FARMAKOGNOSI II
“PENETAPAN KADAR AIR”
Disusun Oleh :
Nama : WINDRY MUNTAZA
NPM : 066118114
Kelas : C
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya
tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen
penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampskannya,
tekstur, serta cita rasa makanan kita, bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun,
seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu
(Winarno, 1989).
Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis
dari pada bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan,
bahan selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering, misalnya dalam eksikator
atau desikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyerapan air/uap air ini dapat
menggunakan kapur aktif, asam sulfat; silika gel, alumunium oksida, kalium klorida,
kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida (Nazaruddin, 2000).
1. Air Bebas, yaitu air yang berada di permukaan benda padat dan sifatnya mudah
diuapkan,
2. Air terikat, yaitu air yang terikat secara fisik menurut sistem kapiler atau air absorpsi
karena adanya tenaga penyerapan,
3. Air terikat secara kimia, yaitu air yang berada dalam bahan dalam bentuk air kristal
dan air yang terikat dalam sistem dispersi koloid. Peranan air dalam bahan pangan
merupakan salah satu -aktor yang mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti
misalnya aktivitas enzim,aktivitas mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya
ketengikan, dan reaksi-reaksi nonezimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-
sifat organoleptik, penampakan, tekstur dan citarasa serta nilai gizinya. Cara
mencegah pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dengan para mengganggu
lingkungan hidupnya, dengan cara mengubah suhu, kadar air substrat (aw), pH,
kadar oksigen, komposisi substrat, serta penggunaan bahan pengawet anti mikroba
(Muchtadi, 2003).
Penentuan kadar air penting dilakukan di industri pangan seperti dalam penentuan
kesetimbangan massa dan penyusutan. Kadar air optimum untuk suatu proses
pengolahan seringkali harus diketahui seperti penepungan biji-bijian, pengulenan
adonan sampai konsistensi optimum dan produksi roti dengan tekstur yang baik.
Penentuan kadari air dipengaruhi oleh suhu.
BAB II
METODE KERJA
2.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Alat penetapan kadar air Asam kromat
Cawan Simplisia
Moisture balance Toluen
Oven
Gravimetri
Dioven T = 105 ℃ selama 1
jam ad berat konstan = tidak
lebih dari 0,0025 gram
Destilasi
3.2. Perhitungan
Penetapan kadar air (Moisture bkance ) = 4%
Penetapan kadar air (Gravimetri)
Berat serbuk : 2,04 gram
Berat cawan kosong : 20.1355 gram
Bobot cawan isi sebelum dipanaskan : 20.1355 gram + 2,04 gram
: 22.1755 gram
Bobot cawan setelah dipanaskan : 22.0575 (patale)
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛+ 𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 − 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛+𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛
= x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
22.1755 −22.0575
= x 100%
2,04
= 5,78 %
Destilasi
Diketahui
V. air toluene : 50 ml
V. air (desilate) : 0.514 ml
Berat sample : 5.04 gram
Jawab
𝑣.𝑎𝑖𝑟
%= x 100%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
0.514 𝑚𝑙
= x 100%
5.04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10.19 %
3.3. Pembahasan
Pada praktikum penetapan kadar air kali ini menggunakan 3 metode yaitu:
Moisture balance, Gravimetric dan Destilasi. Moisture balance merupakan satu dari
sekian banyak alat alat laboratorium yang perlu ketahui fungsi utamanya. Alat ini
digunakan untuk mengukur kadar kelembaban pada suatu sample, sample yang bisa
diukur kelembabannya bisa berupa serbuk cair, maupun granular. Analisis gravimetri
adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian
terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven. Prinsip kerja oven pengering
adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut
dipanaskan pada suhu 105˚C selama waktu tertentu. Pada praktikum penentuan kadar
air digunakan metode oven. Kelebihan metode ini adalah kecepatan proses pengeringan
dapat diatur sesuai keinginan. Sedangkan kelemahan metode oven adalah biaya lebih
tinggi dibanding pengeringan alami. Kelebihan metode oven adalah suhu dan kecepatan
proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan
higiene dapat dikendalikan. Kelemahan metode oven adalah memerlukan keterampilan
dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
Penetapan kadar air dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope
Indonesia atau Materia Medika Indonesia. Kadar air yang dipersyaratkan adalah tidak
lebih dari 10 %. Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2 %,
kecuali dinyatakan lain.
Sifat dari metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven
berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan
dan setelah pemanasan. Sehingga sebelum dilakukan analisa, terlebih dahulu dilakukan
penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk mengeringkan sampel.
Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan cawan
dalam oven pada suhu 100-105 0C selama 10 menit.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut
dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik
didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan
atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer
yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih
destilat.
Dari ketiga metode yang digunakan, didapatkan data pengamatan yaitu: Moisture
balance 4% , Gravimetri 5.78%, Dan Destilasi 10.19%.
BAB IV
KESIMPULAN
5. Prinsip kerja gravimetri oven pengering adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu
105˚C selama waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji, Slamet, H. Bambang dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian . Yogyakarta: Liberty