Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT, MAKANAN, DAN MINUMAN

PENETAPAN KADAR PEMANIS SAKARIN DALAM MINUMAN ANGGUR

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

Kelas / Klmpk :H–1


Nama Anggota Kelompok :
 Novrilia Wahyuningtias / 110117030 / 1
 Grace Natali / 110118039 / 2
 DevinaVerina / 110118046 / 3
Tanggal Praktikum : 2 Juni 2021
Judul Praktikum : Penetapan Kadar Pemanis Sakarin dalam Minuman Anggur
dengan Metode Spektrofotometri UV
Bentuk Sediaan : Minuman anggur
Pustaka Acuan :
- Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons in pharmaceuticals, body fluids and postmortem
material, Fourth ed, The Pharmaceutical Press, London, 2011, p 2038.
- Farmakope Indonesia edisi VI, hal 1507

I. PROSEDUR ASLI
Saccharin
Sweetener
C7H5NO3S = 183.2
CAS—81-07-2
Synonyms: 1,2-Benzisothiazol-3(2H)-one 1,1-dioxide; benzoic acid sulphimide; benzoic
sulfimide; benzosulphimide; garantose; gluside; sacarina; saccarina; zaharina
Chemical Properties: White crystals or crystalline powder. Mp 228 o to 230o. Soluble 1 in
290 of water, 1 in 31 of ethanol and 1 in 12 of acetone; slightly soluble in chloroform and
ether; readily soluble in dilute ammonia solution and in solutions of alkali hydroxides and,
with the evolution of carbon dioxide, in solutions of alkali bicarbonates and carbonates.
pKa 1.6 (20o); 1.3 (25o). Log P (octanol/water), 0.9.

Saccharin Sodium
C7H4NNaO3S,2H2O= 241.2
CAS—128-44-9 (anhydrous); 6155-57-3 (dihydrate)
Synonyms: Saccharoidum natricum; sodium benzosulphimide; soluble gluside; soluble
saccharin.
Chemical Properties: White efflorescent crystals or a white crystalline powder. Soluble 1 in
1.5 of water and 1 in 50 of ethanol; practically insoluble in chloroform and ether.
Ultraviolet Spectrum: Aqueous alkali—235 (A11 = 351b), 268nm (A11 = 82a)

Penetapan Kadar
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, pindahkan saksama ke dalam corong pisah
dengan bantuan 10 mL air. Tambahkan 2 mL asam hidroklorida 3 N, ekstraksi endapan
sakarin, pertama dengan 30 mL kemudian 5 kali, tiap kali dengan 20 mL campuran pelarut
kloroform P-etanol P (9:1). Uapkan kumpulan ekstrak di atas tangas uap dengan bantuan
aliran udara hingga kering. Larutkan residu dengan 40 mL etanol P, tambahkan 40 mL air,
campur, tambahkan fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan
penetapan blangko menggunakan campuran 40 mL etanol P dan 40 mL air.
Data yang diberikan
Dibuat larutan baku induk sakarin ± 1000 ppm kemudian diencerkan hingga diperoleh larutan
kerja sbb:
Baku kerja (bpj) Absorbansi
…. 0,163
…. 0,312
…. 0,402
…. 0,481
…. 0,638
… 0,821

Pertama sampel berupa minuman anggur merk “laris manis” ditimbang sejumlah tertentu
(kurang lebih sama setiap replikasi) ditambahkan HCl dan kloroform, dilakukan ekstraksi cair
cair 3 x10 mL fase kloroform tersebut diuapkan pada almari asam dan dicuci dg aseton dan
ditambahkan NaOH hingga volume 100,0 mL dan periksa pada lamda maksimal dan didapat
absorbansi sebagai berikut:
Rep Absorbansi
1 0,631
2 0,623
3 0,637
 Buatlah perencaanaan berapa mg larutan tersebut yang harus ditimbang jika minuman
anggur memenuhi persyaratan keamanan pangan? (bj minuman anggur =1)
 Buatlah simulasi perhitungan 3 replikasi sampai ketemu kadar sakarin?

II. RENCANA KERJA


a. Rencana Pembuatan Baku Induk
Tabel Perencanaan Baku Induk

Penimbangan
Volume Akhir (ml) Konsentrasi Baku Induk (bpj)
Sakarin (mg)
1000 50,0 ml x 50 mg
50 50,0
=1000
b. Rencana Pembuatan Baku Antara
Tabel Perencanaan Baku Antara

Volume Baku Induk Volume Akhir (ml) Konsentrasi Baku Antara (bpj)
(ml)
5,0 50,0 5,0 ml/50,0 ml x 1000 bpj = 100

c. Rencana Pembuatan Baku Kerja


Membuat rentang konsentrasi (0,2 – 0,8) baku kerja dengan menggunakan data A11 dan
data absorbansi:
Aqueous acid = 351b; λ = 285 nm adalah absorbansi pada konsentrasi 1% (1 g/100 ml)
dan pada ketebalan kuvet 1 cm)
1% = 1g/ 100 ml = 1000 mg/ 100 ml = 10.000 bpj
Tabel Perencanaan Rentang Baku Kerja

Rentang Absorbansi Perhitungan (bpj)


A= a x b x c
0,2 = 351 x 1 x c
0,2
c = 5,698005698 x 10-4 gram/L
c = 5,7
A= a x b x c
0,8 = 351 x 1 x c
0,8
c = 2,279202279 x 10-3 gram/L
c = 22,8
Rentang Baku Kerja (bpj) 5,7 – 22,8

Tabel Perencanaan Baku Kerja

Replikas V Baku Antara


V Akhir (ml) Konsentrasi Baku Kerja (bpj)
i (ml)
1 3,0 50,0 3,0 ml/50,0 mL x 100 bpj = 6
2 4,0 50,0 4,0 ml/50,0 mL x 100 bpj = 8
3 5,0 50,0 5,0 ml/50,0 mL x 100 bpj = 10
4 3,0 250,0 3,0 ml/250,0 mL x 100 bpj = 12
5 4,0 25,0 4,0 ml/ 25,0 ml x 100 bpj = 16
6 5,0 25,0 5,0 ml/25,0 mL x 100 bpj = 20
d. Rencana Penimbangan Sampel
Bj minuman anggur = 1 g/ml
ρ = m/v
1 = m/v
m=v
Syarat yang mengacu pada SNI 01-6993-2004 Tahun 2004 tentang bahan tambahan
pangan untuk minuman anggur, kadar sakarin maksimum 80 mg/kg.
80 mg/kg  0,008 gram/100 gram = 0,008%
Akan dibuat 16 bpj Na Sakarin 16 mg/1000ml  16 mg/1000g  1,6 mg/100g
Sampel = (100%/0,008%) x 1,6 mg = 20.000 mg = 20 gram = 20 ml
Jadi sampel minuman yang ditimbang 20 ml – diekstraksi – dikeringkan
(*sampel yang diambill/dipipet adalah 20 ml, karena Bj minuman anggur = 1 g/ml
sehingga m = v)

RE-CHECK
20000 mg diencerkan dengan NaOH 0,1 N 100 ml = 20000mg/100 ml = 200000 bpj
200000 bpj x (0,008%/100%) = 16 bpj (masuk dalam rentang baku kerja)

Tabel Rencana Penimbangan Sampel


No Berat Sampel (g) Vol. Akhir (ml) Kadar Sampel (bpj) Kadar Sakarin (bpj)
(20g/100,0 ml) = (0,008%/100%) x
1 20 100,0
200.000 200.000 = 16
(21g/100,0 ml) = (0,008%/100%) x
2 21 100,0
210.000 210.000 = 16,8
(22g/100,0 ml) = (0,008%/100%) x
3 22 100,0
220.000 250.000 = 17,6
*sampel yang akan dipipet adalah 20,0 ml (sampel yang dipipet sama dengan
berat sampel yang ditimbang karena BJ minuman anggur = 1 g/ml sehingga m=v)

e. Alat
Tabel alat yang digunakan
Nama Alat Ukuran Alat Jumlah Fungsi
Alat
Spektrofotometer UV - 1 set Alat penganalisis
Kuvet kwarts Lebar 1 cm 2 buah Untuk wadah analisis
Timbangan milligram - 1 set Untuk menimbang baku induk
Anak timbangan - 1 set
Timbangan analitik - 1 set
Botol timbang tanpa - 1 buah Wadah menimbang baku induk
tutup
Pengaduk kaca - 2 buah Untuk membantu memasukkan
Corong kaca Diameter 5 cm 1 buah
larutan baku induk ke dalam labu
ukur.
25,0 ml 1 buah Untuk pelarutan baku kerja
50,0 ml 3 buah Untuk pelarutan baku induk, baku
Labu Ukur antara dan baku kerja
100,0 ml 1 buah Untuk pelarutan sampel
250,0 ml 1 buah Untuk pelarutan baku kerja
25 ml 2 buah Untuk mengukur etanol pembilasan
kuvet dan HCl yg akan
ditambahkan pada ekstraksi
Gelas Ukur 50 ml 2 buah Untuk mengukur NaOH baku
induk, baku kerja, sampel, dan
kloroform yang akan ditambahkan
pada ekstraksi
Kaca arloji Diameter 4,5 cm 1 buah Untuk menutupi gelas ukur berisi
etanol pembilasan kuvet
50 ml 1 buah Untuk mengukur HCl pembilasan
kuvet sebelum dipakai dan NaOH
pada pembuatan baku antara
Beaker glass 150 ml 1 buah Untuk mengukur kloroform
250 ml 1 buah Untuk menampung hasil ekstraksi
500,0 ml 1 buah Untuk mengukur NaOH pada
pembuatan baku kerja
Pipet tetes - 3 buah Untuk membantu menepatkan
pengambilan pelarut, etanol, dan
kloroform
Pipet Volume 3,0 ml 1 buah Untuk pemipetan baku kerja
4,0 ml 1 buah Untuk pemipetan baku kerja
5,0 ml 1 buah Untuk pemipetan baku kerja
25,0 ml 1 buah Untuk pengambilan larutan sampel

f. Bahan
Tabel bahan yang digunakan

Nama Bahan Jumlah Bahan


Sakarin 50 mg
Sampel minuman anggur merk “laris 25,0 ml x 3 = 75,0 ml
manis”
Kloroform 3 x 10 ml = 30 ml (untuk 1 replikasi) x 3 =
90 ml
Air bebas mineral (untuk pembilasan alat) 250 ml
Aseton (untuk menghilangkan residu pada 2 ml x 3 replikasi = 6 ml
sakarin)
Etanol (untuk pembilasan kuvet saat 15 ml
sudah selesai praktikum)
Larutan NaOH 0,1 N Untuk baku induk = 50,0 ml
Untuk baku antara = 50,0 ml
Untuk baku kerja = 30 ml
Untuk pelarut sampel sakarin = 300,0 ml
Pembilasan kuvet = 10 ml
Total NaOH 0,1 N yang dibutuhkan = 440
ml ~ 450 ml
HCl 0,1 N Untuk ekstraksi Na Sakarin = 25 ml
Kertas lensa Secukupnya
Kertas perkamen Secukupnya

g. Prosedur Kerja
 Pembuatan Larutan Baku Induk Na-Sakarin
1. Diukur NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL menggunakan gelas ukur 50 mL
2. Ditimbang baku induk Na-Sakarin 50 mg dengan kertas perkamen menggunakan
timbangan milligram.
3. Na-Sakarin yang berada dalam kertas perkamen dimasukkan ke dalam botol
timbang tanpa tutup yang sudah ditara dan ditimbang kembali di timbangan
analitik dan didapatkan beratnya 50 mg.
4. Setelah penimbangan, dilarutkan serbuk Na-Sakarin dengan NaOH 0,1 N
sebanyak ¾ tinggi botol timbang kemudian diaduk dan dipindahkan secara
kuantitatif (3-4x) ke dalam labu ukur 50,0 mL menggunakan bantuan corong
kaca dan pengaduk glass.
5. Labu ukur ditutup dengan penutupnya, ditahan penutupnya dan dibalik kemudian
dikocok homogen.
6. Diperoleh konsentrasi baku induk adalah 50 mg/50,0 mL = 1000 bpj

 Pembuatan Larutan Baku Antara


1. Diukur NaOH 0,1 N sebanyak 50,0 ml menggunakan beaker glass 50 ml.
2. Dipipet baku induk sebanyak 5,0 mL dimasukkan kedalam labu ukur 50,0 mL.
Kemudian ditambahkan pelarut NaOH 0,1 N sampai 50,0 mL sehingga
didapatkan baku antara.
3. Diperoleh konsentrasi baku antara (5,0 mL/50,0 mL) x 1000 bpj = 100 bpj

 Pembuatan Larutan Baku Kerja


1. Diukur NaOH 0,1 N ± 500 mL menggunakan beaker glass 500 mL
2. Dipipet baku antara sebanyak sebanyak 3,0 mL dimasukkan kedalam labu ukur
100,0 mL. Kemudian ditambahkan pelarut NaOH 0,1 N ad 50,0 mL sehingga
didapatkan baku kerja (1).
3. Diperoleh konsentrasi baku kerja (3,0 ml /50,0 ml). 100 bpj = 6 bpj
4. Untuk prosedur yang lainnya dapat dilihat pada tabel perencana baku kerja

 Ekstraksi Na Sakarin yang terkandung dalam Minuman Anggur


1. Disiapkan pipet volume 25,0 ml, kemudian dibilas dengan sampel sebanyak 2-3
kali.
2. Dipipet 25,0 ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah.
3. Ditambahkan larutan HCl 0,1 N 5 mL dengan menggunakan gelas ukur,
dimasukkan ke dalam corong pisah (Na-Sakarin berikatan dengan HCl sehingga
membentuk sakarin)
4. Ditambahkan 10 ml kloroform menggunakan gelas ukur, kemudian dimasukkan
ke dalam corong pisah.
5. Dilakukan ekstraksi, dan dipisahkan fase kloroformnya dan ditampung dalam
beaker glass, proses ekstraksi dilakukan di lemari asam
6. Fase non-kloroform (yang terdapat di corong pisah) diekstraksi lagi dengan
larutan kloroform 10 mL sebanyak dua kali, proses ektraksi dilakukan di lemari
asam.
7. Fase kloroform kemudian diuapkan pada waterbath, hingga diperoleh kristal
sakarin
8. Kristal sakarin ditambahkan dengan 2 mL larutan aseton sampai larut (dilakukan
di lemari asam) lalu aseton diuapkan.
9. Dilakukan 3 kali replikasi.

 Persiapan Kuvet Blanko


1. Diukur etanol 5 mL menggunakan gelas ukur 25 mL, untuk semua pembilasan
pada setiap kuvet blanko, kuvet baku kerja dan kuvet sampel pada akhir
praktikum. (Total etanol yang diambil 3 x 5 ml = 15 ml)
2. Diukur NaOH 0,1 N 10 mL menggunakan beaker glass 50 mL, untuk
pembilasan pada kuvet blanko.
3. Kuvet dibilas menggunakan pelarut NaOH 0,1 N sebanyak 3 kali.
4. Kuvet di isi pelarut NaOH 0,1 N hingga ¾ tinggi kuvet.
5. Bagian jernih kuvet dibersihkan dengan kertas lensa agar tidak mengganggu saat
pengecekan absorbansi.

 Persiapan Kuvet Baku Kerja


1. Diukur larutan baku kerja 5 ml menggunakan beaker glass 25 mL, untuk
pembilasan kuvet baku kerja.
2. Kuvet dibilas menggunakan larutan baku kerja sebanyak 3 kali.
3. Kuvet di isi dengan larutan baku kerja hingga ¾ tinggi kuvet.
4. Bagian jernih kuvet dibersihkan dengan kertas lensa agar tidak mengganggu saat
pengecekan absorbansi.

 Pengecekan Absorbansi Baku Kerja


1. Alat spektrofotometer UV dinyalakan.
2. Bagian jernih kuvet blangko dibersihkan dengan kertas lensa agar tidak
mengganggu saat pengecekan absorbansi.
3. 2 kuvet blangko dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan posisi bagian
jernih searah dengan sinar sensor.
4. Absorbansi diatur ke posisi 0.
5. 1 kuvet blangko dikeluarkan, kuvet baku kerja (1) dimasukkan kedalam
spektrofotometer dengan posisi bagian jernih searah dengan sinar sensor.
6. Di scan lamda maks.
7. Dicatat hasil absorbansi yang tertera pada alat.
8. Dilakukan pada seluruh baku kerja replikasi ke (2), (3), (4), dan (5), sesuai pada
table perencanaan baku kerja.

 Persiapan Kuvet Sampel


1. Kuvet dibilas larutan sampel
2. Kuvet dibilas kembali menggunakan larutan sampel sebanyak 3 kali.
3. Kuvet diisi larutan sampel hingga ¾ tinggi kuvet.

 Pengecekan Absorbansi Sampel


1. Bagian jernih kuvet sampel dibersihkan dengan kertas lensa agar tidak
mengganggu saat pengecekan absorbansi.
2. Kristal Sakarin hasil penguapan dilarutkan dengan NaOH 0,1 N sedikit demi
sedikit, lalu dituang ke labu ukur sebanyak 100,0 ml sampai semua kristal larut,
ditambah NaOH 0,1 N sampai 100,0 ml, lalu dikocok homogen.
3. Kuvet baku kerja dikeluarkan, diganti dengan kuvet yang berisi sampel, lalu
dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan posisi bagian jernih searah
dengan sinar sensor.
4. Dicatat hasil absorbansi yang tertera pada alat.
5. Dilakukan pada seluruh sampel untuk replikasi ke (2), (3), (4) dan (5).

III. HASIL YANG DIDAPAT


Tabel Absorbansi baku kerja yang diperoleh:

Replikas V Baku Antara V Akhir Konsentrasi Baku


Absorbansi
i (mL) (mL) Kerja (bpj)
1 3,0 50,0 6 0,163
2 4,0 50,0 8 0,312
3 5,0 50,0 10 0,402
4 3,0 250,0 12 0,481
5 4,0 25,0 16 0,638
6 5,0 25,0 20 0,821

Perhitungan Regresi Baku Kerja dari data yang didapat


a = -0,067852941
b = 0,044779412
r = 0,995131464
maka:
y = a + bx
y = -0,067852941 + 0,044779412x

IV. PERHITUNGAN HASIL AKHIR


Ekstraksi sampel: sampel diekstraksi dengan 3 x 10 ml CHCl3, kristal dilarutkan dalam
100,0 ml NaOH 0,1N 3x replikasi

Vol. Vol.
N Konsentrasi Sampel
sampel akhir A Kdr Sakarin dlm spl (b/v)
o (bpj)
(ml) (ml)
1 20,0 100,0 0,631 y = -0,067852941 + 100 ,0
15,60656814 bpj x =
20 ,0
0,044779412x 78,03284072 bpj =
7,803284072 mg/100 ml =
0,631 = -0,067852941 +
0,044779412x 0,007803284 g/100 ml
x = 15,60656814
y = -0,067852941 + 100 ,0
15,42791461 bpj x =
21 , 0
0,044779412x
73,4662600476 bpj =
2 21,0 100,0 0,623
0,623 = -0,067852941 +
7,34662600476 mg/100 ml =
0,044779412x
0,00734662600 g/100 ml
x = 15,42791461
y = -0,067852941 + 100 ,0
15,74055829 bpj x =
2 2, 0
0,044779412x
71,5479922273 bpj =
3 22,0 100,0 0,637
0,637 = -0,067852941 +
7,15479922273 mg/100 ml =
0,044779412x
0,00715479922 g/100 ml
x = 15,74055829
Rata-Rata 0,0074 g/100 ml

SD = 3,33133 x 10-5
KV = (SD/x̄) x 100%
= (3,33133 x 10-5 / 0,0074) x 100%
= 4,480666949 ~ 4,48 % (tidak memenuhi syarat, karena >2%)

Jadi, Menurut syarat yang mengacu pada SNI 01-6993-2004 Tahun 2004 tentang bahan
tambahan pangan, sehingga minuman anggur memenuhi syarat karena mengandung Na
sakarin kurang dari dari 80 mg/kg, yaitu 74 mg/kg.

V. PEMBAHASAN
Na sakarin sering kali digunakan sebagai bahan tambahan untuk keperluan produk
olahan pangan, industri serta minuman dan makanan. Na sakarin merupakan salah satu
pemanis sintetis yang dapat menimbulkan atau meningkatkan rasa manis sedangkan kalori
yang dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula, tetapi pemanis sintetis ini tidak
memiliki nilai gizi. Sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin yang memiliki
tingkat kemanisan 300 kali dari sukrosa.
Pada praktikum ini, digunakan metode spektrofotometri UV untuk penetapan kadar Na
sakarin pada sampel minuman anggur merk “laris manis”. Cara kerja spektrofotometer
dengan menghasilkan sinar dan spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Syarat suatu
senyawa dapat diindentifikasi menggunakan spektrofotometer sinar UV adalah harus
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus kromofor.

Sakarin memiliki gugus kromofor sehingga dapat teramati


absorbansinya dengan panjang gelombang 285 nm digunakan untuk
menghitung rentang baku kerja dengan rumus Lambert-beer.

Pada preparasi sampel dilakukan dengan ekstraksi cair-cair


untuk memisahkan kandungan sakarin yang terdapat dalam minuman anggur. Penambahan
HCl encer 0,1 N bertujuan untuk mengubah Na sakarin menjadi sakarin base yaitu, dengan
melepaskan Na pada Na sakarin sehingga sakarin dapat larut dalam kloroform. Dilakukan
esktraksi cair-cair dengan pelarut kloroform dengan prinsip kerja memanfaatkan koefisien
partisi pada bahan. Pelarut kloroform memiliki sifat sama dengan sakarin yaitu non polar
sehingga sakarin dapat dibersihkan dari pengotornya yang bersifat polar karena sakarin larut
dalam fase kloroform mengikuti prinsip like dissolve like. Dilakukan ekstraksi dengan
kloroform sebanyak 3 kali replikasi dibantu dengan corong pisah untuk memisahkan fase air
dan fase kloroform. Kemudian fase kloroform diuapkan di waterbath dan diperoleh kristal
sakarin dan ditambahkan larutan aseton lalu diuapkan pada lemari asam. Penggunaan aseton
untuk membentuk ulang kristal karena kristal yang terbentuk pada proses ekstraksi awal
kurang baik sehingga perlu dilakukan proses rekristalisasi agar terbentuk kristal yang baru.
Setelah itu, kristal dilarutkan kembali dengan NaOH sehingga akan terbentuk larutan
sakarin yang murni yang kemudian diamati absorbansinya pada alat spektrofotometer UV
dengan panjang gelombang 268 nm.

Hasil yang didapatkan yaitu kadar Na sakarin pada sampel minuman anggur merk
“laris manis” adalah 74 mg/kg atau 0,0074% b/v, dimana kadar Na sakarin yang
diperbolehkan dalam minuman anggur adalah 80 mg/kg atau 0,008% b/v, maka sampel
minuman anggur merk “laris manis” tersebut memenuhi syarat.

VI. KESIMPULAN
Menurut SNI 01-6993-2004 Tahun 2004 tentang bahan tambahan pangan kadar Na
sakarin yang diperbolehkan dalam minuman anggur adalah 80 mg/kg, kadar Na sakarin pada
sampel minuman anggur merk “laris manis” adalah 74 mg/kg, maka memenuhi syarat.

VII.DAFTAR PUSTAKA
Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons in pharmaceuticals, body fluids and postmortem
material, Fourth ed, The Pharmaceutical Press, London, 2011, p 2038.
Farmakope Indonesia edisi VI, hal 1507

Surabaya,2 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai