Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 2

ANGGOTA :
o DWI MELIYANTI

o LULUK ABIDAH

o MUHAMMAD FAIRUZ ARKAN

o MUHAMMAD GRAGE AURELL SANU


REFRAKSI MOLAR SUATU ZAT ORGANIK
DENGAN REFRAKTOMETER
LABORATORIUM ANALISIS-1
DASAR

Refraksi molar adalah bilangan yang menunjukan kedudukan atom at


om pada suatu molekul. Secara teoritis, refraksi molar suatu zat dap
at diketahui apabila indeks bias diketahui, densitas zat. Alat ukur me
ngukur indeks bias yaitu refraktometer.
Bila seberkas cahaya mengenai suatu bidang batas dari dua zat ya
ng transparan maka cahaya tersebut sebagian akan dipantulkan ,
diabsorbsi dan diteruskan
Tergantung seberapa besar sudut jatuh maka sinar yang diteruska
n mungkin searah dengan sinar jatuh atau diteruskan dengan arah
yang dibelokkan
ALAT DAN BAHAN
ALAT : BAHAN :

1. PIKNOMETER 1. AIR SULING


2. OVEN 2. ALKOHOL PEMBILAS
3. NERACA DIGITAL 3. SAMPLE (A, B, & C)
4. LABU SEMPROT PLASTIK
5. PIPET TETES
6. REFRAKTOMETER
BAGAN KERJA

-> Penentuan densitas sampel

Dikeringkan Ditimbang Piknometer


Piknometer dibilas
piknometer bobot diisi dengan
dengan alkohol
dengan hair piknometer air suling
pembilas
dryer atau oven kosong hingga penuh
Piknometer Piknometer diisi
Ditimbang bobot dibilas dengan air Ditimbang bobot
dengan sampel piknometer +
piknometer + air 3x, kemudian hingga penuh
suling dengan sampel sampel

Dilakukan perlakuan
yang sama pada sampel 6
Diukur suhu air suling
A,B, dan C dan dibaca nilai daqt
BAGAN KERJA

-> Pengukuran indeks bias sampel

Refraktometer Prisma dibilas


Dihilangkan pelangi dan
dinyalakan, prisma dengan sampel,
dibilas dengan lalu diteteskan dihimpitkan gelap terang
alkohol pembilas sampel pada garis tengah , lalu
dibaca indeks bias
DATA PENGAMATAN
Sampel A Sampel B Sampel C

Bobot pikno 16,2843 g 16,2843 g 16,2843 g


kosong

Bobot pikno + 26,4668 g 26,4668 g 26,4668 g


air

Bobot pikno + 24,4404 g 24,4850 g 22,9837 g Percobaan Sampel A Sampel B Sampel C


sampel
1 1,3265 1,3443 1,3674
Bobot air 10,1825 g 10,1825 g 10,1825 g

8,1561 g 8,2007 g 6,6994 g 2 1,3266 1,3459 1,3673


Bobot sampel

Suhu 28o C 28o C 28o C 3 1,3267 1,3450 1,3673

daqt 0,99626 0,99626 0,99626


Rata - rata 1,3266 1,3450 1,3673
Mr 32 58 86
PERHITUNGAN

8,1561
dsampel A = × 0,99626
10,1825
= 0,7890 gr/cm3

8,2007
dsampel B = × 0,99626
10,8125 dsampel = 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒂𝒊𝒓
× daqt
= 0,8024 gr/cm3

6,6994
dsampel C = × 0,99626
10,8125
= 0,6555 gr/cm3
PERHITUNGAN

32 1,33662−1
RM A = ×
0,7890 1,33662+ 2
= 8, 1042 mol-1 cm3

58 1,34502−1
RM =
𝑴𝒓
×
𝒏𝟐−𝟏 RM B = ×
𝒅𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝒏𝟐+ 𝟐 0,8024 1,34502+ 2
= 15,3527 mol-1 cm3

86 1,36732−1
RM A = ×
0,6555 1,36732+ 2
= 29,4811 mol-1 cm3
PEMBAHASAN

Refraksi molar adalah bilangan yang menunjukan kedudukan atom
atom pada suatu molekul. Pada praktikum penentuan refraksi molar pada zat
organic alat yang digunakan yaitu Refraktometer. Dengan diketahuinya indeks
bias, densitas zat, dan massa molekul relatif dari suatu zat, secara teoritis
dapat diketahui refraksi molar dari suatu zat tersebut.

Pada penetapan kali ini terdapat titik kritis yang perlu diperhatikan:
1. Ketika akan menimbang sampel dengan menggunakan piknometer ,
sebaiknya pengisian sampel dilakukan didalam ruang timbang , Karena
contoh yang digunakan merupakan zat organik yang mudah menguap.
Dan sebelum akan menimbang piknometer dibilas terlebih dahulu dengan
sempel yang akan dipakai.
2. Karena sampel yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka
sampel didalam piknometer berkurang dengan cepat, sehingga
pembacaan skala pada neraca harus cepat.

11

3. Pada saat meneteskan sempel pada refraktometer harus penuh (menutupi
prisma) agar sampel dapat dibaca indeks biasnya, jika tidak penuh maka
ada kemungkinan akan terbentuk banyak pelangi dan memperkecil
terjadinya pernguapan karena sampel yang digunakan adalah zat yang
mudah menguap.
4. Membaca indeks bias pada refraktometer harus cepat.
5. Pada setiap pengulangan atau pergantian pembacaan sampel, hendaknya
tempat prisma atau tempat diletakkannya sampel dibilas dengan alkohol
pembilas, lalu dibilas dengan sampel yang akan digunakan agar hasil data
yang didapatkan lebih akurat.

Tiap molekul mempunyai Rm tersendiri, tergantung pada


jumlah jenis atom dan bangun dari molekulnya, sehingga tiap
zat mempunyai indeks bias tersendiri pula.

12
KESIMPULAN
 Secara teoritis, Rm suatu zat dapat diketahui jika indeks bias
dan densitasnya diketahui
 Untuk membaca indeks bias digunakan alat Refractometer dan
untuk menentukan densitas sampel digunakan Piknometer
 Tiap molekul mempunyai Rm tersendiri, tergantung pada
jumlah jenis atom dan bangun dari molekulnya, sehingga tiap
zat mempunyai indeks bias tersendiri pula
 Pada Praktikum kali ini didapatkan data sebagai berikut
dsampel A = 0,7890 gr/cm3 RM A = 8,1042 mol-1 cm3
dsampel B = 0,8024 gr/cm3 RM B = 15,3527 mol-1 cm3
dsampel C = 0,6555 gr/cm3 RM C = 29,4811 mol-1 cm3
Daftar Pustaka
• Ir. Tin Kartini, M.Si ; Siti Rohayati , S.Si ; 2018.
Modul Praktikum Analisis Instrumen 1. Bogor . SMK
– SMAK Bogor
PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

LABORATORIUM ANALISIS-1
DASAR
• Kromatografi Lapis Tipis adalah contoh dari
kromatografi adsorpsi.
• Fase diamnya adalah lapisan pelarut / pengembang
yang teradsorpsi pada permukaan adsorben
• Fase geraknya adalah bagian dari pelarut /
pengembang yang berfungsi menggerakkan
komponen.
Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Piala gelas 100 ml 1. Butanol
2. Gelas ukur 50 ml
2. Asam asetat pekat
3. Chamber
4. Lempeng kaca 10 × 10 cm 3. Air suling
5. Lempeng kaca 2,5 × 10 cm 4. Silika gel
6. Erlenmeyer 5. Lempeng KLT
7. Pipa Kaca
8. Sudip
9. Lakban
10. Hairdrayer / oven
Bagan Kerja
Bagan Kerja
Data Pengamatan

Hasil Pengamatan
Nama Warna
Sampel Sampel Jumlah Warna Jarak Jarak RF
Komponen Komponen Komponen Eluen
Pink 1 Pink 8,0 cm 0,94
Biru 5,0 cm 0,59
Spidol Berwarna

Biru 2
Ungu 5,9 cm 0,69

8,5 cm
Kuning 3,6 cm 0,42
Orange 4,0 cm 0,47
Biru 4,6 cm 0,54
Hitam 6
Hijau 5,2 cm 0,60
Ungu 5,9 cm 0,69
Pink 7,5 cm 0,88
Data Penimbangan

Bobot Erlenmeyer + Silika gel = 106,40 g


Bobot Erlenmeyer Kosong = 101,40 g

Bobot Silika gel = 5,0 g
Hasil Praktikum
Perhitungan
8,0
• Spidol Pink = - RF Pink = 8,5 = 0,94
5,0
• Spidol Biru = - RF Biru = 8,5 = 0,59
5,9
- RF Ungu = 8,5 = 0,69
3,6
• Spidol Hitam = - RF Kuning = 8,5 = 0,42
RF =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
4,0 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐸𝑙𝑢𝑒𝑛
- RF Orange = 8,5 = 0,47
4,6
- RF Biru = 8,5 = 0,54
5,2
- RF Hijau = 8,5 = 0,60
5,9
- RF Ungu = 8,5 = 0,69
7,5
- RF Pink = 8,5 = 0,88
PEMBAHASAN

Kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat dalam
komponennya berdasarkan perbedaan interaksi antara 2 fase yaitu fase gerak
dan fase diam yang kedua duanya tidak mengalami interaksi. Kromatografi
lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif serta merupakan penerapan dsari
kromatografi adsorbsi.

Titik kritisnya adalah:


‐ Pada saat pembentukan silika gel hendaknya dilakukan dengan cepat agar
tidak menggumpal dan jangan terlalu encer karena lempeng akan rusak
dan kurang bagus.
‐ Penotolan zat warna harus kecil, bagus, dan rapi agar mudah diamati
pada saat pemisahan terjadi.
‐ Eluen harus naik ¾ bagian agar pengamatan lebih mudah dilakukan.
24
Kesimpulan
Pada praktikum pemisahan zat warna dengan kromatografi lapis tipis ,
didapat RF yang berbeda beda tiap sampel , yaitu :
 Spidol Pink = - RF Pink = 0,94
 Spidol Biru = - RF Biru = 0,59
- RF Ungu = 0,69
 Spidol Hitam = - RF Kuning = 0,42
- RF Orange = 0,47
- RF Biru = 0,54
- RF Hijau = 0,60
- RF Ungu = 0,69
- RF Pink = 0,88
Daftar Pustaka
• Ir. Tin Kartini, M.Si ; Siti Rohayati , S.Si ; 2018.
Modul Praktikum Analisis Instrumen 1. Bogor . SMK
– SMAK Bogor
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai