Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM 1

UJI FITOKIMIA TANAMAN KOMBA-KOMBA

(EUPATORIUM ODORATUM L)

NAMA : YANDI

NIM : (05201901005)

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

PEMBIMBING : Ridwan, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM BUTON

BAUBAU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolit sekunder merupakan produk metabolisme yang khas pada suatu


tanaman yang dihasilkan oleh suatu organ tapi tidak dimanfaatkan secara
langsung sebagai sumber energi bagi tanaman tersebut. Metabolit sekunder meski
tidak berperan langsung pada tumbuhan akan tetapi tidak adanya metabolit
sekunder pada tumbuhan akan meyebabkan berkurangnya ketahanan hidup
tumbuhan tersebut, katahanan terhadap penyakit dan nilai estetika bagi tumbuhan
tersebut. Metabolit sekunder tanaman dihasilkan melalui reaksi metabolisme
sekunder dari bahan organik primer karbohidrat, protein dan lemak. Metabolit
sekunder disebut juga dengan fitoaleksin yaitu senyawa kimia yang mempunyuai
berat molekul rendah dan memiliki sifat antimikroba.
Senyawa tersebut diproduksi oleh tanaman pada waktu mengalami infeksi
atau cekaman lingkungan. Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan
kimia alami yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan obat-
obatan khsusnya sebagai obat obat yang terbarukan. Senyawa metabolit sekunder
memiliki berbagai banyak potensi yang digunakan dalam ilmu kesehatan maupun
industri pangan.
Tumbuhan merupakan sumber bahan kimia hayati (chemical resources),
sehingga biodiversitas dapat dipandang sebagai suatu industri atau pabrik bahan
kimiawi yang berproduksi sepanjang tahun menghasilkan bahan kimia berguna.
Pemanfaat senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan dapat dilakukan apabila
mengetahui jenis golongan metabolit sekunder. Uji metabolit sekunder pada
tumbuhan salah satunya adalah uji kualitatif. Pengetahuan tentang uji kualitatif
metabolit sekunder dapat dilakukan dengan pengujian menggunakan larutan
indikator dan melihat perubahan warana yang terjadi setelah melakukan
penambahan larutan indikator tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka
dilaksanakan praktikum Penentuan secara Kualitatif.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum ini adalah apakah ada

kandungan metabolit sekunder pada daun dan batang tumbuhan komba-komba?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
kandugan metabolit sekunder pada daun dan batang tumbuhan komba-komba.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metabolit sekunder berupa molekul-molekul kecil, bersifat spesifik (tidak


semua organisme mengandung senyawa sejenis), mempunyai struktur yang
bervariasi, setiap senyawa memiliki fungsi atau peranan yang berbedabeda.
Senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk mempertahankan diri atau untuk
mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya berada. Metabolit
sekunder merupakan biomolekul yang dapat digunakan sebagai lead compounds
dalam penemuan dan pengembangan obat-obat baru. Senyawa metabolit sekunder
yang umum terdapat pada tanaman adalah alkaloid, flavanoid, steroid, saponin,
terpenoid dan tanin. Pemanfaatan dari zat metabolit sekunder sangat banyak.
Metabolit sekunder dapat dimanfaatkan dalam bidang farmakologi diantaranya
sebagai antioksidan, antibiotik, antikanker, antikoagulan darah, menghambat efek
karsinogenik, selain itu metabolit sekunder juga dapat dimanfaatkan sebagai
antiagen pengendali hama yang ramah lingkungan (Ergina, dkk., 2014).
Uji fitokimia adalah salah satu metode untuk mengetahui aneka ragam seny
awa kimia yang terbentuk dan terkandung dalam tumbuhan. Mulai dari struktur ki
mia, biosintesa, perubahan, serta metabolism dan bioaktivitasnya. Uji fitokimia di
awali dengan uji skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder (Dodi iskandar, 2020).
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya
terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzene tersubstitusi) disambungkan oleh rantai
alifatik tiga karbon.(Tiang-Yangdkk, 2018).
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen
yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alk
aloid berbentuk padatan Kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisara
n dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan (Nururrahmah
Hammado, dkk 2013).
Terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, istilah ini digunak
an untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu ber
asal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene
CH2=C(CH3)−CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua
atau lebih satuan C5 (Salni, 2011).
Sterol atau steroid merupakan triterpena yang memiliki cincin sikiopentana
perhidro fenantrena sebagai kerangka dasarnya. Saponin merupakan perpaduan
glikosida triterpene dan sterol yang ada di kurang lebih 90 marga tanaman. Saponi
n memiliki kemampuan menghemolisis sel darah, menurunkan kadar kolesterol,
mencegah penyempitan pembuluh darah jantung (arterosklerosis). Saponin sanggu
p menembus dinding sel darah pada beberapa organism bisa bersifat racun (Putri,
2011).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat

Waktu dan tempat praktikum uji fitokimia tanaman dilakukan sebanyak tiga
kali dan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 oktober 20201, rabu 3 november
2021 dan hari sabtu 6 november 2021bertempat dilaboratorium Universitas
Muslim Buton.
2.2 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum adalah gelas ukur, sendok plastic,
pinset, gelas ukur, tabung reaksu, rak tabung reaksi, mikropipet, Erlenmeyer,
timbangan analitik, cawan porselin, botol kratin, blutip, kompor, panic, blender
dan pisau cuter serta pipet volum.

2.3 Bahan

Bahan yang digunkan pada praktikum adalah sampel tanaman komba-komba


kembang putih, aquades, heksana, etil asetat, hcl, kertas saring,kertas label, etanol
70%, HCL 2N, Asam Asetat, H2SO4, FCEl3, larutan dragendorf serbuk Mg.

2.4 Posedur Kerja

Langkah-langkah yang dilakukan pada pratikum uji metabolit sekunder


tumbuhan komba-komba (eupatorium odoratum l) adalah
1. Ekstraksi

Ekstraksi dilakukan pada tumbuhan yang terdiri dari batang dan daun. Organ 
tumbuhan dari tumbuhan tersebut dihaluska dan dikeringkan. Sebanyak 3,7 gram 
serbuk batang dan 4,5 gram serbuk daun tumbuhan, kemudian dimasuk kan kedal
am botol keratin lalu ditambahkan 30 ml alkohol, selanjutnya diinkubasi selam 3h
ari. Tahap selanjutnya disaring menggunakan kertas
saring, filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan cara diuapkan dengan vacuum  ro
tary evaporator untu kmenghasilkan ektrak kental masing masing pelarut. Ekstra
kkental kemuadian diuji lebih lanjut.

2. UjiFlafonoid

Uji flafonoid dilakukan masing masing pada organ tumbuhan dengan cara
1mL sampel dicampur dengan 1mL etanol 70%. Selanjutnya ditambahkan 0,1 g se
rbuk Mg dan 10 tetes HCL pekat dan dihomogen kan mengguakan vortex. Apabil
a terbentuk warna orange, merah dan  atau kuning berarti menandakan kandungan
flavonoid(Pakaya,2015)

3. UjiAlkaloid

Uji alkaloid dilakukan masing masing pada organ tumbuhan dengan cara
mencampurkan 3mL sampel dengan 0,45 mLHCL2N. Selanjutnya dipanaskan sel
ama 5 menit lalu disaring menggunakan kertas saring. Hasil saringan ditambahkan
5 tetes pereaksi dragendorff, Hasil positif jika terbentuk warna coklat (Resmi,
2011).

4. Ujisteroiddanterpenoid

Uji terpenoid dilakuka masing masing pada organ tumbuhan (dengan cara
mencampurkan 1mL sampel dengan 5 tetes asam asetat alhidrat lalu dihomogenka
n menggunakan vortex. Selanjutnya ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 pekat. Te
rbentuknya warna hijau biru pada sampel menunjukkan adanya kandungan steroid
dan terbentuknya warna merah menunjukkan adanya kandungan terpenoid.

5. UjiSaponin

Uji Saponin dilakukan masing masing pada organ tumbuhan (akar,batang
dan daun) dengan cara melarutkan 1mL sampel dengan1mL akuades, kemudian di
aduk selama 15menit. Busa yang stabil menunjukkan kandungan saponin
(Ramyashree et al., 2012).
6. UjiTanin

Uji tannin dilakukan masing masing pada organ tumbuhan dengan cara m
elarutkan1 mL sampel dengan 2 mL akuades. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes lar
utan FeCl3. Warna hijau/biru kehitaman menunjukkan kandungan tannin (Ramyas
hree et al., 2012).

7. UjiFenol

Uji kandungan fenol dilakukan masing masing pada organ tumbuhan den
gan cara mencampur 3 mL sampel dengan 3 tetes FeCl31%. positif adanya fenolik
jika terjadi perubahan warna hijau, merah ungu, biru/ hitam (Resmi, 2011).

,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil dari yang diperoleh pada praktikum uji fitokimia tanaman komba-
komba (Eupatorium odoratum l) daun dan batang tercantum pada tabel I:
NO UJI DAUN BATANG GAMBAR
1 Flafonoid + +

2 Alkaloid + -

3 Steroid dan terpenoid + (steroid) - (terpenoid)

4 Saponin - -

5 Tanin + -

6 Fenol + +
3.2 Pembahasan

Praktikum yang berjudul “uji fitokimia tanaman komba-komba” ini,


bertujuan mengetahui kandungan metabolit sekunder pada tanaman komba-komba
(Eupatorium odoratum l).
Menurut penelitian Tran et al (2011) ekstrak daun Komba-komba memiliki
kandungan flavonoid, phenolic, alkaloid, terpenoid, dan minyak esensial dalam uji
aktivitas sitotoksik invitro menggunakan pelarut etanol.  Metabolit sekunder adala
h senyawa organic yang disentesis pada tumbuhan dan merupakan sumber senyaw
a obat, digolongkan  atas alkaloid, terpenoid, steroid,fenolik, flavonoid dan saponi
n (Saifudin,2014:3). Hasil dari penelitian kami tentang uji fitokimia metabolit
sekunder tanaman komba-komba yaitu mengandung flavonoid, steroid, fenol,
tanin dan alkaloid.
Menurut Priono (2016) efektivitas ekstrak etanol daun komba komba sebagai 
antibakteri diduga berhubungan dengan kandungan senyawa metabolit sekunder y
angberada dalam ekstrak. Hal ini sesuai dengan hasil uji fitokimia daun komba ko
mbayang memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder yang dapat b
erfungsi sebagai antibakteri diantaranya alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triter
penoid dan tanin. Kerusakan yang ditimbulkan senyawa anti bakteri tersebut dapat 
bersifat bakteri sidal (membunuh bakteri) dan bakteri statik(menghentikan sement
ara pertumbuhan bakteri).
Senyawa pyrrolizidine alkaloids merupakan salah satu senyawa organik
heterosiklik khusus yang terkandung dalam tumbuhan E. odoratum sebagai
protoxins tidak berbahaya, sedangkan dalam saluran pencernaan hama akan
direduksi menjadi amina berbahaya bersifat racun. Senyawa ini memegang
peranan penting dalam menekan perkembangan hama secara efektif karena
memiliki toksisitas tinggi dengan cara diinduksi oleh aktivitas metabolik yang
menyebabkan aktivitas makan menurun (Seremet et al., 2018).
Berdasarkan penelitian Febrianti dan Rahayu (2012), alkaloid dan tanin
berperan sebagai racun perut serta antifeedant yang menghambat nafsu makan
serangga. Senyawa lain seperti triterpenoid memiliki sifat penolak kehadiran
serangga (repellent) dan racun perut (Fauziah et al., 2017), saponin juga termasuk
racun perut bersifat sitotoksik dan hemolitik yang meningkatkan permeabilitas
biomembran sehingga dapat mengiritasi mukosa saluran pencernaan (Iswadi et al.,
2015).
Menurut Sirinthipaporn (2017) ekstrak etanol daun komba-komba
mengandung flavonoid (rutin) dengan kadar yang tinggi. Flavonoid merupakan
senyawa yang berfungsi sebagai antimikroba dengan cara membentuk senyawa
kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran
dan dinding sel. Menurut Nurhanafi, (2012) Flavonoid juga bersifat desinfektan
dan bakteriostatik yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang dapat
menyebabkan aktivitas metabolisme sel bakteri berhenti. Ngozi dkk (2009)
menyatakan bahwa daun komba-komba mengandung kadar saponin yang tinggi
dan mengandung alkaloid dari golongan auron, chalcon, flavon dan flavonol.
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Daun komba-komba mengandung flafonoid, alkaloid, steroid dan
terpenoid, fenol, tanin namun tidak mengandung saponin.
2. Batang komba-komba mengandung flofonoid dan fenol, namun tidak
mengandug tanin, alkaloid, saponin, steroid dan terpenoid.
4.2 Saran

Berdasarkan hasil praktikum tersebut, disarankan agar melakukan ekstrak


tanaman dengan pereaksi dan bahan yang berbeda. Agar hasil yang di dapatkan
bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ergina, Nuryanti, S. dan Pursitasari, I.D., 2014, Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yag Diekstraksi dengan
Pelarut Air dan Etanol, Jurnal Akad. Kim.,3(3): 165-166

Iskandar, D., 2020, Aplikasi uji skrining fitokimia terhadap daun uncaria
tomentosa sebagai bahan utama dalam pembuatan teh, jurnal teknologi
technoscientia issn: 1979-8415 vol. 12 no. 2
Tian-yang., Wang., Qing Li., Kai-shun Bi. (2018). Bioactive flavonoids  In
Medicinal  Plants: Structure, Activity And Biological Fateasian. Journal 
Of Pharmaceutical Sciences,13,12–23

Hammado, N dan Illing, I., 2013, identifikasi senyawa bahan  aktif  alkaloid


pada tanaman  lahuna (eupatoriumodoratum),Jurnal Dinamika, ISSN : 20
87 -7889 Vol. 04. No. 2

Salni, H.M. Dan R.W. Mukti. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Dari Daun Jen
gkol  (Pithecolobiumlobatum Benth) Dan Penentuan Nilai Khm-Nya. Jurn
al Penelitian Sains.14:1(D) 14109.

Putri, D. U., 2011. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam Pada Tumbuhan
Urang-Aring (Tridax Procumbens L). Http://Www.Tarmiziblog.Blogsp
ot.Com. Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2015

Priono A, Yanti N, Lili D, 2016. Perbandingan Efektivitas Antibakteri Ekstrak


Etanol Daun Kelor (Moringaoleifera lamck.) dan Ekstrak Daun
Chromolaena odorata L.. Jurnal Ampibi 1 (2) : 1-6 .

Anda mungkin juga menyukai