Anda di halaman 1dari 17

Judul Jurnal :Kajian Penerapan Faktor yang

Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar


Air Metode Thermogravimetri

Web Jurnal : https://ppnp.e-journal.id/lutjanus_PPNP

Volume/Halaman : Volume 26 nomor 1 Juni 2021, Hal 11-16

Tahun :2021

Penulis : Ahmad Daud, Suriati,dan Nuzulyanti

Reviewer :NUR FADILLA

Tanggal :5 Mei 2021

Tujuan Penelitian : Untuk mengkaji sejauh mana faktor suhu


dan kelebaban ruang kerja atau laboratorium, suhu dan tekanan udara
pada oven, ukuran dan struktur partikel sampel, serta bentuk wadah /
botol timbang yang digunakan dalam mempengaruhi akurasi
penentuan kadar air metode thermogravimetric.

Metode Penelitian : Rancangan percobaan yang digunakan


\pada kajian penerapan faktor yang mempengaruhi akurasi penentuan
kadar air metode thermogravimetric adalah rancangan acak lengkap
faktorial dengan beberapa faktor perlakuan : Suhu dalam ruang oven
A1 = 100oC A2 = 105oC A3 = 110oC
Bentuk wadah / botol timbang ( ratio diameter : tinggi dan volume )
B1 = Cawan Porselin Diameter 5 cm : Tinggi 4,5 cm, Volume 50 ml
B2 = Cawan Porselin Diameter 4cm : Tinggi 4 cm, Volume 30 ml
B3 =Cawan Porselin Diameter 4 cm : Tinggi 3,5 cm, Volume 25 ml
Ukuran dan struktur partikel sampel
C1 = 50 mesh C2 = 100 mesh C3 = 120 mesh
Data hasil analisis diolah dengan analisis sidik ragam (analysis of
variance) menggunakan software SAS 9.0.
Hasil dan Pembahasan :Penetapan kadar air metode
gravimetrik yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan penetapan
kadar. air dengan cara pengeringan dengan prinsip menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah
diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Penetapan kadar air
metode gravimetri dapat dipengaruhi oleh suhu dalam ruang oven
pengering, ukuran partikel sampel, serta bentuk botol timbang (ratio
diameter dan tinggi).

Adapun hasil analisis kadar air pada produk tepung ikan yang
diperoleh dalam penelitian ini, disajikan dalam tabe; berikut ini:
Pengaruh suhu dalam ruang oven terhadap Akurasi Penetapan
Kadar Air

Penentuan kadar air pada suatu bahan memerlukan suatu


ketetapan standar pengujian, misalnya suhu yang digunakan harus
diperhatikan. Seperti pada metode yang biasa digunakan di
laboratorium yaitu metode pengeringan oven digunakan suhu tertentu.

Berdasarkan data pada Tabel 1, hasil analisis sidik ragam


menunjukkan variasi suhu berpengaruh terhadap kadar air tepung ikan
(p ˂ 0,05). Hasil uji lanjut tukey menunjukkan perlakun A1 = suhu
100oC berbeda nyata dengan A2 = suhu 105oC dan A3 = 110oC,
tetapi A2 tidak berbeda nyata dengan A3.

Pengaruh Bentuk Botol Timbang (ratio diameter dan tinggi)


terhadap Akurasi Penetapan Kadar Air

Ratio diameter dan tinggi botol timbang erat kaitannya dengan


luas permukaan, Luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air
lebih mudah berdifusi atau menguap dari bahan pangan sehingga
kecepatan penguapan air lebih cepat dan bahan menjadi lebih cepat
kering.

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan variasi diameter, tinggi


dan volume botol timbang berpengaruh terhadap kadar air tepung ikan
(p ˂ 0,05). Hasil uji lanjut tukey menunjukkan perlakun B1 = Cawan
porselin diameter 5 cm tinggi 4,5 cm, volume 50 ml, berbeda nyata
dengan B2 = Cawan Porselin Diameter 4cm : Tinggi 4 cm, Volume 30
ml dan B3 = Cawan Porselin Diameter 4 cm : Tinggi 3,5 cm, Volume
25 ml.

Pengaruh Ukuran Partikel Sampel terhadap Akurasi Penetapan


Kadar Air

Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian,


yaitu panas harus diberikan pada bahan yang akan dikeringkan, dan
air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua fenomena ini
menyangkut perpindahan panas ke dalam dan perpindahan massa
keluar.

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan variasi ukuran partikel


sampel berpengaruh terhadap kadar air tepung ikan (p ˂ 0,05). Hasil
uji lanjut tukey menunjukkan perlakun C1 = ukuran partikel 50 mesh
berbeda nyata dengan C2 = ukuran partikel 100 mesh dan C3 = ukuran
partikel 120 mesh, tetapi C2 tidak berbeda nyata dengan C3.

Kesimpulan : Perlakuan variasi suhu, ukuran partikel,


dan ukuran wadah atau cawan mempengaruhi akurasi penetapan kadar
air bahan pangan. Adapun saran yang direkomendasikan pada
penelitian ini adalah:

1. Faktor lain yang mempengaruhi akurasi penetapan kadar air


masih perlu dikaji.
2. Proses analisis kadar air bahan pangan hendaknya
menggunakan wadah atau cawan yang seragam, begitupula
dengan ukuran partikel contoh yang diuji.

DAFTAR PUSTAKA

Daus A,Dkk.(2021), Kajian Penerapan Faktor yang Mempengaruhi


Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri ,Jurusan
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Program Studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep,
Vol.26 No1 Hal.11-16.
Judul Jurnal :ESTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI
DAGING BUAH PALA (TINJAUAN
PENGARUH METODE DESTILASI DAN
KADAR AIR BAHAN)

Web Jurnal : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tanggal/Halaman : 17 oktober 2018, Hal 1-6

Tahun :2018

Penulis : Lina Sari, Donny Lesmana, Taharuddin

Reviewer :NUR FADILLA

Tanggal :5 Mei 2021

Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui pengaruh metode


destilasi dan kadar bahan sehingga dapat menghasilkan persen yield
yang tinggi, persen yield dapat dihitung dengan membandingkan berat
sempel dan berat bahan mula – mula dikalikan 100% dan mutu
minyak atsiri yang baik sesuai dengan SNI, mengetahui pengaruh
metode destilasi dengan kadar air bahan terhadap berat jenis yang
dihasilkan, dan mengetahui variabel respon pengaruh metode destilasi
dengan kadar air bahan terhadap persen yield dengan menggunakan
uji Response Surface Methodology (RSM) dengan Software Design
Expert 10.

Metode Penelitian : Bahan utama yang digunakan penelitian


ini adalah daging buah pala (Myristica Fragrans Houtt) , daging buah
pala ini berasal dari PT. Astari, kampung sinar, desa harapan jaya,
kelompok tani bina bakti, Padang Cermin, Pesawaran, Lampung
selatan, aquadest, dan alkohol 95%. Peralatan yang digunakan antara
lain seperangkat alat distilasi, kondensor, termometer, kabel pemanas,
erlemeyer 250 ml, aerator, neraca digital, alumunium voil, corong
gelas, corong pemisah, pipa tetes, oven, pisau, cawan, refraktometer,
picknometer

Tahapan Penelitian

Perlakuan Bahan

Daging buah pala segar yang telah dikeluarkan biji dan fulinya
ditimbang sebanyak 3 kg kemudian dirajang dan diblender selama 5
menit, dan dipisahkan menjadi 3 bagian, masingmasing 1 kg untuk
kadar air 100%(segar), 1 kg untuk dioven hingga kadar air 75% dan 1
kg kadar air 50%.

Penyulingan

Cara penyulingan yang digunakan adalah destilasi air, destilasi uap,


destilasi uap air. Laju penguapan 250 ml/jam. Suhu penyulingan
100°C , dan suhu hydrosol 15°C, 5 jam. Minyak daging buah pala
yang dihasilkan ditampung dengan erlemeyer 250 ml, setelah itu,
dilakukan pemisahan air dengan minyak menggunakan corong
pemisah.

Pengujian Mutu

. Dimana berat jenis sama dengan berat per volume (gram/ml), Indeks
bias ditentukan dengan alat refraktometer, diukur pada suhu 250C.
Sebelum digunakan refraktometer dibersihkan dengan alkohol.
Dengan menggunakan pipa tetes, contohnya minyak diteteskan di atas
refraktometer. Selanjutnya refraktometer dirapatkan. Setelah itu baca
besarnya indeks bias yang terukur.

Analisis Hasil Penelitian

Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak


Lengkap (RAL) pola factorial dengan tiga kali ulangan. Faktor
pertama adalah pengeringan daging buah pala dengan 3 taraf factor
100% (segar), 75%, dan 50%. Faktor kedua adalah cara destilasi
dengan 3 taraf yaitu destilasi air, destilasi uap air, dan destilasi uap.
Analisis GC-MS

Analisis GC-MS (Gass Chromatography – Mass Spectrometry)


merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan
dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas untuk
menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri
massa untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.

Hasil dan Pembahasan : Hasil Analisis dan Perhitungan Persen


Yield Dari hasil analisis GCMS yang telah dilakukan, karakteristik
minyak atsiri yang dihasilkan yaitu β-pinene, α- pinene, myristicin, α-
thujene, campene, sabinene, myrcene, αphellandrene, trans-β-
ocimene, α- terpinene, benzene, limonene, linalool, 2-methoxy-4-(1-
propenyl)-,dll.

Dari Tabel 1. Terlihat bahwa hasil analisis sifat fisis dengan


piknometer (berat jenis) dan refraktometer (indeks bias), destilasi uap
air dengan kadar air 75% memiliki berat jenis 0,9082 gr/ml dan
terendah pada destilasi air dengan bahan segar yaitu 0,8849 gr/ml.
Pengaruh Metode Destilasi dan Kadar Air Bahan Terhadap Yield

Destilasi minyak atsiri yang telah dilakukan menghasilkan


minyak yang berupa cairan bening dengan warna kekuningan.
Menurut Guenther (1987) minyak yang baru disuling umumnya tidak
berwarna hingga kuning muda.

Dari hasil perolehan data penelitian secara statistik maka


diperoleh persamaan kuadrat dari pengaruh metode destilasi dan kadar
air bahan terhadap yield, yaitu sebagai berikut: Y = -0,30478 +
0,11583 X1 + 0,014407 X2 + 0,03296815 X1 X2 – 0,029333 X1 2 –
0,018999361 X2 2
Dimana : Y = Yield
X1 = Metode destilasi
X2 = Kadar Air Bahan (%)

Pengaruh Metode Destilasi dan Kadar Air Bahan Terhadap


Indeks Bias
Dari hasil uji indeks bias yang telah dilakukan, didapat indeks bias
minyak atsiri berkisar antara 1,346 sampai 1,453. Seluruh minyak
atsiri yang dihasilkan mempunyai indeks bias lebih kecil dari standar
mutu minyak atsiri daging buah pala yang ditetapkan oleh SNI, yaitu
antara 1,488 - 1,495.
Pengaruh Metode
Destilasi Metode destilasi memiliki pengaruh yang kecil
terhadap yield minyak atsiri yang dihasilkan. Dari grafik II di atas
dapat dilihat bahwa dengan metode destilasi air, destilasi uap air, dan
destilasi uap berturut turut menghasilkan yield rata-rata sebesar
0,249%, 0,290%, dan 0,269%. Dari ketiga destilasi tersebut terlihat
bahwa destilasi uap air menghasilkan yield tertinggi, hal tersebut
menunjukkan bahwa perbedaan metode destilasi yang digunakan akan
mempengaruhi yield yang dihasilkan.
Pengaruh Kadar Air Bahan
Kadar air bahan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
yield, dibanding dengan pengaruh metode destilasi. Pada Grafik III
dapat dilihat bahwa dengan kadar air bahan 50 %, 75 %, dan 100 %
berturut-turut menghasilkan yield rata-rata sebesar 0,269%, 0,311%,
dan 0,229%. Secara umum dapat dilihat pada saat kadar air bahan 50
% yield yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pada saat kadar air
bahan dinaikan hingga 75 %.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:

1. Yield tertinggi dicapai dengan menggunakan metode destilasi uap


air dan kadar air bahan 75 % yaitu sebesar 0,336 %, dengan berat jenis
minyak yang memenuhi standar SNI yaitu sebesar 0,9082 gr/ml,
namun indeks bias minyak atsiri tidak memenuhi standar SNI yaitu
sebesar 1,453.

2. Pada metode destilasi air, destilasi uap air dan destilasi uap, berat
jenis minyak atsiri memenuhi kriteria mutu standar perdagangan yaitu
berkisar antara 0,8849 – 0,9082 gr/ml.

3. Pada metode destilasi air, destilasi uap air dan destilasi uap
peningkatan jumlah yield terjadi pada metode destilasi uap air, dan
penurunan berat jenis minyak atsiri yang dihasilkan terjadi pada
destilasi air dengan kondisi segar (100%).

4. Parameter yang lebih berpengaruh terhadap yield dan berat jenis


minyak adalah kadar air bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Sari L,Dkk,(2018) ESTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI DAGING


BUAH PALA (TINJAUAN PENGARUH METODE DESTILASI
DAN KADAR AIR BAHAN),Hal 1-6
Judul Jurnal :VALIDASI METODE ANALISA
PENETAPAN KADAR
EPIGALOKATEKIN GALAT DENGAN
KLT DENSITOMETRI

Jurnal : Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Volume/Halaman : Vol. 2, No. 1, 2012 : 81 - 87

Tahun :2012

Penulis :Nining Sugihartini, Achmad Fudholi,


Suwidjiyo Pramono , Sismindari

Reviewer :NUR FADILLA

Tanggal :5 Mei 2021

Tujuan Penelitian :ingin membuktikan bahwa metode KLT


Densitometri yang digunakan akan memberikan linieritas, ketelitian,
ketepatan yang memenuhi persyaratan serta mengetahui nilai
LOD(Limit if Detection) dan LOQ (Limit of Quantitation).

Metode Penelitian :metode dalam penelitian ini adalah Standar


epigalokatekin galat (E Merck), Butanol (derajat kromatografi), asam
asetat (p.a), aquades dan silica gel F 254 sedangkan alat berupa KLT
densitometer (Camag, Japan).

Kondisi KLT Densitometri

Kadar EGCG dalam sampel ditetapkan dengan menggunakan


fase diam silika gel F 254, dielusi dengan fase gerak campuran n-
butanol, asam asetat dan air pada perbandingan 4:1:5 (fase atas) dan
dilanjutkan pembacaan kadarnya pada panjang gelombang 303 nm.
Volume sampel yang ditotolkan sebanyak 5 µl.

Ekstraksi EGCG dari krim

Metode KLT Densitometri digunakan untuk penetapan kadar


EGCG dalam krim. Metode pemisahan EGCG dari dalam krim adalah
sebagai berikut : sebanyak 2 g krim ditambah 3 ml metanol kemudian
di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit sehingga
terjadi 3 lapisan yaitu fase minyak, fase methanol-air dan endapan.

Parameter validasi

a). Linearitas

Seri larutan baku dibuat pada konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000,
3000, 3500, 4000 dan 4500 µg/ml. Larutan kemudian ditotolkan pada
fase diam dan selanjutnya dielusi.

b) Penetapan

LOD dan LOQ Nilai LOD dan LOQ dihitung secara statistik
berdasarkan persamaan regresi linear kurva baku yang diperoleh.

c). Ketelitian

Dilakukan pada ketelitian dibuat kadar 600, 1800 dan 3000 ug/ml
dengan replikasi sebanyak 3 dan kemudian ditetapkan kadarnya
dengan KLT Densitometer. Kadar sampel ditetapkan berdasarkan
kurva baku yang sudah diperoleh.

d). Ketepatan (accuracy)

Pengujian dilakukan dengan menambahkan sejumlah EGCG murni ke


dalam basis krim.

Hasil dan Pembahasan : Optimasi Fase Gerak Sampel hasil


ekstraksi krim dielusi dengan fase gerak campuran butanol, asam
asetat dan air pada perbandingan 4:1:5 dengan menggunakan fase
diam silika GF 254. Hasil elusi menunjukkan bahwa proses ekstraksi
telah dapat memisahkan EGCG dari basis krimnya dan komposisi fase
gerak yang digunakan dapat mengelusi sampel dengan baik seperti
yang disajikan pada gambar 1.
Validasi Metode Analisa

Linieritas

Nilai slope (b), intersep (a) dan koefisien korelasi (r)


menggambarkan informasi liniearitas. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini disajikan pada gambar 2.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persamaan memberikan nilai r


0,98. Nilai r ini dibandingkan dengan nilai r tabel untuk mengetahui
validitas liniearitas
LOD dan LOQ

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa LOD adalah 827,01


µg/ml dan LOQ adalah 2756,69 µg/ml.

Ketelitian

Pada penelitian ini digunakan tiga kadar yaitu 600, 1800 dan 3000
g/ml yang dibuat replikasi sebanyak 3 kali. Hasil perhitungan nilai CV
disajikan pada abel I.

Data pada tabel II menunjukkan bahwa nilai CV pada kadar


1800 µg/ml dan 3000 µg/ml memenuhi persyaratan ketelitian.
Sedangkan pada kadar 600 µg/ml memiliki CV yang masih culup
besar. Hal ini kemungkinan disebabkan konsentrasi tersebut berada di
bawah batas deteksi alat sehingga kurang dapat memberikan hasil
peng- ukuran yang teliti.
Recovery

Kriteria tepat diberikan jika hasil analisis memberikan rasio


antara 98-102% (Ermer dan Miller, 2005). Hasil perhitungan rata-rata
perolehan kembali disajikan pada Tabel II.

Berdasarkan data pada tabel III diketahui bahwa perolehan


kembali yang memenuhi persyaratan hanyalah pada penetapan kadar
1800 µg/ml. Pada kadar 600 µg/ml tidak memenuhi persyaratan
kemungkinan disebabkan karena kadar tersebut masih di bawah batas
deteksi alat sehingga tidak dapat memberikan hasil pengukuran yang
memenuhi syarat.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa


metode yang digunakan memenuhi persyaratan liniearitas dengan nilai
r=0,98. Nilai CV untuk kadar 600, 1800 dan 3000 g masing-masing
8,18%; 2,10% dan 1,53% dan perolehan kembali masing-masing
88,10%; 99,65% dan 111,33%. Nilai LOD adalah 827,01 µg/ml dan
LOQ adalah 2756,69 µg/ml.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihartini N,Dkk,(2012), VALIDASI METODE ANALISA


PENETAPAN KADAR EPIGALOKATEKIN GALAT DENGAN
KLT DENSITOMETRI, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1,
2012 : 81 - 87
Judul Jurnal : Analisis Korelasi Harga dan Mutu Kimiawi
Kerupuk di Pasar Tradisional Cinde
Palembang

Jurnal : Jurnal Teknologi Hasil Perikanan

Volume /Halaman : Vol. 4, No.2: 179-183, November 2015

Tahun :2015

Penulis : Amri Winata, Kiki Yualiati, Siti Hanggita

Reviewer :NUR FADILLA

Tanggal :5 Mei 2021

Tujuan Penelitian : adalah menentukan karakteristik kualitas


kimia kerupuk ikan dan melihat korelasi antara harga dan kerupuk
kualitas dari beberapa rentang harga. Metode penelitian dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Metode Penelitian : menggunakan metode analisis deskriptif


dari data hasil analisis laboratoris yang terdiri dari pengujian kimiawi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel berupa
kerupuk dengan tiga katagori harga dengan dua kali ulangan. Kategori
sampel adalah sebagai berikut:

Kategori I = Harga kerupuk î Rp 30.000,- per kg

Kategori II = Harga kerupuk antara Rp 31.000,- sampai Rp 50.000,-


per kg

Kategori III = Harga kerupuk > Rp 50.000,- per kg

Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yang dilakukan pada


penelitian ini adalah analisis kimiawi. Analisis kimiawi yang meliputi,
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat
dan uji boraks.
Hasil dan Pembahasan :Kadar air merupakan jumlah air yang
terkandung dalam bahan pangan. Kadar air merupakan karakteristik
yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan
(Winarno 2008). Rata-rata kadar air kerupuk sampel berkisar antara
2,47% sampai 5,15%. Kadar air terendah terdapat pada kerupuk yang
berada pada katagori ketiga dengan harga Rp 80.000,- per kilogram,
sedangkan nilai kadar air tertinggi terdapat pada katagori pertama
yaitu kerupuk dengan harga Rp 20.000,- per kilogram.

Hasil pengolahan data dengan uji korelasi Pearson Product


Moment memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara kadar air dengan
harga adalah sebesar ²0,501. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien
korelasi bernilai negatif. Tingkat signifikansi koefisien korelasi yang
dihasilkan pada tabel sebesar 0,169.

Kesimpulan : Kadar air kerupuk berkisar antara 2,47%


sampai 5,15%, kadar abu berkisar antara 1,91% sampai 4,05%, kadar
protein berkisar antara 8,48% sampai 12,91%. kadar lemak berkisar
antara 7,55% sampai 15,75% dan karbohidrat berkisar antara 68,44%
sampai 75,68%. Tidak ditemukan kerupuk yang mengandung boraks.
Hanya kadar abu yang memiliki korelasi dengan harga kerupuk.

DAFTAR PUSTAKA

Winata A,Dkk,(2015), Analisis Korelasi Harga dan Mutu Kimiawi


Kerupuk di Pasar Tradisional Cinde Palembang, : Jurnal Teknologi
Hasil Perikanan, Vol. 4, No.2: 179-183

Anda mungkin juga menyukai