LAPORAN LENGKAP
ANALISIS FARMASI
PERCOBAAN VII : ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT
GOLONGAN SISA
OLEH :
GOLONGAN A
ANGKATAN 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada
Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara mengetahui ada
atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel (Gandjar,
2007).
1. Maksud percobaan
2. Tujuan Percobaan
umum.
spesifik.
C. Prinsip Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Pengertian Alkaloid
dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian
bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya
heterosiklik atau aromatis dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek
golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen) nya terdapat di dalam rantai lurus
1981).
berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu
dari isomer optik yang dijumpai dialam, meskipun dalam beberapa kasus
senyawa ini terdiri dari amino (NH2) dan karboksil (COOH). Ada 20 jenis
asam amino esensial yang merupakan standar atau yang dikenal sebagai
alfa asam amino alanin, arginin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam
jenis asam amino yang disebutkan diatas, alkaloid diketahui berasal dari
sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan
antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu
senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi
rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat
struktur alkaloida. Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting
adalah reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus
3. Fungsi alkaloid
asam urat dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama
pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner tahun 1819,
yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu
a. Alkaloid
dalam bidang medis adalah morfin yang diisolasi tahun 1805. Alkaloid
b. Codein
Kodein adalah alkaloid yang ditemukan dalam opium opium
kodein diubah menjadi bentuk aktifnya yakni morfin dan kodeina -6-
2000).
c. Teofilin
fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja
keras, namun akan muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul
makan akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan ditekan.
mental, pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan
0,5 g NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan
(Soerya, 2005).
B. Uraian Bahan
Rumus bangun :
berasa
RB : H-Cl
dalam air
RB :
1,84
menimbulkan panas
[O–H]
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas menusuk
kuat
RB :
kelembaban
RB :
putih
RB :
RB : Na-OH
(95%) P
RB :
Kelarutan : Sukar larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
panas
RB :
METODE PERCOBAAN
1. Alat
gelas kimia, pipet tetes, pinset, rak tabung reaksi, spiritus, dan tabung
reaksi.
2. Bahan
B. Cara Kerja
1. Uji organoleptik
cawan porselin, kemudian diamati bau, rasa, bentuk dan warna lalu dicatat
hasilnya.
2. Uji kelarutan
Disiapkan alat dan bahan, lalu dimasukkan sampel murni ke
yang berbeda yaitu air dingin, HCl, NaOH, dan etanol, lalu dicatat
hasilnya.
3. Uji pemijaran
pinset, lalu dipijarkan diatas api menyala, kemudian diamati bau uap,
4. Reaksi spesifik
a. Codein
b. Theophylin
masing sampel yaitu pereaksi NH4OH + AgNO3, dan pereaksi roux lalu
A. Tabel Pengamatan
1. Uji Organoleptik
2. Uji Kelarutan
3. Uji Pemijaran
a. Codein
1) Sampel murni
2) Sampel sediaan
1) Sampel murni
2) Sampel sediaan
alkaloid dengan sampel kodein dan teofilin dengan uji organoleptik, uji
kodein yaitu serbuk berwarna putih, bau khas, dan rasa pahit.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan kodein berbentuk
hablur tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih dan tidak berbau.
Sedangkan pada sampel murni teofilin didapatkan hasil yaitu serbuk halus
berwarna putih, tidak berbau dan rasa sangat pahit. Hal ini telah sesuai
dengan literatur yang menyatakan teofilin berbentuk serbuk halus tidak
berbau, pahit, dan mantap di udara (Ditjen POM, 1979; Ditjen POM, 1995).
larut dengan pelarut tertentu. Hasil yang di peroleh sampel murni kodein
yaitu larut dalam air panas, air dingin, HCl, NaOH dan tidak larut dalam
etanol. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
kodein sukar larut dalam air, larut dalam air mendidih. Sedangkan hasil
yang diperoleh sampel murni teofilin yang larut dalam air panas HCl,
NaOH etanol dan tidak larut dalam air dingin. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa teofilin lebih mudah larut dalam air
panas, sukar larut dalam etanol (95%) P mudah larut dalam alkali
hidroksida dan amonia encer P (Ditjen POM, 1979; Ditjen POM, 1995).
atau menguap pada saat dipijarkan. Hasil yang diperoleh sampel murni
codein yaitu bau khas, berwarna putih, dan sukar leleh. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa sisa pemijaran kodein ini tidak
teofilin diperoleh hasil yaitu bau khas, uap berwarna putih, sukar leleh. Hal
ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa teofilin memiliki
sisa pemijaran kurang dari 0,1% artinya mudah meleleh (Ditjen POM,
1979)
atau sampel menggunakan pereaksi yang sesuai titik pada sampel codein
murni dan sediaan. Codein murni direaksikan dengan pereaksi frohde
Hal ini telah sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa ketika
kuning, hijau, biru karena terjadi reaksi antara atom H pada alkaloid
(Codein)
ungu. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kodein
warna ungu dalam waktu singkat, karena dua molekul dari sifat morfin
(Codein)
Pada sampel murni codein dan sampel sediaan codein
putih dan sampel sediaan kodein berwarna kuning. Hal ini tidak sesuai
+ → Warna kuning
(Codein) (Besi(III)Klorida)
kodein berwarna hijau dan sampel codein sediaan berwarna kuning. Hal
ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa reaksi umum
(Fernando, 2019).
+ + → Warna biru
(Codein) (Asam Sulfat) (Besi(III)Klorida)
berwarna putih, hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan
(Fernando, 2019).
+ [O – H ] → Warna merah
dengan NH4OH dan AgNO3 menghasilkan endapan putih. Hal ini tidak
2019).
+ + → Violet
(Codein) (Amonium hidroksida) (Perak nitrat)
ketika teofilin bereaksi antara ion kation pada reaksi roux berwarna hijau
(Teofilin)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
b. Pada uji organoleptik sampel kodein serbuk putih, pahit, bau khas dan
sampel teofilin serbuk hablur putih, sangat pahit, tidak berbau. Uji
kelarutan kodein tidak larut dalam air dingin dan kodein tidak larut
B. Saran
ruangan untuk dibuka saja jendelanya agar ada udara masuk karena
terlalu panas.
LAMPIRAN
A. Gambar
1. Uji Organoleptik
Codein Theophylin
2. Uji Kelarutan
a b c d e a b c d e
Codein Theophylin
Keterangan: Keterangan:
a. Air dingin a. Air dingin
b. Air panas b. Air panas
c. HCl c. HCl
d. NaOH d. NaOH
e. Etanol e. Etanol
3. Uji Pemijaran
Codein Theophylin
4. Reaksi Spesifik
a. Codein
a b c d e a b c d e
Sampel murni Sampel sediaan
Keterangan : Keterangan:
a. Frohde a. Frohde
b. Marquis b. Marquis
c. FeCl3 c. FeCl3
d. H2SO4 + FeCl3 d. H2SO4 + FeCl3
e. NH4OH pekat e. NH4OH pekat
b. Theophylin
a
b a b
1. Pereaksi Marquis
• Komposisi:
H2SO4 3 mL
• Cara pembuatan:
3 mL
2. Pereaksi
Frohde
• Komposisi:
• Cara pembuatan:
molibdat.
3. Pereaksi Roux
• Komposisi:
Na.nitroprusid 10 gr
Aquadest 100 mL
NaOH 2 mL
KMn04 5 mL
• Cara pembuatan:
coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta
Ditjen POM, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Depkes RI: Jakarta
Gandjar.; Ibnu, G.; Rohman Abdul, 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.