Anda di halaman 1dari 14

Pembiasan Cahaya

Pada Zat Cair


Disusun Oleh :
Sri Arfani Hs (NIM.8196175002)
Visha Wahyuni (NIM.8196175003)
Tujuan
01 Mengidentifikasi gejala gelombang
(pembiasan) melalui praktikum yang
dilakukan.

Mengeksplorasi penerapan gejala


02 pembiasan, dalam kehidupan sehari-hari
melalui praktikum yang dilakukan.
Mempresentasikan hasil percobaan tentang
03 pembiasan cahaya pada zat cair.

Membuat kesimpulan tentang pembiasan


04 cahaya pada zat cair melalui praktikum
yang dilakukan.
KAJIAN TEORI
  Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda,
 Indeks Bias

maka cahaya tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang


diteruskan. Jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air,
maka sebagian cahaya yang diteruskan terlihat dibelokkan,
dikenal dengan pembiasan. Cahaya yang melalui batas antar dua
medium dengan kerapatan optik yang berbeda, kecepatannya
akan berubah. Perubahan kecepatan cahaya akan menyebabkan
cahaya mengalami pembiasan. Perambatan cahaya dalam
ruang hampa udara memiliki kelajuan c , kemudian setelah
memasuki medium tertentu akan berubah kelajuannya menjadi v
dengan . Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan,
kelajuannya akan turun sebesar suatu faktor yang ditentukan
oleh karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias ( n).
dengan, c
n
n = indeks bias v
c = kelajuan cahaya di ruang hampa (m/s)
v = kelajuan cahaya di dalam bahan (m/s)
Indeks Bias Zat Cair
Suatu sinar melewati dua medium yang berbeda, akan terjadi pembiasan. Jika
sinar dilewatkan dari udara melewati zat cair, maka sinar di dalam zat cair itu
akan dibelokkan. Seperti pada Gambar 1, sinar datang dengan arah tidak tegak
lurus sisi kotak yang berisi zat cair. Ketika memasuki zat cair arah sinar
dibelokkan, dan ketika keluar dari zat cair pada sisi lainnya arah sinar dibelokkan
kembali. Peristiwa pembiasan pada bidang batas antara dua medium memenuhi
hukum Snellius

n1 sin 1  n2 sin  2
dengan,
n1 = Indeks bias medium tempat cahaya datang
1 = sudut datang
n2 = indeks bias medium tempat cahaya bias
1 = sudut bias
 Titik O adalah titik tempat sinar datang mengenai kotak
 Titik D adalah titik tempat sinar meninggalkan kotak
 Garis BOC adalah garis yang tegak lurus kotak dan
melalui titik B
 Garis BA tegak lurus garis BOC
Tabel 1. Nilai indeks bias zat cair (untuk l = 589 nm)
Sumber: (Tipler, 1991: 451)

No Zat Cair Indeks


Bias
1 Air 1,33
2 Gliserin 1,47
3 Etil Alkohol 1,36
4 Bensin 1,50
5 Minyak Goreng 1,47
6 Larutan Gula 30% 1,37
7 Larutan Gula 50% 1,42
Alat
dan
Bahan
Laser Wadah Busur
1 buah 1 buah 2 buah
Laser

Triplek Air Minyak


selembar Secukupnya Secukupnya
Langkah Kerja

Gambar 1
Tabel Pengamatan
Pembahasan
•Pembiasan cahaya pada air
Indeks bias n1 pada udara hampa = 1,0003
pada air (teori) = 1,333
Indeks bias n2
Minyak goreng = 1, 47
Melalui metode pembiasan menggunakan set praktikum pembiasan cahaya yang telah dirancang ternyata
diperoleh data pengukuran yang mendekati dengan data laboratorium.

Pada pengukuran indeks bias air diperoleh hasil pengukuran 1,2904 (dengan kesalahan relatif
sebesar 3,2%), sedangkan pada minyak makan 1,407 (dengan kesalahan relatif sebesar 4,3%) . Data
tersebut berada pada rentang data indeks bias hasil laboratorium untuk air 1,333, dan minyak goreng 1,47.
Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode pembiasan menggunakan set pratikum pembiasan
cahaya, kita dapat menentukan nilai indeks bias dari beberapa zat cair, seperti air, dan minyak
goreng. Pada saat cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda kerapatannya maka cahaya
akan mengalami perubahan kecepatan. Peristiwa ini yang dikenal dengan pembiasan. Pada saat
merambat di medium udara, cahaya merambat dengan kecepatan v1 sedangkan saat merambat di
medium zat cair kecepatannya akan berubah menjadu v2 (dimana v1>v2).

Hukum snellius tentang pembiasan menyatakan bahwa jika cahaya merambat dari medium yang
kurang rapat (udara) menuju medium yang lebih rapat (zat cair) maka cahaya akan dibelokkan
mendekati garis normal. Sebaliknya jika cahaya merambat dari medium yang rapat (zat cair) menuju
medium yang kurang rapat (udara) maka cahaya akan dibelokkan menjauhi garis normal. Prinsip
inilah yang digunakan dalam penentuan indeks bias pada penelitian kali ini. Hasil penelitian
membuktikan bahwa indeks bias hasil pengukuran menunjukkan nilai yang tidak jauh menyimpang
dari indeks bias hasil laboratorium/tabel.
Pada penelitian ini telah berhasil dikembangkan set

Kesimpulan praktikum untuk sub materi pembiasan cahaya


dengan sinar laser dan pengatur sudut sinar datang
dan hasil yang didapat dari percobaan yang
dilakukan praktikum ini dapat disimpulkan layak
menjadi set praktikum dalam proses pembelajaran
fisika di sekolah. Ketidak tepatan hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini disebabkan oleh
ketidak akuratan penelitian, namun secara rata-rata
dapat dinyatakan bahwa hasilnya sudah dapat
diterima.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai