PRAKTIKUM FITOKIMIA
“SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL 70%
RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)”
OLEH :
IV.2 Pembahasan
Skrining fitokimia pada ekstrak etanol 70% rimpang bangle
(Zingiber purpureum Roxb.) meliputi pemeriksaan alkaloid, saponin,
flavonoid, tanin, dan terpenoid.
Pada uji alkaloid, hasil yang kami dapatkan negatif karena yang
terbentuk adalah cairan berwarna kuning dan terdapat endapan berwarna
putih pada pereaksi mayer yang seharusnya pada literatur terbentuk
endapan kuning, hal tersebut terjadi karena adanya reaksi penggantian
ligan. Hasil negatif juga terjadi pada pereaksi dragendorf karena yang
terbentuk warna kuning, yang seharusnya terbentuk endapan jingga. Pada
penambahan reaksi wagner, hasilnya juga negatif karena terbentuk warna
kuning, yang seharusnya terbentuk endapan coklat menurut literatur.
Pada uji flavonoid, hasil yang kami dapatkan negative, karena yang
terbentuk adalah 2 fase yang berwarna putih dan kuning, yang
seharusnya menurut literatur, pada uji flavonoid akan terbentuk larutan
berflurorensensi kuning intesif.
Pada uji tanin, hasil yang kami dapatkan juga negatif. Karena hasil
yang kami dapatkan yaitu terbentuknya cairan berwarna kuning, yang
seharusnya menurut literatur, hasil positif adanya tanin ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan.
Pada uji saponin, hasil yang kami dapatkan juga negatif, karena
hasil yang kami dapatkan adalah terbentuknya cairan kental berwarna
kuning pekat, yang seharusnya pada literatur. Hasil positif adanya saponin
adalah pembentukan busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak
kurang dari 10 menit dan pada penambahan 1 tetes HCL 2N busa tidak
hilang.
Pada uji steroid dan terpenoid, hasil yang kami dapatkan sama
dengan uji-uji sebelumnya, yaitu hasilnya negatif, karena hasil yang kami
dapatkan adalah terbentuknya cairan berwarna kuning, yang seharusnya
menurut literatur pada uji terpenoid ditandai dengan terbentuknya cincin
kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan, sedangkan adanya steroid
ditandai dengan terbentuknya cincin biru kehijauan.
Adapun alasan penambahan bahan pada masing-masing uji skrining
fitokimia adalah sebagai berikut :
Alasan penambahan asam klorida (HCL) pekat yaitu larutan ini untuk
meningkatkan kelarutan alkaloid karena senyawa alkaloid dan bereaksi
dengan asam klorida dan akan memebentuk garam yang mudah larut
dalam air , Selain itu tujuan penambahan HCL adalah karena alkaloid
bersifat basa sehingga biasannya di ekstrak dengan pelarut yang
mengandung asam.
( Ergina,dkk, 2019 )
( Eva, 2014 )
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu Rimpang bangle
(Zingiber purpureum Roxb.) pada hasil uji dari kelompok kami, uji yang
dilakukan semuanya negatif disebabkan karena adanya prosedur cara
kerja yang tidak sesuai, seperti pada uji senyawa flavonoid, yang
seharusnya serbuk simplisia setelah ditambahkan H2O didihkan selama
kurang lebih 5 menit, tetapi yang kami lakukan adalah hanya
menambahkan aquadest yang telah di panaskan dan tidak didihkan
kurang lebih 5 menit.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Adapun saran untuk dosen, sebaiknya selama praktikum sedang
berlangsung dosen mengontrol para praktikan yang sedang melakukan
praktikum dan juga mengontrol para tim asisten agar jika terjadi kesalahan
pada saat praktikum dapat segera diatasi.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten diharapkan agar komunikasi dan kerja
sama dengan praktikan pada saat praktikum tetap terjaga dan lebih
mengotrol lagi praktikan demi kelacaran jalannya praktikum.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Adapun saran untuk laboratorium, sebaiknya alat dan bahan di
laboratorium lebih dilengkapi lagi khususnya alat dan bahan yang ingin
digunakan praktikan pada saat praktikum agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar tanpa kendala apapun baik dalam hal bahan maupun alat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, 2016, Skrining Fitokimia Tanaman Obat Di Kabupaten Bima.
Program. Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA
STKIP
Dalimartha, S dan Andrian, F.2013. Ramuan Herbal Tumpas Penyakit.
Cetakan pertama.
Departemen Kesehatan Republik Indonesi. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral
Pengawas Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Ergina., Nuryanti, Siti., Pursitasari, Indarini Dwi. 2014. Uji Kualitatif
Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Palado (Agave
angustifolia) yang Diekstraksi Dengan Pelarut Air dan Etanol. J.
Akad. Kim. Vol. 3 No. 3.
Erlidawati, Safrida. 2018. Potensi Antioksidan sebagai Antidiabetes.
Banda Aceh: Universitas Syah Kuala.
Handayani, Selpida., Wirasutisna, Komar Ruslan., Insanu, Muhamad.
2017. Penapisan Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia Daun
Jambu (Syzygium jambos Alston). Jurnal JF FIK UINAM Vol. 5
No. 3.
Harbobe, J.B. 1996. Metode Fitokimia. Terbitan ke-II. Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.
Illing, Ilmiati., Safitri, Wulan., Erfiana. 2017. Uji Fitokimia Ekstrak Buah
Dengen. Jurnal Dinamika Vol. 8 No. 1.
Kristianti, A. N., N.S. Aminah, M. Tanjung dan B. Kerniadi. 2008. Buku
Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press hal 23,47
Marliana, Soerya Dewi., Suryanti, Venty., dan Suryono. 2005. Skrining
Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen
Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) Ekstrak
Etanol. Biofarmasi Vol. 3 No. 1. Surakarta: Univesitas Sebelas
MaretMeigaria, Komang Mirah., etc. 2016. Skrinning fitokimia
dan uji aktivitas antioksidan aseton dau kelor (Moringa oleifera
L). Universitas pendidikan Ganesha. Jurnal wahana
matematika dan sains volume 10 No 2.
Nurjanah, dkk. 2019. Moluska : Karakteristik, Potensi Dan Pemanfaatan
Sebagai Bahan Baku Industry Pangan Dan Non Pangan. Syiah
Kuala University Press
Oktafiani R. 2018. Etnobotani tumbuhan obat pada masyarakat Desa
Rahtawu di Lereng Gunung Muria Kudus. Semarang:
Universitas Islam Negeri Walisongo. 128 hal.
Pardede, A., dkk. 2013. “Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol dari Kulit
Batang Manggis (Garcinia cymosa)”. Media Sains, Volume 6,
Nomor 2
Robinson,. T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi IV hal
191-216. Bandung: ITB
LAMPIRAN
1. Skema kerja
1.1 Uji Alkaloid
(+) 1 ml HCL 2 N
(+) 9 ml air panas
Saring
(filtrat)
(+) 3 ml filtrat (+) 3 ml filtrat (+) 3 ml filtrat
(+) 2 tetes pereaksi (+) 2 tetes pereaksi (+) 2 tetes pereaksi
mayer wagner dragendorff
(+) 10 ml H2O
(+) Didihkan 5 menit
Saring
(filtrat)
(+) 5 ml filtrate
(+) 0,1 g serbuk Mg
(+) 1 ml HCL p
(+) 2 ml Amil Alkohol
Kocok
Dibiarkan memisah
Terbentuk busa
(+) 2 tetes HCL 2 N
1.4 Uji tanin
Filtrat
(+) H2O hingga bening
(+) 2 ml larutan
(+) 2 tetes FeCl3 5%
1.5 Uji terpenoid / steroid
Uapkan filtrat
(+) 10 tetes asam asetat
anhidrat
(+) 1 tetes HCL P
2.Gambar
Gambar Keterangan