Anda di halaman 1dari 43

Apakah Pengertian

Larutan???

larutan adalah campuran homogen


yang terdiri dari dua atau lebih zat.
• Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solut
• zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-
zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven.
• Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
• proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi.
Perhitungan Komponen Larutan
c/ : Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam
larutan alkohol 25% dan 75%?
Jawab:
Dalam larutan alkohol 25% misalnya
terdapat 100 ml larutan alkohol.
Zat terlarut = 25 % x 100 ml = 25 ml (alkohol)
Zat pelarut = 75% x 100 ml = 75 ml ( air)
untuk larutan cair maka pelarutnya adalah
volume terbesar
• Kelarutan
yaitu menyatakan jumlah maksimum suatu
zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.
Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Jenis Pelarut
2. Suhu
Hasil Kali Kelarutan
adalah kondisi suatu zat yang dapat larut dalam air
hingga tercapai kondisi tepat jenuh. . Hasil kali kelarutan suatu
zat dinyatakan sebagai sebagai suatu konstanta yang disimbolkan
Ksp
• Persamaan reaksi kesetimbangan heterogen untuk garam
yang sukar larut dapat dituliskan sebagai berikut:

AxBy(s) ⇄ xA y+(aq) + yBx-(aq)


Kc= [Ay+]x[Bx-]y
[AxBy]
• Hubungan antara Ksp dan s
Nilai Ksp dapat juga dihitung berdasarkan hubungan
antara Ksp dan kelarutan (s).
AxBy(s) ⇄ xAy+(aq) + yBx- (aq)
S xs ys
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y = (xs)x (ys)y Atau Ksp = xxyys(x+y)
c/: Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan
harga tetapan hasil kali kelarutannya!
Jawab:
AgIO3 ⇄ Ag+ + IO3-
s s s
Ksp = [Ag+][IO3-]
= (s)(s)
= (2 x 10-6)(2 x 10-6)
= 4 x 10-12
• Cara Memprediksi Terjadinya Pengendapan Dua
Larutan yang Direaksikan
Pembentukan endapan dipengaruhi oleh hasil kali konsentrasi
ion-ion (Qc) zat sukar larut yang terbentuk

• Pembentukan endapan dapat diperkirakan dengan


membandingkan antara hasil kali konsentrasi zat-zat
yang bereaksi (Qc) dan Ksp.
Perbandingan Perkiraan
Qc < Ksp Tidak terbentuk endapan (tak
jenuh)
Qc = Ksp Endapan belum terbentuk (jenuh)
Qc > Ksp Terbentuk endapan (lewat jenuh)
Contoh soal
Jika 100 mL NaCl 0,02 M dicampur dengan 100 mL Pb(NO3)2 0,2 M,
apakah pencampuran tersebut akan menghasilkan endapan? Ksp PbCl2 =
1,7 x 10-5 mol3/L3
Jawab
NaCl (s) ⇄ Na+ (aq) + Cl (aq)
2 mmol 2 mmol 2 mmol
Pb(NO3)2 (s) ⇄ Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq)
20 mmol 20 mmol 40 mmol
Reaksi tersebut kemungkinan akan menghasilkan NaNO3 (mudah larut)
dan PbCl2 (sukar larut). Untuk mengetahui apakah pencampuran
menghasilkan endapan PbCl2, lakukan perhitungan berikut!
Hitung hasil kali konsentrasi ion (Qc) Pb2+ dan Cl-
[Pb2+] = 20 mmol/200 mL = 0,1 M
[Cl-] = 2 mmol/200 mL = 0,01 M
Qc = [Pb2+] [Cl-]2 = 0,1 x (0,01)2 =10-5
Bandingkan Qc dan Ksp
10-5 < 1,7 x 10-5 atau Qc < Ksp sehingga pencampuran belum
• konsentrasi Larutan
istilah umum untuk menyatakan banyaknya
bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat
dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan
secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
kualitatif yaitu konsentrasi larutan dinyatakan
dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan
encer (dilute).
Kuantitatif yaitu konsentrasi larutan dinyatakan
dalam g/mL (sama seperti satuan untuk
densitas)
• berbagai cara untuk menyatakan konsentrasi larutan
a. Persen Massa, Persen, Volum, Dan Persen
Massa/Volum
b. Bagian Per Juta, Bagian Per Miliar, Dan Bagian
Per Triliun
c. Fraksi Mol Dan Persen Mol
Keterangan:
χ A = fraksi mol pelarut
χ B = fraksi mol zat terlarut
nA = jumlah mol pelarut
nA = jumlah mol pelarut
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat
terlarut sama dengan 1.
χA+χB=1
c/ : Sebanyak 27,6 gram etanol C2H5OH dilarutkan dalam 54 gram air (Ar C =
12, H = 1, O = 16). Hitunglah fraksi mol etanol dan fraksi mol air!
Jawab:
n.C2H5O𝐻
χ etanol =
(n.C2H5OH+n.H2O)
0,6 mol
χ etanol =
(0,6 mol + 3 mol)
0,6 mol
χ etanol =
3,6 mol
χ etanol = 0,167

n.H2O
χ Air =
(n.C2H5OH + n.H2O)
0,6 mol
χ Air =
(0,6 mol + 3 mol)
3 mol
χ Air =
3,6 mol
χ Air = 0,833
Perhatikan bahwa jumlah fraksi mol = 1
χ etanol + χ Air = 0,167 + 0,833 = 1
d. Molaritas

Contoh Soal
Hitunglah molaritas larutan HCl (0,5 mol) dalam 200 ml liter air!
Diketahui :
Mol HCl = 0,5 molVolume = 200 ml
Ditanya: Molaritas ?
Jawab :
200 ml liter= 0,2 liter
Mol zat terlarut
M=
Volume
0,5
M=
0,2

M= 0,25 Mol/liter.
e. Molalitas

Contoh soal
Suatu zat dengan masa 60 gram Mr= 120 akan dilarutkan
kedalam 100 gram air. Hitung molalitas!
Diketahui :
Masa zat = 60 gram
Mr zat =120Masa air = 100 gram
Ditanya : molalitas ?
gram terlarut 1000
Jawabm = x
Mr gram pelarut
60 1000
m= x
120 100
1
m= m=5 molal
2x10
f. Normalitas

Contoh Soal
98 gr H2SO4 dilarutkan dalam 500 ml larutan. Hitunglah normalitasnya!
Diketahui :
Masa zat = 98 gram
Volume larutan = 500 ml
Ditanya : normalitas ?
Jawab :
Mr gram zat terlarut 1000
BE = + N= x
H BE ml larutan
+
H2SO4 → 2 H + SO4 2-

98 1000
Jadi H+ = 2 N= x
49 500
Mr 98
= = 49 N = 4N
H+ 2
• Pengenceran
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan
pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran.
M1 V1 = M2 V2
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
c/ : Jika kita akan membuat 500 ml HCl 2 M menggunakan HCl 4
M maka penggunaan rumus pengencerannya adalah
maka V1 = 250 ml,
artinya ambil HCl 4 M sebanyak 250 ml addkan dengan
air hingga 500 ml.
Larutan Ideal
Yaitu, larutan yang gaya tarik menarik antara molekul solut dan
molekul solvennya sama dengan gaya tarik antara molekul dari
solut dan solvennya masing-masing.
Bila larutan zat A dalam B bersifat ideal, maka gaya tarik antar
molekul A dan B sama dengan gaya tarik antara molekul A dan A
atau B dan B.
Kenyataannya tidak ada larutan yang bersifat demikian.adanya
hanya dapat didekati oleh larutan yang sangat encer / dari dua
zat dengan struktur kimia yang hampir sama, seperti campuran
pasangan cairan : metanol – etanol
benzena - toulena
n- heksana – n-heptana
Hukum Raoult
hukum yang dicetuskan oleh Francois M. van Raoult
(1830-1901)
“tekanan uap larutan ideal
dipengaruhi oleh tekanan uap
pelarut dan fraksi mol zat
terlarut yang terkandung dalam
larutan tersebut”.
Secara matematis ditulis sebagai:

Plarutan= Xterlarut . Ppelarut


Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listriknya

• Larutan elektrolit
 Larutan elektrolit kuat
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa
menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelmbung gas dalam larutan

Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL.
 Larutan elektrolit lemah
Contohnya adalah larutan ammonia,
larutan cuka dan larutan H2S.

• Larutan non elektrolit


larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik karena zat terlarutnya di dalam c/: larutan urea, larutan
pelarut tidak dapat menghasilkan ion – sukrosa, larutan glukosa,
ion ( tidak mengion ). alcohol
Sifat Larutan Nonelektrolit
Jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu
pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari sifat
pelarut murninya, sebagai contoh, air murni pada suhu
-18 ᵒC paasti membeku,sedangkan air yang dicampur
dengan etiln glikon (zat anti beku radiator kendaraan),
akan tetap cair pada suhu serendah itu.
untuk mengetahui sejauh mana sifat larutan
berubah dibandingkan pelarut murninya, dinyatakan
oleh hukum sifat koligatif.
Ada 4 Sifat Koligatif Larutan
1. Penurunan Tekanan Uap
Pada peristiwa penguapan terjadi perubahan dari zat cair
menjadi gas. Jika zat cair dimasukkan ke dalam suatu ruangan
tertutup maka zat tersebut akan menguap hingga ruangan
tersebut jenuh. Pada keadaan ini proses penguapan tetap
berlangsung dan pada saat yang sama juga terjadi proses
pengembunan. Laju penguapan sama dengan laju
pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan
dinamis antara zat cair dan uap jenuhnya. Artinya bahwa tidak
akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi reaksi atau proses
yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan
oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh.
Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada
tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M. Raoult mendapati bahwa
melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan
tekanan uap dari pelarut.
Keterangan :
P = Tekanan uap pelarut
xB = Fraksi mol zat pelarut
P = xB . P0
P0 = Tekanan uap pelarut murni
Keterangan:
ΔP = Penurunan tekanan uap
ΔP = xA . Po
xA = fraksi mol zat terlarut
Po = Tekanan uap pelarut murni
• Contoh
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5
mmHg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan tersebut pada suhu tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui :
xA = 0,5
P0 = 17,5 mmHg
Ditanya : P …?
Jawab :
ΔP = xA ⋅ P0
= 0,5 ⋅ 17,5 mmHg
= 8,75 mmHg P = P0 – ΔP
= 17,5 mmHg – 8,75 mmHg
= 8,75 mmHg
2. Kenaikan Titik Didih
Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan
atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan
berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli
berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan
tersebut.
titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu
sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan
cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya.
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah
dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut
tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih
pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
Keterangan:
ΔT = kenaikan titik didih molal
ΔT = Kb x m molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih
m = molalitas larutan
c/ : Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih
larutan tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar O = 16, Ar H = 1)
Penyelesaian:
Diketahui :
m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb …?
Jawab : ΔTb = m⋅ Kb
= m/Mr NaOH x 1.000/p x Kb
= 1,6 g/ 40 x 1.000/500 g x 0,52 °Cm-1
= 0,04 × 2 × 0,52 °C
= 0,0416 °C
Td= Titik didih larutan + ΔTb
Td = 100 °C + ΔTb
= 100 °C + 0,0416 °C
= 100,0416 °C
Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 °C
3.penurunan titik beku
Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut murni.makin tinggi
konsentrasi zat terlarut makin rendah titik beku larutan.
Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan dinamakan penurunan titik beku larutan ( ΔTf
= freezing point).
ΔTf = Titik beku pelarut – titik beku larutan

Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku ΔTf = m x Kf
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
C / : Tentukan titik beku larutan glukosa (C6H12O6) 18 gram dalam 10
gram air. (Kf air = 1,86 °C/m)
Diketahui :
M glukosa = 18 gram
P = 10 gram
Kf air = 1,86 °C/m
Ditanya : ΔTf ...?
Jawab:
ΔTf = m x Kf
m 1000
= x
Mr glukosa p x kf
18 gram 1000
= x
180 10 gram x 1,86°C/m
= 0,1 gram x 100 gram x 1,86 °C/m
= 10 gram x 1,86 °C
= 18,6 °C
Titik beku larutan = 0 °C – 18,6 °C = –18,6 °C
4.Tekanan Osmotik

Cairan murni atau larutan encer akan bergerak menembus


membran atau rintangan untuk mencapai larutan yang lebih
pekat. Inilah yang dinamakan osmosis

π V = nRT
π = nRT/V
n/V = M (kemolaran)
Keterangan:
sehingga π = MRT
π = tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
c/: Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila
kemolaran cairan tersebut 0,3 molar pada suhu tubuh 37
°C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-
1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui :
M = 0,3 mol L–1
T = 37 °C + 273 = 310 K
R = 0,082 L atm mol-1K-1
Ditanya : π …?
Jawab :
π = MRT
π = 0,3 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K
= 7,626 L
Asam Basa

A.Konsep Asam Basa Arrhenius


asam adalah zat yang dalam air melepakan
ion H+, pembawa sifat asam adalah ion H+,
basa adalah zat yang dalam air melepaskan
ion OH-. pembawa sifat basa adalah ion OH-.
B.Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

Contoh :
NH4 + (aq) + H2O(l) ⎯→ NH3(aq) + H3O+(aq)
asam basa
H2O(l) + NH3(aq) ⎯⎯→ NH4+(aq) + OH–(aq)
asam basa
C. Konsep Asam-Basa LEWIS

• Asam menurut Lewis adalah zat yang dapat


menerima pasangan electron (akseptor pasangan
electron)
• Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat
memberikan pasangan electron (donor pasangan
electron).
Konsep pH dan pOH
• pH atau derajat keasaman digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau ke basaan
yang dimiliki oleh suatu larutan.
• Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14.
• Derajat atau tingkat keasaman larutan
bergantung pada konsentrasi H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi
ion H+ makin asam larutan.
Secara sistematis diungkapkan dengan
persamaan
pH = - log [H+]

pH = - log [OH-]
c/ : Berapa pH larutan jika konsentrasi ion [H+] sebesar :
1 x 10-3
Jika diketahui log 2 = 0,3
Jawab :
[H+] = 1 x 10-3 → pH = - log (1 x 10 3)
=3
Perhitungan pH
1. Asam kuat
karena zat terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya (α = 1)
Hitung pH larutan dari 100 ml
larutan 0.01 M HCl!
[H+] = x . [HA] Jawab :
pH = - log [H+]

HCL → H+ + Cl-
[H+] = x . [HA]
= 1 x 0.01 M
= 10-2 M
pH = - log 10-2
pH =2
2. Asam lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1).
Keterangan :
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
[H+] = √ Ka . [HA] atau [HA] = konsentrasi asam lemah
[H+] = M x α
pH = - log [H+]

c/: Hitunglah pH larutan dari HCOOH 0,05 M (Ka = 1,8 x 10-4)


Jawab :
[H+] = √ Ka . [HA] pH = - log 3 x 10-3
= √ 1,8 x 10-4 . 0,05 = 3 – log 3
= √ 9 x 10-6
= 3 x 10-3 M
3. Basa kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini
mengion seluruhnya (α = 1)
c/: Hitung pH dari : [OH-] = x. [M(OH)]
100 mL larutan KOH 0,1 M ! pOH = - log [OH-]
Jawab : pH = 14 - pOH
KOH → K+ + OH-
[OH-] = x. [M(OH)]
= 1 . 0,1 M = 10-1 M
pOH = - log 10-1
=1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13
4. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak
mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1)
[OH-] = √Kb . [M(OH)] atau [OH-] = M x α
pOH = - log [OH-] pH = -14 - pOH

Hitung pH dari larutan 500 mL amonia 0,1M (Kb= 4 x 10-5


Jawab
NH4OH → NH4+ + OH-
[OH- ]= √Kb . [M(OH)]
= √ 4x 10-5 . 0,1
= √ 4 x 10-6
= 2 x 10-3 M pOH = - log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 – pOH = 14 – (3 - l0g 2) = 11 + log 2
Larutan Penyangga

Yaitu, larutan yang digunakan untuk mempertahankan


nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama
reaksi kimia berlangsung.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah


dengan basa konjugasinya atau basa lemah asam
konjugasinya
Komponen Larutan Penyangga
• Larutan Penyangga yang bersifat Asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam
(pH <7).
untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya.

• Larutan Penyangga yang bersifat Basa


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa
(pH >7).
untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa
lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat.
Perhitungan pH Larutan Penyangga
• Larutan penyangga Asam
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya.
Mis. CH3COOH dengan CH3COO-.
Karena dalam satu larutan mengandung CH₃COOH dan CH₃COO-.
Maka rumus dapat ditulis : ket: Kₐ = tetapan ionisasi
asam lemah
a = jumlah mol asam
pH = pKₐ - log a lemah
g g = jumlah mol basa
konjugasi
• Larutan Penyangga Basa
ket :Kь = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah pOH = pKь - log b
g = jumlah mol asam konjugasi g
c/ : sebanyak 50 mL NH3 0,1 M (Kb = 10-5) dicampur dengan 100
mL larutan NH4CL 0,5 M . Hitung pH larutan!
jawab
50 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4CL 0,5 M
Mol NH3 = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol
Mol NH4Cl = 100 mL x 0,5 mmol/mL = 50 mmol
pOH = pKb - logb/g pH = 14 – pOH
pOH = 5- log5
50 = 14 – 6
pOH = 5 – log 0,1 = 8
pOH = 5 +1 = 6

Anda mungkin juga menyukai