SATUAN PROSES
Satuan proses adalah bagian dari ilmu dan teknik, maka ia sangat mendasarkan
diri pada ilmu pengetahuan dan pengalaman. Teori dan praktek harus digabungkan
disini untuk menghasilkan alat-alat yang dibuat, dirakit, di operasikan dan dipelihara,
maka teori dan peralatan akan dibahas secara bersama-sama.
Dalam pengolahan air bersih, satuan proses ditujukan pada proses kimia yang
meliputi: netralisasi, koagulasi, demineralisasi dan Softener.
Untuk dapat
Memang telah ada sejak dari sumbernya, baik yang berbentuk impurities maupun
yang tidak.
Zat-zat yang terbawa oleh atau masuk kedalam aliran air tersebut sewaktu
pengaliran dalam pipa/penyaluran, yang akan digunakan untuk keperluan rumah
tangga atau industri, maupun setelah air tersebut menjadi air limbah.
26
Mengingat beraneka-ragamnya jenis zat yang dapat berada dalam (larutan) air
tersebut, maka dalam Bab ini hanya akan dibahas secara terbatas tentang hal-hal dasar
yang berkaitan dengan pengelolaan kualitas air.
1.
a. Terlarut
b. Kolloidal
c. Endapan/Suspensi
Keadaan zat yang terlarut adalah dimana larutan yang terjadi benar-benar
homogen. Zat dalam keadaan ini biasanya mempunyai ukuran partikel 2 x 10 -1 m
sampai 1 m (millimikron). Pemisahan zat-zat yang terlarut tidak dapat dilakukan
dengan penyaringan.
Keadaan kolloidal mirip dengan keadaan terlarut, yaitu tidak dapat dipisahkan
dengan penyaringan biasa, tetapi dapat dipisahkan dengan cara ultra filtrasi atau secara
dialysis (penyaringan melalui pori-pori kulit binatang). Partikel kolloid tidak dapat
dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi dapat tampak bila digunakan ultramikroskop
atau elektron mikroskop. Contoh dari suatu kolloid adalah molekul protein dan
molekul kanji (starch).
Kolloid tidak dapat mengendap, tetapi dapat dipaksa untuk mengendap bila
digunakan ultracentrifuge. Contoh lain dari bentuk kolloidal misalnya adalah
penyebab air yang menjadi berwarna coklat muda, yang disebabkan oleh kolloid besi
oksida yang terhidrasi ; warna putih-keruh, yang disebabkan oleh oksida-oksida dari
aluminium dan atau silikon.
Endapan (suspensi) mempunyai ukuran partikel yang lebih besar, yaitu antara
0.1 sampai 1 (1 = 10-3 mm) ; maka itu dapat disaring dengan kertas saring biasa.
27
2.
mempunyai batas tertentu. Pada umumnya kelarutan zat padat dan cair hanya sedikit
saja tergantung pada tekanan dan dalam prakteknya boleh dikatakan hanya tergantung
oleh suhu.
Kelarutan garam dalam air pada umumnya akan lebih besar bila suhunya lebih
tinggi, tetapi banyak senyawa-senyawa kalsium yang bahkan menurun kelarutannya
bila suhunya dinaikkan, misalnya adalah senyawa CaCO3, CaSO4 dan Ca (OH)2.
Larutnya zat dalam air dapat diakibatkan karena terdispersi oleh air sebagai
pelarutnya, misalnya oksigen, gula dan alkohol, sehingga berada dalam keadaan
molekul-molekul yang tersebar merata dalam larutannya. Sebab kedua larutnya zat
dalam air ialah karena terurai kedalam ion-ionnya (terionisasi).
a. Satuan Kimia Pada Larutan
1). Molaritas
Kadar atau konsentrasi zat yang terlarut dalam air biasanya dinyatakan
dengan molar, yaitu banyaknya mole zat yang terlarut dalam satu liter larutannya.
Dalam hal itu maka larutan 60 gram/liter urea, CO(NH2)2 (yang mempunyai massa
molekul 60) dan 342 gram/liter gula pasir, C12H22O11 (yang mempunyai massa
molekul 342) akan mempunyai nilai molaritas yang sama, yaitu masing-masing 1
molar (1.0 M).
Hubungan antara molaritas dan massa dari zat yang terlarut adalah sebagai
berikut :
Molaritas =
m
(banyaknya liter larutan) x (massa molekul zat terlarut)
28
2). Normalitas
pengendapan.
Mengingat pengertian kapasitas reaksi yang berbeda-beda sebagaimana
tersebut diatas, jelaslah bahwa jenis reaksi mana yang dimaksud perlu sekali
dinyatakan secara pasti. Sebab apabila tidak, bisa terkacau karenanya ;
misalnya 15.2 gram/liter FeSO4 akan dapat merupakan larutan 0.1 normal (0.1
N), tapi pada kasus yang lain dapat pula merupakan larutan 0.2 normal (0.2 N)
29
Contoh :
(1).Larutan Fe2+ dalam reaksi redoks.
Reaksi berlangsung sewaktu terjadinya oksidasi ion ferro menjadi ion ferri;
Fe2+ Fe3+ + 1 e
Dalam hal melibatkan sebuah elektron (yang lepas dari ion ferro), sehingga
15.2
mol . FeSO 4
banyaknya mole zat 152
Mol ekivalen =
=
kapasitas reaksi
1
Jadi dalam hal ini 0.1 molekul FeSO4/liter = 0.1 molekivalen/liter = 0.1
normal (0.1 N) FeSO4
(2).Larutan Fe2+ dalam reaksi pengendapan
Pada reaksi pengendapan berikut ini :
FeSO4 + BaCl2FeCl2 + BaSO4
Valensi Fe molekul FeSO4 yang berreaksi pada reaksi pengendapan adalah
2(dua), sehingga kapasitas reaksi per molekulnya adalah 2.
Jadi molekivalen/liter (larutan FeSO4) =
30
Penyelesaian :
500 ml larutan 0,150 M
Untuk membuat 1 liter larutan 1.0 M diperlukan 1 molekul BaCl2.2H2O
Massa molekul BaCl2.2H2O adalah: [137 + (2x35.5) + (2x18)]gr = 244 gr
Jadi untuk membuat 500 ml larutan dari 0.150 M diperlukan :
500 ml
x 244 gr/mol x 0.150 mol/l = 18.3 gram BaCl2.2H2O,
1000 ml
500 ml larutan 0,150 N
Karena valensi Ba adalah 2, maka
1 mol ekivalen BaCl2.2H2O =
Untuk 1 normal (1.0 N) diperlukan 122 gram/liter larutan. Jadi untuk 500 ml
larutan dengan normalitas 0.150 (=0.150 N), diperlukan :
0.150 Meq/l x 0.5 l x 122 gram/Meq BaCl2.2H2O
= 9.15 gram BaCl2.2H2O
Disamping mol ekivalen sering pula digunakan satuan milliekivalen
(mMeq), yaitu sama dengan 1/1000 mol ekivalen. Bila normalitas suatu larutan
dikalikan dengan banyaknya milliliter larutannya, maka akan diperoleh nilai
milliekivalen dari zat yang bersangkutan.
Kadar atau konsentrasi sesuatu zat dengan satuan me/liter dalam hal tertentu
diperlukan dan untuk itu dapat diperoleh dengan mengalikan nilai normalitas dari
larutan zat yang dimaksud dengan 1000. Volume dua macam larutan yang
mengandung dua macam zat yang berbeda tetapi mempunyai jumlah mol ekivalen
yang setara (secara stoichiometrik tepat sama), maka perbandingan volumenya
akan berbanding terbalik dengan normalitas kedua zat tersebut. Apabila volume
31
Bila satuan molaritas akan diubah kedalam satuan milligram per liter, maka
dapat digunakan : mg/l = molaritas x massa molekul x 103
Mengingat bahwa dalam larutan encer, density larutan (dalam air) dapat
dianggap = 1, maka pengertian ppm (part per million) yang sebenarnya adalah:
mg per liter
density
Keterangan : satuan density dalam hal ini adalah gram/ml, maka dapat dianggap
bahwa 1 ppm = 1 mg per liter larutan
(Perhatikan juga bahwa : 1 ppm = 1 mg per liter =gr per m3)
Catatan : Kadar logam Mg yang terlarut dalam satuan mg per liter sering disetarakan
dengan kadar CaCO3 (mg per liter), karena secara kebetulan massa molekul
CaCO3 = 100, sehingga bilangan yang akan timbul merupakan bilangan
yang mudah.
Contoh Soal :
32.50 ml larutan 0.0200 N HCl tepat dapat menetralisir 50.0 ml larutan kapur
sirih, Ca (OH)2. Tentukan kadar dari larutan Ca(OH)2 tersebut dalam satuan :
mMeq/l
32
Penyelesaian :
mMeq/l
VA NA = VB NB NB =
32.50ml 0.0200N
50.0ml
Hardness
Hardness sebagai CaCO3 =
13 mMeq/l 100mg/mMol
= 650 mg/l atau 650 ppm
2mMeq/mMol
Na+ + Cl
HNO3
H+ + NO3
FeSO4
Fe2+ + SO42
33
H+ + Cl
H2SO4 H+ + HSO4
HSO4 H+ + SO42
KOH K+ + OH
Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH dan lain sebagainya.
Reaksi antara asam dan basa bila dituliskan dalam ion-ionnya adalah sebagai
berikut :
K+ + OH + H+ + Cl H2O + K+ + Cl
KOH
HCl
Sehingga sebenarnya yang terjadi hanyalah :
OH + H+ H2O
dan inilah memang sebenarnya yang terjadi (-sedangkan ion-ion K+ dan Cl
tetap tidak berubah dan tetap masih berada seperti keadaannya semula !). Demikian
pula yang terjadi untuk reaksi asam + basa yang lain-lainnya.
3. Konstanta Ionisasi Asam, Basa Dan Garam
Penguraian asam, basa dan garam dalam air menjadi ion-ionnya sebenarnya
merupakan reaksi kesetimbangan.
HZ H + + Z- ( asam )
MOH M+ + OH- ( Basa )
MZ M + + Z- ( garam )
Pada keadaan kesetimbangan tersebut akan berlaku :
[H ] [Z ]
[HZ]
[M ] [OH ]
[MOH]
34
[M ] [Z ]
[MZ]
= tetap
Makin besar nilai Ka dan Kb, akan bersifat makin kuatlah asam dan basa yang
bersangkutan. Bila nilai Ks makin besar, maka sifat garam tersebut akan makin mudah
larut (dalam air) dan kebalikannya, bila nilai Ks kecil, maka menandakan bahwa
garam yang bersangkutan bersifat sukar larut.
( Keterangan : Tanda [
pP + qQ + rR + .........
Dalam Tabel II-1 berikut ini tercantum nilai-nilai Ka dan Kb dari berbagai
jenis asam dan basa.
Perhatikan bahwa dalam hal asam yang berbasa lebih dari satu, penguraian
kedalam ion-ionnya adalah bertingkat, sehingga bisa terdapat Ka1, Ka2 dan Ka3.
Perlu diketahui mengenai basa Ca(OH)2 khususnya, yang dapat
digolongkan basa agak kuat. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Ca (OH)2 (CaOH)+ + OH
(CaOH)+ Ca2+ + OH
Untuk Kb1 =
[(CaOH) ] [OH ]
[Ca(OH) 2 ]
35
[Ca 2 ] [OH ]
[(CaOH) ]
grammol/l (hampir sepadan dengan besarnya nilai Ka2 dari asam sulfat), maka itu
larutan Ca (OH)2 dapat tergolong basa agak kuat. [Larutan Ca(OH)2 dimanfaatkan
pada pengolahan air, misalnya untuk proses softening.]
Penguraian ion-ion dari garam-garam lebih lanjut akan dibahas dalam sub
bab berikut.
36
Jenis Asam/Basa
Asam Asetat (cuka)
Pengolahan sludge
Asam Sianida
Racun limbah
Asam hipochlorit
Desinfektasi
Asam nitrit
Nitrifikasi
Phenol
Kontrol rasa
Asam Karbonat
Asam Sulfida
Asam Fosfat
Asam Sulfat
Asam Sulfit
Softening agent
Dechlorinasi
Asam Chlorida
Analisa lab
Kalium hidroksida
Analisa lab
Natrium hidroksida
Analisa lab
Ammonium hidroksida
Morpholine
Air ketel
Reaksi Kesetimbangan
+
CH3 COOH
H + CH3 COO
H + CN
+
HOCl
H + OCl
+
HNO2
H + NO2
+
C6H5OH
H + C6H5O
+
H2S
H + HS
+
2
HS
H +S
+
H3PO4
H + H2PO4
+
2
H2PO4
H + HPO4
+
3
HPO42-
H + PO4
+
H2SO4
H + HSO4
+
2
HSO4
H + SO4
+
HCl
H + Cl
+
KOH
K + OH
+
NaOH
Na + OH
+
HCN
Ka (grammol/l)
1.75 x 10-5
4.80 x 10-10
2.85 x 10-8
5.10 x 10-4
1.20 x 10-10
4.45 x 10-7 (Ka1)
4.69 x 10-11 (Ka2)
6.30 x 10-8 (Ka1)
1.30 x 10-12 (Ka2)
5.90 x 10-3 (Ka1)
6.32 x 10-8 (Ka2)
4.80 x 10-13 (Ka3)
besar sekali
1.20 x 10-2 (Ka2)
1.72 x 10-2 (Ka1)
6.30 x 10-8 (Ka2)
besar sekali
besar sekali
besar sekali
1.65 x 10-5 (Kb)
5.00 x 10-6 (Kb)
* Untuk basa yang berasam lebih dari satu, kekuatannya akan dinyatakan dalam bentuk lain.
37
[Ca 2 ] [CO 3 ]
[CaCO 3 ]
= tetap = K
=K
[Ca 2 ]3 [PO 4 ]2
=K
[Ca 3 (PO 4 ) 2 ]
38
[HOCl] [H ] [Cl ]
[Cl 2 ] [H 2 O]
=K
[HOCl] (1 x 10 5 ) (3 x 10 3 )
[Cl 2 ] (1)
= 4.5 x 104
4.5 x 10 4
[HOCl)
=
[Cl 2 ]
(1 x 10 5 ) (3 x 10 3 )
= 1.5 x 104
Nilai [HOCl] yang cukup kecil, yaitu kira-kira adalah antara nilai [ H+
] sebesar 1 x 10
ternyata adalah (1.5 x 104) kalinya. Berarti bahwa nilai [ Cl2 ] akan sangat
kecil adanya.
Hal ini dapat diartikan bahwa Cl2 yang dialirkan kedalam air pada
keadaan tersebut adalah hampir keseluruhnya larut.
39
Perkalian Ion
Nilai Ks
Al (OH)3
[Al3+] [OH-]3
1.3 x 10-33
Koagulasi
CaCO3
[Ca2+] [CO32-]
4.8 x 10-9
Softening
Ca (OH)2
[Ca2+] [OH-]2
5.5 x 10-6
Softening
Ca3 (PO4)2
[Ca2+]3 [PO43-]2
1.0 x 10-26
Softening
CaSO4 . 2H2O
[Ca2+] [SO42-]
2.4 x 10-5
Hardness, kerak
Cu (OH)2
[Cu2+] [OH-]2
5.6 x 10-20
Pembasmi algae
Fe (OH)2
[Fe2+] [OH-]2
7.9 x 10-16
Korosi
FeS
[Fe2+] [S2-]
5.0 x 10-18
Korosi anaerobic
Fe (OH)3
[Fe3+] [OH-]3
9.1 x 10-39
Koagulasi
Mg CO3.3H2O
[Mg2+] [CO32-]
5.6 x 10-5
Hardness
Mg (OH)2
[Mg2+] [OH-]2
1.8 x 10-11
Softening
Zn (OH)2
[Zn2+] [OH-]2
7.1 x 10-18
Korosi
Contoh:
Berapa mg/l banyaknya Al3+ yang terbentuk bila Al(OH)3 dimasukkan
dalam air, bila diketahui (Ks)Al (OH)3 = 1.26 x 1033 dan massa atom Al = 27.
Penyelesaian :
Ionisasinya adalah : Al (OH)3 Al 3+ +3 OH
Misalnya banyaknya Al(OH)3 yang terurai menjadi ion-ionnya adalah
x mol/l ; dari sejumlah ini akan membentuk x mol/l Al3+ dan 3 x mol/l OH.
Menurut persamaan dapat dituliskan :
Al (OH)3Al 3++ (OH) + (OH) + (OH)
[Al3 ] [(OH) ]3
[Al(OH)3 ]
=K
40
[H ] [OH ]
[H 2 O]
=tetap = K
41
Contoh :
1). Berapa besarnya kadar [ H+ ] dari larutan dengan pH = 7.35 ?
2). Berapa pH larutan yang mempunyai kadar [ H+ ] = 7.3 x 109 mol/l ?
3). Berapa kadar [OH] dalam larutan yang mempunyai pH = 6.35 pada 250C?
Penyelesaian :
1). pH =7.35 = log [ H+ ]
log [ H+ ] = 7.35
[ H+ ] = 4.47 x 108 mol/l
2). Bila [H+] = 7.3 x 109 gram ion/l, maka
pH = [log (7.3 x 109)] = [(log 7.3) + log (109)]
= (0.863 9.0) = (9.0 0.863) = 8.137
3). Bila pH = 6.35, maka pOH = 14.00 6.35 = 7.65
pOH = log [ OH ] = 7.65
log [ OH ] = 7.65
[ OH ] = 2.238 x 108 mol/l
42
2.
a. aluminium sulfat
b. natrium aluminat
: Na2 Al2O4
c. ferri sulfat
: Fe2(SO4)3
d. ferri chlorida
: FeCl3
Mekanisme Penggumpalan
Terjadinya penggumpalan merupakan peristiwa yang cukup komplex.
Sebab mengapa partikel-partikel halus dan zat kolloidal tersebut sulit mengendap
menurut hasil penelitian tidak hanya disebabkan karena kecilnya ukuran partikelpartikel tersebut, tetapi juga karena partikel-partikel halus tersebut terselubungi
oleh suatu lapisan yang bermuatan listrik.
Muatan tersebut biasanya sama (positip atau negatip), sehingga satu
dengan yang lain akan saling tolak menolak, keadaan seperti inilah yang
mengakibatkan partikel-partikel tersebut dalam keadaan stabil (tidak mengendap).
Zat-zat koagulan tersebut bila dilarutkan dalam air akan membentuk
hydroksida logam yang bersifat tidak larut dalam air, disamping menghasilkan
sejumlah ion-ion. Ion-ion yang dihasilkan akan dapat menetralisir muatan
sejumlah lapisan ion dari partikel-partikel halus yang ada, yang kemudian dapat
lebih mudah mengendap (karena tidak ada gaya tolak-menolak antar bagian yang
bermuatan sama).
Disamping itu sifat hidroksida logam yang sukar larut dalam air
termaksud diatas, sewaktu akan mengendap akan menggaet partikel-partikel halus
yang tidak saling tolak-menolak tersebut menjadi sebuah kelompok partikelpartikel yang lebih besar, yang disebut gumpalan-gumpalan. Gumpalan-gumpalan
43
tersebut akan menjadi lebih besar, yaitu yang disebut FLOC dan akhirnya floc
yang kian membesar akan dapat mengendap.
3.
Reaksi
a. Aluminium sulfat :
Al2 (SO4)3 2 Al3+ + 3 SO42
2Al3+ + 6H2O 2Al (OH)3 + 6 H+
Untuk menjamin akan berlangsungnya reaksi tersebut diatas secara
baik, diperlukan alkalinitas [OH]- yang cukup. Alkalinitas berasal ion
hidroksil, ion karbonat dan ion bikarbonat
Reaksi pembentukan ion hidroksil adalah sbb:
1) OH2) CO3=+ H2O 2OH- + CO2
3) HCO3- OH- + CO2
b. Natrium aluminat :
Na2 (Al2O4) 2 Na+ + (Al2O4)2
(Al2O4)2 + 4 H2O 2 [Al (OH)]2+ + 6 OH
2 [Al (OH)]2+ 2 Al3+ + 2 OH
2Al3+ + 6 OH- 2 Al[OH]3
Na2[Al2O4] + 4 H2O 2 Na+ + 2 OH- + 2 Al [OH]3
Pembentukan Al(OH)3 dalam hal ini berlangsung sangat cepat, meskipun
misalnya tanpa penambahan zat pembantu. Namun harganya lebih mahal
dibandingkan dengan harga alum.
c. Ferri chlorida dan ferri sulfat
Seperti halnya pembentukan Al[OH]3 dari alum, pembentukan Fe[OH]3
pun akan melepaskan sejumlah ion H+, agar reaksi berjalan kekanan maka
perlu pengambilan ion H+ yang terbentuk
44
Reaksi :
1) Ferri Klorida.
FeCl3 Fe3+ + 3ClFe3+ + 3H-OH Fe[OH]3 + 3H*
H+ + OH- H2O
2) Ferri Sulfat.
Fe2[SO4]3 Fe3+ SO42Fe3+ + 3H-OH Fe[OH]3 + 3H*
H+ + OH- H2O
Koagulan jenis ini banyak digunakan untuk pengolahan yang air bakunya
mengandung H2S.
Reaksi :
2 Fe Cl3 + 3 H2S
Fe2 S3 + 6 HCl
45
pH untuk
koagulasi
Dosis
mg/liter
Sifat zat
Al2(SO4)3.18 H2O
5.5 - 8.0
5.2 - 8.5
asam ; korosip
Na2 Al2 O4
5.0 - 5.8
3.4 - 34.0
non korosip
Fe Cl3 6H2O
5.5 - 11.0
8.5 - 51.0
asam ; korosip
Fe2 (SO4)3
5.5 - 11.0
8.5 - 51.0
asam ; korosip
Fe SO4 . 7 H2O
8.5 - 11.0
5.1 - 51.0
asam ; korosip
46
CH
CH2
COO -
CH
CH2
COO -
CH
CH2
COO -
(Polyacrylate)
CH
CH2
RN+
CH
CH2
RN+
Warna air
Suhu air
Warna Air
Warna air seringkali disebabkan karena adanya kandungan garam-
garam tertentu (jadi warna air dalam hal ini bukan yang diakibatkan oleh
47
sesuatu zat warna dari zat organik). Sehubungan dengan hal tersebut maka hal
diatas juga akan dapat menentukan pilihan jenis koagulan yang setepatnya.
c.
Suhu Air
Pada umumnya suhu air yang lebih rendah akan memerlukan dosis
koagulan yang lebih tinggi, mengingat sesuatu reaksi akan berjalan lebih
lambat bila suhunya lebih rendah
d.
hingga dapat diketahui dosis serta waktu yang kesemuanya akan mencapai
nilai yang seekonomis mungkin
Untuk kesemua hal tersebut diatas memerlukan test (di laboratorium)
untuk menentukan pilihan jenis koagulan serta waktu optimum yang
diperlukan untuk proses koagulasi tersebut.
Softening.
Softening merupakan proses untuk minimasi kesadahan air. Kesadahan
48
a. Secara Fisika
Proses perlunakan secara fisika (pemanasan) dapat untuk meminimasi
kesadahan sementara. kesadahan ini disebabkan oleh garam garam Calcium
bicarbonate [Ca (HCO3)2 ] dan Magnesium bikarbonat.[Mg (HCO3)2 ]
Reaksi.
Ca[HCO3]2 CaCO3+ H2O + CO2
b. Secara Kimia.
Minimasi kesadahan secara kimia dapat dilakukan dengan menambahkan
lime kedalamnya, sehingga mengubah garam bikarbonat yang larut dalam air
menjadi garam karbonat yang tidak larut dalam air.
Reaksi
Ca (HCO3)2 + Ca (OH)2 2 CaCO3 + 2 H2O
Mg (HCO3)2 + Ca (OH)2 Mg (OH)2+ CaCO3+ H2O + CO2
Setelah reaksi-reaksi tersebut berlangsung (pada suhu tinggi reaksi
akan berlangsung cukup cepat, i.e. hanya beberapa detik), seluruh cairannya
dimasukkan kedalam bak sedimentasi. Waktu tinggal yang diperlukan dalam
bak ini adalah sekitar 3 - 4 jam.
1) Keuntungan Pada Proses Soda Kapur
a) Sangat ekonomis.
b) Bila proses soda kapur akan dilanjutkan dengan proses koagulasi, maka
koagulan yang diperlukan akan menjadi lebih sedikit.
c) Korosi yang mungkin akan timbul pada perpipaan akan minimal karena
air yang ada mempunyai pH yang cukup tinggi [karena adanya OH
yang cukup banyak dari sisa Ca(OH)2 yang ditambahkan].
49
mol
bil Oksidasi/Valensi
Keterangan : Meq =
mol/M3
Meq/M =
bil Oksidasi/Valensi
3
g/M 3
Mol/M =
Mr
3
= 62.80 ppm
= 15.45 ppm
SO42
= 30.00 ppm
Cl
= 13.81 ppm
= 915 m3/hari
50
Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan memerlukan analisa (guna menentukan) jumlah
masing-masing soda kapur dan soda abu secara tepat termasuk adanya zat-zat
yang terbentuk yang memerlukan zat pengendap tambahan.
Analisa :
Ion
(g/M3)
Mr
Mol/M3
Meq/M3
Val
Kation
Ca
62,8
40
1,57
3,14
Mg
15,45
24
0,6437
1,2875
200,5
61
3,2869
3,2869
30
96
0,3125
0,625
13,81
35,5
0,3890
0,3890
Anion
HCO3
SO4
Cl
Senyawa:
Senyawa
Meq/M3
Mol/M3
MgSO4
0,625
0,3125
MgCl2
0,3890
0,1945
Mg[HCO3]2
0,2735
0,1367
Ca[HCO3]2
3,0134
1,5067
Reaksi :
1) Ca[HCO3]2 + Ca[OH]2 2CaCO3 + H2O
1,5067 mol/m3 Ca[HCO3]2 1,5067 mol/m3 Ca[OH]2
2) Mg[HCO3]2 + 2Ca[OH]2 Mg[OH]2 + 2CaCO3 + H2O
0,1367 mol/m3Mg[HCO3]2 0,2734 mol/m3Ca[OH]2
3) MgCl2 + Na2CO3 MgCO3 + 2NaCl
0,1945 mol/m3 MgCl2 0,1945 mol/m3 Na2CO3 0,1945 mol/m3MgCO3
4) MgCO3 + Ca[OH]2 Mg[OH]2 + CaCO
3
0,1945 mol/m3MgCO3 0,1945 mol/m3Ca[OH]2
5) MgSO4 + Ca[OH]2 Mg[OH]
2 + CaSO4
3
0,3125 mol/m MgSO4 0,3125 mol/m3 Ca[OH]2
51
Pereaksi
Senyawa
Mol/m3
Ca[HCO3]2
1,5067
1,5067
Mg[HCO3]2
0,1367
0,2734
MgSO4
0,3125
0,3125
MgCl2
0,1945
MgCO3
0,1945
Ca[OH]2,Mol/m3
Na2CO3,Mol/M3
0,1945
0,1945
Total
2,2871
0,1945
Dari tabulasi diatas didapat bahwa kebutuhan Lime dan soda ash adalah sbb:
1) Ca[OH]2
a) Konsentrasi lime sebesar 2,2871 Mol/m3.
b) Debit = 915 m3/hari.
c) Kemurnian lime 87%
d) Kebutuhan lime = 2,2871 X 74 g/mol X 915 m3/hari X (100/87)
= 182187,69 g/hari (182,188 kg/hari)
2) Na2CO3
a) Konsentrasi Soda ash sebesar 0,1945 Mol/m3.
b) Kelebihan 17 g/m3 = 0,1604 Mol/m3
c) Total = 0,3549 Mol/m3
d) Debit = 915 m3/hari.
e) Kemurnian Soda ash : 96%
f) Kebutuhan soda ash = 0,3549Mol/m3 X 106 g/mol X 915 m3/hari
X(100/96) =35853,32 g/hari ( 35,853 kg/hati )
c. Secara Pertukaran Ion
Untuk
keperluan
proses
pelunakan,
umumnya
menggunakan
pertukaran kation yaitu ion Natrium (Na ) yang bahan penukar ionnya dikenal
orang dengan nama SODIUM ZEOLITE atau RESINE. Zeolite atau resine
adalah suatu senyawa radikal dari bahan penukar ion yang masing-masing
52
disingkat dengan huruf Z dan R sehingga sebutan lengkap dari bahan penukar
ion tersebut dapat ditulis Na2Z (sodium zeolite) dan Na2R (sodium resine).
Sodium Zeolite merupakan bahan penukar ion yang pertama kali
digunakan ditemukan sebagai bahan mineral yang merupakan senyawa
komplek dengan rumus kimia Na2 (Al2Si2O8). Karena bahan ini sulit
diproduksi secara besar-besaran, maka sekarang ini banyak diproduksi dari
bahan sintetis hidrokarbon untuk diproduksi secara besar-besaran yang
sekarang dikenal orang dengan sebutan RESINE.
Sodium resine setelah digunakan dalam periode tertentu akan
digantikan oleh ion-ion Ca+ dan Mg+ dari garam-garam sadah. Jika air yang
telah dilunakkan cukup jumlahnya maka ion kalsium dan magnesium
menggantikan ion sodium yang ada didalam resine, dan bila keaktifannya
sudah menurun maka harus segera diregenerasi dengan mereaksikannya
dengan larutan garam dapur (NaCl), yang umumnya konsentrasinya dibuat 10
% dalam larutan. Setelah regenerasi perlu dilakukan pembilasan dengan air
lunak agar supaya sisa larutan garam dan endapan yang tertinggal didalam
tumpukan
resine
dapat
dibuang
keluar.
Untuk
mempercepat
dan
53
Kg CaCO3
Kgrain CaCO3
atau
3
ft resine
m 3 resine
Konversi : 1 Kgrain = 0,0648 kg.
1
Kgrain
kg
= 2,29 3
3
ft
m
lb NaCl
ft 3 resine
atau
Kg NaCl
m 3 resine
Konversi : 1
atau
Kg NaCl
Kg CaCO 3
lb
Kg
7
Kgrain
Kg
54
Kg CaCO3
m 3 resine
Kg NaCl
m 3 resine
Kg NaCl
Kg CaCO 3
= 15 m3/jam-m2
55
2.
Nama bahan/perdagangan
Exchange. Cap
Reg.Lvl.
Reg. Eff
Kg CaCO3
Kg NaCl
Kg NaCl
Kg CaCO 3
m res.
m res.
6,40
6,40
20,00
20,00
3,13
3,13
18,32
20,61
22,90
51,20
64,00
80,00
2,79
3,11
3,49
Sulfonated Coal
- Zao-Karb
- Coehranex CCA
- Catex-55 (Na)
27,48
32,06
27,48
64,00
80,00
64,00
2,33
2,50
2,33
34,35
38,93
16,03
96,00
144,00
50,40
2,79
3,70
3,14
57,25
61,83
68,70
54,96
160,00
216,00
240,00
96,00
2,79
3,49
3,49
1,75
Natural Zeolit
- Zeo-Dur
- Inversand
Demineralisasi
Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam
mineral yang ada didalam air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai
kemurnian yang tinggi.
Pada dasarnya proses ini seperti apa yang dilakukan didalam pelunakan
air secara pertukaran ion. Bahan pertukaran ion yang digunakan terdiri dari
penukar kation dan penukar anion. Penukar kation dikenal orang dengan sebutan
resine asam karena penukar ionnya adalah ion hidrogen (H+), sedangkan penukar
anion dikenal dengan sebutan resine basa karena penukar ionnya adalah ion
hidroksida (OH+).
Resine asam secara umum ditulis dengan simbol H2R dan resine basa
dengan simbol R(OH)2. Kedua macam resine ini dapat ditempatkan secara
terpisah pada dua buah bejana ataupun dalam satu buah bejana. Susunannya harus
56
berurutan (seri) dimana yang pertama adalah resine asam dan yang berikutnya
adalah resine basa.
Resine asam berfungsi untuk merubah garam-garam mineral menjadi
asam, dan resine basa berfungsi untuk merubah (menetralkan) asam yang
dihasilkan dari reaksi pertama menjadi air murni.
Resine yang telah digunakan pada periode tertentu akan menurun
keaktifannya, oleh karena itu perlu segera di regenerasi jika sudah mencapai batas
ketidakaktifannya. Untuk keperluan regenerasi digunakan bahan regeneran yang
berupa larutan asam pada resine asam dan dengan larutan basa pada resine basa.
Bahan REGENERAN yang digunakan berupa HCl atau H2SO4 untuk resine asam
dan NaOH atau NH4OH untuk resine basa.
Air pertama kali memasuki bejana pertama yang berisi resine asam dan
kemudian memasuki bejana kedua yang berisi resine basa. Air keluar dari bejana
kedua mempunyai kemurnian yang sangat tinggi. Pada masing-masing bejana
dilengkapi dengan tangki regenerant untuk keperluan regenerasi.
Bejana untuk keperluan ini harus dilapisi dengan bahan yang tahan
terhadap asam maupun basa agar tidak terjadi korosi pada peralatan tersebut. Oleh
karena itu investasinya cukup mahal.
Berbagai macam resine asam dan resine basa yang banyak digunakan
untuk keperluan proses demineralisasi adalah sebagaimana yang tertera dalam
Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut.
Untuk resine asam, regeneration level berdasarkan pada konsentrasi
asam, yaitu 66 0Be H2SO4 dan 30 % HCl. Untuk resine basa, regeneration level
berdasarkan pada konsentrasi basa, yaitu 100 % NaOH, 100 % Na2CO3, dan 100
% NH4OH.
(Catatan : 66 0Be H2SO4 = 100 % H2SO4 ; 0Be = 0Baume)
57
Nama bahan/
perdagangan
Exchg. Cap
Regeneran
Kg asam
m3 res.
m3res.
Kg CaCO 3
- Zao-Karb
H2SO4
18,32
32,00
1,75
- Cochranex CCA
H2SO4
18,32
32,00
1,75
- Catex-12 (H)
H2SO4
18,32
32,00
1,75
H2SO4
18,78
64,00
3,41
22,90
96,00
4,19
25,42
128,00
5,04
27,48
160,00
5,82
24,05
72,00
2,99
28,63
128,00
4,47
33,21
200,00
6,02
36,64
272,00
7,42
21,76
40,00
1,84
Chempro C-25,
27,02
64,00
2,37
Nalcite MCR
30,92
80,00
2,59
32,52
96,00
2,95
37,10
128,00
3,45
20,61
40,00
1,94
Chempro C-20,
24,05
64,00
2,66
Nalcite HCR
25,19
80,00
3,18
Permu-tite Q.
27,48
96,00
3,49
30,92
120,00
3,88
34,35
128,00
3,73
57,25
160,00
2,79
43,51
160,00
3,68
49,46
240,00
4,85
57,25
320,00
5,59
Phenolic resine
HCl
4.
Reg.Eff.
Kg asam
Sulfonated coal
- Duolite C-3
3.
Reg. Lvl.
Kg CaCO 3
H2SO4
H2SO4
HCl
58
Exchg. Cap
Reg. Lvl.
Reg.Eff.
Regeneran
Kg CaCO 3
m 3 res.
Kg basa
m res.
Kg basa
Kg CaCO 3
Na2 CO3
53,51
67,20
1,54
- Duolite A-2
NaOH
57,25
51,20
0,89
- Duolite A-7
Na2 CO3
38,93
67,20
1,73
NH4OH
50,38
56,00
0,98
NaOH
57,25
56,00
0.98
Na2 CO3
61,83
96,00
1,55
NH4OH
57,25
48,00
0,84
NaOH
25,19
56,00
2,22
26,91
80,00
2,97
Nama bahan/
perdagangan
Styr. Polyvinyl phenolic
(basa lemah).
- Deacidite
- Amberlite IR 25
2.
3.
- Permutite S-1
NaOH
25,19
72,00
2,86
NaOH
22,90
96,00
4,19
- Duolite A-42
NaOH
24,96
128,00
5,13
20,61
64,00
3,11
22,90
96,00
4,19
28,63
64,00
2,24
80,00
2,59
NaOH
- Permutite S-2
NaOH
30,92
- Amberlite IRA-410
NaOH
33,21
- Duolite A-40
NaOH
120,00
3,61
32,06
72,00
2,25
37,10
96,00
2,59
38,70
128,00
3,31
34,35
64,00
1,86
36,64
96,00
2,62
38,93
128,00
3,29
59
= 34,35
Kg CaCO3
m 3 resine
Regeneration level
= 128,0
Kg asam
m 3 resine
Regeneration efficiency
= 3,73
Kg asam
Kg CaCO 3
= 37,10
Regeneration level
= 96,00
Regeneration efficiency
= 2,59
Kg CaCO 3
m 3 resine
Kg basa
m 3 resine
Kg basa
Kg CaCO 3
Kecepatan aliran air menembus lapisan resine
= 15m3/jam-m2
= 60 cm
= 75 %
Air yang akan dimurnikan mempunyai data analisa seperti dalam tabel berikut.
Cation
++
ppm CaCO3
Anion
ppm CaCO3
Ca
98
Cl
Mg++
31
SO4
35
Na+
33
HCO3
101
27
1
163
163
Tentukan pula jumlah regenerant (H2SO4 66 0Be dan NaOH 100 %).
60
Penyelesaian :
1. Jumlah air yang dimurnikan selama satu periode
= 20 x 24 = 480 m3
2. Jumlah kation ataupun anion yang harus dihilangkan selama satu periode :
163 g/m3X 480m3X(1000 g/kg)-1 = 78.24 kg
3. Luas permukaan resine asam maupun resine basa didalam bejana :
= 20 m3/jamX(15 m3/m2jam)-1 = 1,33 m2
4. Diameter bejana demineraliser = [4/ x 1,33] 0,5 = 1,3 m
5. Resin Asam :
a. V = 78,24kg/34,35 kg/m3resin = 2,28 m3resine
b. Tinggi tumpukan resine = 2,28m3 /1,33m2 = 1,71 m
c. Tinggi bejana untuk resine = 1,71m x 1,75 + 0,6m = 3,6 m
d. Kebutuhan H2SO4 66 0Be = 128,00 Kg
asam
x 2,28m3resine = 292 Kg
m resin.
6.
Resine basa:
a. V = 78,24kg/37,10 kg/m3resin = 2,11 m3Resine
b. Tinggi tumpukan resine = 2,11m3/1,33m2 = 1,59 m.
c. Tinggi bejana untuk resine = 1,59 x 1,75 + 0,6 = 3,4 m.
d. Kebutuhan NaOH 100 % = 96,00 Kg basa x 2,11m3resine =203 Kg
m 3 resin.
61