Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN


PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

DISUSUN OLEH :
Nama : Widya Pangestuti
NIM : F420185040
Kelas : 2A Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan.
2. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja pengujian kadar senyawa dengan
metode spektrofotometri UV-Vis dan pengolahan data hasil percobaan.

II. DASAR TEORI


Spektofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yangterdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spectrometer menghasilkansinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometeradalah alat pengukur intensitas cahaya yang
diabsorpsi. Jadi,spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jikaenergi tersebut diabsorbsi. Pada spektrofotometer, panjanggelombang yang benar -
benar terseleksi dapat diperoleh denganbantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
Pada pengukuran didaerah tampak, kuvet kaca dapat digunakan tetapi untuk
pengukurandi daerah tampak, kuvet kaca dapat digunakan tetapi untuk pengukuran pada
daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsakarena gelas tidak tembus cahaya pada
daerah ini. Umumnya tebalkuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang
lebih besardapat digunakan. Sel yang digunakan berbentuk persegi. Kita
harusmenggunakan kuvet untuk pelarut organic.
Spektrofotometri UV Visible adalah pengukuran dan interprestasi radiasi
elektromagnetik (cahaya) yang diabsorpsi atau diemisikan oleh molekul pada panjang
gelombang 200-800 nanometer. Dimana sinar ultraviolet mempunyai panjang
gelombang antara 200-400 nm, sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang
400-800 nm.
Metode spektrofotometri sinar tampak digunakan untuk menetapkankadar
senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Cara untukmenetapkan kadar sampel
adalah dengan menggunakanperbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku,
ataudengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakanhubungan antara
konsentrasi baku dengan absorbansinya.
Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energy yang cukup untuk
terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spectra uv-visible disebut spectra
elektronik. Keadaan energy yang paling rendah disebut dengan keadaan dasar (ground
state).
Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungsidal dan
bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan dalam
sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan. Asam salisilat bersifat sukar larut
dalam air. Apabila asam salisilat diformulasikan sebagai bahan topical.
Asam salisilat adalah salah satu obat yang diketahui untukmengobati keratonoid
dan pengobatan yang baik khusus kondisi kulit termasuk psoriasis. Ketika mekanisme
kerja keratonoid tidak sepenuhnya dimengerti, diperkirakan asam salisilat mungkin
mengurangi keratonoid–keratonoid dengan baik dengan perlahan-lahan mengurangi pH
pada stratum corneum, efek ini menjadi awaldari berkurangnya skala dan kelembutan
pada daerah yang terkena. Asam salisilat menjadi pilihan yang
aman untuk mengontrol efekpsoriatic local pada kehamilan, bagaimanapun karena
resiko yangsangat besar dari sistem penyerapan dan efek racun, asam salisilatharus
dihindarkan dari jangkauan anak-anak.
Asam salisilat dapat menyerap radiasi UV karena memiliki gugus kromofor atau
ikatan rangkap terkonjugasi dan auksokormdalam strukturnya. Gugus kromofor adalah
ikatan atau gugus fungsi spesifik dalam molekul yang bertanggung jawab atas
penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Gugus kromofor pada asam
salisilat adalah gugus benzyl (memiliki ikatan rangkap terkonjugasi). Panjang
gelombang serapan maksimum ( maks) danλ koefisien ekstingsi molar akan bertambah
dengan bertambahnya jumlah ikatanε rangkap terkonjugasi. Sedangkan gugus
auksokorm adalah gugus fungsi dalam suatu molekul yang dapat mempengaruhi
absorpsi radiasi gugus kromofor. Jika gugus auksokorm terdelokalisasi ke gugus
kromofor, maka intensitas absorbansi akanmeningkat dan terjadi pergeseran batokromik
atau hipsokromik. Gugus kromofor yang terdapat pada asam mefenamat antara
laingugus -OH (Hidroksi).
Prinsip dari percobaan ini menggunakan asam salisilat dalam asam klorida 0,1 N
yang memberikan serapan maksimum pada  ± 236 nm.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

No Nama Alat Jumlah


1 Labu ukur 25 ml 5
2 Labu ukur 100 ml 5
3 Labu ukur 250 ml 2
4 Beaker glass 100 ml 2
5 Pipet volume 5 ml 1
6 Pipet ukur 5 ml 1
7 Bola hisap / filler 1
8 Batang pengaduk 1
9 Pipet tetes 2
10 Botol semprot 1
11 Spektrofotometer 1
12 Kuvet 1

b. Bahan

No Nama Alat Jumlah


1 Asam salisilat baku 0,1 g
2 Asam salisilat sampel 25 mg
3 HCl 0,1 N 500 ml
4 Etanol 5 ml
5 Aquadest qs

IV. PROSEDUR KERJA


a. Pembuatan Larutan HCl

Mengambil 0,773 ml HCl

Dilarutkan dengan aquadest ad 500 ml

b. Pembuatan Larutan Baku Asam Salisilat


1. Pembuatan Larutan Induk

Menimbang asam salisilat baku 0,1 gram

Dilarutkan dengan HCl ad 100 ml di dalam labu ukur 100 ml

2. Pembuatan Larutan Intermediet

Diambil 10 ml larutan induk

Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml di ad kan dengan HCl 100 ml


3. Pembuatan Larutan Deret Baku

Diambil larutan intermediet

4 ppm = 1 ml, 6 ppm = 1,5 ml, 8 ppm = 2 ml,


10 ppm = 2,5 ml dan 12 ppm = 3 ml

Dimasukkan ke masing-masing labu ukur 25 ml

Ditambahkan aquadest ad tanda batas labu ukur

c. Pembuatan Larutan Sampel

Ditimbang 25 mg asam salisilat sampel

Dilarutkan dengan 5 ml etanol kemudian di ad kan dengan HCl di dalam labu


ukur 250 ml

Melakukan pengenceran 10x dan 100x dalam 100 ml

Menguji dengan spektrofotometer uv 236 nm

Lakukan percobaan 3x
V. PERHITUNGAN
a. Perhitungan HCl 0,1 N 250 ml
gr 1000
 N= x xn
Mr V
gr 1000
0,1= x x1
36,5 250
0,1 .36,5=gr . 4
0,1 .36,5
gr=
4
gr=0,9125

m
 ⍴=
V
0,9125
1,18 g/ ml=
V
0,9125 g
v=
1,18 g /ml
v=0,773 ml
b. Larutan Induk 1000 ppm  100 ml
x 1000
=
100 1000
x=100 mg  0,1 g
c. Larutan Intermediet 100 ppm  100 ml
V1. M2 = V2. M2
x. 1000 = 100. 100
x = 10 ml
d. Larutan Deret Baku @25 ml
 4 ppm  V1. M2 = V2. M2
x. 1000 = 25. 4
x = 1 ml
 6 ppm  V1. M2 = V2. M2
x. 1000 = 25. 6
x = 1,5 ml
 8 ppm  V1. M2 = V2. M2
x. 1000 = 25. 8
x = 2 ml

 10 ppm  V1. M2 = V2. M2


x. 1000 = 25. 10
x = 2,5 ml
 12 ppm  V1. M2 = V2. M2
x. 1000 = 25. 12
x = 3 ml
e. Perhitungan Regresi
No Ppm Absorbansi
1 4 ppm 0,1346
2 6 ppm 0,1743
3 8 ppm 0,2430
4 10 ppm 0,3802
5 12 ppm 0,4375
r = 0,9818
a = -0,0508
b = 0,0406
Y =bx+ a
0,1705=0,0406. x +0,0508
0,1705−0,0508
x=
0,0406
x=5,450 ppm/ 100 ml
= 5,45 mg

100 x

25 mg 0,545 mg
100 ml 100 ml

100 x

= 54,5 mg/100 ml

VI. HASIL PERCOBAAN


a. Deret Baku
No Ppm Absorbansi
1 4 ppm 0,1346
2 6 ppm 0,1743
3 8 ppm 0,2430
4 10 ppm 0,3802
5 12 ppm 0,4373

b. Pengenceran Sampel
No Pengenceran Absorbansi
1 100x 0,1705

c. Kurva Sampel Asam Salisilat


KURVA BAKU ASAM SALISILAT
0.5
0.45
0.4 f(x) = 0.04 x − 0.05
R² = 0.96
0.35
0.3
Absorbansi

Y-Values
0.25
Linear (Y-Values)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Konsentrasi (ppm)

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang penetapan kadar asam salisilat secara
spektrofotometri uv menggunakan alat-alat seperti labu ukur 25 ml, 100 ml dan 250 ml,
beaker glass 100 ml, pipet volume 5 ml, bola hisap, batang pengaduk, pipet tetes, botol
semprot, spektrofotometri uv dan kuvet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah asam
salisilat baku, asam salisilat sampel, HCl 0,1 N dan etanol.
Larutan yang digunakan untuk pengujian disini ada 2 yaitu larutan baku dan
larutan uji atau sampel. Sebelum membuat kedua larutan yang akan diuji tersebut hal
yang pertama dilakukan adalah membuat larutan HCl sebanyak 500 ml yang digunakan
sebagai pelarut. Larutan baku yang digunakan disini adalah asam salisilat baku. Larutan
asam salisilat baku ini yang akan digunakan untuk membuat larutan induk.
Cara membuat larutan induk yaitu dengan menimbang asam salisilat baku
sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dengan HCl ad 100 ml didalam labu ukur 100
ml. Setelah larutan induk jadi, larutan itulah yang akan digunakan untuk membuat
larutan intermediet.
Cara membuat larutan intermediet adalah dengan cara mengambil 10 ml larutan
induk kemudian di masukkan kedalam labu ukur 100 ml dan di ad kan dengan HCl
sampai tanda batas labu. Kemudian untuk pembuatan larutan deret baku larutan yang
digunakan adalah larutan intermediet tersebut.
Untuk membuat larutan deret baku, disini ada 5 deret baku yaitu 4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, 10 ppm dan 12 ppm. Pada deret baku 4 ppm larutan intermediet yang diambil
adalah 1 ml, 6 ppm mengambil 1,5 ml, 8 ppm mengambil 2 ml, 10 ppm mengambil 2,5
ml dan 12 ppm mengambil 3 ml. Kemudian masing-masing larutan tersebut
dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml yang berbeda. Masing-masing larutan yang
berada di labu ukur 25 ml di ad kan dengan HCl sampai tanda batas.
Setelah larutan deret baku jadi semua dilakukanlah uji menggunakan spectrometer
dan hasil absorbansi yang didapatkan dari masing-masing larutan deret baku adalah
pada 4 ppm : 0,1346, 6 ppm : 0,1743, 8 ppm : 0,2430, 10 ppm : 0,3802 dan pada 12
ppm : 0,4375.
Larutan yang digunakan sebagai larutan uji atau sampel adalah asam salisilat
sampel. Cara pembuatan larutan uji ini adalah dengan cara menimbang 25 mg asam
salisilat sampel dan kemudian dilarutkan dengan 5 ml etanol dan di ad kan dengan HCl
didalam labu ukur 250 ml. Larutan yang sudah jadi tersebut dilakukan pengenceran 10x
dan 100x dalam l00 ml. Larutan yang sudah diencerkan tersebut diuji menggunakan
spektrofotometer uv dengan panjang gelombang maksimal 236 nm.
Setelah larutan pengenceran sampel itu diuji didapatkanlah hasil absorbansi pada
larutan dengan pengenceran 100x yaitu 0,1705. Setelah hasil dari absorbansi larutan
sampel keluar dihitunglah regresi dari larutan sampel tersebut. Hasil perhitungan regresi
pada penetapan kadar asam salisilat ini adalah 5,450 ppm/100 ml atau 5,45 mg.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa larutan deret baku pada 4 ppm didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,1346, pada
6 ppm 0,1743, pada 8 ppm 0,2430, pada 10 ppm 0,3802 dan pada 12 ppm 0,4375. Lalu
pada larutan sampel dengan pengenceran 100x didapatkan nilai absorbansi sebesar
0,1705. Dan hasil perhitungan regresi yang didapatkan adalah 5,450 ppm/100 ml atau
5,45 mg.
DAFTAR PUSTAKA

Clarke. 2005. E.G.C. Prof. Clarke’s Analysis of Drugs and poisons.


Pharmaceutical Press
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia :
Jakarta
Rohman, Abdul. Ibnu Gholib Ganjar. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
LAMPIRAN

Alat-alat yang digunakan Asam salisilat Asam salisilat


baku sampel
Larutan deret Larutan deret Larutan deret Larutan deret
baku 4 ppm baku 6 ppm baku 8 ppm baku 10 ppm

Larutan deret Larutan deret baku


baku 12 ppm

Anda mungkin juga menyukai