Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PANGAN DAN GIZI

PERTEMUAN 4 – ANALISIS DATA PANGAN DAN GIZI


S1 GIZI STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
KERANGKA PIKIR SISTEM PANGAN

Sistem pangan adalah semua orang dan aktifitas-


aktifitas yang berperan dalam menumbuhkan,
memproses, mengangkut, memasok dan pada
akhirnya memakan makanan.

Proses ini juga melibatkan elemen yang dilewati, seperti preferensi


makanan, inbestasi sumber daya dan tata Kelola pemerintahan.
PANGAN

Segala sesuatu yang berasal dari sumber


hayati produk
pertanian, peternakan, perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.
(
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan)
KOMPONEN SISTEM PANGAN
1. Rantai Pasok Pangan

 Rantai pasok pangan ini merupakan suatu proses panjang dari lahan sampai
pada piring di meja makan kita.
 Proses panjang ini mulai dari memproduksi pangan, memanennya,
memprosesnya, pendistribusian volume besar, ritel, kios-kios dan akhirnya
sampai pada konsumen terakhir untuk memanfaatkan pangan tersebut.
 Tahapan-tahapan dalam rantai pasok pangan ini terhubung dan saling
berpengaruh. Perubahan dari satu tahapan akan memberikan pengaruh
pada tahapan lainnya.
1. Rantai Pasok Pangan (Lanjutan)

 Di Indonesia, model rantai pasok pangan ini tidak tunggal atau seragam.
 Setiap tipe sistem pangan memiliki model rantai pasok pangan tersendiri. Bagi
tipe sistem pangan perkotaan semisal, rantai pasok pangan memiliki panjang
yang jauh lebih kompleks. Mereka bukan produsen dan tidak memiliki sumber
daya alam yang mendukung untuk memproduksi. Sehingga pangan yang
setiap Hari dikonsumsi oleh mereka berasal pada tempat yang jauh. Aktor-
aktor yang berperan dalam transportasi atau distribusi memiliki peran penting
dalam tipe sistem pangan seperti ini.
1. Rantai Pasok Pangan (Lanjutan)

 Berbeda dengan sistem pangan pedesaan yang bercorak agraris misalnya,


tipe sistem pangan ini memiliki rantai pasok pangan yang jauh lebih
sederhana. Proses produksi dan konsumsi bisa jadi pelakunya sama, yaitu
keluarga. Bagi keluarga petani misalnya, mereka mulai dari persiapan lahan,
pemeliharaan atau pada intinya adalah kegiatan budidaya tani, mereka lah
aktornya. Setelah panen, keluarga ini akan memanfaatkan hasil sedemikian
rupa untuk kepentingan keluarga yang paling utama.
2. Sumberdaya Pangan

 Sumber daya pangan merupakan sumber-sumber produktif yang dibutuhkan


untuk memproduksi bahan pangan.
 Sumber daya pangan ini meliputi lahan, air dan benih.
 Kondisi penguasaan lahan saat ini masih sangat timpang. Ketimpangan ini
bisa ditunjukkan dengan rasio gini kepemilikan lahan. Data BPS menunjukkan
bahwa rasio gini tersebut berada pada angka 0,5-0,72.
 Produksi pangan di Indonesia didominasi oleh petani-petani kecil dengan
penguasaan lahan yang sempit. Perlu upaya-upaya yang sistematis agar
penyedia pangan kita dapat memproduksi pangan dengan lahan yang lebih
luas. Sehingga dapat lebih menguatkan pasokan pangan dan meningkatkan
pendapatan bagi produsen pangan kita (petani).
3. Lingkungan Pangan

 Lingkungan menjadi isu yang sangat panas akhir-akhir ini. Deforestasi pada
hutan lindung dapat mempengaruhi produksi pangan. Hutan lindung
dan/atau Kawasan lindung merupakan zona penyangga untuk menyediakan
air, dimana air merupakan sumber saya pangan penting bagi petani agar
dapat memproduksi pangan.
 Selain itu, agroekosistem pada pertanian padi masih terus mengalami
penurunan produktivitasnya. Penggunaan input pertanian kimia dan sintetis
menyebabkan kematian mikroorganisme dimana hal ini sangat penting bagi
produksi pangan.
 Tidak hanya yang sifatnya lingkungan adalah lokasi,
lingkungan pangan dalam sistem pangan ini juga berkenaan dengan
keanekaragaman pangan yang diproduksi dan tersedia di tempat terdekat
dari konsumen
4. Perilaku Konsumen

 Perilaku konsumen ini berkaitan dengan apa yang


mempengaruhi keputusan seseorang untuk memilih jenis
makanan, tempat makan, olahan pangan, serta
penyimpanan bahan pangan di dalam rumah tangga.
 Komponen sistem pangan ini berhubungan dengan
kompenen lainnya seperti pangan lokal dan
lingkungan pangan.
5. Pangan Lokal

 Pangan lokal disini adalah keanekaragaman pangan baik yang


dikonsumsi maupun yang diproduksi.
 Keanekaragaman ini erat berhubungan dengan Kesehatan dan
kerentanan. Suatu kajian menunjukkan bahwa semakin beragam
bahan pangan yang dikonsumsi maka semakin baik bagi Kesehatan
tubuh manusia.
 Selain itu, produksi pangan yang seragam sesungguhnya dekat dengan
kerentanan. Dalam epidemologi, pola monokultur sangat beresiko
dengan serangan penyakit. Jika satu tanaman terkenan serangan hama,
makan dalam satu hamparan akan terkena serangan juga.
 Keanekaragaman memberikan imun bagi pengelolaan tanaman dalam
satu hamparan
6. Faktor Individu

 Faktor individu ini meliputi kondisi ekonomi, pengetahuan,


keterampilan yang mempengaruhi pangan dapat tersedia.
 Sebagai contoh, penghasilan dan pengetahuan sangat
mempengaruhi jenis makanan apa yang tersedia di dapur atau
dipiring orang tersebut. Seorang pekerja di perkotaan dengan
jadwal yang padat serta memiliki pendapatan yang cukup, akan
lebih memiliki makan dari makanan yang ia pesan dari suatu rumah
makan melalui aplikasi daring.
7. Pola Makan

 Pola makan yang baik tentu akan memberikan


dampak atau pengaruh yang baik pada kondisi tubuh
setiap individu
 Pola pangan yang baik: beragam jenis pangannya,
aman pengolahannya, terpenuhi dan cukup untuk
kebutuhan tubuhnya
Faktor Pendorong Eksternal Sistem
Pangan

1. Perubahan Iklim
2. Perdagangan dan Globalisasi
3. Urbanisasi
4. Pertumbuhan Pendapatan dan Distribusi
5. Politik dan Kepemimpinan
6. Konteks dan Sosial Budaya
Perubahan Iklim

 Perubahan iklim adalah faktor yang sangat mempengaruhi


ketersediaan pangan.
 Sebagai misal, naiknya permukaan air laut menyebabkan
terendamnya lahan produksi padi di daerah pesisir utara jawa. Hal
ini tentunya menyebabkan petani tidak dapat Bertani seperti
pada waktu sebelumnya. Atau, pada arus distribusi
bahan pangan. Dengan adanya gelombang air laut yang tinggi,
pengkapalan hasil pertanian juga dapat terhambat. Hal ini tentu
berpengaruh pada konsumen yang berada di perkotaan.
Perdagangan dan Globalisasi

 Globalisasi menghubungkan masyarakat yang ada di belahan bumi ini


saling terhubung. Hal ini tentu lebih membuka hubungan antar negara,
termasuk dalam hal perdagangan pangan.
 Perdagangan ini memberi peluang bagi pelaku usaha dan juga
kepada para pekerja. Perdagangan global juga memberikan
pengaruh kepada pola konsumsi dan produksi pangan di suatu
negara, tidak terkecuali Indonesia.
 Permintaan pasar dari global bisa mempengaruhi jenis tanaman apa
yang ditanam oleh petani.
Urbanisasi

 Jumlah penduduk di negara kita terus bertambah. Proyeksi dari BPS


menunjukkan bahwa pada tahun 2030 jumlah penduduk Indonesia adalah
294,1 juta.
 Peningkatan jumlah ini tentu berpengaruh pada penggunaan ruang, akses
pekerjaan dan pendapatan. Pengaruh ini dapat dikatakan ada kompetisi
dalam pendapatkan akses tersebut. bagi masyarakat desa yang sudah
kecil aksesnya terhadap lahan, tidak dipungkiri akan terjadi urbanisasi.
Mereka akan mencari akses pendapatan dari sektor lainnya yang ada di
perkotaan.
 Besarnya urbanisasi berpengaruh pada ketersediaan pangan yang harus
ada di daerah perkotaan. Dimana perkotaan sendiri merupakan nett
consumer pangan dan sumber pangan biasanya diperoleh dari pedesaan
produsen bahan pangan.
Pertumbuhan Pendapatan dan
Distribusi

 Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi


seseorang berhubungan dengan pendapatannya. Semakin
tinggi pendapatan, seseorang juga semakin terbuka
memiliki alternatif menu makanan
Politik dan Kepemimpinan

 Kebijakan-kebijakan di daerah baik mengenai


pertanian, gizi dan perdagangan mempengaruhi
sistem pangan di daerah tersebut.
 Pengambilan keputusan berkaitan kebijakan tersebut juga
berhubungan pada petani yang ada di lahan. Setiap
kebijakan yang dibuat akan mempengaruhi aktor-aktor
yang ada dalam rantai pasok pangan.
Konteks dan Sosial Budaya

 Kondisi social dan budaya pada suatu daerah akan membentuk


perilaku produksi dan konsumsi pangan. Indonesia yang memiliki
ragam budaya dan kondisi social mempengaruhi ragam jenis
tanaman pangan yang dikembangkan.
 Kondisi budaya yang telah tumbuh sekian lama, tentu memiliki
model-model pengelolaan pangan yang berkelanjutan. Hal ini
mustinya menjadi pertimbangan penting Ketika suatu daerah
membangun kebijakan sistem pangannya.
Outcome Sistem Pangan

 Dampak Lingkungan
→ Pemanfaatan lahan yang harus produktif dengan lahan yang
semakin terbatas agar tetap memenuhi kebutuhan setiap individu
 Dampak Ekonomi
→ adanya sistem pangan tentu akan memutar roda ekonomi
baik dari segi produsen maupun pada konsumen dan juga
berpangaruh terhadap negara
 Dampak Sosial
→ Urbanisasi, tingkat pendapatan, jumlah penduduk
 Dampak Gizi dan Kesehatan
→ status gizi

Anda mungkin juga menyukai