BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
𝑐
n= ....…………..……………….............…………….…....…...(2.1)
𝑣
Dengan n adalah indeks bias , c adalah laju cahaya dalam ruang hampa (m/s) dan v
adalah laju cahaya dalam medium (m/s). Peristiwa pembiasan cahaya pada bidang batas
antara dua medium telah memenuhi.
Hukum Snellius.
n1 sin ϴ1 = n2 sin ϴ2 ……………...…………...…….…..............(2.2)
Daya dengan n adalah indek bias, c adalah laju cahaya dengan ϴ1 = sudut datang
dan n2 = indeks bias medium tempat cahaya bias dan ϴ2 = sudut bias (Rahma, 2015).
Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode antara
lain dengan metode interferometry seperti interferometry Mach-Zender, interferometry
Fabry- Perot dan interferometry Michelson, menggunakan spektrometer dan
refraktometer. Pengukuran menggunakan metode tersebut cenderung rumit dan memakan
waktu yang lama sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur indeks bias secara
mudah dan cepat. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui
konsentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa dari oli,
untuk menentukan kemurnian minyak goreng.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang
digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer . Untuk mencapai kestabilan,
alat refraktometer harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standard.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan
dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase
padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis,
larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung
dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai dengan 0,0002 dari gelas
skala di dalam. metode pengukurannya didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk
melewati prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut
batas antara cairan dan batas suatu larutan yang akan dianalisa dengan menggunakan alat
(Mulyono, 2012).
4
Indeks bias atau refractive indeks menurut optika geometrika adalah perbandingan
sinus sudut datang dansinus sudut bias saat suatu sinar melewati bidang batas dua jenis
zat. Optika fisis menunjukkan bahwa nilai indeks bias tersebut menunjukkan perbandingan
kecepatan cahaya dalam medium asal sinar dengan kecepatan cahaya dalam medium
tujuan sinar. Jadi lengkapnya indeks bias harus diberi keterangan zat apa terhadap zat apa.
Menurut pengertian umum, jika hanya disebut indeks bias suatu zat saja, itu berarti
perbandingan sudut datang dan sudut pantul sinar yang berpindah dari udara ke zat itu atau
perbandingan kecepatan cahaya di udara dan kecepatan cahaya di zat tersebut. Alat untuk
mengukur indeks bias suatu zat disebut refraktometer. Indeks bias zat berbeda-beda.
Indeks bias larutan umumnya dipengaruhi juhga oleh kadar zat terlarutnya. Sifat ini dapat
digunakan untuk analisis kadar larutan, dengan pengukuran indeks biasnya, tentunya
dengan bantuan kurva baku hubungan indeks bias dan kadar larutan. Kurva baku ini
berlaku yaitu spesifik untuk suatu jenis larutan (Penyusun, 2018).
2.3. Refraktometer
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernes Abbe seorang ilmuan dari German pada
permulaan abad 20. Refraktometer Abbe merupakan alat untuk mengukur indeks bias
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan
presentase padatan 0% - 95% banyak macam alat refraktometer (Rahma , 2015).
Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk
mengukur kadar atau konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (Brix), garam
(Baume), protein, dsb. Metode kerja dari alat refraktometer ini dengan juga memanfaatkan
teori refraksi dari suatu cahaya.
Cara kerja refraktometer Abbe didasarkan pada hukum snellius yang berbunyi
"sudut kritis yang dibentuk oleh cahaya yang datang akan menghasilkan zat yang
dianalisa". Cahaya di refleksikan dari kaca akan melewati prisma P1. Kaca yang
permukaan kasar sebagai sumber cahaya tak terhingga. Cahaya melewati lapisan cairan
0,1 mm dari seluruh arah. Cahaya masuk ke prisma 2 dengan direfraksikan. Sinar kritis
membentuk medan bagian terang dan gelap ketika dilihat dengan teleskop yang bergerak
bersamaan dengan skala. Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa
digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula
4
(“brix”), garam (“baume”), protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer ini dengan
memanfaatkan teori refraksi cahaya. Alat Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest
Abbe, yaitu seorang ilmuan asal German pada awal abad 20.
Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan brix (%) yang merupakan
pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar zat terlarut merupakan
total dari semua zat atau bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, dan asam. Pada
dasarnya brix (%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari gula tebu yang terdapat dalam
larutan 100 g gula tebu. Jadi pada saat mengukur larutan gula, brix (%) harus benar-benar
tepat sesuai dengan konsentrasinya.
Refraktometer bekerja menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu
larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Fenomena ini terlihat pada batang yang terlihat bengkok ketika dicelupkan ke
dalam air. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam
larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya. Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat
optik ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface
prisma dan sampel larutan.
Ada empat jenis refraktometer utama:
1. Refraktometer genggam tradisional (traditional handheld refractometers).
2. Refraktometer genggam digital (digital handheld refractometers)
3. laboratorium atau refraktometer Abbe (Abbe refractometers),
4. proses refraktometer inline (inline process refractometers).
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan
refraksi cahaya. Adapun prinsip kerja dari refraktometer dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Terdapat 3 bagian yaitu : Sampel Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma
jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel.
2. Jika sampel merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan
lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sampel besar. Maka pada
papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.
3. Jika sampel merupakan larutan pekat atau konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi
akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sampel kecil. Terlihat sinar jatuh
semakin besar (Ardiyanto, 2012).
melewati prisma yaitu ketika cahaya masuk ke dalam prisma dalam kondisi yang kering,
bidang pandang pada refraktometer analog secara keseluruhan akan berwarna biru.
Sedangkan pada refraktometer digital, ditandai dengan pesan error atau tidak ada yang
akan muncul. Untuk pengukuran air murni pada refraktometer harus menghasilkan
pembacaan 0 (nol). Suatu larutan yang mengandung sukrosa ditempatkan dipermukaan
prisma maka akan mengubah arah cahayanya secara signifikan. (Mulyono, 2012).
2012).
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias suatu
zat. Refraktometer adalah perangkat laboratorium atau lapangan untuk mengukur kadar
atau konsentrasi bahan terlarut atau larutan seperti gula, garam, protein, dan lain-lain
berdasarkan pada pengukuran indeks bias cairan tersebut. Setiap industri termasuk
Makanan, Minuman, Wewangian, penggilingan Gula, Refining, Pengolahan, Minyak,
Kimia, Farmasi, Flavor, Kosmetika, dan pengujian Toksikologi, memiliki persyaratan
aplikasi yang unik, kendala lingkungan dan isu-isu penanganan operator dengan yang
bersaing. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias
suatu zat larutan dan banyak digunakan pada makananan. Oleh karena itu, salah satu
aplikasi penggunaan refraktometer antara lain seperti berikut:
1. Dalam kedokteran hewan
4
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanto, E. and Rofiq, A. (2014) ‘Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks
Ii, B. A. B. and Pemasaran, P. (2012) ‘Bab ii tinjauan pustaka 2.1’, (2008), pp. 13–32.
BRIXMETER Portable Brix Meter mempunyai manfaat selain dari sekedar sebagai alat untuk
menentukan Portable Brix Meter ini digunakan untuk memprediksi indeks bias akan diselidiki
Tegangan, T. P., Gabriela, N. and Wijaya, A. (2014) ‘Laporan Praktikum Fisika Dasar’.
Kunlestiowati, H., dkk . 2016 ‘Penentuan Sudut Deviasi Minimum Prisma Melalui Peristiwa
Pembiasan Cahaya Berbantuan Komputer Determination Of Minimum Deviation Angle Of
Prism Through The Light Refraction Assisted By A Computer’. UP MKU Politeknik
Negeri Bandung : Bandung
Leksana, E. . 2017 . ‘Pengukuran Salinitas Air’. Teknik Pertanian : Lampung
Penyusun, T. Modul. 2013. ‘Dasar Analisis Fisikokimia’. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional: jakarta.
Rosita, I. I. 2015. ‘Prinsip Refraktometer’ .
Sulastri, P. S. 2015. ‘Refraktometer’. (4301412033).
Sukardi, T. 2016. ‘Pelatihan Proses Kalibrasi Alat Ukur Sebagai Penunjang Dalam
Pembelajaran Praktik Pemesinan’. Di Pt Mondelez: Indonesia Manufacturing.
Takarianto, dkk. 2015. 'Praktikum Kimia Analisis Instrumen'. SMK Negeri SMAK Makassar:
Makassar