Anda di halaman 1dari 5

A.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja refraktometer
2. Untuk mengetahui hukum yang mendasari percobaan
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan

B. DASAR TEORI
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk
identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20o C dan
harus benar-benar diatur dan dilakukan dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope
Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang
gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk
digunakan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias
adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi
dengan menggunakan plat glass standart

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau


konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein dan lain-lain. Prinsip
kerja refraktometer adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Prinsip pengukuran
dapat dibedakan oleh cahaya, penggembalan kejadian dan total refleksi.
Refraktometer ABBE adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk indeks bias dari 1.300 sampai 1.700
dan persentase padatan 0 samapi 95 %. Pengukuran didasarkan atas prinsip
bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang
batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam
batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas
Fenomena pembiasan dapat dijelaskan dengan prinsip Huggens.
Prinsip ini, semua titik pada muka gelombang (wave front) primer dapat
dipandang sebagai sumber titik yang menghasilkan gelombang sferis sekunder
(wave lets) yang kemudian berkembang dengan laju dan frekuensi sama
dengan gelombang primer. Setelah selang waktu t + t, posisi muka
gelombang yang baru adalahpermukaan selubung yang menyinggung semua
gelombang sekunder dengan radius ct. prinsip Huggens dapat diterapkan
untuk menemukan muka gelombang yang di transmisikan. Garis HC
menunjukkan sebagi muka gelombang dalam medium 1 yang mengenai
permukaan kaca dengan sudut dating

Prisma umum menggunakan tiga prinsip, satu dengan indeks bias


dikenal (prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma
dan media sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeksdiketahui
dari media sampel diukurndengan defleksi cahaya. Pembiasan cahaya dapat
terjadi dikarenakan perbedaan cahaya pada medium yang rapat lebih kecil di
bandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.
Perbandingan dengan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya
dalam suatu zat dinamakan indeks bias. Indeks bias pada medium
didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang
hampa udara cepat rambat cahaya pada suatu medium

C. METODE
1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah piknometer, pipet
tetes, neraca analitik, botol aquades, refraktometer ABBE.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah gliserol
(C3H8O3) 5%, gliserol (C3H8O3) 10%, gliserol (C3H8O3) 15%, gliserol
(C3H8O3) 20%, gliserol (C3H8O3) 25%.

2. Prosedur percobaan
2.1. Penentuan densitas dengan menggunakan piknometer

Sampel
dibersihkan piknometer kosong
dikeringkan
ditimbang dengan neraca analitik
dicatat massanya
dilakukan sebanyak 3 kali
dimasukkan aquadest kedalam piknometer
ditimbang
dicatat massanya
dilakukan sebanyak 3 kali
dilakukan prosedur yang sama untuk larutan
gliserol (C3H8O3) 5%, 10%, 15%, 20%,25%
dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali

Hasil
2.2. Penentuan indeks bias

Sampel
dihubungkan arus dengan refraktometer ABBE
diamkan selama 15 menit
diturunkan lampu
dibuka prisma kerja
dibersihkan prisma cahaya dan prisma kerja
dengan menggunakan tissue basah
dikeringkan dengan tissue halus
ditetes aquadest diatas prisma kerja (tidak
diperbolehkan ada gelembung udara pada
tetesan)
ditutup prisma kerja dengan prisma cahaya
diamati melalui teropong dengan memutar cincin
kompensasi hingga diperoleh berkas cahaya hijau
dan kuning tepat secara horizontal
dimatikan lampu
dicatat skala yang terbaca
dilakukan prosedur yang sama untuk larutan
gliserol (C3H8O3) 5%, 10%, 15%, 20%, 25%

Hasil
D. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Data Percobaan
1.1. Penentuan densitas

No Sampel m1 (g) m2 (g) m3 (g) m(rata-rata) (g)


1. Piknometer kosong 26,2731 26,2730 26,2731 26,2730

2. Piknometer + H2O 76,7935 76,7939 76,7944 76,7939


3. Piknometer + 77,6603 77,6600 77,6596 77,6599
gliserol 5%
4. Piknometer + 78,3119 78,3121 78,3113 78,3117
gliserol 10%
5. Piknometer + 78,0803 78,0803 78,0802 78,0802
gliserol 15%

1.2. Penentuan indeks bias

No Sampel n1 n2 n3

Salinita Massa Salinitas Massa Salinita Massa


s jenis jenis s jenis
1. Larutan 33 1025 54 1040 85 1026
garam
2. Larutan 19 1014 34 1026 49 1037
gula

Anda mungkin juga menyukai