ANGGOTA :
o DWI MELIYANTI
o LULUK ABIDAH
Dilakukan perlakuan
yang sama pada sampel 6
Diukur suhu air suling
A,B, dan C dan dibaca nilai daqt
BAGAN KERJA
8,1561
dsampel A = × 0,99626
10,1825
= 0,7890 gr/cm3
8,2007
dsampel B = × 0,99626
10,8125 dsampel = 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒂𝒊𝒓
× daqt
= 0,8024 gr/cm3
6,6994
dsampel C = × 0,99626
10,8125
= 0,6555 gr/cm3
PERHITUNGAN
32 1,33662−1
RM A = ×
0,7890 1,33662+ 2
= 8, 1042 mol-1 cm3
58 1,34502−1
RM =
𝑴𝒓
×
𝒏𝟐−𝟏 RM B = ×
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒏𝟐+ 𝟐 0,8024 1,34502+ 2
= 15,3527 mol-1 cm3
86 1,36732−1
RM A = ×
0,6555 1,36732+ 2
= 29,4811 mol-1 cm3
PEMBAHASAN
“
Refraksi molar adalah bilangan yang menunjukan kedudukan atom
atom pada suatu molekul. Pada praktikum penentuan refraksi molar pada zat
organic alat yang digunakan yaitu Refraktometer. Dengan diketahuinya indeks
bias, densitas zat, dan massa molekul relatif dari suatu zat, secara teoritis
dapat diketahui refraksi molar dari suatu zat tersebut.
Pada penetapan kali ini terdapat titik kritis yang perlu diperhatikan:
1. Ketika akan menimbang sampel dengan menggunakan piknometer ,
sebaiknya pengisian sampel dilakukan didalam ruang timbang , Karena
contoh yang digunakan merupakan zat organik yang mudah menguap.
Dan sebelum akan menimbang piknometer dibilas terlebih dahulu dengan
sempel yang akan dipakai.
2. Karena sampel yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka
sampel didalam piknometer berkurang dengan cepat, sehingga
pembacaan skala pada neraca harus cepat.
11
“
3. Pada saat meneteskan sempel pada refraktometer harus penuh (menutupi
prisma) agar sampel dapat dibaca indeks biasnya, jika tidak penuh maka
ada kemungkinan akan terbentuk banyak pelangi dan memperkecil
terjadinya pernguapan karena sampel yang digunakan adalah zat yang
mudah menguap.
4. Membaca indeks bias pada refraktometer harus cepat.
5. Pada setiap pengulangan atau pergantian pembacaan sampel, hendaknya
tempat prisma atau tempat diletakkannya sampel dibilas dengan alkohol
pembilas, lalu dibilas dengan sampel yang akan digunakan agar hasil data
yang didapatkan lebih akurat.
12
KESIMPULAN
Secara teoritis, Rm suatu zat dapat diketahui jika indeks bias
dan densitasnya diketahui
Untuk membaca indeks bias digunakan alat Refractometer dan
untuk menentukan densitas sampel digunakan Piknometer
Tiap molekul mempunyai Rm tersendiri, tergantung pada
jumlah jenis atom dan bangun dari molekulnya, sehingga tiap
zat mempunyai indeks bias tersendiri pula
Pada Praktikum kali ini didapatkan data sebagai berikut
dsampel A = 0,7890 gr/cm3 RM A = 8,1042 mol-1 cm3
dsampel B = 0,8024 gr/cm3 RM B = 15,3527 mol-1 cm3
dsampel C = 0,6555 gr/cm3 RM C = 29,4811 mol-1 cm3
Daftar Pustaka
• Ir. Tin Kartini, M.Si ; Siti Rohayati , S.Si ; 2018.
Modul Praktikum Analisis Instrumen 1. Bogor . SMK
– SMAK Bogor
PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
LABORATORIUM ANALISIS-1
DASAR
• Kromatografi Lapis Tipis adalah contoh dari
kromatografi adsorpsi.
• Fase diamnya adalah lapisan pelarut / pengembang
yang teradsorpsi pada permukaan adsorben
• Fase geraknya adalah bagian dari pelarut /
pengembang yang berfungsi menggerakkan
komponen.
Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Piala gelas 100 ml 1. Butanol
2. Gelas ukur 50 ml
2. Asam asetat pekat
3. Chamber
4. Lempeng kaca 10 × 10 cm 3. Air suling
5. Lempeng kaca 2,5 × 10 cm 4. Silika gel
6. Erlenmeyer 5. Lempeng KLT
7. Pipa Kaca
8. Sudip
9. Lakban
10. Hairdrayer / oven
Bagan Kerja
Bagan Kerja
Data Pengamatan
Hasil Pengamatan
Nama Warna
Sampel Sampel Jumlah Warna Jarak Jarak RF
Komponen Komponen Komponen Eluen
Pink 1 Pink 8,0 cm 0,94
Biru 5,0 cm 0,59
Spidol Berwarna
Biru 2
Ungu 5,9 cm 0,69
8,5 cm
Kuning 3,6 cm 0,42
Orange 4,0 cm 0,47
Biru 4,6 cm 0,54
Hitam 6
Hijau 5,2 cm 0,60
Ungu 5,9 cm 0,69
Pink 7,5 cm 0,88
Data Penimbangan