Ket :
M : molaritas
n : jumlah mol zat terlarut
V : volum larutan
Contoh soal
1. Hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat dari 2 gram kristal NaOH yang dilarutkan ke
dalam air hingga voumnya 500 mL. (Mr NaOH = 40 )
Jawab:
V = 0,5 Liter
Pembuatan larutan 1 M dilakukan dengan cara melarutkan 1 mol zat ke dalam air hingga
volumnya 1 liter.
2. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1000 gram pelarut. Untuk
larutan air, massa pelarut dapat dinyatakan dalam volum pelarut, sebab massa jenis air adalah
1 gram mL-1 secara matematis dapat dinyatakan dengan rumus :
pembuatan larutan 1 m dilakukan dengan cara mengambil 1 mol zat dan 1000 gram
pelarutnya (misalnya air) dan kemudian mencampurkannya.
Perbedaan antara molaritas dan molalitas terletak pada jumlah pelarutnya. Untuk molalitas,
pelarutnya harus 1000 gram, sedangkan untuk molaritas, volum pelarut dan zat terlarut 1 liter.
Sehingga
+ = +
+ =1
Dari kedua rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah fraksi mol dari seliruh komponen
dalam campuran adalah 1.
contoh soal :
1. Hitunglah fraksi mol glukosa di dalam larutan glukosa 36% (Mr glukosa = 180 dan Mr air
= 18)
Jawab :
Misalnya dianggap massa larutan keseluruhan adalah 100 gram, maka
Massa glukosa = 36 gram
Massa air = 64 gram
= 0,053 = 0,947
4. Normalitas (N)
Normalitas suatu larutan menyatakan jumlah gram ekivalen yang terdapat dalam setiap liter
larutan. Gram ekivalen (grek) merupakan sejumlah massa yang dapat menghasilkan 1 mol ion
H+ dari suatu asam atau 1 mol ion OH- dari suatu basa. Di dalam reaksi redoks , 1 gram
ekivalen adalah sejumlah massa dari suatu oksidator atau reduktor yang dapat melepas atau
mengikat 1 mol elektron.
Contoh soal :
1. Hitunglah massa ekivalen dari Ca(OH)2. ( Mr Ca(OH)2 = 74 )
Jawab :
Massa 1 mol Ca(OH)2 = 74 gram
Setiap 1 mol Ca(OH)2 dapat menghasilkan 2 mol ion OH-, maka 74 gram Ca(OH)2 setara
dengan 2 mol ion OH- jadi, 1 mol Ca(OH)2 = 2 ekivalen Ca(OH)2, massa ekivalen
Ca(OH)2 = 37 gram
Normalitas larutan dinyatakan dengan rumus :
Ket : N : Normalitas
V : volum dalam liter
2. di dalam 400 mL larutan terlarut 14,7 gram H2SO4 (Mr = 98 ). Hitunglah normalitas
larutan tersebut.
Jawab :
H2SO4 =
Besarnya tekanan uap jenuh untuk setiap zat tidak sama, bergantung pada jenis zat
dan suhu. Zat yang lebih sukar menguap, misalnya glukosa, garam, gliserol memiliki uap
yang lebih kecil dibanding zat yang lebih mudah menguap, misalnya eter. Bila suhu
dinaikkan, energi kinetik molekul-molekul zat bertambah sehingga semakin banyak molekul-
molekul yang berubah menjadi gas akibatnya tekanan uap semakin besar. Penurunan tekanan
uap yang terjadi merupakan selisih dari tekanan uap jenuh pelarut murni (P°) dengan tekanan
uap larutan (P).
∆P = Po - P
Tekanan uap larutan ideal dapat dihitung berdasar hukum Raoult yang berbunyi:
“Tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali
tekanan uap dari komponen (pelarut) murni”
P = Xt . Po dan P = Xp . Po
∆P = Po - P
= Po - ( Xp . Po )
= Po – {(1 – Xt) Po }
= Po – { Po – Xt Po }
∆P = Xt . Po
Hubungan tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh komponen-komponen
pada larutan ideal (larutan-larutan encer) dapat digambarkan sebagai diagram berikut:
Seperti disampaikan sebelumnya bahwa sifat koligatif ini bergantung pada jumlah
partikel (faktor Van't Hoff), sehingga akan berbeda untuk jenis larutan elektrolit maupun non
elektrolit. Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya
(α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit
lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan
elektrolit lemah. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut.
nair =
= 55,56 mol
Mlarutan = murea + mair
= 6 + 1000
=
= 838,33 mL
= 0,12 M
= 1,8 x 10-3
2. Berapakah penurunan tekanan uap jenuh larutan untuk larutan berikut jika diketahui tekanan
uap jenuh air adalah 31,82 mmHg :
a. 6 gram urea (CO(NH2)2) dilarutkan dalam 500 gram air. (Ar C = 12, H = 1, N = 14, O =
16)
b. 18,5 gram Ca(OH)2dilarutkan dalam 500 gram air. ( Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
Jawab :
a. ∆P urea
= 0,1 mol
= 27,78 mol
= 3,59 x 10-3
∆P = Xt . Po
= 3,59 x 10-3 x 31,82 mmHg
= 0,114 mmHg
b. ∆P Ca(OH)2
Ca(OH)2 → Ca2+ + 2 OH-
i = α (n – 1 ) + 1
= (3 – 1 ) + 1
=3
= 0,25 mol
= 27,78 mol
= 0,026
∆P = Xt . Po
= 0,026 x 31,82 mmHg
= 0,827 mmHg