Anda di halaman 1dari 15

chemical (kimia)

Selasa, 08 Oktober 2013

REFRAKTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

REFRAKTOMETRI
WAHYUNI AMIR ( A1C410104)

REFRAKTOMETRI

Abstrak : Telah dilakukan praktikum refraktometri dengan tujuan dapat


memahami prinsip kerja refraktometer, dapat menentukan konsentrasi suatu
larutan gula melalui kurva kalibrasi. Metode yang digunakan adalah
pemanfaatan refraksi cahaya ( pembiasan cahaya). Dari hasil praktikum
diperoleh kurva kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh
persamaan n = 0.624 C + 8.5377. dengan mengaplikasikan persamaan tersebut
indeks bias sampel yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan
konsentrasi larutan sampel sebesar 7,15 %. Semakin besar konsentrasi larutan ,
maka semakin besar pula jumlah molekul dan atomnya yang berinteraksi
dengan gelombang cahaya, sehingga ketertinggalan fase yang dialami oleh
gelombang dating semakin besar. Hal ini berarti bahwa laju cahaya semakin
kecil seiring dengn bertambahnya konsentrasi larutan

Kata kunci : refraktometri,indeks bias, konsentrasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam hampa

udara ”c) terhadap cepat rambat cahaya dalam zat tersebut ”v), atau perbandingan
sinus sudut datang terhadap sinus sudut bias. Harga indeks bias berubah-ubah

tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu.


Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias
suatu zat. Definisi indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya

dalam ruang hampa ”c) dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut ”n). Hal ini

disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalam medium tersebut. Jika cahaya

masuk dari suatu medium ke medium lain frekuensi cahaya tidak berubah tetapi cepat
rambatnya akan berubah. Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias

”n) relative mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral

transparan berukuran ”+/-) 0,6 mm atau berat kir-kira 0,01 g dalam bentuk medium

rendam yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan ilminasi
piring. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter perdetik

”m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer perjam ”km/h).

Kebanyakan yang dapat kita amati, tampak karena obyek tersebut


memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, ketika

cahaya memantul kesemua arah yang disebut pantulan baur. Untuk keperluan cukup

kita melukiskan satu sinar saja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi

geometrical saja.

Dari penjelasan di atas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara

proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya refraktometer akan ditera

pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh refraktometer yang dipakai

untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga
dengan refraktometer untuk larutan garam, protein dan lain-lain.

B. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa:

1. Dapat memahami prinsip kerja refraktometer

2. Dapat menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja dari alat refraktometer?


2. Bagaimana cara menentukan konsentrasi larutan gula melalui kurva kalibrasi?

D. Prinsip Percobaan

Penentuan kadar gula didasarkan atas indeks bias larutan gula dengan

menggunakan alat refraktometer.

BAB II

TEORI PENDUKUNG

Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana yaitu

dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah berbentuk prisma
berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun membutuhkan ruangan yang

cukup besar ”Akbar, 2009).

Pengukuran indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan refraktometer

maupun metode interferometri. Dalam penelitian digunakan metode prisma


refraktometri dan refraktometer Abbe. Hasil pengukuran indeks bias dari keduanya

kemudian dibandingkan dengan indeks bias standar. Sampel yang digunakan adalah

cairan murni yaitu aquades, alkohol, aseton, toluene, bensin, minyak tanah, solar,
paraffin oil dan paraffin liquid dan campuran cairan yaitu bensin murni-minyak tanah,

bensin SPBU swasta-minyak tanah dan solar-minyak tanah. Campuran cairan dibuat

dengan variasi konsentrasi 3%, 5%, 8%, 13%, 15%, 18%, 20%, 23%, 25%. Dari hasil

percobaan disimpulkan metode prisma refraktometri cukup akurat dalam pengukuran


indeks bias cairan maupun campuran cairan. Pengaruh perubahan konsentrasi

terhadap indeks bias campuran dapat ditunjukkan dengan baik. Metode ini juga cukup
peka terhadap ketidakmurnian cairan ”Dina, 2009).

Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data.

Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter

lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang digunakan dalam optik, kimia

dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan

cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam
larutan maka kecepatannya akan berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk

menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke

dalamnya. Metode analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair

berkembang lebih pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan
gravimetri yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer

modern berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan

pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam pergeseran


cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya, pembuatan

perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias mutlak suatu medium

adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa dengan

kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasio dari kecepatan
cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi

pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks

bias medium memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek dispersi,

memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya. Untuk


warna tertentu, indeks bias medium bergantung pada kerapatan medium, yang juga

merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias refraktometer, juga dikenal

sebagai nilai oBrix ”BV), adalah konstan untuk suatu zat pada kondisi suhu dan

tekanan standar ”Hidayanto, 2010).

Bahan cair yang sama memiliki nilai kekentalan dan nilai indeks bias tertentu.
Keduanya merupakan parameter berbeda, namun sama-sama merupakan fungsi suhu

cairan. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer hanya memerlukan

cairan dengan volume kecil, dan eksperimen pengukuran indeks biasnya dapat
berlangsung cepat. Pengukuran indeks bias zat cair dengan refraktometer ABEE dapat

dilakukan bila bahan cair itu bersifat tembus cahaya. Indeks bias zat cair ”n)

merupakan ukuran kelajuan cahaya ”v) di dalam zat cair dibanding ketika di udara ”c),
dan dinyatakan:

Artinya, bila v semakin kecil maka n semakin besar, disebut kerapatan optisnya lebih

besar. Perubahan kelajuan cahaya dari c menjadi v berhubungan dengan perubahan

arah rambat cahaya, disebut dengan pembiasan cahaya. Peristiwa ini digunakan

sebagai dasar mengukur n zat cair dengan alat refraktometer ”Karyono, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus buah-buahan

dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai penafsiran rasa manis.

Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar rumah untuk mengukur % SSC

”derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula) dalam sampel jus buah yang kecil. Suhu

akan mempengaruhi pengukuran ”meningkat sekitar 0,5% total padatan terlarut atau

TPT untuk setiap peningkatan 5oC atau 10oF), sesuaikan pengukuran dengan suhu

ruang. Bersihkan dan standarisasi refraktometer setiap akan melakukan pengukuran

dengan air distilasi ”seharusnya terbaca 0% TPT pada 20oC atau 68oF).

Jika pada alat pengukur terbaca % TPT yang lebih tinggi, maka pengukur lebih baik

dari standar minimum ”Kitinoja, 2003).


Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk mencirikan
keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu material pada suatu panjang
gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila komposisi material tersebut mengalami
perubahan. Beberapa industri menggunakan ukuran refractive indeks dalam penetapan kualitas
produk solid atau liquid transparannya. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur
indeks bias suatu bahan. Beberapa diantaranya adalah metode interferometri (interferometri
Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson) dan sudut Brewster.
Metode-metode ini merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks bias.
Kelemahan dari metode ini adalah pengoperasian alatnya rumit dan membutuhkan waktu yang
lama. Karena alasan ini metode pengukuran refractive indeks dengan menggunakan
refraktometer banyak dipakai orang. Dibandingkan dengan metode interferometrik ataupun
sudut Brewster, pengukuran dengan refraktometer dapat dilakukan dengan cara lebih cepat dan
mudah. Masalah dengan alat ukur ini adalah karena ukurannya, alat ini tidak memungkinkan
pengukuran refractive index suatu material yang akses untuk mengambilnya tidak mudah
ataupun memerlukan pengukuran yang terus-menerus. Bila untuk tiap konsentrasi gula diukur
refractive indeksnya dengan alat ukur refractive indeks standar, maka dapat dibuat hubungan
antara posisi puncak grafik dengan indeks bias larutan gula. Perubahan indeks bias yang kecil
dapat memberikan perubahan posisi puncak yang besar (Marzuki, 2012).

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari

medium. Pengukuran indeks bias baik menggunakan metode refraktometer maupun


metode interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan Fabry-Perot

umumnya cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dibutuhkan

suatu alat yang dapat mengukur indeks bias secara lebih mudah dan cepat. Portable
Brix Meter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi

larutan sukrosa. Selain itu, Portable Brix Meter juga dapat digunakan untuk

memprediksi besaran-besaran fisika yang lain. Dalam bidang kimia, pengukuran

terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui
konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks

bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan ”Rofiq, 2010).

Pengukuran nilai % obrix larutan gula. Refraktometer dikalibrasi terlebih

dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes aquades ke permukaan kaca optik.

Tekan tombol meas sehingga angka % obrixnya menunjukkan 0. Kemudian cairan

aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan kaca optik.

Larutan gula diteteskan ke permukaan kaca optik 2 hingga 3 tetes, lalu ditutup agar

tidak terkena cahaya dari luar. Tekan tombol meas untuk melihat nilai % obrix

larutan gula tersebut. Untuk menguji nilai % obrix konsentrasi larutan gula

berikutnya, maka cairan larutan gula sebelumnya dibersihkan menggunakan tisu.

Refraktometer dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan menggunakan


akuades, begitu seterusnya. Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali
pengulangan pengukuran % obrix untuk mendapatkan nilai atau data yang benar.

Konsentrasi larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai %brixnya diukur

menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula, maka

nilai %brix yang diperoleh semakin besar. Nilai indeks bias masing-masing
konsentrasi larutan gula ”n2) ditentukan dari nilai % brix terhadap nilai indeks bias

yang telah ditetapkan ”Tanjung, 2013).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu antara lain:

Batang Pengaduk : 1 buah

Beaker Glass 100 mL dan 200 mL masing-masing : 1 buah

Botol Semprot : 1 buah


Corong : 1 buah

Labu Takar 50 mL : 1 buah

Rak Tabung Reaksi : 1 buah


Refraktometer : 1 buah

Spatula : 1 buah

Tabung reaksi : 6 buah

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest dan gula.

B. Prosedur Kerja
Larutan Gula 30%
Larutan Gula 30%
”15 gram gula dalam 50 mL
aquadest)

- Ditetesi diatas prisma refraktometer


- Ditutup
- Diamati
- Dicatat indeks biasnya ”n)
- Dilakukan triplo

n1 = 23,30
n2 = 23,30
n3 =23,33
= 23,31
Catatan : dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan gula 25% ”n1= 18,40; n2=

18,40; n3= 18,40; = 18,40). Larutan gula 20% ”n1= 15,20; n2= 16,30; n3=

17,00; = 16,16). Larutan gula 15% ”n1= 12,00; n2= 12,00; n3= 12,00; =

12,00). Larutan gula 10% ”n1= 8,00; n2= 8,10; n3=8,10; = 8,06). Larutan

gula 0% ”n1= 0,1; n2= 0,1; n3= 0,2; = 0,13). Larutan Sampel c ”n1= 3,38; n2=

3,48; n3=3,49; = 3,45)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan

Tabel 1. Data pengukuran indeks bias larutan gula


Larutan Gula Indeks Bias Indeks Bias ” Indeks Bias Indeks Bias ” )
”C) ”n1) n2) ”n3)
5% 4,6 4,5 4,6 4,566
10 % 8,7 8,7 8,6 8,66
15 % 12,1 12,9 13 12,66
20 % 17,1 17,1 17,1 17,1
25 % 20,9 20,9 20,8 20,866
0 % ”Air 0,9 0,8 1 0,9
Murni)
Sampel c 13 13 13 13

B. Perhitungan

Tabel 2. Indeks Bias ” ) Larutan Gula


Larutan Gula ”C) % Indeks Bias
5 4,566
10 8,66
15 12,66
20 17,1
25 20,866
0 0,9
X 13

y = 0.624x + 8.5377

n = 0.624C + 8.5377

0.624C = n - 8.5377

0.624C = 13 - 8.5377

C=
7.15% ”Konsentrasi untuk c sampel)
Tabel 3. Indeks Bias dan Konsentrasi Larutan Gula dan Larutan Sampel yang telah

diketahui
Larutan Gula ”C) % Indeks Bias
5 4,566
10 8,66
15 12,66
20 17,1
25 20,866
0 0,9
Sampel = 13

C. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan konsentrasi


suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi. Percobaan ini berdasarkan pada

prinsip bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula didasarkan

indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer. Refraktometer

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan
terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja dari alat tersebut

adalah jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati

bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak

dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan
alas.

Perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa ”c) dengan cepat
rambat cahaya dalam medium ”v) disebut indeks bias mutlak dari medium ”n).

Cepat rambat cahaya dalam medium ”v) lebih kecil dibandingkan cepat
rambat cahaya dalam ruang hampa ”c). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi

dari atom-atom dalm medium tersebut. Atau dengan kata lain bahwa cepat

rambat cahaya ”v) ditentukan oleh atom-atom dalam medium dan ini berakibat

pada harga indeks biasnya.


Pembiasan cahaya merupakan peristiwa penyimpangan atau

pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan optik

yang berbeda. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam, yakni:

mendekati garis normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika
cahaya merambat dari medium yang optiknya kurang rapat kemedium optik yang

lebih rapat, contohnya cahaya merambat darri udara kedalam air. Dan menjauhi

garis normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium yang optiknya lebih rapat kemedium optik yang kurang

rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air keudara. Pembiasan cahaya

dapat terjadi apabila perbedaan cahaya pada mediumyang rapat lebih kecil

dibanding dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.


Alat yang digunakan untuk menentukan nilai total padatan terlarut adalah
refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar
atau konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula,

garam, protein, dan sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer adalah dengan

memanfaatkan refraksi cahaya. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan
perawatannya. Untuk menjaga keakuratan pembacaan dari refraktometer ini

maka kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini. Bagian-Bagian Alat :
Day light plate ”Kaca) berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat

debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma

tidak menetes atau jatuh. Prisma ”Biru) merupakan bagian yang paling sensitif
terhadap goresan, berfungsi untuk pembacaan skala dari zat terlarut dan

mengubah cahaya polikromatis ”cahaya lampu atau matahari) menjadi

monokromatis. Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi skala


menggunakan aquades. Cara kerjanya ialah knop diputar searah atau berlawanan

arah jarum jam hingga didapatkan skala paling kecil ”0.00 untuk refraktometer

salinitas, 1.000 untuk refraktometer urine). Lensa berfungsi untuk memfokuskan

cahaya yang monokromatis. Handle berfungsi untuk memegang alat

refraktometer dan menjaga suhu agar stabil. Biomaterial strip terletak pada
bagian dalam alat ”tidak terlihat) dan berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18–

28OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari 18OC atau melebihi

28OC maka secara otomatis refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai

dengan range yaitu 18–28OC. Lensa pembesar berfungsi untuk memperbesar skala

yang terlihat pada eye piece. Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala

yang ditunjukkan oleh refraktometer. Skala berguna untuk melihat konsentrasi

dan massa jenis suatu larutan.

Ada empat jenis refraktometer utama: Refraktometer genggam tradisional


”traditional handheld refractometers), refraktometer genggam digital ”digital

handheld refractometers), proses refraktometer inline ”inline process

refractometers), laboratorium atau refraktometer Abbe ”Abbe refractometers).

Pada Hand Refraktometer, indeks biasnya sudah dikonversikan hingga dapat

langsung dibaca kadarnya. Alat ini digunakan hanya untuk mengukur kadar zat

tertentu saja dan terbatasi jika kadar tidak terbaca misalnya, kadar terlalu pekat
maka harus diencerkan. Hasil akhir dikalikan dengan pengenceran. Macam-

macam Hand Refraktometer yaitu Hand Refraktometer brik untuk gula 0–32 % dan

Hand Refraktometer salt untuk NaCl 0–28 %


Hand Refraktometer mempunyai 1 lubang pengamat. Dibaca skala yang

ditunjukan batas biru putih sebelum ditetesi zat, setelah ditetesi zat atau larutan,

terjadi pembiasan karena cahaya menembus median yang lebih rapat.

Refraktometer Abbe merupakan alat untuk determinasi secara cepat


konsentrasi, kemurnian, kualitas-kualitas dispersi dari sampel cair, padat dan

plastik. Refraktometer Abbe dapat digunakan untuk mengukur bermacam-macam

indeks bias suatu larutan dan dapat juga digunakan untuk mengukur kadar tetapi
kita harus membuat kurva standar. Syaratnya, hanya bahan yang jernih,

transparan dan opaque dapat diukur pada sinar yang ditransmisikan dan

direfleksikan. Suatu zat atau larutan kadarnya berbeda maka dapat memberikan
indeks bias berbeda.

Dari gambar terdapat 3 bagian yaitu prisma, papan dan skala dimana
refrective indeks jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. Jika sample

merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi

akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka

pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah. Dan jika sampel
merupakan larutan pekat atau konsentrasi bertinggi, maka sudut refraksi akan

kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil. Pada sampel terlihat

sinar b jatuh pada skala besar. Dari penjelasan ini, jelas bahwa konsentrasi

larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada


prakteknya, refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya.

Sebagai contoh, refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi

larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk
larutan garam, protein dan lain-lain. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan

dalam satuan oBrix ”%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam

sampel ”larutan air). Pada dasarnya oBrix”%) dinyatakan sebagai jumlah gram

dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100 gram cane sugar. Jadi pada saat

mengukur larutan gula, oBrix”%) harus benar–benar tepat sesuai dengan

konsentrasinya.
Dengan arti bahwa jika larutan yang dicari indeks biasnya sama, tapi
konsentrasinya berbeda, maka akan diperoleh hubungan bahwa semakin besar

konsentrasi, maka semakin besar pula indeks biasnya.


Indeks bias dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Semakin tinggi

temperatur atau semakin rendah tekanan maka kerapatan median semakin kecil.

Pada percobaan ini alat refraktometer yang digunakan yaitu hand refraktometer

brik 0–32 % untuk m

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Prinsip kerja dari refraktometer yaitu dengan memanfaatkan refraksi cahaya

”pembiasan cahaya). Refractive indeks prisma jauh lebih besar dibandingkan

dengan sampel. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi


rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi

dari prisma dan sample besar dan jika sampel merupakan larutan pekat atau

berkonsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi
prisma dan sampel kecil.

2. Besarnya indeks bias larutan glukosa sebanding dengan konsentrasinya.

Semakin besar konsentrasi larutan glukosa, maka semakin besar pula indeks

biasnya. Dari kurva kalibrasi konsentrasi dan indeks bias larutan gula diperoleh
persamaan n = 0,757C + 0,387. Dengan mengaplikasikan persamaan tersebut

indeks bias sampel yang mengandung glukosa dapat dihitung yaitu dengan

konsentrasi larutan sampel sebesar 4,058 %

Yuni Fina di 07.02


Berbagi 0

1 komentar:

indo biotech 26 Januari 2016 21.59


PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

menyediakan refractometer untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub


081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech
temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Google)

Keluar

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

‹ Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Yuni Fina
Ikuti 23

welcome in my publik house


Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai