apabila dihirup
Uapnya tidak mudah terbakar dan
tidak mudah meledak ketika
bercampur dengan udara
Etanol 46,07 78,5 -130 0,789 Cairan jernih, tidak berwarna
Sangat reaktif
Mudah terbakar dan mudah menguap
Larut dalam air, etanol, bensena
Dibentuk dari fermentasi gula, tepung
dan karbohidrat lainnya
etil eter 74,12 34,6 -116,3 0,7077 Cairan yang reaktif
Berbau tajam dan khas
Mudah menguap dan sangat mudah
terbakar
Sedikit larut dalam air, larut dalam
asam hidroklorit
Dapat bercampur dengan alkohol
alifatik, bensena, kloroform,
petroleum eter, minyak
Titik didih azeotrop dengan air adalah
34,2oC
Pada komposisi lebih dari 1,85 %
volume uap eter di udara dapat
meledak
Akuades 18,016 100 0 0,998 Merupakan pelarut universal yang
paling sering digunakan
Cairan jernih, tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna,
Tidak mudah terbakar dan tidak
mudah menguap
KOH alkoholik 56,10 - 360 - Berbentuk padatan berwarna putih atau
putih kekuningan
Bersifat membakar terhadap kulit
dan jaringan tubuh
Menyerap CO2 dan uap air dengan
cepat dari udara
Ketika bercampur dengan air atau
alkohol atau saat larutannya
direaksikan dengan asam akan
menghasilkan panas
Larut dalam air, alkohol, gliserol
Asam oleat 282,45 286 - 0,895 Asam oleat murni merupakan cairan
tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna
Dapat teroksidasi di udara terbuka
menjadi berwarna coklat dan berbau
tengik
Tidak larut dalam air
Larut dalam alkohol, bensena,
kloroform, eter
HCl 36,47 -85,03 -114,19 1,097 Cairan tidak berwarna
Korosif
Tidak mudah terbakar
Berasap
Berbau tajam
Larut dalam air, metanol, etanol, eter
Membentuk azeotrop dengan air
dengan Bp azeotrop 110oC
( komposisi 20,24 % HCl dalam
campuran )
Dapat berwarna kuning jika
terkontaminasi oleh besi, klorin dan
senyawa organik
NaCl 58,45 - 804 2,17 Tersedia di alam sebagai mineral halid
Diproduksi dengan penambangan
Berbentuk kubus, butiran atau kristal
berwarna putih
Tembus cahaya
Larut dalam air, gliserol, sedikit larut
dalam alkohol
Kelarutan dalam air diturunkan oleh
penambahan HCl
pH = 6,7 7,3
NaOH 40,01 - 318 2,13 bersifat kaustik
berbentuk kristal atau pelet warna
putih
higroskopik
menyerap CO2 dan uap air dari udara
sangat korosif terhadap jaringan tubuh
hewan & tumbuhan
larut dalam air, alkohol, metanol,
gliserol

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat

1. Tabung reaksi 4. Pipet tetes


2. Rak tabung reaksi 5. Pembakar Bunsen
3. Spatula 6. Korek api

B. Bahan

1. Sampel minyak 6. Eter


2. Sampel mentega 7. Akuades
3. Aseton 8. HCl pekat
4. Diklormetana 9. HCl 4 M
5. Etanol 10. NaCl jenuh
V. METODE
1. Uji Kelarutan dan Terbentuknya Emulsi
- Dimasukkan 1 pipet pelarut (aseton, diklormetan, etanol, eter dan air) ke dalam masing-
masing tabung reaksi yang berisi 3 tetes minyak.
- Tabung reaksi dikocok dan dibiarkan selama 5 menit.
- Diamati perubahan yang terjadi (larut atau tidak) dan dicatat hasilnya.
- Diulangi pengujian dengan menggunakan mentega sebagai pengganti minyak.
2. Uji Saponifikasi / penyabunan
- Dimasukkan 1 pipet minyak ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 pipet KOH kemudian dipanaskan sebentar.
- Ditambahkan 2 pipet akuades, dididihkan sebentar kemudian didinginkan.
- Ditambahkan 1 tetes HCl pekat sampai larutan menjadi asam.
- Kemudian dipisahkan asam lemak pada permukaan larutan.
- Asam lemak yang telah dipisahkan ditambah dengan akuades kemudian dipanaskan.
- Ditambahkan beberapa tetes NaOH encer sampai larutan menjadi jernih.
- Larutan ini digunakan untuk uji pembentukan sabun.
Uji Pembentukan Sabun
- Dipanaskan 5 tetes asam oleat dalam 5 tetes larutan alkali di atas dan diamati perubahan
yang terjadi.
- Kemudian diasamkan dengan HCl pekat.
- Ditambahkan NaCl jenuh secukupnya sampai larutan menjadi jenuh.
- Diamati dan dicatat setiap perubahan yang terjadi.

VI. HASIL PENGAMATAN


1. Uji Kelarutan dan Terbentuknya Emulsi
Minyak Mentega
Aseton Tidak Larut Tidak Larut
Dichlormetan Larut Emulsi / larut
Etanol Larut Larut
Eter Larut Larut
Akuades Larut Larut
VII. PEMBAHASAN
1. Uji Kelarutan dan Terbentuknya Emulsi
Berdasarkan prinsip like dissolves like, senyawa polar akan larut didalam pelarut yang
bersifat polar dan senyawa nonpolar akan larut didalam pelarut yang bersifat nonpolar. Hal
ini juga berlaku untuk lemak. Lemak yang digunakan dalam percobaan adalah miyak dan
mentega. Minyak adalah lemak yang berwujud cair didalam suhu ruang sedangkan mentega
adalah lemak yangberwujud padat didalam suhu ruangan.
Dalam percobaan, sampel minyak dan sampel mentega dilarutkan kedalam pelarut
aseton, diklormetana, etanol, eter dan akuades. Sifat kepolaran dari masing-masing pelarut
adalah sebagai berikut :
Aseton semi polar
Diklormetan nonpolar
Etanol polar
Eter nonpolar
Akuades polar
Lemak bersifat nonpolar baik dalam bentuk padat (mentega) maupun dalam bentuk cair
(minyak). Sehingga dari hasil pengamatan didapat bahwa minyak larut didalam pelarut
nonpolar maupun semi polar yaitu aseton, dan diklormetan serta tidak larut didalam pelarut
polar yaitu etanol, dan akuades. Seharusnya minyak juga larut didalam pelarut eter namun
dikarenakan perbandingan antara jumlah sampel dan pelarut yang tidak seimbang
menyebabkan minyak terlihat tidak larut didalam pelarut eter.
Sedangkan mentega larut didalam pelarut nonpolar maupun semi polar yaitu aseton,
diklormetan dan eter namun tidak larut didalam pelarut polar seperti etanol dan akuades. Hal
ini sesuai dengan prinsip like dissolves like, senyawa polar akan larut didalam pelarut yang
bersifat polar dan senyawa nonpolar akan larut didalam pelarut yang bersifat nonpolar.
Pada uji kelarutan minyak terhadap pelarut aseton terbentuk emulsi dimana minyak
sebagai fase terdispersi dan aseton sebagai medium pendispersi. Juga pada uji kelarutan
mentega terhadap pelarut diklormetana terbentuk emulsi dimana mentega sebagai fase
terdispersi dan diklormetan sebagai medium pendispersi.
Nak kepolaran eter wes ketemu teko diubah gon pembahasane, tapi nak ora ketemu ora
diubah yo orapopo utowo meh mok tambahi yo rapoo :p

2. Uji Saponifikasi/Penyabunan
Uji saponifikasi atau reaksi pembentukan sabun terjadi apabila lemak dan basa kuat
bertemu kemudian dipanaskan. Sabun yang sering kita gunakan dapat dibuat dari pemanasan
lemak dengan basa kuat (biasanya digunakan NaOH atau KOH). Adanya pemanasan dan
penambahan basa kuat menyebabkan lemak terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.
Kemudian asam lemak akan membentuk garam dengan Na+ atau K+ yang berasal dari larutan
basa kuat tersebut (NaOH atau KOH). Garam tersebutlah yang digunakan sebagai sabun.
Berdasarkan teori diatas digunakan sampel lemak berupa minyak untuk uji saponifikasi
karena minyak merupakan contoh lemak sederhana kelompok trigliserida yang tersusun dari
gliserol dan asam lemak. Asam lemak tersebut adalah asam oleat dengan rumus struktur
(C17H33COOH ). Dengan adanya penambahan KOH alkoholik (KOH dalam pelarut etanol)
dan pemanasan akan menghidrolisis lemak kemudian ditambahkan HCl pekat agar menjadi
larutan asam dan terbentuk asam lemak. Asam lemak yang terbentuk berwarna kuning pada
lapisan atas. Asam lemak ini adalah asam oleat.
Sing penambahan NaOH ning bagian opo aku lali hary, kowe bahas kui tekan rampung
ya ?? aku lali e cara kerjane. Hehehe ki contone pembahasan ning referensi sing tak kuning2
Sedangkan penambahan NaOH sendiri berfungsi untuk menetralkan kembali larutan yang
bersifat asam akibat penambahan HCl pekat. Penambahan NaOH ini seharusnya dilakukan
hingga larutan menjadi jernih, tetapi dalam praktek kali ini tidak dilakukan. Akhir dari proses
saponifikasi ini terbentuk larutan alkali yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk
pembentukan sabun. Terbentuknya larutan alkali ini disebabkan karena penambahan basa
kuat ( NaOH ).

VIII. KESIMPULAN

1. Minyak dan mentega merupakan suatu sampel lemak yang bersifat non polar sehingga
akan larut didalam pelarut nonpolar dan tidak larut didalam pelarut polar
Minyak larut didalam aseton dan diklormetan tetapi tidak larut didalam etanol, eter dan air.
Mentega larut didalam aseton, diklormetan dan eter tetapi tidak larut dalam etanol dan air.
2. Disesuaikan tujuan
IX. JAWAB PERTANYAAN
Jelaskan tentang lemak jenuh dan tidak jenuh !
Jawab :

X. DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto,H. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Salatiga. FSM Kimia.
UKSW.
2. The Merk Indek. 1968. Eight Edition. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Merk
and co. Inc.
3. Daftar pustaka jawab pertanyaanmu
XI. LAMPIRAN
1. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai