Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
METODE REFRAKTOMETRI

OLEH

NAMA : NIA ANGGI SAPUTRI


NIM : A1L119008
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ASISTEN : LA ODE INDO, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Refraktor Abbe ditemukan oleh Ernst Abbe (1840 – 1905) yang bekerja

untuk Perusahaan Zeiss di Jena, Jerman pada akhir 1800-an. Refraktometer Abbe

adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan

atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dengan ketelitian sampai

0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam dan

persentase padatan 0 sampai 95%.

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optik yang penting

dalam medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk

mengiterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan atau

larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat

dengan parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang sering

dipakai dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Indeks bias juga berperan

penting dalam beberapa bidang di antaranya dalam teknologi film tipis dalam fiber

optik. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui

kosentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa

dari oli, untuk menentukan kemurnian minyak goreng, (Hidayanto., dkk. 2010).

Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yang

merupakan konsentrasi dari bahan terlarut dalam sampel(larutan air). Kadar zat

merupakan total dari semua zat atau bahan dalam air, termasuk gula.pada dasarnya
Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari tebu yang terdapat dalam larutan

100 g gulatebu. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar benar

tepat sesuai dengan konsentrasinya.

Hukum pembiasan cahaya adalah sinar datang, sinar bias, dan garis normal

terletak pada satu bidang. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias

cahaya yang memasuki bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai

tetap (konstant). Jika cahaya masuk dari suatu medium ke medium lain frekuensi

cahaya tidak berubah tetapi cepat rambatnya akan berubah.

Oleh karena itu agar dapat menambah pengetahuan khususnya

mahasiswa untuk dapat memahami prinsip kerja refraktometri dan mentukan

konsentrasi sirup melalui kurva kalibrasi maka diadakan praktikum “ Penentuan

konsentrasi larutan metode refraktometri “.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah, mahasiswa diharapkan dapat memahami

prinsip kerja refraktometer dan menentukan konsentrasi suatu larutan sirup

melalui kurva kalibrasi

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari pembuatan laporan ini agar mahasiswa atau kita semua dapat

mengetahui dan memahami prinsip kerja refraktometer, dan menentukan

konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan konsentrasi

atau kadar dari bahan terlarut dengan memanfaatkan indeks bias suat cahaya

seperti gula dan garam. indeks bias adalah kecepatan cahaya di ruang hampa

dengan kecepatan cahaya pada zat terebut atau perbandingan dengan sinus sudut

datang dengan sinus sudut bias. nilai pada indeks bias suatu zat terlarut selalu

berubah tergantung nilai suhu dan panjang gelombang yang dibiaskan. prinsip

kerja alat refraktometer menggunakan prinsip pembiasan. jika sampel merupakan

larutan dengan konsentrasi rendah maka yang terjadi sudut refraksi akan lebar

dikarenakan perbedaan refraksi dan prisma dan sampel besar. maka skala yang

terbaca akan jatuh pada skala rendah. sedangkan, jika sampel dengan konsentrasi

tinggi maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel

kecil, (Hermain., dkk. 2018).

2.2 Indeks bias

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting

dari medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk

menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan atau

larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat

dengan parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain

yang sering dipakai dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Indeks bias juga
berperan penting dalam beberapa bidang diantaranya dalam teknologi film tipis

dan fiber optik. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat digunakan untuk

mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan kemurnian dan

kadaluarsa dari oli, untuk menentukan kemurnian minyak goreng (Hidayanto,

2010).

Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk

mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu material

pada suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila komposisi

material tersebut mengalami perubahan. Beberapa industri karenanya

menggunakan ukuran refractive index dalam penetapan kualitas produk solid atau

liquid transparannya (Marzuki, 2012).

Indeks bias menyatakan perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di

ruang hampa terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan. Cepat rambat cahaya di

dalam ruang hampa sebesar c. Jika melalui suatu medium maka cahaya tersebut

akan mengalami perubahan kecepatan menjasi v, dimana besarnya v jauh lebih

kecil dibandingkan cepat rambat cahaya di ruang hampa c. Ketika cahaya

merambat di dalam suatu bahan, kelajuaanya akan turun sebesar suatu faktor yang

ditentukan oleh karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias (n), (Zamroni.

2013).

2.3 Glukosa (C6H12O6)

Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan

sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang

mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi


pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja

otak dan sel darah merah. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung

karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida.

Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya

berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan

diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan

didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh

dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk

glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai

bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi

otak (Subiyono, 2016)


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Fisik II dengan judul “Penentuam Konsentrasi Larutan

Metode Refraktometri” dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Mei 2021 pukul 10.00

WITA – selesai di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan,Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :refraktometer, pipet ukur

10 mL, pipet volume 25 mL, gelas beker 50 mL, pengaduk dan tabung reaksi.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan yaitu pada percobaan ini yaitu glukosa, sirup ABC

(rasa jeruk dan leci) dan aquades.

3.3. ProsedurKerja

Prosedur kerja dalam percobaan penentuan konsentrasi larutan gula dengan

metode refraktometri ini diawali dengan 25 gram gula yang dilarutkan dan

dicampurkan dengan 25 ml air ke dalam labu ukur, lalu dimasukan kedalam

tabung reaksi, kemudian diteteskan ke atas prisma refraktometer. Kemudian, 20

gram gula yang dilarutkan dicampurkan dengan 25 ml air kedalam labu ukur lalu

dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian diteteskan ke atas prisma

refraktometer. Selanjutnya, 15 gram gula yang dilarutkan dicampurkan dengan 25


ml air kedalam labu ukur lalu dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian

diteteskan ke atas prisma refraktometer. Selanjutnya, 10 gram gula yang

dilarutkan dicampurkan dengan 25 ml air kedalam labu ukur, lalu dimasukan

kedalam tabung reaksi, kemudian diteteskan ke atas prisma refraktometer.

kemudian, 5 gram gula yang dilarutkan dicampurkan dengan 25 ml air kedalam

labu takar, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. kemudan diteteskan ke atas

prisma refraktometer. Dilakukan juga penetesan air murni yang di atas prisma

refraktometer. Selanjutnya, sampel larutan X diteteskan di atas prisma

refraktometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1.1 Data Pengukuran Indeks Bias Larutan Gula


4.2 No Kosentrasi Larutan Gula Indeks Bias (n)
1 0% 0
2 5% 3,3
3 10% 7,1
4 15% 10,3
5 20% 14,1
6 25% 17,8
7 Sampel (Jeruk) 15,2
8 Sampel (Leci) 3,0

4.3 Pembahasan

Tabel 4.1.2 Hubungan antara Konsentrasi dan Indeks Bias


20
18
f(x) = 71.2 x − 0.13
16 R² = 1
14
12
10
8
6
4
2
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Pengukuran Pada kadar gula yang lebih umum di lakukan menggunakan

alat refactometer ,yaitu dengan meneteskan cairan tebu kesalah satu bagian

refactometer.metode ini memanfaatkan prinsip indeks bias,makin tinggi kadar

gula pada cairan tebu maka indeks biasnya akan semakin tinggi sehingga

refactometer akan menunjukan skala yang semakin besar .suatu kelemahan dari

alat ini adalah adanya pengaruh sinar matahari ketika pengukuran dilaksanakan di

lapang .semakin tinggi nilai intensitas sinar matahari maka semakin tinggi skala

refactometer yang akan di dapatkan (Misto., dkk. 2019).

Pada percobaan kali ini yaitu menentukan konsentrasi suatu larutan gula

melalui kurva kalibrasi. Praktikum ini berdasarkan pada prinsip bahwa penentuan

kadar atau konsentrasi larutan gula  didasarkan  indeks bias larutan gula dengan

menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan

reaksi cahaya. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah jika cahaya yang masuk

melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma

kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan

oleh sudut batas antara cairan dan alas.

Perbedaan indeks bias dari tiap-tiap sampel disebabkan karena kecepatan

cahaya pada masing-masing medium atau sampel berbeda-beda, dimana laju

cahaya pada kecepatan vakum lebih cepat dari pada laju cahaya ketika sudah

melewati suatu medium. Perlambatan ini terjadi karena dalam medium terjadi

penyerapan atau absorbs dan hamburan cahaya saat bergerak dari atom ke atom.

Untuk penentuan konsentrasi sampel maka digunakan grafik hubungan antara


konsentrasi dengan nilai indeks bias. Dan untuk mencari konsentrasi nilai x

digunakan persamaan y = Ax + B.

Perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat

rambat cahaya dalam medium (v) disebut indeks bias mutlak dari medium (n).

Cepat rambat cahaya dalam medium (v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat

cahaya dalam ruang hampa (c). Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-

atom dalm medium tersebut. Atau dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v)

ditentukan oleh atom-atom dalam medium dan ini berakibat pada harga indeks

biasnya.Pembiasan cahaya merupakan peristiwa penyimpangan atau pembelokan

cahaya karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan optik yang berbeda.

Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam, yakni: mendekati garis

normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat

dari medium yang optiknya kurang rapat kemedium optik yang lebih rapat,

contohnya cahaya merambat darri udara kedalam air. Dan menjauhi garis normal,

dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari

medium yang optiknya lebih rapat kemedium optik yang kurang rapat, contohnya

cahaya merambat dari dalam air keudara. Pembiasan cahaya dapat terjadi apabila

perbedaan cahaya pada mediumyang rapat lebih kecil dibanding dengan laju

cahaya pada medium yang kurang rapat.

Percobaan kali ini digunakan delapan sampel yang berbeda-beda

konsentrasinya yakni 0% ,5% , 10% , 15% ,20%, 25%, dan sampel x (jeruk dan

leci) yang belum diketahui konsentrasinya. Indeks bias dari kedelapan sampel
tersebut berturut-turut adalah 0; 3,3; 7,1 ; 10,3 ; 14,1 ; 17,8 dan 15,2 untuk sampel

jeruk serta 3,0 untuk sampel leci.

Prinsip yang ada terbukti benar bahwa semakin besar konsentrasi gulanya

maka semakin besar pula indeks biasnya, ini di pengaruhi oleh kekentalan zat cair,

dimana semakin kental zat cair, indeks biasnya semakin besar. Begitu pula

sebaliknya, semakin encer zat cair maka indeks biasnya semakin kecil; kecepatan

rambat cahaya, dimana semakin besar cepat rambat cahaya dalam medium, maka

indeks biasnya semakin besar; suhu, dimana semakin besar suhu maka indeks

biasnya semakin kecil; panjang gelombang, dimana semakin besar panjang

gelombang maka indeks biasnya semakin kecil, tekanan udara permukaan, dimana

semakin besar tekanan udara permukaan maka indeks biasnya semakin besar, dan

konsentrasi larutan, dimana semakin besar konsentrasi larutan maka indeks bias

semakin besar, sebaliknya jika semakin kecil konsentrasi larutan maka indeks

biasnya juga semakin kecil.

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa indeks bias selalu

berbanding lurus dengan kadar gula yang terdapat dalam sampel, sehingga makin

besar atau tinggi kadar gula yang terdapat dalam minuman makin besar pula

indeks biasnya.Dan untuk sampel X (jeruk dan leci) merupakan larutan yang

belum diketahui konsentrasinya. Konsentrasi larutan sirup tersebut dicari

konsentrasinya dengan melihat kurva kalibrasi, sehingga diperoleh konsentrasi

untuk sampel leci yakni 0,044% dan untuk sampel jeruk adalah 0,2154% .
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa pengukuran menggunakan refraktometer didasarkan pada prinsip bahwa

cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas

antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas

tertentu oleh sudut batas antara cairan dan alas. Konsentrasi berbanding lurus

dengan indeks biasnya sehingga semakin besar konsentrasi larutan gula, maka

semakin besar pula indeks biasnya. Dari kurva kalibrasi diperoleh konsentrasi

larutan sampel dari sirup jeruk yaitu 0,2154% dan sirup leci 0,044%.

5.1 Saran

Saran yang dapat berikan pada praktikum kali ini yaitu agar kedepannya

praktikan terlebih dahulu membekali dirinya mengenai materi yang akan

dipraktekkan dan juga menguasai prosedur kerja agar dapat menghindari

kesalahan yang kemungkinan muncul saat praktikum berlangsung.


LAMPIRAN

1.1 Analisis Data

1.1.1 Menentukan konsentrasi sampel X (Jeruk)

y = 71,2x – 0,133

15,2 = 71,2 x – 0,133

15,2 + 0,133 = 71,2x

15,333 = 71,2x

x = 15,333/71, 2 x

x = 0,2154%

Jadi, kosentrasi sampel X (Sirup jeruk) = 0,2154 %

1.1.2 Menentukan konsentrasi sampel X (Leci)

y = 71,2x – 0,133

3,0 = 71,2 x – 0,133

3,0 + 0,133 = 71,2x

3,133 = 71,2x

x = 3,133/71, 2 x
x = 0,044 %

Jadi, kosentrasi sampel X (Sirup marjan) = 0,044 %

1.1.3 Penentuan Massa Gula

1.1.3.1 Massa glukosa 25 %

25 % x 25 / 25 = 25 gram

1.1.3.2 Massa glukosa 20 %

20% x 25 / 25 = 20 gram

1.1.3.3 Massa glukosa 15 %

15% x 25 / 25 = 15 gram

1.1.3.4 Massa glukosa 10 %

10% x 25/25 = 10 gram

1.1.3.5 Massa glukosa 5 %

5% x 25/25 = 5 gram

1.1.3.6 Massa glukosa 0 %


0% x 25/25 = 0 gram

1.1.3.7 Massa sampel X 0,2154%

0,2154% x 25/25 = 0,2154%

1.1.3.8 Massa sampel X 0,2154%

0,044% x 25/25 = 0,044%

Anda mungkin juga menyukai