Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut. Dalam larutan
molekul-molekul zat terlarut tersebar merata diantara molekul-molekul pelarut. Sifat
dari suatu larutan sangat tergantung kepada banyaknya zat yang terlarut dalam larutan
itu.
Ada 4 macam sifat koligatif larutan encer untuk non-elektrolit dan elektrolit yaitu:
1. Kenaikan titik didih ( )
Seperti telah di kemukakan di atas, sifat koligatif larutan tergantung dari jumlah zat
terlarut dalam larutan atau dikenal dengan istilah Konsentrasi Larutan. Dalam bab ini
konsentrasi larutan yang akan dibahas adalah Molalitas ( ) dan Fraksi Mol ( )
A. Konsentrasi Larutan
1. Molalitas ( )
Molalitas adalah konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah zat terlarut dalam
1000 gram ( 1 kg ) zat pelarut.
Untuk menemukan molalitas suatu larutan dapat digunakan rumus :
dengan :
Contoh soal :
Natrium hidroksida sebanyak 80 gram dilarutkan dalam 250 gram air. Tentukanlah
molalitas larutan NaOH tersebut ! ( Na = 23, O = 16, H = 1 )
Penyelesaian :
m NaOH =
2. Fraksi Mol ( x )
Fraksi Mol adalah konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah mol
zat terlarut terhadap jumlah mol larutan.
Jika mol zat terlarut dinyatakan , jumlah mol zat pelarut dinyatakan dengan dan
fraksi mol zat terlarut dinyatakan dengan , maka fraksi mol zat terlarut dirumuskan
dengan :
Jika fraksi mol zat pelarut dinyatakan dengan , maka fraksi mol zat pelarut
dirumuskan dengan :
Catatan : Oleh karena fraksi mol hanya merupakan perbandingan mol zat terlarut dan zat
pelarut, maka fraksi mol tidak mempunyai satuan
Contoh soal 1 :
NaOH sebanyak 40 gram ( = 40 ) ke dalam 360 gram air. Tentukanlah fraksi mol larutan NaOH
tersebut !
Penyelesaian :
NaOH = 40 gram = = 1 mol
= =
Contoh soal 2 :
Suatu larutan mengandung 28 % KOH dalam air ( KOH = 56 ). Jika larutan itu
sebanyak 50 gram. Hitunglah fraksi mol KOH dan fraksi mol air !
Penyelesaian :
Massa KOH =
Jadi,
Jadi, fraksi mol KOH adalah 0,11 dan fraksi mol Air adalah 0,99
Misalnya ada 3 larutan yaitu larutan glukosa 1 molal, larutan urea 1 molal, dan
larutan garam dapur (NaCl) 0,5 molal akan memiliki jumlah partikel zat terlarut
yang sama sehingga memiliki sifat koligatif larutan yang sama.
Suatu larutan akan memilki titik didih yang lebih tinggi dibanding pelarut murninya dan
memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding pelarut murninya.
Misalnya: titik didih larutan gula lebih tinggi dari titik didih air, yaitu diatas 100 dan
titik beku larutan gula lebih rendah dari titik beku air, yaitu dibawah 0 .
Perbandingan antara titik didih dan titik beku pelarut murni dengan larutannya dapat
dilihat pada gambar
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan
titik didih ( )
Selisih antara titik beku zat pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku ( )
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku untuk zat non elektrolit dirumuskan oleh
Raoult berturut- turut sebagai berikut :
Dengan :
/ molal )
Zat non elektrolit antara lain adalah glukosa ( ) dan urea [CO(NH2)2]
Contoh soal 1 :
Hitunglah titik didih 3,6 gram glukosa ( dalam 250 gram benzene jika
Penyelesaian :
Tb = Tb larutan – Tb pelarut
0,2
Contoh soal 2 :
Diketahui titik beku benzene murni adalah 5,4 . Jika 11,5 gram naftalena dimasukkan
ke dalam 1000 gram benzena, maka larutan ini membeku pada suhu 4,94 . Jika
= 5,12 X x
= 128
Untuk larutan elektrolit, besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
dirumuskan oleh Arhenius sebagai berikut.
=
dengan : n = jumlah ion zat elektrolit
= derajat ionisasi zat elektrolit
Sehubungan dengan jumlah ion zat elektrolit, dikenal beberapa istilah elekteolit, yaitu :
Contoh soal 3 :
Asam sulfat sebanyak 4,9 gram ( = 98 ) dilarutkan dalam 500 gram air.
0,5
0,15
Contoh soal 4 :
MgSO4 sebanyak 2,4 gram dilarutkan dalam 400 gram air. Larutan ini mendidih pada
suhu 100,0468 . Jika air = 0,52 dan air = 1,8 ( MgSO4 = 120) tentukanlah :
= 100,0468-100
= 0,0468
= 0,52
0,0468 = 0,026
(1+ ) =
= 1,8
1,8-1
0,8
b. =
1,8
= 0,162
= pelarut - larutan
=0- larutan
larutan = - 0,162
Soal Latihan :
1. Sebanyak 45 gram glukosa ( Mr = 180 ) dilarutkan dalam 400 gram air, diketahui
Kf air = 1,86 . Tentukan titik beku larutan glukosa !
2. Klorofom digunakan sebagai obat bius untuk hewan percobaan. Jika 35 gram
senyawa klorofom ( Mr = 119) dilarutkan dalam 500 gram benzene dan titik didih
benzena = 80,1 dan Kb benzene = 2,52 . Tentukan titik didih larutan
klorofom dalam benzene tersebut.
3. Jika 1,74 gram garam K2SO4 dilarutkan dalam 50 gram air dan diketahui Kf air =
1,86 / m. Tentukan titik beku larutan K2SO4 tersebut !
4. Jika 11,7 gram garam NaCl dilarutkan dalam 500 gram air, jika Mr NaCl
dilarutkan dalam 500 gram air, jika Mr NaCl = 58,5. Kf air = 1,86 dan Kb air =
0,52. Tentukan :
A. Tentukan titik beku larutan tersebut
B. Tentukan titik didih larutan tersebut
5. Kedalam 500 gram air di larutkan 13,35 gram senyawa AlCl3. Jika Kb air = 0,52
Akibat peristiwa osmosis, tekanan hidrostatis pada wadah sebelah kiri yang berisi
larutan I menjadi sedemikian besar sehingga molekul-molekul air dari larutan II
tidak dapat merembes lagi ke larutan I. Tekanan hidrostatis yang dihasilkan dari
proses osmosis yang menahan merembesnya molekul-molekul pelarut disebut
tekanan osmotik.
Menurut Van’t Hoff, persamaan matematis tekanan osmotik larutan memiliki kesamaan
dengan rumusan gas ideal, tetapi tekanan gas ideal ( P )diganti dengan tekanan osmotik (
).
Untuk larutan non elektrolit, berlaku hubungan :
M R T
Contoh soal 1 :
Jika 7,2 gram glukosa dilarutkan dalam air sampai volumenya 400 ml, pada suhu 27 ,
berapakah tekanan osmotik larutan ?
Penyelesaian :
=M R T
= 2,46 atm
Jadi, tekanan osmotik larutan adalah 2,46 atm
Contoh soal 2 :
Senyawa non elektrolit sebanyak 5,6 gram dilarutkan dalam air hingga volumenya 3
Liter. Jika pada suhu 25 larutan itu memiliki tekanan osmotik 1,14 gram, tentukanlah
massa molekul relatif senyawa tersebut!
Penyelesaian :
=M
= 40
Jadi, massa molekul relatif senyawa tersebut adalah 40.
3. Penurunan Tekanan Uap
Jika suatu zat cair dimasukkan ke dalam suatu ruang tertutup hampa udara, maka
sebagian molekul zat cair akan meninggalkan cairannya dan menjadi uap.
Sebagian molekul yang menjadi uap itu kembali masuk kedalam cairan, dan
ketika sudah tercapai kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uapnya, maka
uap itu menjadi jenuh. Tekanan uap seperti ini disebut tekanan uap jenuh.
Bila suatu zat terlarut (misalnya gula) dimasukkan ke dalam suatu pelarut maka
kemampuan molekul molekul pelarut untuk menjadi uap akan berkurang. Hal ini
disebabkan oleh adanya molekul-molekul zat terlarut di permukaan menghalangi
lepasnya molekul-molekul pelarut menjadi uap. Akibatnya, akan terjadi
penurunan tekanan uap.
Raoult mengemukakan hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dan tekanan
uap jenuh pelarut dengan konsentrasi larutan sebagai berikut :
=
Contoh soal 1 :
Pada suhu 29 dalam 96 gram larutan (sebagai pelarut adalah air ) terdapat 6 gram
urea. Bila tekanan uap air jenuh adalah 30,052 mmHg. Hitunglah tekanan uap larutan ! (
Penyelesaian :
P . Xurea
= 30,052 x 0,02
= 0,60 mmHg
0,60 = 30,052 – P
P = 30,052 – 0,60 = 29, 45 mmHg.
Contoh soal 2 :
Tekanan uap air pada suhu 35 adalah 40 mmHg. Tentukanlah tekanan uap larutan
massa glukosa =
36,8 mmHg
P=
= 23,76. 0,96.
= 68,4 mmHg
12. Jika 5,5 gram CaCl2 dilarutkan dalam 2 liter air, jika R = 0,082 L atm/mol .